PENGERTIAN FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata”philosophia’(bahasa Yunani) di artikan dengan ‘mencintai
kebijaksanaan’ sedangkan bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah ‘philosophy’
dalam bahasa Arab di sebut istilah’falsafah’ di terjemahkan denga ‘cinta kearifan’
Jadi menurut penulis pengertian dari filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji
tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu ,baik yang
sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu
yang sebenarnya,mencari prinsip-prinsip kebenaran ,serta berfikir secara rasional ,logis
mendalam,sehingga dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah
kehidupan manusia.
Para ahli dan tokoh-tokoh filsafat banyak merumuskan pengertian dari filsafat itu
sendiri, menurut Beni Ahmad Saebani (2009:21) perbedaan definisi yang di kemukan oleh
para tokoh tsb disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
setiap tokoh hidup dalam kurun waktu yang berbeda
setiap tokoh tumbuh dan berkembang dalam lingkungan hidup yang berbeda
setiap tokoh dengan kapasitas keilmuan dan lain lain memiliki konotasi dan kesan makna yang
berbeda tentang definisi filsafat
karena perkembangan filsafat itu sendiri.
B. Objek Filsafat
Objek yang diselidiki oleh filsafat ada 2 yaitu:
1. Objek Materiil adalah suatu kajian penelahaan atau pembentukan pengetahuan itu ,yaitu segala
sesuatu yang ada dan mungkin ada.Mencakup segala hal ,baik hal yang konkret atau nyata atau
hal-hal yang abstrak atau tidak tampak.
2. Objek Formal yaitu;sifat penelitian ,penyelidikan yang dalam.Kata mendalam berarti ingin
tahu tentang objek yang tidak empiris.
C. Metode Filsafat
Metode Filsafat sangat banyak ,sebahagian ahli mengelompokan menjadi 3 macam
1. Metode sistematis perhatian hanya terfokus kepada isi filsafat bukan pada tokoh atau zaman
,serta periodenya
2. Metode historis ,mengkaji filsafat dengan mengikuti sejarahnya.membicarakan tokoh demi
tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah.
3. Metode kritis digunakan untuk mempelajari filsafat tingkat intensif.
D. Ciri-Ciri Filsafat
Ciri-Ciri filsafat adalah
1. Filsafat sebagai ilmu,yaitu filsafat berusaha untuk mencari hakikat atau intidarisuatu limu
2. Filsafat sebagai cara berfikir yaitu caraberfikir yang sangat mendalam(radikal) sehingga akan
sampai pada hakikat sesuatu
3. Filsafat sebagai pandangan hidup yaitu filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat
kodratdiri manusia yang berperan sebagai makhluk individu,makhluk social dan maklhuk
Tuhan.
BAB 2
FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu pada Abad ke-20, abad percobaanbagi ilmu pengetahuan,terjadinya perang dunia
1 dan2 yang mencoreng sejarah .
Ada 3 teori yang datang pada abad 20 yang cukup menggelisahkan ilmu pengetahuan
yaitu:teori relativitas,teori quantum dan teori elektris tentang materi. Ilmu pengetahuan
memasuki kesadaran baru dan mulai menyadari batas-batas kemampuannya.
BAB3
SUBSTANSI FILSAFAT ILMU
B. Konfirmasi
Berasal dari bahasa Inggris ‘comfirmation’ yang berarti penegasan,pengesahan.Konfirmasi
apabila di kaitkan dengan ilmu,maka fungsi ilmuadalah menjelaskan,memprediksi dan
menghasilkan,lebih bersifat interprestasi untuk memberikan makna tentang sesuatu.
1. Aspek kuantitatif dan kualitatif konfirmasi
Derajat konfirmasi kuantitatif dibangun berdasarkan hipotesis mengenai objek yang diukur dan
seluas hipotesisnya.
Untuk membangun konfirmasi kualitatif dan upaya melepaskan dari yang kuatitatif tampaknya
memang belum dapat dilakukan sepenuhnya.
2. Teori Konfirmasi
Teori kepastian(comfirmation theory) berupaya mencari deskripsi hubungan normative antara
hipotesis dengan evidensi ,ada tiga teori konfirmasi yaitu;a)decision teori,
menerapakan kepastian berdasarkan keputusan b)estimation theory,menetapkan kepastian
dengan member peluang benar salah dengan menggunakan konsep probabilitas ,c)realibity
theory ,menetapakn kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi yang mungkin berubah –
ubah karena kondisi atau lain hal.
6.
BAB 4
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
BAB 5
DIMENSI KAJIAN FILSAFAT ILMU
A. Dimensi Ontologi
1. Definisi Ontologi
Ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang berada atau ontologi
merupakan teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.Pembahasan tentang
ontology sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa”,
Ontology menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang
berbeda dimana entitas dari kategori –kategori yang logis yang berlainan(objek-objek fisis,hal
universal,abstraksi) dapat di katakana ada ,dalam kerangka tradisional ontologi dianggap
sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada,sedangkan dalam hal pemakaianya
akhir-akhir ini ontology di pandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
2. Objek kajian ontologi
Objek telahan ontology adalah yang ada ,yaitu ada individu,ada umum,ada terbatas,ada
tidak terbatas,ada universal,ada mutlak,termasuk kosmologi dan metafisika,dan ada sesudah
kematian maupun sumber segala ada ,yaitu Tuhan Yang Maha Esa,pencipta dan pengatur alam
semesta.
a) metode dalam ontology Lorens Bagus memperkenalkan 3 tingkat abstraksi dalam ontology
abstraksi fisik,menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek
abstraksi bentuk,mendiskripsikan metafisik mengenai prinsip umum yang menjadi dasar dari
semua realitas.
abstraksi metafisik,merupakan abstraksi yang di jangkau oleh ontologi
b) metafisika ,merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat
mendasar yang berada di luar pengalaman manusia,mengkaji segala sesuatunya secara
komprehensif.Membicarakan sesuatu yang bersifat ‘keluarbiasaan’,atau hal-hal yang tidak
alami,serta berada diluar kebiasaan.
c) asumsi,pendapat yang telah didukung oleh teori dan fakta yang dapat dibiktikan secara
rasional.
3. Aliran –Aliran dalam Metafisika Ontologi
a) aliran monoisme,paham yang menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu
hanya ada satu saja, tidak mungkin dua.
b) aliran dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling
bertentangan yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualism materi maupun ruh
sama-sama merupakan hakikat.
c) aliran pluralism berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
Menyatakan bhwa kenyataan ala mini tersusun dari banyak unsure, lebih dari satu atau dua
entitas.
d) aliran nikhilisme, menyatakan bahwa dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia,
tidak mengakui adanya validitas alternative positif.
e) aliran agnotisisme, menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat
sesuatu di balik kenyataanya. Mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
benda, materi maupun hakikat ruhani.
4. Teologi
Teologi juga merupakan bagian dari kajian bidang ontology, menurut Sudarsono
(2001:129) yang dimaksud dengan teologi dalam ruang lingkup filsafat metafisika adalah
filsafat ketuhanan yang bertitik tolak semata-mata kepada kejadian alam.
Teologi dalam kajian filsafat metafisika memiliki arti penting dalam pemikiran
kefilsafatan. Pada abad 20 pemikiran filsafat tentang teologis cukup menonjol terutama
menurut Hendri Bergson. Menurut Bergson agama ada dua macam, agama statis dan agama
dinamis. Agama statis timbul karena hasil karya perkembangan pemikiran otak atau akal
manusia, agama sebagai alat bertahan terhadap segala sesustu yang dapat menjadikan manusia
putus asa. Agama dinamis yang diberikan oleh instuisi, dengan perantaraan agama ini manusia
dapat berhubungan dengan asas yang lebih tinggi, yang lebih berkuasa daripada dirinya sendiri.
B. Dimensi Epistemologi
1. Pengertian Epistomologi
Epistemologi disebut juga dengan teori pengetahuan (theory of knowledge), yaitu cabang
filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas)
pengetahuan. Epistemologi memfokuskan pada makna pengetahuan yang dihubungkan dengan
konsep, sumber, criteria pengetahuan, jenis pengetahuan dsb.
a) metode induktif yaitu suatu metode yang menyampaikan pernyataan-pernyataan hasil
observasi dan disimpulkan dalam suatu pernyataan yang kebih umum.
b) metode deduktif, suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiris diolah lebih
lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut.
c) metode positivisme,metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang factual, yang
positif.
d) metode kontemplatif, mengatakan adanya keterbatasan indra dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan ,sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda, harusnya
dikembangkan satu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
e) metode dialektis,mula-mula berarti metode Tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat,
Plato mengartikannya sebagai diskusi logika.
2. Persyaratan Epistemologi
Persyaratan menurut Conny R.Semiawan
a) dasar pembenaran, menuntut pengaturan kerja ilmiah yang diarahkan pada perolehan derajat
kepastian sebesar mungkin. Pemahaman yang akan diuji dalam suatu cara kerja ilmiah
harusdapat dibenarkan secara apriori.
b) sistemik, terdapat system didalam susunan suatu pengetahuan ilmiah (produk) dan didalam
cara memperoleh pengetahuan ilmiah itu (proses,metode)
c) intersubjektif, menunjukan bahwa pengetahuan yang telah di peroleh seorang subjek harus
mengalami verifikasi oleh subjek-subjek lain supaya pengetahuan itu lebih terjamin
keabsahannya atau kebenaranya walaupun secara tersirat tampaknya makna verifikasi
terkandung dalam istilah objektif.
3. Aliran-Aliran Epistemologi
Secara garis besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemology, yaitu:
a) rasionalisme adalah suatu alran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal atau ide
sebagai bagaian yang sangat menentukan hasil keputusan atau pemikiran
b) empirisme, mengatakan bahwa realitas yang sebenarnya adalah terletak pada benda-benda
konkret yang dapat diindra bukan pada ide.
C. Dimensi Aksiologis
1. Pengertian aksiologis:
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan, juga menunjukan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan didalam
menerapkan ilmu kedalam praktis.
2. Objek aksiologis
Dilihat dari jenisnya terdapat 2 bagian umum yang membangun filsafat ilmu ini yaitu
meliputi:
a) Etika yaitu; kajian tentang hakikat moral dan keputusan (kegiatan menilai), etika sebagai
prinsip atau standar perilaku manusia yang kadang-kadang disebut dengan moral. Makna etika
dipakai dalam dua bentuk, pertama etika sebagai suatu kumpulan pengetahuan mengenai
penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia, kedua merupakan suatu predikat yang
dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lain.
b) Estetika yaitu; mempelajari tentang hakikat keindahan didalam seni.
BAB 6
JALINAN ILMU FILSAFAT DAN AGAMA
BAB 7
EPISTEMOLOGI
A. Pendahuluan
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membicarakanmengenai sumber-sumber,
karakteristik,sifat dan kebenaran pengetahuan. Epistemologi membicarakan hal-hal yang
berkenaan dengan masalh ilmu pengetahuan. Apakah itu pengetahuan?Dari mana asalnya?
Apakah sumber-sumber pengetahuan? Bagaimana manusia mendapat pengetahuan? dsb.
Beberapa pertanyaan inilah yang disebut persoalan epitemologi.
B. .Pengertian Epitemologi
Istilah epitemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘epiteme yang berarti pengetahuan dan
‘logos yang berarri pikiran,teori atau ilmu. Jadi epitemologi berarti pikiran atau teori tentang
pengetahuan (theory of knowledge)
C. Perihal Pengetahuan
Proses terjadinya pengetahuan merupakan bagian penting dalam epistemolagi, sebab hal
ini akan mempengaruhi corak pemikiran kefilsafatan. Ada yang berpendapat bahwa
pengetahuan di peroleh melalui pengalaman baik pengalaman indera maupun bathin.
E. Perihal Kebenaran
Secara umum definisinya adalah:kesesuaian antara pikiran dan kenyataan.Kebenaran
menjadi kajian utama dari ilmu filsafat.
BAB 8
LOGIKA
A. Pendahuluan
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asa,aturan,dan prosedur
penalaran yang benar.
B. Pengertian Logika
Berasal dari bahasa Yunani “logikos” yang berarti mengenai sesuatu yang diutarakan,
mengenai suatu perkembangan akal (pikiran), mengenai kata, mengenai percakapan atau
berkenaan dengan bahasa.
BAB 9
ETIKA
A. Pengertian Etika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika dirumuskan dalam 3 arti sbb.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut satu golongan atau masyarakat
B. Objek Etika
Objek penelitian etika adalah pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari
pandangan dan persoalan dalam bidang moral.
BAB 10
TANGGUNG JAWAB MORAL KEILMUAN
Kesadaran manusia untuk melaksanakan cita-cita dalam nilai dan norma, didorong oleh
pandangan hidup atau agama yang disebut kesadaran moral.Ada 3 unsur dalam kesdaran moral
yaitu :
1. Mengungkap kesadaran bahwa kewajiban moral itu bersifat mutlak
2. Mengungkap rasionalitas kesadaran moral
3. Mengungkap segi tanggung jawad subjektif
Tanggung jawab moral ilmuwan merupakan refleksi dari kewajiban, kewajiban moral
adalah kewajiban yang akan mengikat batin seseorang lepas dari pendapat
masyarakat,teman,maupun atasan.Hal tersebut bukan berarti bahwa tanggung jawab moral
terpisah secara absolute dari tanggung jawab moral seseorang ilmuwan, hanya saja tanggung
jawab moral sifatnya lebih personal.
Tanggung jawab moral menyangkut pemikiran bahwa ilmu lepas dari tanggung jawab
aplikasi ilmu yang dikembangkannya.Dimana ilmu harus diaplikasikan untuk hal-hal yang
benar,bukan untuk merusak umat manusia.