Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENGERTIAN FILSAFAT

A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata”philosophia’(bahasa Yunani) di artikan dengan ‘mencintai
kebijaksanaan’ sedangkan bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah ‘philosophy’
dalam bahasa Arab di sebut istilah’falsafah’ di terjemahkan denga ‘cinta kearifan’
Jadi menurut penulis pengertian dari filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji
tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu ,baik yang
sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu
yang sebenarnya,mencari prinsip-prinsip kebenaran ,serta berfikir secara rasional ,logis
mendalam,sehingga dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah
kehidupan manusia.
Para ahli dan tokoh-tokoh filsafat banyak merumuskan pengertian dari filsafat itu
sendiri, menurut Beni Ahmad Saebani (2009:21) perbedaan definisi yang di kemukan oleh
para tokoh tsb disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
 setiap tokoh hidup dalam kurun waktu yang berbeda
 setiap tokoh tumbuh dan berkembang dalam lingkungan hidup yang berbeda
 setiap tokoh dengan kapasitas keilmuan dan lain lain memiliki konotasi dan kesan makna yang
berbeda tentang definisi filsafat
 karena perkembangan filsafat itu sendiri.

B. Objek Filsafat
Objek yang diselidiki oleh filsafat ada 2 yaitu:
1. Objek Materiil adalah suatu kajian penelahaan atau pembentukan pengetahuan itu ,yaitu segala
sesuatu yang ada dan mungkin ada.Mencakup segala hal ,baik hal yang konkret atau nyata atau
hal-hal yang abstrak atau tidak tampak.
2. Objek Formal yaitu;sifat penelitian ,penyelidikan yang dalam.Kata mendalam berarti ingin
tahu tentang objek yang tidak empiris.

C. Metode Filsafat
Metode Filsafat sangat banyak ,sebahagian ahli mengelompokan menjadi 3 macam
1. Metode sistematis perhatian hanya terfokus kepada isi filsafat bukan pada tokoh atau zaman
,serta periodenya
2. Metode historis ,mengkaji filsafat dengan mengikuti sejarahnya.membicarakan tokoh demi
tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah.
3. Metode kritis digunakan untuk mempelajari filsafat tingkat intensif.
D. Ciri-Ciri Filsafat
Ciri-Ciri filsafat adalah
1. Filsafat sebagai ilmu,yaitu filsafat berusaha untuk mencari hakikat atau intidarisuatu limu
2. Filsafat sebagai cara berfikir yaitu caraberfikir yang sangat mendalam(radikal) sehingga akan
sampai pada hakikat sesuatu
3. Filsafat sebagai pandangan hidup yaitu filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat
kodratdiri manusia yang berperan sebagai makhluk individu,makhluk social dan maklhuk
Tuhan.

BAB 2
FILSAFAT ILMU

A. Hakikat Ilmu Dan Pengetahuan


Ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan tentang sesuatu atau bagian dari ilmu
pengetahuan dan mempunyai beberapa syarat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan
1. Sistematis yaitu ada urutan dari awal sampai akhir
2. General yaitu keumuman sifat nya bisa berlaku dimanapun (lintas ruang dan waktu dengan
keterbatasannya) berkaitan dengan mutu dan standar.
3. Rasional maksudnya ilmu sebagai pengetahuan ilmiah bersumber pada pemikiran rasional
yang mematuhi kaidah-kaidah logika
4. Objektif apa adanya mengungkap realitas yang sahih bagi siapa saja.
5. Menggunakan metoda tertentu dalam mempertanyakan objek tertentu mencari dan
menemukan sesuatu sebagai kebenaran
6. Dapat di pertanggungjawabkan dengan menggunakan argumentasi logis dan rasional
7. Pengetahuan menurut Jujun S.Suriasumantri(1999:105) adalahhakikatnya merupakan segenap
apa yang kita ketahui tentang objek tertentu,termasuk didalamnya adalah ilmu.

B. Pengertian Filsafat Ilmu


Menurut Jujun S.Suriasumantri Filsafat Ilmu merupakan suatu pengetahuan atau epistemologi
yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tak lagi merupakan
misteri.Jujun menggolongkan pengetahuan menjadi 3 kategori
1. Pengetahuan yang baik dan buruk di sebut juga etika
2. Pengetahuan tentang indah dan jelek disebut juga estetika atau seni
3. Pengetahuan tentang benar atau salah di sebut juga logika.

