Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Ilmu

Nama : ANI NABILA FARAHDIBA


NIM : 07030321088
Kelas : C1

Dosen Pengampu:
MUTAMAKKIN BILLA LC., M.AG

PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SURABAYA
2022
1. Memahami perbedaan antara pengetahuan dan ilmu -selain mengerti
hakikat masing-masing, kita pun bisa membedakannya dengan
merasionalisasi unsur-unsur/strukturnya. Jelaskan pemahaman anda
mengenai unsur/struktur masing-masing!
Pengetahuan adalah hasil dari pemahaman manusia mengenai segala
perbuatan manusia atau mengenai objek tertentu. Pengetahuan kemudian
terbagi menjadi dua, yakni pengetahuan prailmiah dan pengetahuan ilmiah
(ilmu). Pengetahuan prailmiah adalah pengetahuan yang belum memenuhi
syarat-syarat untuk menjadi pengetahuan ilmiah pada umumnya. Syarat-
syarat pengetahuan ilmiah, antara lain: harus memiliki objek tertentu
(material dan formal), sistematis (tersusun), empiris (pengetahuan
berdasarkan pengamatan dan percobaan), analitis (mencermati dan
mendalami), dan verifikatif (dapat diuji kebenarannya).1
2. “Kebenaran Ilmiah”, peristilahan semacam ini secara tidak langsung
menunjuk pada peristilahan lainnya; “kebenaran tidak ilmiah” atau
“non ilmiah”. Beri penjelasan secukupnya seputar kedua peristilahan
tersebut, disertai penjelasan tentang [a] hakikat kebenaran ilmiah, [b]
metode menemukan kebenaran ilmiah, [c] teori-tori kebenaran ilmiah,
[d] sifat dan karakteristik kebenaran ilmiah!
Kebenaran adalah keadaan yang sesuai dengan kenyataan. Namun tidak
semua kenyataan adalah kebenaran, bisa jadi kenyataan berisi
ketidakbenaran (keburukan). Sedangkan kebenaran ilmiah adalah
kebenaran yang sesuai dengan fakta dan isi pengetahuan.
a. Kebenaran ilmiah harus dibuktikan dengan status ontologis objek dan
sikap epistemologis yang disesuaikan dengan metodologisnya.
Kebenaran dalam ilmu harus merupakan hasil persetujuan atau konvensi
dari ilmuwan pada bidangnya masing-masing.
b. 1) Penemuan secara kebetulan. 2) Trial and Eror. 3) Penemuan melalui
otoritas kewibawaan. 4) Penemuan secara spekulatif. 5) Penemuan

1
Rohana, Filsafat Ilmu dan Kajiannya. (Makassar: 2021)
lewat cara berpikir kreatif dan logis. 6) Penemuan kebenaran melalui
penelitian ilmiah.
c. 1) Teori koherensi/konsistensi: pernyataan dianggap benar apabila
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 2) Teori
korespondensi : pernyataan dianggap benar jika berhubungan dengan
fakta yang ada. 3) Teori pragmatis : kebenaran berdasarkan peran fungsi
dalil atau teori tersebut. 4) Teori performatif : kebenaran diputuskan
oleh pemegang otoritas tertentu. 5) Teori konsensus : kebenaran
berdasarkan perspektif yang mendukung paradigma tersebut. 6) Teori
kebenaran proposisi : pernyataan yang berhubungan antara beberapa hal
yang dapat dinilai benar atau salah. 7) Teori kontrukvisme : Tindakan
menciptakan makna dari apa yang dipelajari. 8) Teori kebenaran
religious: kebenaran yang menggunakan wahyu yang bersumber dari
Tuhan.
d. Sifat kebenaran ilmiah : a) kebenaran yang dapat dicapai dengan
kesimpulan yang logis dari premis-premis tertentu. b) isi empiris, diuji
dengan kenyataan yang ada. c) pragmatis, dapat diterapkan.2
3. Periodisasi terhadap sejarah perkembangan ilmu, membaginya
menjadi sejarah ilmu abad klasik (Yunani), era renaisance, abad
modern dan Kontemporer. Tentu, periodisasi semacam ini
berperspektif Barat. Lantas, bagaimana pemahaman Anda seputar
sejarah ilmu di dunia muslim, dengan berperspektif Islam? Paparkan!
jika perlu, gunakan periodisasi sejarah ilmu Barat tersebut!
a. Periode Awal Islam
Fase kitab suci Al-Qur’an baru diturunkan kepada umat manusia.
Periode ini dimulai dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Periode
ini bermula dengan ditandainya kemajuan kepustakaan Arab,
pengajaran Islam dan penyebaran pokok-pokok peradaban Islam.
b. Periode Umawiyah

2
Rusdiana, Filsafat Ilmu Bahan Ajar. (Bandung: Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN SGD
Bandung, 2018)
Adanya kemajuan di bidang agama, ilmu filsafat dan ilmu-ilmu pasti
juga sudah mulai dijamah di kota Andulusia. Seiring berkembangnya
filsafat, berkembang juga ilmu-ilmu pasti. Andalusia juga diperkaya
dengan sarjana-sarjana pribumi yang pakar di bidang ilmu kedokteran
c. Periode Abbasiyah
Aadanya gerakan terjemah besar-besaran terhadap naskah-naskah asing
ke dalam bahasa Arab terutama naskah-naskah Yunani dan Persia.
d. Periode Modern
Periode ini dimulai dari akhir abad 18 hingga saat ini. Perjalanan
perkembangan ilmu pengetahuan di semua Negara memiliki corak dan
pembaharu masing-masing.3
4. Benarkah ilmu itu bebas nilai? Atau malah sebaliknya? Jelaskan
pendapat anda! Lalu, bagaimana tanggung jawab para ilmuan atas
persoalan-persoalan humanisme dan moralitas, jika ilmu itu bebas
nilai atau sebaliknya? Jelaskan!
Ilmu bebas nilai adalah ilmu yang dituntut untuk berkembang berdasarkan
ilmu pengetahuan saja, tanpa harus mempertimbangkan hal lain di luar ilmu
pengetahuan, seperti ideologi, agama, sosial maupun budaya. Ini bertujuan
untuk agar ilmu pengetahuan dapat berkembang secara otonom, tidak
terdistorsi, dan murni secara objektif. Sementara ilmu tidak bebas nilai
adalah ilmu yang selalu terikat dengan nilai dan harus dikembangkan
dengan mempertimbangkan aspek nilai. Nilai memang merupakan salah
satu faktor untuk mengetahui suatu ilmu. Namun jika kita melihat pada teori
evolusi paradigma, tentu akan terjadi stagnansi. Jika paradigma ilmu masih
bergantung kepada nilai, tentu akan terjadi kebenaran absolut yang
kemudian berakibat berhentinya diskusi atau perkembangan ilmu itu
sendiri.4

3
Arif al-Anang, “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam.” Jurnal Fajar Historia
Vol.3 Nomor 2 Tahun 2019.
4
https://www.kompasiana.com/jawwadazkakarim/5ca0c8d995760e384a7ed552/ilmu-bebas-nilai-
filsafat-ilmu

Anda mungkin juga menyukai