Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN DALAM


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH”

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Baso Jabu, M.Hum.
Dr. Sulaiman Samad, M.Pd.

Oleh:

Nur Maulidiawati Rahman


(220007301108)

KELAS KOMUNITAS A
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR
2022
KATA PENGANTAR

P ertama-tama saya ucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkah-Nya lah
makalah saya yang berjudul “Pengintegrasian Nilai-Nilai Kewirausahaan Dalam
Pembelajaran Di Sekolah” dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa saya juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing kami pada mata kuliah Kewirausahaan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Harapan saya makalah ini dapat bermanfaat
dengan baik dan dapat memberikan konstribusi sebagaimana mestinya dalam mata kuliah
Kewirausahaan di masa mendatang.

Makassar, Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
A. Nilai-Nilai Kewirausahaan.............................................................................................. 4
B. Diagnosis Permasalahan Pengembangan Nilai-Nilai Kewirausahaan ............................ 5
C. Prognosis Masalah Pengembangan Nilai-Nilai Kewirausahaan ..................................... 7
D. Pembelajaran yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Kewirausahaan ................................ 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan kenyataan yang ada, pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang
memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat.
Banyak pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan karakter dan perilaku wirausaha
peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di pendidikan profesional. Orientasi
mereka, pada umumnya hanya pada menyiapkan tenaga kerja. Untuk itu, perlu dicari
penyelesaiannya, bagaimana pendidikan dapat berperan untuk mengubah manusia menjadi
manusia yang memiliki karakter dan atau perilaku wirausaha.

Untuk mencapai hal tersebut bekal apa yang perlu diberikan kepada peserta didik agar
memiliki karakter dan atau perilaku wirausaha yang tangguh, sehingga nantinya akan dapat
menjadi manusia yang jika bekerja (menjadi karyawan) akan menjadi tenaga kerja yang
mandiri kerja dan jika tidak bekerja akan menjadi manusia yang mampu menciptakan lapangan
perkerjaan minimal bagi dirinya sendiri.

Informasi yang dikumpulkan berdasarkan pada apa yang selama ini teramati di sekolah
maupun melalui informasi teman-teman guru yang mengajar di sekolah. Gejala atau fenomena
kewirausahaan, seperti pameran produk kerajinan yang dilaksanakan secara terbatas, koperasi
sekolah yang tidak melibatkan peran aktif siswa, serta minimnya dukungan internal sekolah
terhadap usaha-usaha mandiri yang digeluti beberapa siswa belum mampu secara maksimal
diarahkan kepada pengembangan nilai-nilai kewirausahaan.

Nilai kewirausahaan yang harus harus diintegrasikan ke dalam pembelajaran, sehingga


dalam diri siswa tumbuh kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kewirausahaan dan
terbentuknya karakter wirausaha. Tidak terbatas pada pengintegrasian dalam bentuk teori, guru
harus melatih siswa mengembangkan usaha yang terkait dengan bakat dan minat siswa melalui
kegiatan ekstrakurikuler, melibatkan siswa pada kegiatan unit-unit usaha koperasi untuk
memberi kesempatan aktif belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Dalam praktiknya di
sekolah, upaya-upaya sebagaimana telah diuraikan di atas belum dijalankan secara maksimal
dan menyeluruh.

1
Masalah yang berhasil diidentifikasi, yaitu: 1) Kurangnya keterlibatan siswa dalam
berbagai kegiatan usaha di sekolah, sehingga minimnya pengalaman yang didapatkan oleh
siswa, 2) Guru belum menerapkan atau merancang dengan baik terkait nilai-nilai
kewirausahaan pada semua mata pelajaran disekolah terutama pada mata pelajaran, dan 3)
Rendahnya dukungan internal sekolah dalam memfasilitasi siswa-siswi yang memiliki minat
untuk berwirausaha. Masalah yang dianggap paling urgen dari ketiga masalah yang
diidentifikasi, yaitu belum maksimalnya pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan pada setiap
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Setelah mengkaji landasan pentingnya pendidikan kewirausahaan yang mengarah pada


pengembangan nilai-nilai kewirausahaan di sekolah dan memperhatikan hasil pengamatan di
sekolah terkait gejala atau fenomena kewirausahaan, maka penulis termotivasi untuk
menyusun makalah dengan topik “Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam
pembelajaran di sekolah”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulisan makalah ini
akan berfokus pada permasalahan berikut:

1. Nilai-nilai kewirausahaan apa saja yang harus diintegrasikan dalam pembelajaran di


sekolah?
2. Bagaimana diagnosis masalah pengembangan nilai-nilai kewirausahaan di sekolah?
3. Bagaimana alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
pengembangan nilai kewirausahaan di sekolah?
4. Bagaimana seharusnya pembelajaran yang megintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan
dalam pembelajaran matematika di sekolah?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk:

1. Menguraikan secara jelas nilai-nilai kewirausahaan yang perlu diintegrasikan dalam


pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.
2. Memberikan gambaran terkait maslaah pengembangan nilai-nilai kewirausahaan di sekolah
dan faktor-faktor yang menyebabkan.
3. Menguraikan alternatif solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi atau setidak-tidaknya
meminimalisir masalah pengembangan nilai-nilai kewirausahaan.

2
4. Menyajikan contoh rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan pada mata pelajaran matematika.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang masalah pengembangan nilai
kewirausahaan di sekolah dan alternatif solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasinya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Kewirausahaan
Terdapat beberapa nilai kewirausahaan yang perlu diintegrasikan dalam pembelajaran pada
setiap mata pelajaran yang akan mengantar peserta didik menjadi generasi yang memiliki
mental dan karakter seorang wirausaha. Para pakar kewirausahaan, merumuskan banyak nilai
kewirausahaan yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik maupun warga sekolah secara
umum. Namun, di dalam makalah ini dipilih enam nilai kewirausahaan yang dianggap paling
pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik di sekolah menengah. Nilai
kewirausahaan beserta deskripnya yang akan diintegrasikan dalam pelajaran matematika
adalah sebagai berikut (Dimas, 2009).

1. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme
individualitas dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996: 7).

Kepercayaan diri ini bersifat internal, dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuan
untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif
dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan
dan kemantapan dalam melakukan setiap pekerjaan. Kepercayaan diri juga berpengaruh pada
gagasan, karsa, inisiatif, kreatifitas, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan berkarya.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil


Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif. Berinisiatif adalah
keinginan untuk selalu mencari dan memulai sesuatu dengan tekad yang kuat.

3. Keberanian mengambil resiko


Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dalam

4
memulai atau berinisiatif, menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani
menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan
cara yang baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 2). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai
usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha
yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi, resiko yang terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah.
Sebaliknya, resiko yang tinggi kemungkinan memperoleh kesuksesan yang tinggi, tetapi
dengan kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai resiko yang
seimbang (moderat). Wirausaha menghindari suatu resiko yang rendah karena tidak ada
tantangan dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil.

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia ingin selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang pertama, dan lebih menonjol.
Kepemimpinan kewirausahaan juga harus mampu berfikir divergen dan konvergen.

5. Berorientasi ke masa depan


Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan, selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan.

6. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi


Nilai inovatif, kreatif dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan seseorang.
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru
yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita 1994: 7), dengan ciri ciri:

Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup
baik. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya. Selalu ingin tampil beda atau
memanfaatkan perbedaan. Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan pemikiran yang
baru dan berbeda. Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang baru dan
berbeda. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah terletak pada penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan persoalan dan meraih peluang. Ciri-ciri kepribadian
kreatif terletak pada keterbukaan, kreatifitas, kepercayaan diri, kecakapan, kepuasan, rasa
tanggung jawab dan penuh daya imajinasi.

B. Diagnosis Permasalahan Pengembangan Nilai-Nilai Kewirausahaan


Permasalahan yang diidentifikasi sebagaimana diuraikan pada tugas pertama, yaitu:

5
1. Kurangnya keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan usaha di sekolah, sehingga
minimnya pengalaman yang didapatkan oleh siswa
2. Guru belum menerapkan atau merancang dengan baik terkait nilai-nilai kewirausahaan
pada semua mata pelajaran disekolah terutama pada mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan. Selain itu, jiwa kewirausahaan siswa masih terbatas pada teori yang dimana
hanya sampai pada pembuatan produk, sehingga masih belum bisa dikatakan jiwa
kewirausahaannya baik
3. Kurang kreatif dan inovatifnya pihak sekolah dan masyarakat lokal yang berwirausaha di
sekolah, sehingga akan mengakibatkan persaingan yang ketat antara penjual

