ABSTRAK
A. PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai filsafat ilmu baru mulai merebak di awal abad
ke 20. Namun Francis Bacon dengan metode induksi yang ditampilkannya
pada abad ke 19 dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu dalam
“hasanah” bidang filsafat secara umum. Sebagian ahli filsafat berpendapat
bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai
mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Dalam hal ini ada semacam kekhawatiran di kalangan para
ilmuwan, dan filosof, termasuk juga kalangan agamawan, khususnya agama
Islam, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dapat mengancam eksistensi umat
manusia bahkan agama itu sendiri.
Suatu kenyataan yang tampak jelas dalam dunia modern yang telah
maju ini, ialah adanya kontradiksi-kontradiksi yang mengganggu
kebahagiaan orang dalam hidup. Kemajuan industri telah dapat
menghasilkan alat-alat yang memudahkan hidup, memberikan kesenangan
dalam hidup, sehingga kebutuhan-kebutuhan jasmani tidak sukar lagi untuk
memenuhinya. Seharusnya kondisi dan hasil kemajuan itu membawa
kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Akan
tetapi suatu kenyataan yang menyedihkan ialah bahwa kebahagiaan itu
ternyata semakin jauh, hidup semakin sukar dan kesukaran-kesukaran
meterial berganti dengan kesukaran mental. Beban jiwa semakin berat,
kegelisahan dan ketegangan serta tekanan perasaan lebih sering terasa dan
lebih menekan sehingga mengurangi kebahagiaan.
Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah hidupnya, namun
pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak mampu
menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. Dunia modern saat ini, termasuk
Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Islamisasi Pengetahuan {111
B. PEMBAHASAN
Sesuai dengan pendapat umum, bahwasanya filsafat adalah
pengetahuan tentang kebijaksanaan, prinsip-prinsip mencari kebenaran,
atau berpikir rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan
tradisi, dogma agama) dalam memperoleh kebenaran. sedangkan ilmu
adalah bagian dari pengetahuan, seni dan agama. Dan filsafat ilmu adalah
penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara
untuk memperoleh pengetahuan tersebut. 1
Dalam kajian filsafat ilmu, ada tiga tiang penyangga atau yang
biasa dianggap sebagai tiga objek pembahasan filsafat ilmu, dan setiap
komponen memiliki fungsi tertentu, diantaranya adalah:
1. Ontology
Komponen filsafat ilmu yang menjelaskan mengenai pertanyaan
apa, artinya tentang apa objek yang akan ditelaah ilmu. Hal ini berarti
tiap ilmu harus mempunyai objek penelaahan yang jelas. Karena
diversivikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya maka
tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.
2. Epistemology
Komponen filsafat ilmu yang menjelaskan tentang pertanyaan
bagaimana, yaitu cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah
sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum, metode ilmiah
pada dasarnya untuk semua disiplin ilmu yaitu berupa proses kegiatan
induksi-deduksi-verivikasi seperti telah diuraikan diatas.
3. Aksiologi
1 Zainuddin, M, Filsafat Ilmu Perspektif Islam, Jakarta: Lintas Pustaka, 2006, hal. 19-21.
Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Islamisasi Pengetahuan {113
2 http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/filsafat-ilmu.html.
114} Vol. 6, No. 02, Juli 2020
ﺇﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻣﺎ ﻗﺎﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻭﺍﻟﻨﺎﻓﻊ ﻣﻨﻪ ﻣﺎ ﺟﺎء ﺑﻪ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻓﺎﻟﺸﺄﻥ ﻓﻰ ﺃﻥ ﻧﻘﻮﻝ
.ﻋﻠﻤﺎ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻨﻘﻞ ﺍﻟﻤﺼﺪﻕ ﻭﺍﻟﺒﺤﺚ ﺍﻟﻤﺤﻘﻖ
“Sesungguhnya ilmu itu adalah yang bersandar pada dalil,
dan yang bermanfaat darinya adalah apa yang dibawa rasul. Maka
sesuatu yang bias kita katakana ilmu itu adalah penukilan yang
benar dan penelitian yang akurat.3
3 Taqiy al-Din Ahmad ibn ‘Abd al-Halim ibn Taimiyyah, Majmu’ fatawa Syaikh al-
Islam Ahmad ibn Taimyyah, editor ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Qasim al-‘Ashimi al-
Nadji al-Hanbali, Bairut: Muassasah al-Risalah, 1418H/1997M, jilid 6, hal. 388.
Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Islamisasi Pengetahuan {115
4 Budi Handrianto, Islamisasi Sains Sebuah Upaya Mengislamkan Sains Barat Modern,
cet.1-Jakarta: Al-Qautsar, 2010. hal. 86.
5 Rosnani Hashim, “Gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer: Sejarah
Perkembangan, dan Arah Tujuan”, Majalah Islamiah, Th. 6 Vol. 6. Juli-September 2005, hal. 33.
116} Vol. 6, No. 02, Juli 2020
6 Budi Handrianto, Islamisasi Sains Sebuah Upaya Mengislamkan Sains Barat Modern,
cet.1-Jakarta: Al-Qautsar, 2010. hal. 125.
7 Zainuddin, Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam, Cet Pertama, Jakarta-Indonesia,
2006. hal. 121.
8 Zainuddin, Filsafat Ilmu…, hal. 121.
9 Muhammad Djakfar, Islamisasi Pengetahuan: Dari Tataran Ide ke Praksis, dalam
Mudjia Rahardjo, Quo Vadis Pendidikan Islam Pembacaan Realitas Pendidikan Islam, Sosial dan
Pengetahuan, Malang: Cendekia Paramulya, 2002. hal. 285.
Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Islamisasi Pengetahuan {117
17 http://meetabied.wordpress.com/2009/11/01/kedudukan-filsafat-ilmu-dalam-
islamisasi-ilmu-pengetahuan-dan-kontribusinya-dalam-krisis-masyarakat-modern/".
Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Islamisasi Pengetahuan {125
C. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://meetabied.wordpress.com/2009/11/01/kedudukan-filsafat-ilmu-
dalam-islamisasi-ilmu-pengetahuan-dan-kontribusinya-dalam-
krisis-masyarakat-modern/
http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/filsafat-ilmu.h