C. Perkembangan Filsafat ilmu


Secara historis ,perioderisasi perkembangan dikelompokkan kedalam beberapa masa
1. Zaman prasejarah ,disebut juga zaman batu atau masyarakat purba.Pada zaman ini
pengetahuan bersifat coba-coba(trial and error)
2. Zaman sejarah,atau zaman peradaban dan pertanian.Pada zaman ini manusia telah mengenal
tulisan.
3. Zaman logam,di kategorikan sebagai kebudayaan klasik.Ditemukannya logam yang di olah
sedemikian rupa menjadai perhiasan yang indah dan mahal.
4. Zaman Yunani dan Romawi, lahirnya filsafat yangmempunyai arti yang lebih luas dari
sekarang.
5. Thales dari(Miletus 624-548 SM) sebagai filsuf pertama yang mempertanyakan dasar isi alam.
6. Filsafat ilmu di India dan Cina,berlainan dengan filsafat modern lebih menyerupai ngelmu
dari ilmu,lebih merupakan ajaran Hindu yang memaparkan bagaimana orang dapat mencapai
kebahagian yang kekal.
7. Filsafat ilmu pada masa islam,Ilmu pengetahuan dan teknologi modern lahir dari kandungan
islam yaitu menemukan yang menjadi pembuka rahasia alam semesta yang jadi perintis
modernisasi Eropa dan Amerika.
8. Filsafat ilmu pada Abad kegelapan,pada masa ini bangsa Romawi sibuk dengan masalah-
masalah keagamaan yang terus mempelajari dosa dan cara menghapuskannya
9. Filsafat ilmu pada Abad 16 dan 17,merupakan kebangkitan ‘renaissance’ masa yang
menghidupkan kembali kebudayaan klasik (Yunani-Romawi).Dengan meninggalkan
kebudayaan yang bernafaskan kristiani.
10. Filsafat ilmu pada Abad ke-18 dan 19,tumbuh sangat pesat dan menakjubkan .Ilmu
pengetahuan empiris makin mendominasi ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu pada Abad ke-20, abad percobaanbagi ilmu pengetahuan,terjadinya perang dunia
1 dan2 yang mencoreng sejarah .
Ada 3 teori yang datang pada abad 20 yang cukup menggelisahkan ilmu pengetahuan
yaitu:teori relativitas,teori quantum dan teori elektris tentang materi. Ilmu pengetahuan
memasuki kesadaran baru dan mulai menyadari batas-batas kemampuannya.

BAB3
SUBSTANSI FILSAFAT ILMU

A. Kenyataan atau Fakta.


Menurut perspektif saint atau ilmu pengetahuan ,kebenaran dapat di peroleh melalui
penyelidikan dengan menggunakan metode ilmiah,logis untuk mencari bukti empiris dalam
upaya untuk menguji hipotesis atau tidak dan untuk menarik kesimpulan yang dapat di
generalisasikan(Ahmad Tafsir,2002).
Menurut perspektif agama,suatu kebenaran dapat dicari dan ditemukan,serta diterima
melaluiproses ilmiah sebagai basis utama.Proses aqliah atau pikiran(logika) digunakan sebagai
alat penunjang proses imaniah untuk memperkuat kebenaran wahyu sebagai proses
imaniah.Antara kebenaran dan fakta merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dan berkaitan sangat erat.
Kebenaran yang ditemukan berdasarkan perspektif agama adalah bersifat mutlak dan tidak
perlu di sangsikan kebenarannya karena merupakan kebenaran wahyu yang diterima melalui
proses imaniah dan logika sebagai proses pikir penunjang.

B. Konfirmasi
Berasal dari bahasa Inggris ‘comfirmation’ yang berarti penegasan,pengesahan.Konfirmasi
apabila di kaitkan dengan ilmu,maka fungsi ilmuadalah menjelaskan,memprediksi dan
menghasilkan,lebih bersifat interprestasi untuk memberikan makna tentang sesuatu.
1. Aspek kuantitatif dan kualitatif konfirmasi
Derajat konfirmasi kuantitatif dibangun berdasarkan hipotesis mengenai objek yang diukur dan
seluas hipotesisnya.
Untuk membangun konfirmasi kualitatif dan upaya melepaskan dari yang kuatitatif tampaknya
memang belum dapat dilakukan sepenuhnya.
2. Teori Konfirmasi
Teori kepastian(comfirmation theory) berupaya mencari deskripsi hubungan normative antara
hipotesis dengan evidensi ,ada tiga teori konfirmasi yaitu;a)decision teori,
menerapakan kepastian berdasarkan keputusan b)estimation theory,menetapkan kepastian
dengan member peluang benar salah dengan menggunakan konsep probabilitas ,c)realibity
theory ,menetapakn kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi yang mungkin berubah –
ubah karena kondisi atau lain hal.