Dilihat dari hasil identifikasi masalah pengembangan nilai kewirausahaan pada tugas
pertama minggu lalu, didapatkan masalah yang dianggap paling urgen dari keempat masalah
yang telah diidentifikasi, yaitu: belum maksimalnya pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan
pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Masalah integrasi nilai-nilai
kewirausahaan dipilih karena dianggap sebagai akar dari munculnya permasalahan (1) dan (2).
Proses pembelajaran di sekolah merupakan salah satu cara atau dasar yang berperan penting
untuk siswa dapat mengetahui dan mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan tersebut perlu untuk dimaksimalkan.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran tidak terbatas hanya pada
penyampaian teori di kelas, tetapi dalam segala aspek pendidikan di sekolah. Selain itu, dengan
memaksimalkan pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran, diharapkan
mampu mengubah pola pikir generasi muda dari yang tidak berminat berwirausaha menjadi
memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk berwirausaha. Hal ini akan membentuk karakter
dan perilaku siswa agar kelak memiliki jiwa berwirausaha yang baik, selalu mengembangkan
skill nya dalam berwirausaha, dan memiliki kecakapan dan etos kerja yang baik.
Berikut ini diuraikan beberapa penyebab kurang maksimalnya proses integrasi nilai-nilai
kewirausahaan di lingkungan sekolah secara umum dan integrasi pada setiap mata pelajaran
pada khususnya:
a. Pengintegrasian tidak dibarengi dengan praktik berwirausaha, sehingga nilai-nilai
kewirausahaan hanya dipahami sebatas teori semata
b. Perangkat pembelajaran, baik RPP maupun buku-buku pelajaran setiap mata pelajaran yang
disusun belum secara khusus terintegrasi atau memuat nilai-nilai kewirausahaan
c. Masih minimnya dukungan internal dari pihak sekolah

6
Dari ketiga faktor yang diuraikan di atas, yang menjadi penyebab utama ialah: perangkat
pembelajaran yang digunakan (baik RPP maupun buku-buku pelajaran) belum
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan di dalamnya.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan akan membentuk karakter dan perilaku untuk
berwirausaha agar para peserta didik kelak dapat mandiri dalam bekerja atau mandiri usaha.
Nilai-nilai kewirausahaan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran
dengan merancang pembelajaran (RPP) dan menyusun buku ajar yang di dalamnya memuat
nilai-nilai kewirausahaan. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai
pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa mudah untuk mempelajarinya.
Uraian di atas menjelaskan betapa pentingnya integrasi nilai-nilai kewirausahaan dalam
pembelajaran di semua mata pelajaran. Tentunya perangkat pembelajaran yang tidak disusun
dan diterapkan dengan baik menjadi faktor utama ketidakberhasilan dalam pengembangan nilai
kewirausahaan di sekolah

C. Prognosis Masalah Pengembangan Nilai-Nilai Kewirausahaan

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka masalah utama dalam pengembangan nilai
kewirausahaan adalah tidak maksimalnya integrasi nilai-nilai kewirausahaan pada setiap mata
pelajaran terutama pada pelajaran prakarya dan kewirausahaan karena RPP dan buku-buku ajar
yang digunakan guru belum secara khusus mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan di
dalamnya.
Berikut ini adalah beberapa solusi untuk mengatasi masalah diatas:
a. Mengembangkan RPP dan buku ajar yang didalamnya terintegrasi nilai-nilai
kewirausahaan. (percaya diri, berorientasi pada tugas, mengambil resiko, kepemimpinan,
keorisinilan, berorientasi untuk kedepannya, dll)
b. Mengadaptasi RPP yang sudah ada sebelumnya

Solusi utama yang dipilih adalah dengan mengembangkan RPP dan buku ajar yang
didalamnya terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan. Dalam proses pengembangannya dimulai
dengan mengkaji SK dan KD untuk menentukan nilai-nilai kewirausahaan yang terdapat
didalamnya, kemudian merancang RPP, dan selanjutnya merancang bahan ajar yang memuat
nilai-nilai kewirausahaan.

7
Pengembangan RPP dan bahan ajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan
menjadi penting karena terkait langsung dengan proses pembelajaran di kelas. Dengan
rancangan RPP dan bahan ajar yang baik, tentu proses pengintegrasian nilai-nilai
kewirausahaan dalam setiap mata pelajaran akan berjalan dengan baik. Berdasarkan dari
pemikiran tersebut maka merancang pembelajaran dan buku ajar yang dapat mengembangkan
keterampilan wirausaha dan membentuk karakter serta perilaku untuk berwirausaha siswa
sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan.

