Oleh :
0025.02.52.2020
MH-2
MAGISTER HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
B. ILMU
Ilmu pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh dari akal
sehat,ilmiah,empiris dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang berkembang
pesat dari waktu ke waktu.
Ciri utama Ilmu :
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat
diukur dan dibuktikan.
Ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek yang sama
dan berkaitan secara logis.
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing masing
penalaran perorangan.
Ilmu menuntut pengamatan dan metodologi.
Ilmu pengetahuan berdasar pada fakta,objektif dan ilmiah,maka filsafat sifatnya
mempertemukan berbagai aspek kehidupan disamping membuka dan memperdalam
pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan objeknya dibatasi misalnya Psikologi
objeknya dibatasi pada perilaku manusia saja,filsafat objeknya tidak dibatasi pada
satu bidang kajian saja dan objeknya dibahas secara filosofis atau reflektif rasional
karena filsafat mencari hakikat. Apabila ilmu pengetahuan tujuannya memperoleh
data secara rinci untuk menemukan pola polanya maka filsafat tujuannya mencari
hakiki,untuk itu perlu pembahasan yang mendalam. Apabila data ilmu
pengetahuannya mendetail dan akurat tetapi tidak mendalam,maka filsafat datanya
tidakperlu mendetail dan akurat karena yang dicari adalah hakikatnya,yang penting
data itu dianalisis secara mendalam.
ILMU ISLAMI :
Islamisasi ilmu pengetahuan menurut al-faruqi adalah mengislamkan disiplin-
disiplin ilmu atau lebih tepat menghasilkan buku-buku pegangan pada level
universitas dengan menuangkembali disiplin-disiplin ilmu modern dengan wawasan
(vision) Islam.[13] Dengan demikian disiplin-disiplinyang diislamisai tersebut benar-
benar berlandaskan prinsip-prinsip Islam dan tidak lagi berupa ilmu pengetahuan
yang diadopsi begitu saja dari barat dengan sifatnya sekuler materialistik, rasional
empirik yang terceraikan dari bahkan kontradiksi dengan nilai-nilai Islam.
Dari defenisi di atas dapat diambil pengertian bahwa yang menjadi subtansi
sentral dari program Islamisasi ilmu pengetahuan adalah meletakkan prinsip-prinsip
tauhid sebagai landasan epistimologi ilmu pengetahuan.
Landasan Filosofis Islamisasi Ilmu Pengetahuan
1. Ontologi : Cabang filsafat ini membahas tentang “apa itu realitas”. Dalam
hubuangannya dengan ilmu pengetahuan, maka filsfat ini membahas tentang apa
sebenarbya yang bisa dikategorikan sebagai obyek ilmu. Mengingat obyek ilmu
pengetahuan adalah fenomena alam, maka ontologi berkaitan dengan pemilihan
fenomena-fenomena lam yang bidang kajian ilmu pengetahuan.
2. Epistimologi : Cabang filsafat ini membahas masalah metodologi sains. Dalam
sains barat satu-satunya jalan untuk mendapat sains adalah melalui metode
ilmiah, dengan pilar utamanya rasionalisme dan empirisme. Tokoh pertama
metode ilmiah ini adalah Rene Descartes. Ia menekankan bahwa sumber
pengetahuan yang didapat dengan akal dan dengan metode deduktif yang
memenuhi syarat ilmiah. Sedangkan yang kedua tokoh utamanya Francis Bacon
menekankan, bahwa pengalaman empiriklah yang menjadi sumber pengetahuan.
Apa-apa yang bisa didapat melalui eksperimen empirik dengan metode induktif
itulah yang dikategorikan ilmiah. Sains barat jelas menafikan pengalaman-
pengalaman keagamaan yang berdasarkan keimanan, dan tidak menyisakan
tempat bagi pengetahuan yang bersumber dari wahyu.
Poin-poin :
Bentuk-bentuk Sekularisme
1. Sekularisme yang menyompang (atheis sekular) : Yakni yang mengingkari
agama secara keseluruhan. Menolak keberadaan Allah Sang Pencipta, alam
semesta serta tidak mengakui sedikitpun akan hal tersebut. Bahkan sebaliknya,
memerangi dan memusuhi orang yang hanya sekedar menyeru kepada keimanan
terhadap Allah. Sekularisme sekalipun telah durhaka dan ingkar kepada agama
mereka masih sempat membanggakan kekufurannya dengan tidak merasa bahwa
mereka kufur. Hanyasanya hukum kekufurannya adalah satu hal yang jelas dan
mudah dimata umat Islam. Sehingga permasalannyapun tidak tersamar bagi
muslimin Alhamdulillah dan tidak ada dari seorang musliminpun yang sudi
menyambutnya kecuali yang seseorang yang ingin berpisah dengan agamanya.