C. Konsep dan Definisi


1. Fungsi logis definisi adalah memberi batas arti atau makna simbolik dari suatu
konsep,sehingga definisi disamaartikan dengan batasan.Mambuat definisi pada dasarnya
adalah membuat batasan konsep tunggal .
2. Definisi nominalis merupakan penjelasan atau sesuatu istilah dengan menggunakan kata lain
yang lebih dikenal.Definisi nominalis setidaknya dapat dibedakan manjadi dua yaitudefinisi
sinonim dan etimologis,pada definisi sinonim penjelasan diberikan dengan menggunakan
persamaan kata.Sedangkan definisi etimologis merupakan cara mengetengahkan asal-usul
istilahnya.
3. Definisi realis,memberikan penjelasan atau batasanberdasarkan isi yang terkandung dalam
konsep yang didefinisikan.
4. Definisi praktis,definisi yang mementingkan penjelasan kegunaan atau fungsional.
5. Definisi paradigmatis,,tata pikir yang kompleks baik dalam tataran teoritik maupun
operasional,berfikir horizontal dan kreatif.

6.
BAB 4
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan


Istilah ilmu pengetahuan diambil dari bahasa Arab”alima,ya’lamu,’ilman’ yang berarti
mengerti atau memahami benar-benar.Dalam bahasa Latin scienta yang berarti mempelajari
atau mengetahui.
Menurut The Liang Gie (1996:88) ilmu sebagai pengetahuan ,aktivitas atau metode
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan.Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang
dilaksanakan dengan metode tertentu,yang akhirnya aktivitas metodis itu menghasilkan
pengetahuan ilmiah.
Adapun pengertian pengetahuan itu sendiri,seperti yang dikemukan Surajiyo(2007:62)
adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek yang dihadapinya.Manusia tidak dapat menuntut bahwa memperoleh sesuatu itu
berarti sudah jelas kebenarannya,karena boleh jadi hanya kebetulan saja.

B. Objek Ilmu Pengetahuan


Salah satu cirri ilmu adalah memiliki objek penyelidikan.Yang terdiri dari 2 objekyaitu;
1. Objek materiil ,adalah suatu hal yang menjadi sasaran penyelidikan atau pemikiran sesuatu
yang dipelajari baik berupa benda konkret atau abstrak.
2. Objek Formal ,merupakan sudut pandang atau cara memandang terhadapobjek
materiil,termasuk prinsip-prinsip yang digunakan.
Dengan melihat objek ilmu tersebut ,maka keberadaan filsafat sesungguhnya sangat dekat
dengan kita,bahkan setiap saat kita terlibat dalam tindakan berfilsafat itu sendiri,hanya saja
selama ini keberadaanya belum kita sadari.

C. Kehadiran Filsafat Sebagai Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan pada mulanya hanya ada satu ,yaitu filsafat.Karena filsafat
mempersoalkan kebenaran pengetahuan yang bersifat umum,abstrak dan universal ,maka
wajarlah jika filsafat tidak mampu menjawab persoalan hidup yang bersifat kokkret,ptaktis dan
pragmatis.
Sebagai induk ilmu pengetahuan ,ruang lingkup studi filsafat mencakup semua hal yang ada
bahkan yang mungkin ada menurut aspeknya yang mendasar berupa sifat hakikat atau
substansinya.

