Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NASRIN

NIM : 200101040799

KELAS : PMTK B

UTS PENGANTAR INTEGRASI ILMU

1. Seputar Pengantar Integrasi Ilmu (4 pilar filosofi keilmuan dan konsep sungai pengetahuan
UIN Antasari)
KESIMPULAN:
Integrasi ilmu adalah menyatukan atau menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum
agar tidak saling bertentangan yang salah satu pengaplikasiannya yaitu 4 pilar integrasi ilmu
khususnya di UIN Antasari. Empat pilar integrasi ilmu tersebut merupakan integrasi dinamis
yang dari berbagai ilmu menjadi satu padu dan berinteraksi satu sama lain. Kemudian,
integrasi Islam dan kebangsaan agar sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945.
Selanjutnya, berbasis lokal yaitu berbasis pada kebutuhan dan lingkungannya serta berbasis
pada warisan generasi ke generasi. Dan yang terakhir, berwawasan global yaitu hal-hal
positif dari globalisasi untuk kajian-kajian ilmu di UIN Antasari contohnya sebuah kitab
yang diterjemahkan dari berbagai bahasa agar memudahkan membaca dari Negara manapun.
Dari keempat pilar tersebut diaplikasikan dalam konsep pengetahuan UIN Antasari yang
bernama sungai pengetahuan. Sungai pengetahuan itu sendiri maksudnya ilmu yang
diibaratkan sungai, meskipun sungai tersebut bercabang tetapi pada akhirnya akan mengalir
ke samudera (globalisasi).
2. Konsep Ilmu (pengertian dan paradigma sains modern)
KESIMPULAN:
Ilmu adalah aktivitas intelektual dan praktis untuk memperoleh pemahaman yang ada di
dunia ini dan keseluruhan pengetahuan sistematis. Sedangkan paradigma merupakan model
dari teori ilmu pengetahuan dan kerangka berpikir. Sains modern diidentikkan dengan
paradigma Cartesian-Newtonian yang terdapat 6 asumsi, yang pertama Subjektivisme-
Antroposentristik yaitu berkaitan dengan basis ontologis terhadap eksistensi realitas eksternal
di luar diri si subjek dan manusia sebagai pusat dunia karena ambisi manusia lah yang akan
menjelaskan seluruh fenomena alam raya ini, contohnya pendidikan hal yang penting dalam
kehidupan. Yang kedua, dualisme yaitu adanya subjek dan objek, manusia sebagai subjek
sedangkan benda disekitar yang menjadi objek terutama benda mati. Yang ketiga,
mekanistik-deterministik, dengan menganalisis dan menjelaskannya berupa pengukuran serta
berdasarkan hukum-hukum yang pasti. Yang keempat, reduksionis yang dijelaskan bahwa
alam raya ini tersusun dari atom-atom. Yang kelima, instrumentalisme yaitu terjadinya
proses seperti gravitasi di bumi ini. Yang terakhir, materialisme-saintisme yaitu metode
ilmiah eksperimental sebagai satu-satunya metode dan bahasa keilmuan yang universal. Dari
keenam tersebut bahwasanya ilmu itu mempelajari apa yang ada di dunia ini dan
pengaplikasiannya.
3. Pengertian Integrasi Ilmu
KESIMPULAN:
Pengertian integrasi ilmu itu banyak sekali dari berbagai pendapat tokoh-tokoh, sehingga
diambil kesimpulan bahwasanya pengertian integrasi ilmu dapat dikatakan sebagai sikap
profesionalisme atau kompetensi dalam suatu keilmuan yang bersifat duniawi di bidang
tertentu dibarengi atau dibangun dengan pondasi kesadaran akan ketuhanan. Proses
mengkaitkan diri pada prinsip tauhid yaitu konsep dari integrasi ilmu bahwa kita sebagai
makhluk ciptaan Allah yang diberikan ilmu sehingga janganlah merasa ilmu itu semata-mata
milik sendiri, contohnya menuntut ilmu dipelajari dengan sungguh dan yakin bahwa ilmu itu
petunjuk dari Allah Swt. Perlu juga revitalisasi terhadap integrasi ilmu yaitu mendekatkan
diri kepada agama, kedamaian, ilmu-ilmu yang diekpresikannya berbeda-beda karena sifat
dan tindakan manusia itu bervariasi. Untuk itulah perlu adanya mahasiswa dan mahasiswi
untuk berpartisipasi dalam mengintegrasikan ilmu seperti selalu mengkaitkan apa yang
dikerjakan dengan agama, sehingga dapat mengetahui mana yang baik untuk dilakukan.
4. Sejarah Dikotomi Di an Islamisasi Ilmu Pengetahuan
KESIMPULAN:
Dikotomi merupakan pemisahan secara teliti dan jelas dikarenakan yang satu sama sekali
tidak dapat dimasukkan kedalam satunya lagi dan sebaliknya. Alasan ilmuan memisahkan
ilmu agama dengan ilmu umum dikarenakan terjadinya peperangan sehingga banyak ilmuan
yang gugur mengakibatkan berhentinya pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di
dunia Islam. Pada saat itu juga akan tergiurnya westernisasi tetapi malah mengakibatkan
kemunduran ilmu agama karena westernisasi itu bertentangan dengan agama. Karena hal
itulah dalam sejarah ini untuk mengkaji ilmu agama dan ilmu umum itu secara sendiri-sendiri
akan tetapi harus tetap saling mengkaitkan satu sama lain.
5. Relasi Sains dan Agama
KESIMPULAN:
Suatu integrasi terhadap sains dan agama yaitu dengan menghubungkan dan memadukan