Bahaya sekularisme model ini dari sisi pengelabuhan terhadap kaum awam
muslimin adalah ringan, meskipun memiliki bahaya yang besar dari sisi
perlawanannya terhadap agama, memusuhi mu’minin, memerangi dan menyakiti
mereka dengan siksaan, kurungan atau pembunuhan.
2. Sekularisme yang tidak menyimpang : ialah paham sekularisme yang tidak
mengingkari keberadaan Allah serta mempercayainya sebatas teori saja. Akan
tetapi tetap menolak campur tangan agama dalam urusan-urusan dunia dan
menyuarakan pemisahan agama dari kehidupan dunia. Model ini lebih berbahaya
dari model yang pertama dari sisi kemampuannya menyesatkan dan mengelabui
kaum awam muslimin. Tidak diingkarinya akan keberadan Allah dan tidak
trasparansinya perlawanan mereka terhadap kehidupan agama bisa menutupi
hakikat seruan kufur ini dimata mayoritas kaum awam. Sehingga mereka tidak
mampu melihat secara jelas akan kekufuran yang ada pada mereka akibat
sedikitnya pemahaman dan wawasan mereka yang benar terhadap agama.[4]
Hakikat sekularisme dalam berbagai bentuk dan variannya adalah ideologi
menyimpang, baik yang mengingkari keberadaan Allah ataupun yang tidak
mengingkarinya.
Poin-poin :
Kebenaran diukur dg rasio semata (rasionalisme),
Dan / atau dengan empirik (emperisme) atau meteri (materialisme)
Dan dengan tegas/tersamar mengabaikan faktor keimanan dan petunjuk
wahyu Ilahi
Sekuler termasuk orang yg berpaham dan berperilaku memisahkan urusan
dunia dan urusan akhirat, saat di masjid/beribadah dia mengingat dan
mematuhi syariat Allah, di kantor atau di pasar dia melupakan Allah.
D. AGAMA
Agama adalah tiruan dari filsafat,klaim kuno ini dihidupkan kembali oleh Al-
Facirc. Menurutnya baik agama maupun filsafat berhubungan dengan realitas yang
sama. Keduanya terdiri dari subjek subjek yang serupa dan sama sama melaporkan
prinsip prinsip tertinggi wujud. Keduanya juga melaporkan tujuan puncak yang
diciptakan demi manusia yaitu kebahagiaan tertinggi dan tujuan puncak dari wujud
wujud lain. Agama memaparkan laporannya berdasarkan imajinasi. Dalam setiap hal
yang didemonstrasikan oleh filsafat,agama memakai metode persuasif untuk
menjelaskannya, gagasan gagasan itu diketahui dengan membayangkannya lewat
kemirip miripan yang merupakan tiruan dari mereka,dan pembenaran terhadap apa
yang dibayangkan atas mereka disebabkan oleh metode metode persuasif,maka orang
orang terdahulu menyebut sesuatu yang membentuk pengetahuan pengetahuan ini
sebagai agama. Jika pengetahuan itu sendiri diadopsi dan metode metode persuasif
digunakan,maka agama yang memuat mereka disebut filsafat popular yang diterima
secara umum dan bersifat eksternal.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Filsafat memerlukan kebenaran dalam membuktikan kebenaran dari filsafat
tersebut.
2. Ilmu pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh dari akal
sehat,imliah,empiris dan logis.
3. Agama maupun filsafat berhubungan dengan realitas yang sama. Keduanya
terdiri dari subjek subjek yang serupa dan sama sama melaporkan prinsip prinsip
tertinggi wujud (esensi Prinsip Pertama dan esensi dari prinsip prinsip kedua
nonfisik)
4. Persamaan filsafat dan imlu pengetahuan memberikan pengertian mengenai
hubungan atau koheren yang ada antara kejadian kejadian yang kita alami dan
mencoba menunjukkan sebab akibatnya. Perbedaan filsafat memuat pertanyaan
lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari
hari ,sedangkan ilmu bersifat diskursif,yaitu menguraikan secara logis,yang
dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/filsafat
http://id.wikipedia.org/wiki/agama
http://id.wikipedia.org/wiki/perbedaandanpersamaanfilsafatdanagama