D. Persyaratan Ilmu Pengetahuan


C.A Qadir (2002:20) memberikan 3 pokok persyaratan ilmu pengetahuan
1. pengakuan atas kenyataan bahwa tiap manusia terlepas dari kasta,kepercayaan,jenis
kelamin,atau usia mempunyai hak yang tidak dapat diganggu gugat atau dipersoalkan lagi
untuk mencari ilmu
2. Metode ilmiah itu tidak hanya pengamatan atau eksperimentasi tetapi juga teori dan
sistematisasi.ILmu pengetahuan mengamati factor-faktor mengklasifikasikanya,menunjukan
hubunganya dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun teori.
3. Semua orang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan berguna dan berarti untuk individu atau
social

E. Eksistensi Ilmu Pengetahuan


Cara yang dipakai untuk menjelaskan identitas ilmu pengetahuan ada 4yaitu;
1. Objek ilmu pengetahuan adalah sasaran pokok atau tujaun penyelidikan keilmuan ,baik objek
materiil atau objek formal
2. Metode ilmu pengetahuan adalah suatu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
benar,merupakan cara-car penyelidikan yang bersifat keilmuan disebut juga metode ilmiah.
3. Sistem ilmu pengetahuan ,merupakan petunjuk adanya saling terkaitan dan saling berhubungan
antara satu dan yang lain secara fungsional.
4. Kebenaran ilmiah maksudnya,suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenarannya menurut
norma-norma keilmuan.
Kebenaran ini menurut Michael Williams ada 5 teori
1. Kebenaran koherensi , suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan tersebut koheren
atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2. Kebenaran korespodensi,suatu pernyataan adalh benar jika materi pengetahuan yang
dikandung pernyataan itu berkorespodensi (berhubungan )dengan objek yang dituju oleh
pernyataan tersebut.
3. Kebenaran pragmatis,suatu kebenaran pernyataan diukur dengan menggunakan criteria
fungsional.
4. Kebenaran perfomatif,suatu pernyataan kebenaran bukanlah kualitas atau sifat sesuatu,tetapi
sebuah tindakan (performatif).
5. Kebenaran proposisi,suatu pernyataan disebut benar apabila sesuai dengan persyaratan
materilnya suatu proposisi,bukan pada syaratformal proposisi.

BAB 5
DIMENSI KAJIAN FILSAFAT ILMU

A. Dimensi Ontologi
1. Definisi Ontologi
Ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang berada atau ontologi
merupakan teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.Pembahasan tentang
ontology sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa”,
Ontology menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang
berbeda dimana entitas dari kategori –kategori yang logis yang berlainan(objek-objek fisis,hal
universal,abstraksi) dapat di katakana ada ,dalam kerangka tradisional ontologi dianggap
sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada,sedangkan dalam hal pemakaianya
akhir-akhir ini ontology di pandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
2. Objek kajian ontologi
Objek telahan ontology adalah yang ada ,yaitu ada individu,ada umum,ada terbatas,ada
tidak terbatas,ada universal,ada mutlak,termasuk kosmologi dan metafisika,dan ada sesudah
kematian maupun sumber segala ada ,yaitu Tuhan Yang Maha Esa,pencipta dan pengatur alam
semesta.
a) metode dalam ontology Lorens Bagus memperkenalkan 3 tingkat abstraksi dalam ontology
 abstraksi fisik,menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek
 abstraksi bentuk,mendiskripsikan metafisik mengenai prinsip umum yang menjadi dasar dari
semua realitas.
 abstraksi metafisik,merupakan abstraksi yang di jangkau oleh ontologi
b) metafisika ,merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat
mendasar yang berada di luar pengalaman manusia,mengkaji segala sesuatunya secara
komprehensif.Membicarakan sesuatu yang bersifat ‘keluarbiasaan’,atau hal-hal yang tidak
alami,serta berada diluar kebiasaan.
c) asumsi,pendapat yang telah didukung oleh teori dan fakta yang dapat dibiktikan secara
rasional.
3. Aliran –Aliran dalam Metafisika Ontologi
a) aliran monoisme,paham yang menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu
hanya ada satu saja, tidak mungkin dua.
b) aliran dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling
bertentangan yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualism materi maupun ruh
sama-sama merupakan hakikat.
c) aliran pluralism berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
Menyatakan bhwa kenyataan ala mini tersusun dari banyak unsure, lebih dari satu atau dua
entitas.
d) aliran nikhilisme, menyatakan bahwa dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia,
tidak mengakui adanya validitas alternative positif.
e) aliran agnotisisme, menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat
sesuatu di balik kenyataanya. Mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
benda, materi maupun hakikat ruhani.
4. Teologi
Teologi juga merupakan bagian dari kajian bidang ontology, menurut Sudarsono
(2001:129) yang dimaksud dengan teologi dalam ruang lingkup filsafat metafisika adalah
filsafat ketuhanan yang bertitik tolak semata-mata kepada kejadian alam.
Teologi dalam kajian filsafat metafisika memiliki arti penting dalam pemikiran
kefilsafatan. Pada abad 20 pemikiran filsafat tentang teologis cukup menonjol terutama
menurut Hendri Bergson. Menurut Bergson agama ada dua macam, agama statis dan agama
dinamis. Agama statis timbul karena hasil karya perkembangan pemikiran otak atau akal
manusia, agama sebagai alat bertahan terhadap segala sesustu yang dapat menjadikan manusia
putus asa. Agama dinamis yang diberikan oleh instuisi, dengan perantaraan agama ini manusia
dapat berhubungan dengan asas yang lebih tinggi, yang lebih berkuasa daripada dirinya sendiri.

