Anda di halaman 1dari 10

S P E K T R A | Vol. IV No.

02, September 2018


P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

PENTINGNYA MEMBANGUN PENDIDIKAN SAINS


YANG RELEVAN DENGAN AJARAN ISLAM
Siti Lailiyah1)
1
Program Studi Pendidikan Agama Islam, FITK UNSIQ Wonosobo
Email: laily_banjar@gmail.com

ABSTRAK

Ilmu pengetahuan (sains) adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian
dan dapat dinalar atau dapat diterima oleh akal. Dengan kata lain, sains dapat didefinisikan sebagai kumpulan
rasionalisasi kolektif insani atau sebagai pengetahuan yang sudah sistematis. Dalam sains sebagian orang
menganggap pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan dengan metodologi yang sistematis. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitianmurni deskriptif kualitatifdengan alasan informasi yang
digunakan dalam penelitian ini bukan berupa angka-angka melainkan berupa data-data baik dari buku, jurnal,
majalah, atau surat kabar yang semua itu akan digambarkan secara jelas dan terperinci untuk mengembangkan
teori pendidikan sains yang relevan dengan ajaran Islam. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa; 1.
Sains merupakan ilmu/pengetahuan yang dapat menjelaskan sebuah gejala/fenomena alam, sehingga berguna
bagi kehidupan manusia. 2. Sains yang relevan dengan ajaran Islam harus dapat menjadi media untuk mengingat
Allah dan memajukan peradaban masyarakat Islam. 3. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang
fenomena alam dan keutamaan ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, banyak ilmuwan yang dalam mempelajari
sains mencari referensi dari al-Qur’an.

Kata Kunci:Pendidikan Sains, Ajaran Islam

PENDAHULUAN keyakinan adanya sang Ghaib yang "mengada"


segala sesuatu yang "ada" di dunia ini.1
Kebutuhan pokok bagi setiap individu Dari sinilah, untuk menyesuaikan diri
untuk menghadapi zaman yang penuh dengan dengan perkembangan zaman, kita kaum
persaingan saat ini salah satunya adalah dengan muslimin harus berusaha mempelajari dan
memiliki pengetahuan tentang sains, tak menguasai sains. Tapi disisi lain, kita juga tidak
terkecuali kaum muslim. Karena dengan sains, diperbolehkan untuk melanggar ajaran Islam
seseorang bisa dihormati dan diakui yang telah disempurnakan oleh Allah SWT.
keberadaannya oleh masyarakat. Selain itu, Karena pada hakikatnya, semua yang ada di
sains juga menjadi salah satu indikator alam semesta ini akan kembali kepadaNya,
kemajuan suatu bangsa, karena pada dasarnya bahkan sebenarnya sains dan berbagai ilmu
semua bidang kehidupan memerlukan sains. lainnya telah terkandung di dalam kalamNya,
Dalam sains sebagian orang menganggap al-Qur’an.
pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan Hal-hal itu kita lakukan dengan tujuan
dengan metodologi yang sistematis, maka agar Islam bisa menjaga persaingan dengan
sebagian yang lain memahami bahwa agama negara-negara Barat, yang notabennya adalah
atau Islam kebenarannya adalah berdasar pada penguasa sains masa kini. Disamping itu,