D. Pembelajaran yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Kewirausahaan


Pembelajaran adalah proses fasilitasi yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik
agar bisa belajar dengan mudah sekaligus setiap potensi yang dimiliki bisa berkembang dengan
baik. Seiring dengan ini, kelas sebagai salah satu tempat berlangsungnya proses pembelajaran
tentu perlu dikelola dengan baik pula sehingga keberadaannya menjadi faktor pendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yaitu tercapainya kompetensi dan terinternalisasikannya nilai-
nilai karakter pada diri peserta didik.

Agar peserta didik dapat belajar dengan senang dan mudah maka pendidik perlu mendesain
pembelajaran dengan baik dan terencana, sekaligus menempatkan dan mendayagunakan unsur-
unsur pembelajaran secara tepat. Unsur-unsur yang dimaksud adalah (1) peserta didik, (2)
pendidik, (3) tujuan pembelajaran, (4) pengelolaan kelas, (5) model, pendekatan, strategi,
metode pembelajaran, (6) penilaian proses dan hasil belajar. Dengan pembelajaran yang baik
dan terencana, maka kegiatan pembelajaran akan fokus dan terarah pada setiap aspek yang
ingin dicapai, termasuk proses integrasi nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran di kelas.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran di kelas merupakan salah satu
cara yang bisa dilakukan guru untuk pengembangan pendidikan kewirausahaan, dimana
tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi academic entrepreneur yang berkarakter.
Academic entrepreneur di sini adalah peserta didik yang memiliki jiwa wirausaha dengan
dilandasi nilai-nilai pendidikan karakter.

Yang dimaksud dengan integrasi nilai-nilai kewirausahaan pada pembelajaran di kelas


adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam setiap mata pelajaran dengan
hasil diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai tersebut, terbentuknya karakter
berwirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik
sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas
pada semua mata pelajaran. Integrasi nilai-nilai kewirausahaan dalam proses pembelajaran

8
dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada
semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini silabus dan RPP dirancang agar muatan
maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan
dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus
untuk mewadahi nilai-nilai entrepreneurship yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara
menyusun RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara
mendesain RPP yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah
pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada BAB II, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

1. Nilai-nilai kewirausahaan yang harus diintegrasikan dalam pembelajaran, yaitu: Percaya


diri, Berorientasi pada tugas dan hasil, Keberanian mengambil resiko, Kepemimpinan,
Berorientasi ke masa depan, dan Keorisinilan (Kreativitas dan Inovasi).
2. Masalah utama yang urgen dalam pengembangan nilai kewirausahaan nilai kewirausahaan
di sekolah ialah belum maksimalnya pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan di
dalamnya.
3. Solusi untuk mengatasi masalah pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan di sekolah ialah
membuat rancangan pembelajaran (seperti silabus dan RPP) dengan mengintegrasikan
nilai-nilai kewirausahaan di dalamnya.
4. Hal yang dilakukan dalam merancang pembelajaran yang terintegrasi nilai-nilai
kewirausahaan bisa dimulai dengan mengadaptasi silabus yang telah ada kemudian
menyusun dan mendesain RPP yang sudah ada dengan menambahkan pada materi,
langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.

B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Semua guru pada masing-masing mata pelajaran disarankan agar mengembangkan RPP
yang di dalamnya terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan.
2. Setiap unsur di sekolah harus menyadari pentingnya pengembangan nilai- nilai
kewirausahaan dan berperan aktif dalam upaya mewujudkannya.
3. Kepada peneliti lain, disarankan agar melakukan penelitian dan pengkajian yang lebih
mendalam tentang pengembangan nilai kewirausahaan di sekolah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dimas. (2009). Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan. Artikel:


https://dimas347.wordpress.com/2009/05/25/nilai-nilai-hakiki-kewirausahaan/.
Sunyoto, D., dan A, Wahyuningsih. (2009). Panduan Kewirausahaan (Teori, Evaluasi &
Wirausaha Mandiri). Bogor: Esia Media.
Ulwiyah, Nur. (2012). Integrasi Nilai-nilai Entrepreneurship Dalam Proses Pembelajaran di
Kelas Guna Menciptakan Academic Entrepreneur Berkarakter. Jurnal: Unipdu
Jombang.

11

Anda mungkin juga menyukai