B. Dimensi Epistemologi
1. Pengertian Epistomologi
Epistemologi disebut juga dengan teori pengetahuan (theory of knowledge), yaitu cabang
filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas)
pengetahuan. Epistemologi memfokuskan pada makna pengetahuan yang dihubungkan dengan
konsep, sumber, criteria pengetahuan, jenis pengetahuan dsb.
a) metode induktif yaitu suatu metode yang menyampaikan pernyataan-pernyataan hasil
observasi dan disimpulkan dalam suatu pernyataan yang kebih umum.
b) metode deduktif, suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiris diolah lebih
lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut.
c) metode positivisme,metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang factual, yang
positif.
d) metode kontemplatif, mengatakan adanya keterbatasan indra dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan ,sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda, harusnya
dikembangkan satu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
e) metode dialektis,mula-mula berarti metode Tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat,
Plato mengartikannya sebagai diskusi logika.

2. Persyaratan Epistemologi
Persyaratan menurut Conny R.Semiawan
a) dasar pembenaran, menuntut pengaturan kerja ilmiah yang diarahkan pada perolehan derajat
kepastian sebesar mungkin. Pemahaman yang akan diuji dalam suatu cara kerja ilmiah
harusdapat dibenarkan secara apriori.
b) sistemik, terdapat system didalam susunan suatu pengetahuan ilmiah (produk) dan didalam
cara memperoleh pengetahuan ilmiah itu (proses,metode)
c) intersubjektif, menunjukan bahwa pengetahuan yang telah di peroleh seorang subjek harus
mengalami verifikasi oleh subjek-subjek lain supaya pengetahuan itu lebih terjamin
keabsahannya atau kebenaranya walaupun secara tersirat tampaknya makna verifikasi
terkandung dalam istilah objektif.

3. Aliran-Aliran Epistemologi
Secara garis besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemology, yaitu:
a) rasionalisme adalah suatu alran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal atau ide
sebagai bagaian yang sangat menentukan hasil keputusan atau pemikiran
b) empirisme, mengatakan bahwa realitas yang sebenarnya adalah terletak pada benda-benda
konkret yang dapat diindra bukan pada ide.

C. Dimensi Aksiologis
1. Pengertian aksiologis:
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan, juga menunjukan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan didalam
menerapkan ilmu kedalam praktis.
2. Objek aksiologis
Dilihat dari jenisnya terdapat 2 bagian umum yang membangun filsafat ilmu ini yaitu
meliputi:
a) Etika yaitu; kajian tentang hakikat moral dan keputusan (kegiatan menilai), etika sebagai
prinsip atau standar perilaku manusia yang kadang-kadang disebut dengan moral. Makna etika
dipakai dalam dua bentuk, pertama etika sebagai suatu kumpulan pengetahuan mengenai
penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia, kedua merupakan suatu predikat yang
dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lain.
b) Estetika yaitu; mempelajari tentang hakikat keindahan didalam seni.

BAB 6
JALINAN ILMU FILSAFAT DAN AGAMA

A. Jalinan filsafat dengan agama


Terdapat beberapa asumsi berkaitan denagn jalinan filsafat dengan agama, asumsi tsb
berdasarkan dengan anggapan manusia sebagai makhluk budaya, asumsi pertama manusia
sebagai makhluk budaya mampu berspekulasi dan berteori filsafat yang akan menentukan
kebudayaanya, bahkan sampai sadar dan jujur mengakui kenyataan Tuhan dan ajaran agama.
Asumsi kedua meliorisme yang maksudnya adalah dunia diciptakan oleh Tuhan sebagai suatu
yang potensial, dapat diperbaiki, diperindah dan diperkaya, sehingga hidup dan penghidupan
lebih dapat meningkat nilai harganya.