1
Osman Bakar, Tauhid Dan Sains, (Jakarta: Pustaka
Hidayah, 1991), hal. 74

~~ 178 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

dengan mentaati ajaran Allah, maka kita akan PEMBAHASAN


selalu mendapatkan perlindungan dan ridhaNya.
A. Pengertian Sains
METODE Istilah sains diambil dari bahasa Latin
scio, scire, scientia, yang bermakna ”aku tahu,
Dalam penelitian ini penulis mengetahui, pengetahuan” tentang apapun oleh
menggunakan jenis penelitianmurni deskriptif siapapun dengan cara apapun.5
kualitatif dengan alasan informasi yang Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
digunakan dalam penelitian ini bukan berupa Indonesia) dijelaskan sains adalah pengetahuan
angka-angka melainkan berupa data-data baik sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi,
dari buku, jurnal, majalah, atau surat kabar yang penelitian, dan uji coba yang mengarah pada
semua itu akan digambarkan secara jelas dan penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang
terperinci untuk mengembangkan teori sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya.
pendidikan sains yang relevan dengan ajaran Sains juga dapat diartikan sebagai
Islam. pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
Metode yang digunakan adalahlibrary secara sistematis menurut metode-metode
research, yaitu suatu riset kepustakaan.2 tertentu yang dapat digunakan untuk
Penelitian kepustakaan ini bertujuan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
mengumpulkan data dan informasi dengan (pengetahuan) itu dan bersifat koheren, empiris,
bantuan berbagai macam material yang terdapat dapat diukur dan dibuktikan.6
di perpustakaan.3 Data yang diteliti berupa Berdasarkan “Webster New Collegiate
kitab-kitab, buku-buku, naskah-naskah, atau Dictionary”, definisi dari sains adalah
surat kabar yang bersumber dari khazanah pengetahuan yang diperoleh melalui
kepustakaan.4 pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan
Untuk memperjelas apa yang ingin yang melingkupi suatu kebenaran umum dari
dibahas oleh penulis, maka penulis merumuskan hukum-hukum alam yang terjadi misalnya
beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut. didapatkan dan dibuktikan melalui metode
1. Apa yang dimaksud dengan sains? ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada
2. Bagaimana pendidikan sains yang relevan sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan
dengan ajaran Islam? yang dengan menggunakan pengamatan dan
3. Bagaimana al-Qur’an (sumber hukum eksperimen untuk menggambarkan dan
Islam) sebagai sumber ilmu sains. menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi
di alam.
5

http://my.opera.com/ilmyaku/blog/2009/11/
2
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: 04/sains-dalam-islam diakses pada 28 Agustus
Andi Offset, 2000, hlm. 9 2018 pukul 11.00 WIB
3 6
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset
Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1990, hlm. 33 http://id.shvoong.com/humanities/philosoph
4
M. Nazir, MetodePenelitian, Jakarta: Ghalia y/1786489-pengertian-filsafat-sains/log diakses
Indonesia,1985, hlm. 54 pada tanggal 28 Agustus 2018 pukul 19.00 WIB

~~ 179 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

Sedangkan menurut pendapat beberapa B. Pendidikan Sains yang Relevan dengan


ahli, pengertian sains adalah sebagai berikut. Ajaran Islam
1. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains memang merupakan hal yang
sains merupakan kumpulan pengetahuan sangat penting, apalagi di zaman modern ini,
dan proses. yang sangat menjunjung tinggi nilai rasionalitas
2. Kuslan Stone menyebutkan bahwa sains (terutama negara Barat), sehingga segala
adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara sesuatu harus disesuaikan dengan logika. Tapi,
untuk mendapatkan dan mempergunakan kita sebagai kaum muslimin harus selalu
pengetahuan itu. Sains merupakan produk menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam,
dan proses yang tidak dapat dipisahkan. meskipun pada kenyataannya kita juga harus
3. Sardar berpendapat bahwa sains adalah menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
sarana yang pada akhirnya mencetak suatu Sebenarnya, bila kita amati antara ajaran
peradaban, dia merupakan ungkapan fisik Islam dengan pendidikan sains tidak ada
dari pandangan dunianya.7 pertentangan, bahkan Islam mewajibkan
Sedangkan ilmu sains yang tergolong umatnya untuk mencari ilmu. Salah satu dasar
dalam kumpulan ilmu sains terapan (telah (dalil) yang populer adalah hadits Rasulullah
mengalami penyesuaian, antara makna dengan SAW.
kenyataan) adalah dikaitkan dengan teori dan ‫هللااا ِهللا ْو ِهللا هللا‬
‫هللاطَق َقبُس ْو‬: ‫لهللا هللا تت َق َق اَقلهللا َق َق تتْو ِهللاهللا َق َق ت َّى َقهللا‬ ‫َق َقاهللا َق ُس ْو اُسهللا ِهللاهللا َق َّى‬
dasar untuk menciptakan sesuatu hasil yang ‫َق ِهللا تتْو َق ٌةهللا َق َقلهللا ُس ِّلهللا ُس تتت ِهللا ٍم هللا َق هللا ُس ْوتتت ِهللا َق ٍمهللا‬
dapat memberi manfaat kepada manusia. Artinya : Rasulullah SAW. bersabda : “Mencari
Sehingga sains mengkaji tentang fenomena ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang
fisik.8 Islam laki-laki dan perempuan.”10
Jadi ilmu pengetahuan (sains) adalah Dalam hadits tersebut memang jelas
himpunan pengetahuan manusia yang disebutkan bahwa hukum mencari ilmu adalah
dikumpulkan melalui proses pengkajian dan fardhu ain (harus dilakukan per individu). Tapi,
dapat dinalar atau dapat diterima oleh akal. banyak pendapat yang muncul dalam
Dengan kata lain, sains dapat didefinisikan menentukan ilmu mana yang dimaksud dalam
sebagai kumpulan rasionalisasi kolektif insani hadits tersebut. Para ahli ilmu kalam
atau sebagai pengetahuan yang sudah memandang bahwa belajar teologi merupakan
sistematis.9 sebuah kewajiban, sementara para fuqaha’
berpikir bahwa ilmu fiqih dicantumkan dalam
al-Qur’an. Sedangkan menurut Imam Ghazali,
ilmu yang wajib dicari menurut agama adalah
7 terbatas pada pelaksanaan kewajiban syari’at
http://www.junaidi.co.cc/2010/03/pengertian-
sains-teknologi-dan-seni.html diakses pada tanggal Islam yang harus diketahui dengan pasti.
29 Agustus 2018 pukul 13.00 Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai
8
Sulaiman Noordin, Sains Menurut Perspektif Islam
(Diterjemahkan oleh Munfaati), Dwi Rama,
10
Jakarta, 2000, hal.149-150. Al-Imam al-Syaikh Ibrahim bin Ismail, Ta’lim al-
9
Wahyuddin achmad, m. ilyas, m. saefulloh, z. Muta’allim, Pustaka al-Alawiyah, Semarang, tth,
muhibbin, pendidikan agama islam, hlm. 82 hal.4.