sehingga menghasilkan kontribusi baru untuk sains dan agama yang dapat diperoleh.
Mengintegrasi sains dan agama pun ada langkah-langkah nya seperti yang dilakukan Ismail
Raji Al-Faruqi yaitu penguasaan disiplin ilmu modern, pengamatan disiplin ilmu, penguasaan
khazanah Islam tahap analisis, penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin ilmu,
penilaian kritis terhadap ilmu modern, dan yang terakhir memberikan penilaian dan kajian
yang mendalam dilihat dari sudut pandang Islam. Umat Islam tidak pernah membatasi
umatnya untuk mendalami atau mempelajari ilmu manapun, contohnya, Al-Khawarizmi
seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, geografi. Memasukkan cara pandang sains
dalam beragama akan memperluas pandangan. Ilmu pengetahuan tanpa adaya keyakinan
terhadap Tuhan akan mengakibatkan sesat dan anti agama. Begitupun sebaliknya, agama
tanpa ilmu akan membuat jauh dari keimanan. Relasi sains dan agama lah yang akan
mendukung kedamaian dunia dan akhirat.
6. Tauhid sebagai Sumber Integrasi
KESIMPULAN:
Seorang hamba itu bertuhan tidak lepas dari kekuasaaan Tuhan. Bahwasanya semua
manusia itu harus mengenal Allah berarti harus bertauhid. Tauhid harus dijadikan sebagai
keyakinan yang dapat menepis semua keraguan dalam kehidupan. Karena dalam kehidupan
kita ini tidak lepas dalam bertauhid seperti integrasi ilmu harus kembali lagi kepada nilai-
nilai agama. Tauhid sebagai sumber integrasi ini berarti tauhid yang akan mendasari integrasi
objek ilmu, sumber ilmu, dan metode nya. Integrasi ilmu pengetahuan merupakan tanda
kekuasaan Allah. Semuanya harus dibarengi dengan tauhid. Karena jika tidak, maka akan
merasa sombong akan karya yang dihasilkan. Apa yang dikembangkan di dunia ini tidak
lepas dari kekuasaan Allah salah satu contohnya yaitu semakin mudahnya proses kehidupan
atas kecanggihan pengetahuan zaman sekarang. Hal itulah mengapa pentingnya tauhid
sebagai sumber integrasi, karena jika kita bertauhid dalam hal apapun di dunia ini kita pasti
akan mengembalikannya dengan Allah karena Allah lah yang berkehendak atas semua yang
dijalani di dunia ini.
7. Saintifikasi Islam
KESIMPULAN:
Saintifikasi Islam adalah upaya intelektual untuk melakukan pembacaan saintik atas
berbagai aktivitas ibadah dalam Islam. Saintifikasi islam juga berarti upaya mencari dasar
sains pada suatu pernyataan yang dianggap benar dalam Islam. Saintik muslim akan
berontologi dengan tiga hal yaitu berkaitan dengan kebutuhan pokok (hajatul ‘udwiyah) atau
kewajiban syariah, segala sesuatu yang terinspirasi dari ayat Al Qur’an berupa pertanyaan
yang bisa jadi tidak berhubungan dengan hajat hidup dan tidak terkait kewajiban syariah,
serta termotivasi ayat Al Qur’an yang memberikan tantangan yang mau tidak mau
menghajatkan pengembangan sains dan teknologi. Wujud nyata perkembangan saintifikasi
islam pada pendidikan yaitu adanya banyak pondok pesantren yang berdiri dipenjuru Negara
Indonesia, yang mana hal ini membuktikan perkembangan pesatnya islam karena adanya
pengaruh dan bukti nyata perkembangan saintifikasi islam tersebut pada pendidikan. Cara
menegakkan peradapan Islam di dalam kehidupan ini yaitu membangun ilmu yang mapan.
Dengan ilmu, adab seorang Muslim juga bisa terjaga, membangun iman yang mendalam.
Tanpa iman, kebahagiaan yang diakui manusia berubah menjadi semu dan palsu.
Membangun ukhuwah yang kokoh. Berjama’ah adalah pola hidup yang menjadi kebutuhan
setiap makhluk hidup. Ia bersifat fitrah dan berjalan secara sunnatullah.

8. Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman


KESIMPULAN:
Dalam pengembangan ilmu-ilmu keislaman terdapat proses akselerasi keilmuan yang
harus dilihat secara normatif, filosofis, dan empirik, sehingga dalam khanazah ajaran Islam
terdapat nilai normatif yang harus dipikirkan secara filosofis agar prosesnya akan terus
dinamik, kreatif, dan inovatif. Akselerasi keislaman dapat direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti dengan bentuk sikap berbudi pekerti luhur dan bermartabat serta beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghayati dan mengamalkan ajaran agama,
memperbaiki kesalahan-kesalahan, menangkal dan mencegah pengaruh negatif dari
kepercayaan, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Adapun hal lainnya terdapat tantangan
ilmu keislaman di tengah ilmu pengetahuan modern. Islam menghadapi tantangan tersebut
seperti memadukan sistem pendidikan Islam, meningkatkan visi Islam yaitu mewajibkan
bidang studi sejarah peradaban Islam dan Islamisasi ilmu pengetahuan, serta menempuh
langkah-langkah berupa penegasan prinsip-prinsip pengetahuan Islam.

Anda mungkin juga menyukai