B. Jalinan filsafat dan ilmu


Menurut Syaifulah (1983:48) pada dasarnya filsafat tiada lain adalah hasil pemikiran
manusia, hasil spekulasi manusia betapapun tidak sempurnanya daya kemampuan pikiran
manusia. Antara filsafat dan ilmu memiliki persamaan, dalam hal keduanya merupakan hasil
ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofis, spekulataif dan empiris ilmiah.
Perbedaan antara keduanya, terutama untuk filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu
menentukan sarana untuk hidup. Karenanya filsafat inilah kemudian disebut sebagai induknya
ilmu pengetahuan.
C. Jalinan filsafat, agama, dan ilmu
Sejarah umat manusia tidak lepas dari para pencari Tuhan. Dengan dorongan sifat fitri
keimanan (religionitas), umat manusia melakukan pencarian demi pencarian Tuhan yang
sebenarnya. Bagi sebahagian orang, agama menjadi jawaban. Manusia menjalani lika-liku
perjalanan dalam upaya mencari Tuhan, sebahagian besar dari mereka benar-benar menemukan
Tuhan. Akan tetapi sebagian besar terlena dalam igauan yang tak jelas ketika mencoba
memaksakan diri untuk menjangkau esensi Tuhan yang sesungguhnya. Dalam batas-batas
tertentu filsafat dan ilmu bias mendukung berbagai bukti kebenaran eksistensi dan kekuatan
Tuhan yang telah diungkap oleh agama.

D. Persamaan antara ilmu,filsafat dan agama


Yang paling pokok adalah sama-sama bertujuan mencari kebenaran.Ilmu pengetahuan
melalui metode ilmiahnya berupaya untuk mencari kebenaran.Filsafat dengan caranya sendiri
berusaha menemukan hakikat sesuatu baik tentang alam,manusia, maupun tentang Tuhan.
Sementara agama, dengan karakteristiknya tersendiri memberikan jawaban atas segala
persoalan asasi perihal alam, manusia dan Tuhan.

E. Perbedaan antara ilmu filsafat dan agama


Terdapat perbedaan yang mencolok antara ketiga aspek tersebut, dimana ilmu dan filsafat
bersumber dari akal budi atau rasio manusia.Sedangkan agama bersumberkan wahyu.
Kebenaran yang diperoleh melalui cara penyelidikan tersebut adalah kebenaran positif,
kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif, berupa dugaan yang tidak dapat dibuktikan
secara empiris, riset dan eksperimen. Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolute)
karena agama adalag wahyu yang diturunkan maha benar.

BAB 7
EPISTEMOLOGI

A. Pendahuluan
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membicarakanmengenai sumber-sumber,
karakteristik,sifat dan kebenaran pengetahuan. Epistemologi membicarakan hal-hal yang
berkenaan dengan masalh ilmu pengetahuan. Apakah itu pengetahuan?Dari mana asalnya?
Apakah sumber-sumber pengetahuan? Bagaimana manusia mendapat pengetahuan? dsb.
Beberapa pertanyaan inilah yang disebut persoalan epitemologi.

B. .Pengertian Epitemologi
Istilah epitemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘epiteme yang berarti pengetahuan dan
‘logos yang berarri pikiran,teori atau ilmu. Jadi epitemologi berarti pikiran atau teori tentang
pengetahuan (theory of knowledge)

C. Perihal Pengetahuan
Proses terjadinya pengetahuan merupakan bagian penting dalam epistemolagi, sebab hal
ini akan mempengaruhi corak pemikiran kefilsafatan. Ada yang berpendapat bahwa
pengetahuan di peroleh melalui pengalaman baik pengalaman indera maupun bathin.

D. Masalah-Masalah Dasar Pengetahuan


Menurut Juhaya S.Praja (2005:87-88) terdapat 3 persoalan dasar dalam bidang
epistemology yaitu:
1. Apakah sumber-sumber pengetahuan itu?
2. Apakah watak dari ilmu pengetahuan?
3. Apakah pengetahuan itu benar(valid)

E. Perihal Kebenaran
Secara umum definisinya adalah:kesesuaian antara pikiran dan kenyataan.Kebenaran
menjadi kajian utama dari ilmu filsafat.