~~ 180 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

peternak binatang, haruslah mengetahui hukum- Tapi, disini, ilmu (sains) yang dipelajari
hukum tentag zakat.11 haruslah bertujuan untuk mencerdaskan
Sedangkan dalam sumber lain, penulis kehidupan bangsa, menyejahterakan umat,
menemukan pendapat Shadr al-Din Syirazi. mensyiarkan ajaran-ajaran agama Islam. Tidak
Menurutnya ada beberapa poin yang dapat dibenarkan, apabila ada orang Islam yang
diambil dari hadits tersebut: menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk
1. Kata “ilm” (pengetahuan atau sains), mengejar pangkat, mencari gelar, dan
memiliki beberapa makna yang bervariasi. Kata keuntungan pribadi. Selain itu, ilmu yang telah
“ilm” dalam hadits ini bermaksud untuk didapat harus disebarkan (diajarkan kepada
menetapkan bahwa pada tingkat ilmu apapun orang lain) dan diamalkan (tingkah lakunya
seseorang harus berjuang untuk sesuai dengan ilmunya).13
mengembangkan lebih jauh. Nabi bermaksud Bila seseorang dapat melakukan ketiga
bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap hal tersebut, maka derajat orang tersebut
muslim, baik itu para ilmuwan maupun orang- diangkat oleh Allah dan disamakan dengan
orang yang bodoh, para pemula mupun para orang-orang yang berjuang di medan perang
sarjana terdidik. Apapun tingkat ilmu yang (berjihad di jalan Allah). Tentu kita sebagai
dapat dicapainya, ia seperti anak kecil yang hambaNya menginginkan hal tersebut.
beranjak dewasa, sehingga ia harus mempelajari Memang benar peribahasa “...........
hal-hal yang sebelumnya tak wajib baginya. bersusah-susah dahulu, bersenang-senang
2. Hadits ini menyiratkan arti bahwa seorang kemudian”, untuk menggapai sesuatu yang
muslim tidak akan pernah keluar dari tanggung diinginkan dan diimpi-impikan tentu tidak
jawabnya untuk mencari ilmu. mudah, sehingga untuk mendapatkan ilmu
3. Tidak ada lapangan pengetahuan atau pengetahuan (sains) yang dapat
sains yang tercela atau jelek dirinya sendiri, mensejahterakan kehidupan dunia sekaligus
karena ilmu laksana cahaya, dengan demikian mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan
selalu dibutuhkan. Alasan mengapa beberapa Allah, seseorang harus berperang dengan hawa
ilmu dianggap tercela adalah karena akibat- nafsunya yang selalu mementingkan kehidupan
akibat tercela yang dihasilkannya.12 duniawi. Kebanyakan ilmuwan, bahkan
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat kita ilmuwan muslim lupa akan tujuan ukhrowinya,
lihat bahwa ajaran Islam juga mencakup tentang mereka lebih senang menganggap bahwa sains
pendidikan sains yang notabennya adalah ilmu merupakan sarana mencari penghidupan, bukan
yang berguna bagi kehidupan (dunia) manusia. sarana mendekatkan diri kepada Sang Maha
Kuasa. Konsep sains seperti itu lebih mirip
11 dengan konsep sains Barat, yang tentunya
Dr. Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut Al-
Qur’an (Diterjemahkan oleh Agus Efendi dari salam.
Buku The Holy Quran and the Science of Nature),
Penerbit Mizan, Bandung, 2001, hal.40.
12
Dr. Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut Al-
13
Qur’an (Diterjemahkan oleh Agus Efendi dari Lilis Fauziyah R.A. dan Andi Setyawan,
Buku The Holy Quran and the Science of Nature), Kebenaran al-Qur’an dan Hadits, Tiga
Penerbit Mizan, Bandung, 2001, hal.43. Serangkai, Solo, 2009, hal.114.

~~ 181 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sistem agama, kebudayaan, dan peradaban


(IPA) diharapkan dapat menjadi sarana bagi secara menyeluruh. Ia merupakan sistem
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan holistik dan nilai-nilainya menyerap setiap
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih aktivitas manusia, yang tentunya sains termasuk
lanjut dalam menerapkannya di dalam di dalamnya. Dan bila diulas kembali makna
kehidupan sehari-hari14. IPA/Sains merupakan sains sebagai metode yang rasional dan empiris
ilmu pengetahuan yang mengajak umat islam untuk mempelajari fenomena alam, maka
untum lebih banyak membaca, mengamati dan menggali ilmu sains dalam Islam adalah satu-
meneliti. Sehingga sebenarnya seorang muslim satunya cara untuk mencapai pemahaman yang
adalah scientis. lebih mendalam tentang Sang Pencipta, dan
Sebagai seorang muslim, kita menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat
membutuhkan sains yang disusun dari Islam. Ia sendiri tidak akan berakhir. Oleh
kandungan Islam yang memiliki proses dan karena itu, sains tidak dipelajari untuk sains itu
metodologi yang mempu bekerjasama dengan sendiri, akan tetapi untuk mendapatkan Ridha
semangat nilai-nilai Islami dan yang Allah SWT. dengan mencoba memahami ayat-
dilaksanakan semata-mata untuk mendapatkan ayatNya.16
keridhaan dari Allah. Sains semacam ini akan Dalam dunia sains, konsep sains seperti
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat ini sering disebut sebagai konsep sains Islam,
Muslim dan bekerjasama dalam konteks etika yang notabennya adalah ilmu sains yang dalam
Islam. Sifat dasar dan jenis sains ini harus jauh mempelajarinya tidak akan pernah bertentangan
berbeda dari sains Barat.15 dengan hukum dan ajaran Islam. Karena sains
Tapi, untuk mendapatkan bentuk sains itu sendiri dijadikan sarana untuk beribadah
yang seperti ini, hampir tidak mungkin, bila kepadaNya, Sang Maha Pemilik Ilmu.
dilihat dari kesadaran dan pemahaman kaum Penerapan sains Islam akan menciptakan
Muslimin sekarang. Bila dilihat, mereka lebih suasana yang menggugah ingatan kita kepada
banyak meniru dan menganut pendapat- Allah, mendorong perilaku yang sesuai dengan
pendapat ilmuwan Barat, yang sudah jelas-jelas ketentuan syariat, dan mengingatkan nilai-nilai
salah. Ini sangat ironis, karena Islam yang dulu konseptual yang ada dalam al-Qur’an.17
pernah menguasai ilmu pengetahuan dunia, kini Dalam bidang pendidikan (khususnya
malah meniru dan berkiblat kepada sains Barat, Pendidikan Agama Islam), bentuk sains seperti
tanpa berusaha mencari kebenaran sains yang ini sangat diperlukan untuk mewujudkan kaum
hakiki. pelajar yang benar-benar memahami konsep
Dalam memecahkan masalah ini, penulis sains Islam, sehingga mereka tidak memiliki
perlu memaparkan bahwa Islam adalah sebuah 16
Nasim Butt, Sains dan Masyarakat Islam
(Diterjemahkan oleh Masdar Hilmy dari Buku
14
Sri Jumini. Kerangka Kualifikasi Keilmuan Science and Muslim Society), Pustaka Hidayah,
Fisika UNSIQ. PPKM, Vol.3, No.1. 2016. 41 Bandung, 2001, hal.69-70.
15 17
Nasim Butt, Sains dan Masyarakat Islam Nasim Butt, Sains dan Masyarakat Islam
(Diterjemahkan oleh Masdar Hilmy dari Buku (Diterjemahkan oleh Masdar Hilmy dari Buku
Science and Muslim Society), Pustaka Hidayah, Science and Muslim Society), Pustaka Hidayah,
Bandung, 2001, hal.63-64 Bandung, 2001, hal. 92

~~ 182 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

keraguan dan ketakutan dalam mempelajari ketidakpastian, konsep tentang objektivitas dan
sains. Selain itu, untuk menghindarkan mereka obsevasi menjadi sebuah problematik, sebab
dari perbuatan yang dilarang oleh agama, yang menjadi jelas dalam kegiatan ilmiah peran
biasanya disebabkan oleh minimnya subjek dan persepektif teoretis sangatlah
pemahaman mereka. Jadi, secara jelas konsep menentukan pula.
sains Islam akan menghasilkan kesempurnaan Kedua, hasil-hasil ilmu pengetahuan dan
pemahaman sains, dan mendatangkan teknologi ternyata juga bisa ambivalen. Disatu
kenikmatan kehidupan duniawi dan ukhrowi, pihak mampu merekayasa realitas menjadi
yang tentunya diidam-idamkan oleh semua makin sesuai dengan ambisi manusia, dipihak
orang yang beriman. Selain itu, buah manis dari lain epek sampingnya pun bisa sangat desdruktif
konsep sains Islam adalah akan melahirkan dan menimbulkan persoalan etis serius.
ilmuwan-ilmuwan Islam, yang nantinya akan Rekayasa biologi telah mengakibatkan begitu
membangkitkan semangat kaum Muslimin banyak makan yang kita konsumsi mengandung
dalam bidang ilmu pengetahuan. Hal inilah akan zat-zat racun.
menjadi jawaban dari pertanyaan, “Mengapa Ketiga, perjalanan ilmu hingga kini
orang Islam makin banyak, tapi kualitas mereka ternyata tekah mencapai wilayah spiritual, entah
jauh menurun dibanding dengan orang-orang dalam bentuk spiritual quotient (SQ) dalam
Islam dahulu?”. psikologi, Quantum-self dalam fisika baru, atau
pola kognisi yang autopoetik dalam cognitive-
C. Permasalahan Dalam Wilayah Sains Dan science, dan seterusnya. Sehingga kini wilaayah
Agama ilmu dimungkinkan untuk berdialog denga
1. Permasalahan Sains khazanah agama, setelah lama antar keduannya
Pertama, berbagai kritik mendasar sulit untuk berinteraksi.
terhadap dunia ilmu, terutama dari sudut filsafat Keempat, dominasi ilmu pengetahuan
ilmu, telah kian tegas memperlihatkan bahwa telah mengakibatkan kecenderungan
ilmu sesunguhnya mengandung persoalan- dominannya pola pikir instrumrntal-pragmatis
persoaln serius, baik pada tingkat asumsi- dalam kenyataan sehari-hari. Bahkan orientasi
asumsi dasar metodologis maun inplikasi instrumrntal-pragmatis telah cukup parah
epistemologis maupun ontologis. Feyerabend merasuki lembaga-lembaga pendidikan, dari
telah menunjukan bahawa pada kenyataannya, pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
ilmu pengetahuan dan perkembangannya Persekolahan sekarang lebih mirip lembaga
tidaklah bergantung pada metodologi umum pelatihan pertukangan ketimbang lembaga
atau hukum tertentu. Thomas Kuhn pendidikan yang menjadikan manusia lebih
memperlihatkan bahwa diterima atau tidakntya manusiawi.
suatu paradigma dalam dunia ilmu ternyata tak 2. Permasalahan Dalam Agama
sepenuhnya ditentukan oleh alasan logis, tetapi Disisi lain kehidupan beragama pun
banyak pula dipengaruhi unsur sosiologi dan mengalami banyak persoalan. Pertama,
psikologis. Dan sejak munculnya teori tendensi-tendensi deskruptif kini banyak
relativitas, fisika kuantum, dan teori bermunculan dalam kehidupan beragama, entah

~~ 183 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

dalam bentuk eksklusuvisme kelompok, sikap Tetapi, pandangan yang menganggap


moralitas berlebihan, konsumerisme symbol bahwa al-Qur’an sebagai sebuah sumber seluruh
yang picik dan dangkal, atau ritualisme yang ilmu pengetahuan ini bukanlah sesuatu yang
fanatik. Kedua, secara intern agama-agama pun baru, sebab kita mendapati banyak ulama besar
mengalani kebingungan dogmatis akibat makin kaum muslim terdahulu pun berpandangan
suburnya kecenderungan multitafsir. Ketiga, demikian. Diantaranya adalah Imam al-Ghazali.
mentalitas superior masih demikian kuat Dalam bukunya Ihya ‘Ulum al-Din, beliau
becokol dikalangan orang-orang beragama mengutip kata-kata Ibnu Mas’ud: “Jika
sehingga tendensi hendak saling menaklukan seseorang ingin memiliki pengetahuan masa
atau merasa saling terancam. De facto agama lampau dan pengetahuan modern, selayaknya
terasa tak lagi membawa efek segnifikan dalam dia merenungkan al-Qur’an”. Selanjutnya beliau
memeperbaiki kehidupan. menambahkan: “Ringkasnya, seluruh ilmu
Selain mengalami persoalan intern tercakup di dalam karya-karya dan sifat-sifat
masing-masing, ilmu dan agama pun mesti Allah, dan al-Qur’an adalah penjelasan esensi,
menghadapi persoalan global bersama yang sifat-sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada
ditandai dengan permisivisme pasar yang makin batasan terhadap ilmu-ilmu ini, dan di dalam al-
mencemaskan; ketidak adilan struktural pada Qur’an terdapat indikasi pertemuannya (al-
tingkat gelobal yang makin menimbulkan Qur’an dan ilmu-ilmu)”.19
gejolak-gejolak berupa terorisme atau Bahkan pada sebuah sumber yang dikutip
peperangan; perinsip survival of the pittest yang oleh penulis, dijelaskan bahwa mukjizat Islam
makin menguat pada tataran praksis; dan yang paling utama ialah hubungannya dengan
berbagai kecenderungan penghancuran diri ilmu pengetahuan. Surah pertama (al-Alaq, ayat
entah dalanm berupa perusakan ekologis, 1-5) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
pengembangan rekayasa genetik, ataupun SAW ialah nilai tauhid, keutamaan pendidikan,
tendensi bunuh diri.18 dan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
diberikan penekanan yang mendalam.20
D. Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Sains Firman Allah SWT (Al-alaq 1-5):
Di zaman sekarang, bila kita amati Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama
banyak orang yang mencoba menafsirkan Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah
beberapa ayat al-Qur’an dalam kaitannya menciptakan manusia dari segumpal darah.
dengan ilmu pengetahuan modern. Tujuan Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.
utamanya adalah untuk menunjukkan mukjizat Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
al-Qur’an sebagai sumber segala ilmu, dan
untuk menumbuhkan rasa bangga kaum
muslimin karena telah memiliki kitab yang 19
Dr. Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut Al-
sempurna ini. Qur’an (Diterjemahkan oleh Agus Efendi dari
Buku The Holy Quran and the Science of Nature),
Penerbit Mizan, Bandung, 2001, hal.137.
20
Sulaiman Noordin, Sains Menurut Perspektif
18
Zainal abidin bagir, integrasi ilmu dan agama, Islam (Diterjemahkan oleh Munfaati), Dwi
hlm. 43-44 Rama, Jakarta, 2000, , hal.1.

~~ 184 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang jalan kesesatan bersama mereka. Seperti contoh,
tidak diketahuinya.”21 pandangan Darwin tentang teori evolusi yang
Kata “bacalah” dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa manusia zaman dahulu
mengandung arti tentang perintah menuntut memiliki bentuk fisik menyerupai kera, itu
ilmu, apalagi pada saat itu (awal kenabian), merupakan pendapat yang tidak sesuai dengan
bangsa Arab sedang berada pada zaman al-Qur’an. Karena secara jelas, manusia pertama
jahiliyah (kebodohan). yang diciptakan Allah adalah Nabi Adam AS.
Jika sains dikaitkan dengan fenomena Mempelajari ilmu, baik itu ilmu agama
alam, maka dalam al-Qur’an lebih dari 750 ayat maupun ilmu pengetahuan (sains) merupakan
menjelaskan tentang fenomena alam. Salah hal yang sangat sulit, maka dari itu, Islam
satunya adalah pada Surah Luqman, ayat 10. sangat memuliakan para ahli ilmu, sehingga
Artinya: “Dia menciptakan langit tanpa tiang dalam Surah al-Mujadilah ayat 11, derajat
yang kamu melihatnya dan dia meletakkan mereka diangkat oleh Allah SWT.
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya Artinya : "......... niscaya Allah akan
bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan meninggikan orang-orang yang beriman di
memperkembang biakkan padanya segala antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
macam jenis binatang. dan kami turunkan air pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya mengetahui apa yang kamu kerjakan.”23
segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”22 Dalam potongan ayat tersebut, Allah
Dalam ayat tersebut, menjelaskan tentang menjajarkan iman dengan ilmu. Disinilah
betapa besarnya kekuasaan Allah SWT. dalam terlihat betapa pentingnya ilmu, karena orang
menciptakan mahluk-mahlukNya. Tidak yang beriman tanpa memiliki ilmu maka segala
berhenti sampai disitu, kita juga diperintahkan ibadahnya akan ditolak. Sedangkan sebaliknya,
untuk mempelajarinya (mahluk). Hal ini telah orang berilmu tanpa beriman, maka ilmunya
banyak dilakukan oleh orang (ilmuwan) Barat, dapat menyesatkannya menuju jalan yang
dan malah kebanyakan dari kita hanya dilarang dan dilaknatNya.
mengikuti apa yang mereka katakan. Padahal, Disinilah, kita sebagai hambaNya yang
kita sebagai hambaNya seharusnya memiliki beriman harus ekstra hati-hati dalam
keharusan yang lebih besar dari pada mereka. mempelajari suatu ilmu. Kita harus selalu
Karena bila diamati, tidak sedikit dari mengembalikan semuanya kepadaNya, kita
pandangan mereka melenceng dari ajaran harus berusaha mencocokkan segala jenis ilmu
agama Islam. Bila kita hanya mengikuti mereka, dengan kalamNya (al-Qur’an) yang sempurna.
dikhawatirkan kita akan terjerumus kedalam Karena sudah jelas, al-Qur’an membahas
21 banyak Ilmu, antara lain ilmu yang
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-
Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan berhubungan dengan kemasyarakatan yang
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an,
Jakarta, 1990, hal.1079.
22 23
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al- Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-
Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an,
Jakarta, 1990, hal. 654 Jakarta, 1990, hal. 910-911

~~ 185 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

memberi pedoman dan petunjuk berkaitan masyarakat Islam. Dan tidak dibenarkan
dengan perundang-undangan tentang halal dan bila kita mempelajari sains hanya untuk
haramnya suatu aktiviti, peradaban, muamalat memperoleh penghidupan dan kesenangan
antara manusia dalam bidang ekonomi, dunia, apalagi berbuat maksiat, yang nanti
perniagaan, sosiobudaya, peperangan dan pada ahirnya akan merugikan diri sendiri.
perhubungan antar bangsa. Juga terdapat 3. Banyak sekali kajian sains yang merujuk
maklumat ataupun isyarat (hint-suggestions) pada al-Qur’an. Banyak ayat-ayat al-Qur’an
tentang perkara-perkara yang telah menjadi yang menjelaskan tentang fenomena-
tumpuan kajian sains, misalnya, sidik jari fenomena alam dan keutamaan ilmu
sebagai tanda pengenal, penciptaan bumi dan pengetahuan. Oleh karena itulah, banyak
langit, dan lain-lain.24 ilmuwan yang dalam mempelajari sains
Dari sini, maka pantaslah kalau di zaman mencari referensi dari al-Qur’an.
ini banyak ilmuwan (ilmuwan Barat khususnya) Saran
yang berusaha mempelajari al-Qur’an demi Beberapa saran yang ingin penulis
memahami suatu kajian sains. Tapi, kita sebagai berikan kepada pembaca sebagai sesama umat
umat Muslim jangan sampai kalah dengan Muslim adalah sebagai beikut.
mereka, sehingga peradaban Islam dapat 1. Kita harus ekstra hati-hati dalam menelaah
bangkit kembali. Ketika peradaban Islam mulai pendapat-pendapat ilmuwan sains. Karena
bangkit, maka kemungkinan besar dunia dapat tidak menutup kemungkinan pendapat
dikuasai oleh Islam, sehingga konsep Islam tersebut merupakan pendapat yang sesat
sebagai agama yang “Rahmatan lil-‘Alamin” (tidak sesuai dengan ajaran Islam).
(kesejahteraan bagi seluruh dunia) dapat 2. Kita harus memperbanyak kegiatan-
terwujud secara nyata. kegiatan belajar dan mengamati
(mempelajari lingkungan sekitar), agar kita
PENUTUP bisa selalu eksis dan kritis, tidak hanya
Simpulan pasif.
Dari beberapa penjelasan yang telah 3. Mari kita tumbuhkan rasa cinta kepada
dipaparkan, maka penulis dapat membuat Kitab Suci kita sendiri, al-Qur’an. Karena
beberapa kesimpulan sebagai berikut. sesungguhnya bila kita memahami isinya,
1. Sains merupakan ilmu/pengetahuan yang tentunya dibantu oleh seorang guru, maka
dapat menjelaskan sebuah gejala/fenomena kita bisa menguasai sains, dan mungkin bisa
alam, sehingga berguna bagi kehidupan mengalahkan para ilmuwan Barat, karena
manusia. kita secara tidak langsung mendapaat
2. Sains yang relevan dengan ajaran Islam pertolonganNya.
harus dapat menjadi media untuk mengingat 4. Jangan pernah lupa kepada Dzat Yang
Allah dan memajukan peradaban Menciptakan kita. Walaupun kita dalam
keadaan sesempurna apapun (misalnya,
24
Sulaiman Noordin, Sains Menurut Perspektif pandai, kaya, berkuasa), karena
Islam (Diterjemahkan oleh Munfaati), Dwi
Rama, Jakarta, 2000 , hal.3.

~~ 186 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains

sesungguhnya Dialah Yang Maha


Sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Imam al-Syaikh Ibrahim bin Ismail. Tth. Ta’lim


al-Muta’allim. Semarang: Pustaka al-
Alawiyah.
Bakar, Osman, 1991. Tauhid Dan Sains, Jakarta :
Pustaka Hidayah.
Butt, Nasim. 2001. Sains dan Masyarakat Islam
(Diterjemahkan oleh Masdar Hilmy dari
Buku Science and Muslim Society). Bandung:
Pustaka Hidayah.
Fauziyah, Lilis R.A. dan Andi Setyawan. 2009.
Kebenaran al-Qur’an dan Hadits. Solo: Tiga
Serangkai.
Mahdi, Ghulsyani. 2001. Filsafat-Sains Menurut Al-
Qur’an (Diterjemahkan oleh Agus Efendi dari
Buku The Holy Quran and the Science of
Nature). Bandung: Penerbit Mizan.
Noordin, Sulaiman. 2000. Sains Menurut Perspektif
Islam (Diterjemahkan oleh Munfaati).
Jakarta: Dwi Rama.
Sri Jumini. Kerangka Kualifikasi Keilmuan Fisika
UNSIQ. PPKM, Vol.3, No.1. 2016. 41
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-
Qur’an. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an
http://my.opera.com/ilmyaku/blog/2009/11/04/sains-
dalam-islam diakses pada 28 Agustus 2018
pukul 11.00 WIB
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/17864
89-pengertian-filsafat-sains/log diakses pada
tanggal 28 Agustus 2018 pukul 19.00 WIB
http://www.junaidi.co.cc/2010/03/pengertian-sains-
teknologi-dan-seni.html diakses pada tanggal
29 Agustus 2018 pukul 13.00

~~ 187 ~~

Anda mungkin juga menyukai