F. Aliran –Aliran Teori Pengetahuan


Menurut Ahmad Tafsir (2005:24-25) ada 4 aliran yang mengkaji tentang cara memperoleh
pengetahuan yaitu:
1. Aliran Empirisme, Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan berdasarkan
pengalaman.
2. Aliran Rasionalisme, Mengajarkan bahwa melalui akalnya manusia dapat memperoleh ilmu
pengetahuan.
3. Aliran Positivisme, Merupakan penyeimbang pertentangan yang terjadi antara aliran
empirisme dan aliran rasionalisme.
Aliran Intuisionisme adalah, Hasil evolusi pemahaman yang tertinggi.

BAB 8
LOGIKA

A. Pendahuluan
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asa,aturan,dan prosedur
penalaran yang benar.

B. Pengertian Logika
Berasal dari bahasa Yunani “logikos” yang berarti mengenai sesuatu yang diutarakan,
mengenai suatu perkembangan akal (pikiran), mengenai kata, mengenai percakapan atau
berkenaan dengan bahasa.

C.Sejarah Perkembangan Logika


Soewandi mengemukakan bahwa secara historis logika telah berkembang sejak abad ke-17
sampai abad ke-20 sekarang ini, dimana spesifikasi masing-masing periode memiliki kekhasan
tersendiri.Pada abad ke-17 cara kerja logika baru muncul setelah renaissance di Eropa. Abad
ke-18 disebut abad pencerahan. Abad ke-19 merupakan pertentengan anatra deduktif dan
induktif. Pada abad ke-20 penggabungan antara pemikiran deduktif dan induktif.

D. Pengertian,Proposisi dan Penalaran


1. Pengertian
Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang
kenyataan yang dipahami,atau merupakan hasil pengetahuan manusia mengenai realitas.
2. Proposisi
Proposisi adalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang dibentuk oleh akal budi atau
merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat diantara dua buahterm
3. Penalaran adalah suatu proses berfikir yang menghasilkan pengetahuan.

BAB 9
ETIKA

A. Pengertian Etika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika dirumuskan dalam 3 arti sbb.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut satu golongan atau masyarakat

B. Objek Etika
Objek penelitian etika adalah pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari
pandangan dan persoalan dalam bidang moral.

C. Aliran-Aliran Dalam Etika


Banyak filosof yang mengemukan mengenai aliran-aliran dalam etika antara lain:
1. :Aliran naturalisme yang menganggap kebahagian manusia didapatkan sesuai dengan kodrat
kejadian manusia itu sendiri
2. .Aliran hedonism adalah aliran yang mengajarkan bahwa sesuatu dianggap baik bila
mengandung kenikmatan bagi manusia
3. .Aliran utilarisme menilai baik dan buruknya suatu perbuatan berdasarkan besar kecilnya
manfaat bagi kehidupan manusia.
4. Aliran idealism adalah doktrin etis yang memandang bahwa cita-cita adalah sasaran yang harus
dikejar dalam tindakan.

BAB 10
TANGGUNG JAWAB MORAL KEILMUAN

Kesadaran manusia untuk melaksanakan cita-cita dalam nilai dan norma, didorong oleh
pandangan hidup atau agama yang disebut kesadaran moral.Ada 3 unsur dalam kesdaran moral
yaitu :
1. Mengungkap kesadaran bahwa kewajiban moral itu bersifat mutlak
2. Mengungkap rasionalitas kesadaran moral
3. Mengungkap segi tanggung jawad subjektif

Tanggung jawab moral ilmuwan merupakan refleksi dari kewajiban, kewajiban moral
adalah kewajiban yang akan mengikat batin seseorang lepas dari pendapat
masyarakat,teman,maupun atasan.Hal tersebut bukan berarti bahwa tanggung jawab moral
terpisah secara absolute dari tanggung jawab moral seseorang ilmuwan, hanya saja tanggung
jawab moral sifatnya lebih personal.
Tanggung jawab moral menyangkut pemikiran bahwa ilmu lepas dari tanggung jawab
aplikasi ilmu yang dikembangkannya.Dimana ilmu harus diaplikasikan untuk hal-hal yang
benar,bukan untuk merusak umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai