Anda di halaman 1dari 19

Matkul : Filsafat (resume )

Kelompok 8 :
Saidah Cilmi Dewi (230401110247)
Dinda ismi latifah ( 230401110248)
Esya Dewi Clarissa Arisanti (230401110249)
Tazkiyah Amaliah (230401110250)

PENGERTIAN, SEJARAH DAN ALIRAN FILSAFAT

1. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah dasar dari segala dasar ilmu yang membutuhkan
pemecahan dari pertanyaan dan persoalan hidup di dalam pola pikir
manusia, kemudian melahirkan berbagai cabang ilmu. Filsafat menyentuh
berbagai dimensi hidup manusia, realitas hidup, kejujuran hati dan refleksi
suasana jiwa. Filsafat diambil dari Bahasa Yunani of Philosophy yang
terdiri dari 2 kata yaitu, philos artinya cinta, sedangkan sophia artinya
kebijaksanaan. Menurut KBBI, fisalfat merupakan pengetahuan dengan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya.
2. Aliran-aliran Fisalfat
Filsafat memiliki aliran-aliran yang terbagi dalam beberapa aliran, yaitu
1.Aliran Idealisme, aliran ini beranggapan bahwa kerealitasan
sesungguhnya berasal ide yang memiliki arti jiwa, fikiran dan
spiritualisme.
2. Aliran Rasionalisme, pengetahuan bersasal hanya dari rasio atau hanya
dari akal saja, bukan dari materi luarnya.
3.Aliran Empirisme, beranggapan bahwa pengetahuan itu berasal dari
indera kita, karena melalui inderalah kita dapat mengetahui berbagai hal.
4. Aliran Dualisme, yang mendasari aliran ini bahwa pemikiran berasal
dari zat dan pikiran, yang dimana keduanya akan saling melengkapi untuk
membentuk suatu pengetahuan.
5. Aliran Positivisme, dasar pemikiran ini bersumber pada pengetahuan
yang berasal dari apa yang diketahui, pasti, dan hal yang nyata.
6. Aliran Rasionalisme yang memandang bahwa objek pengetahuan yang
diyakini oleh manusia berada di luar diri manusia itu sendiri.

FILSAFAT ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN

1. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu ialah filsafat yang menelusuri dan mempelajari sedalam dan
seluas mungkin segala sesuatu tentang segala ilmu, termasuk hakikatnya,
tidak melupakan metode-metodenya. Filsafat ilmu ialah proses
menyatukan yang metafisik dengan yang fisik, menyatukan sesuatu yang
bersifat umum dengan yang khusus. Dalam arti sempit filsafat ilmu
menampung permasalahan yang bersangkutan menggunakan hubungan ke
dalam yang ada di dalam ilmu.
Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan dasar filosofis bagi
pemahaman berbagai konsep dan teori dalam bidang disiplin ilmu serta
kesempatan untuk mengonstruksi teori-teori ilmiah.

Hubungan filsafat dengan ilmu

karena objek material filsafat sangat awam yaitu semua kenyataan,


padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek material yg spesifik hal ini
mengakibatkan berpisahnya ilmu menggunakan filsafat. Sekalipun dalam
perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat,
tidak berarti terputusnya hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu spesifik,
dengan karakteristik khusus yang dimiliki oleh setiap ilmu hal ini
mengakibatkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu.
2. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan juga pengetahuan.
Ilmu sendiri dalam Bahasa Arab berasal dari kata ‘ilm yang berarti
memahami serta mengetahui.
Ilmu pengetahuan sendiri merupakan cara kerja akal manusia secara
sistematis dalam menciptakan suatu teori baru sebagai pemenuhan hasrat
rasa ingin tahu sebagai sifat dasar manusia. Ilmu pengetahuan memiliki
beberapa tingkatan yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah,
pengetahuan filsafat, dan pengetahuan religi.
Dalam filsafat ilmu itu dibagi menjadi tiga ilmu yang pokok yaitu
ontologi, epistemologi serta aksiologi.
3. Hubungan filsafat, filsafat ilmu, dan ilmu pengetahuan
filsafat dengan ilmu pengetahuan bisa saling bertemu sebab Filsafat dan
ilmu pengetahuan kedua-duanya memakai metode pemikiran reflektif
dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Jika ilmu
tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahan
sendiri, filsafat mampu mempertanyakan metodenya. Filsafat bergantung
pada ilmu untuk menyelesaikan masalah abadi. Selain itu, ilmu membekali
filsafat dengan bahan-bahan deskriptif dan fakta yang sangat penting
untuk membangun filsafat. Filosof dapat membantu mengintegrasikan
ilmu-ilmu penting. Filosofi adalah inti dari semua ilmu, dan mendorong
peninjauan kembali konsep dan interpretasi dari semua bidang.

METODE BERFIKIR ILMIAH

1. Pengertian Deduktif dan Induktif


Secara umum pengertian deduktif adalah menarik kesimpulan dari
sesuatu yang umum atau menarik kesimpulan hal yang khusus dari hal
yang umum. metode deduktif merupakan suatu metode yang
menggunakan logika untuk menarik suatu kesimpulan yang didasarkan
pada premis-premis tertentu. Tujuan dari penalaran deduktif adalah untuk
menguji teori. Tanpa teori, seorang peneliti tidak dapat melakukan
penelitian deduktif.
Induktif adalah suatu proses berpikir yang dimulai dari pengamatan
atau fakta tertentu kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Dalam metode berpikir ilmiah, metode induktif digunakan untuk menarik
kesimpulan dari pengamatan atau peristiwa tertentu, kemudian
menggeneralisasikannya menjadi kesimpulan umum. Dasar dari metode
induktif yaitu observasi. Dalam rangka pencegahan plagiarisme, metode
induktif dapat digunakan untuk mengamati serta menganalisis kejadian
plagiarisme yang terjadi, sehingga dapat ditarik kesimpulan umum
mengenai dampak dan cara menghindari plagiarisme.
Dalam metode berpikir ilmiah, kedua pendekatan ini saling
melengkapi. Metode induktif digunakan untuk mengumpulkan data dan
mengidentifikasi pola atau hubungan, sedangkan metode deduktif
digunakan untuk menguji dan memvalidasi kesimpulan yang dihasilkan
dari metode induktif. Kombinasi kedua metode ini memungkinkan
ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih komprehensif dan
akurat.

2. Penerapan Deduktif dan Induktif


Penerapan deduktif dan induktif adalah dua metode penerapan yang
digunakan dalam filsafat ilmu. Penerapan deduktif adalah metode
penerapan yang menarik kesimpulan khusus dari pernyataan atau premis
umum. Penerapan induktif adalah pendekatan bottom- up di mana
kesimpulan umum diambil dari observasi atau premis tertentu. Dalam
konteks penelitian ilmiah, penerapan deduktif digunakan untuk menguji
hipotesis dan teori, sedangkan penerapan induktif digunakan untuk
menghasilkan hipotesis dan teori.
3. Hubungan antara deduktif dan induktif
Deduktif dan induktif berhubungan dan saling melengkapi karena deduktif
membutuhkan premis yang didasarkan pada informasi yang sudah ada dan
induksi dapat membantu dalam mengambangkan premis tersebut menjadi
data dan temuan yang relevan. Induksi dapat memaparkan ide-ide barunya
yang dapat diuji melalui deduktif, yang mana hal ini membantu dalam
mengembangkan pengetahuan teori lebih lanjut.
FUNGSI BERFIKIR ILMIAH ANALISIS DAN SINTESIS
DALAM KONTEKS FILSAFAT

A. Pengertian analisis

Analisis filsafat seringkali melibatkan penggunaan logika formal dan


abstraksi tingkat tinggi, serta memerlukan pemahaman mendalam tentang
sejarah pemikiran filosofis dan kerangka konseptual yang berkaitan.
Tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang
pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, etika, dan
nilai-nilai, serta memahami berbagai pendekatan dan sudut pandang yang ada
dalam filsafat.

Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran teori ilmiah. Prinsip kritis
terhadap kegiatan ilmiah, dapat menjadikan seorang peneliti memiliki sikap
kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri
dari sikap solipistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya yang benar.

B. Pengertian sintesis

Sintesis filosofis adalah suatu proses intelektual di mana seorang filosof


atau pemikir filsafat berusaha menghubungkan, menggabungkan atau
mengintegrasikan berbagai gagasan, teori, atau pandangan filsafat ke dalam
suatu kerangka konseptual yang lebih lengkap dan koheren. Tujuan utama
sintesis filosofis adalah untuk menciptakan pemahaman yang lebih dalam atau
pandangan yang lebih holistik terhadap berbagai aspek kehidupan, realitas,
keberadaan dan nilai-nilai.

Sintesis filosofis seringkali melibatkan proses analisis kritis terhadap ide-


ide filosofis yang ada, diikuti dengan upaya untuk menggabungkan unsur-
unsur penting dari berbagai sumber tersebut ke dalam konsep atau teori yang
lebih besar. Ini dapat membantu menyelesaikan kontradiksi atau inkonsistensi
antara ide-ide filosofis yang berbeda dan mencapai pemahaman yang lebih
kaya dan lengkap tentang masalah-masalah filosofis.

Sintesis dalam filsafat mengacu pada proses penggabungan atau


penyatuan berbagai ide, konsep, atau pandangan yang mungkin bertentangan
atau berbeda menjadi suatu kesatuan yang koheren atau komprehensif. Peran
sintesis dalam filsafat melibatkan beberapa aspek penting.

C. Hubungan antara analisis dan sintesis dalam filsafat

Analisis dan sintesis memiliki tujuan akhir yang serupa.Keduanya


bertujuan untuk memecahkan masalah atau menyusun sistem yang lebih besar.

KAJIAN ONTOLOGI ILMU

Ontologi adalah bagian dari ilmu filsafat yang mengkaji tentang keberadaan
suatu objek berdasarkan fakta yang diperoleh. Ontologi membahas tentang realitas
atau suatu entitas, dapat dipahami bahwa ontologi membahas tentang fakta atau
peristiwa. Untuk mencapai kebenaran ini diperlukan pemikiran yang mendasar
dan didasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan sebagai dasar untuk
mendiskusikan realitas.

Ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep


terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi
juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah
domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base.
Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek,
property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada
suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah
studi tentang sesuatu yang ada.

Adapun pengertian ontologi menurut para ahli, yaitu:

1. Aristoteles
Menurut aristoteles, pengertian ontologi merupakan rangkaian
pembahasan mengenai hal yang ada sebagai hal ada atau hal ada sebagai
demikian yang mengalami perubahan dalam, sehubungan dengan
objeknya.
2. Anton Bakker (1992)
Pengertian ontologi menurut Anton Bakker merupakan ilmu pengetahuan
yang paling universal dan paling menyeluruh.
3. Suriasumantri
Suriasumantri mengungkapkan pendapatnya bahwa ontologi merupakan
ilmu pengetahuan mengenai apa yang ingin kita ketahui dan seberapa jauh
kita ingin tahu, atau dengan kata lain suatu pengkajian terhadap teori yang
ada.

Aliran-Aliran Ontologi

a. Monisme
Aliran ini berpendapat tidak ada. Hanya boleh ada satu, tidak boleh ada
dua. Harus ada satu hakikat sebagai asal usulnya, baik asal usulnya
bersifat material maupun spiritual.
b. Materialisme
Aliran ini berpendapat bahwa asal usulnya adalah materi, bukan roh. Tren
ini sering disebut naturalisme.
c. Idealisme
Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang
tidak tampak.
d. Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda tersusun dari dua jenis hakikat
sebagai asal usulnya, yaitu hakikat material dan hakikat mental, materi dan
ruh, badan dan ruh. Kedua jenis alam itu sama-sama bebas dan mandiri,
kekal dan kekal. Hubungan antara dua orang menciptakan kehidupan di
alam ini.

e. Pluralisme
Garis ini mendukung gagasan bahwa segala bentuk adalah realitas.
Pluralisme dimulai dari keseluruhan dan mengakui bahwa segala macam
bentuk adalah nyata.
f. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada.
Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.
Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev pada tahun 1862 di
Rusia. Doktrin tentang nihilisme sebenarnya sudah ada semenjak zaman
Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (485-360 SM) yang
memberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada yang ada.
Kedua, jika sesuatu itu ada, kita tidak dapat mengetahuinya. Ketiga,
meskipun kita mengetahui fakta ini, kita tidak dapat menceritakannya
kepada orang lain.

g. Agnostisisme
Pemahaman ini mengingkari kemampuan manusia untuk memahami
hakikat segala sesuatu. Alam material dan alam rohani.

KAJIAN EPISTIMOLOGI ILMU

Epistemologi berasal dari kata “Episteme” yang memiliki arti pengetahuan


dan “logos” yang memiliki arti ilmu. Epistemologi dapat diartikan sebagai teori
tentang ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu yang mengkaji tentang
agetahuan yang kaitannya harus dengan kebenaran yang hakiki. Epistemologi ini
berkaitan dengan ketuhanan karena kebenaran yang hakiki pasti hanya diliki oleh
tuhan. Suatu fakta akan digali secara terus menerus pada kajian epistemologi
hingga tidak dapat dikaji lagi. Batasan dari epistemologi adalah batas pola pikir
manusia, sehingga hanya Tuhan sajalah pemilik kebenaran hakiki yang berada di
luar jangkauan manusia.

Menurut P. Hardono Hadi, epistemology diartikan sebagai bidang filsafat yang


mengkaji dan berupaya mendefinisikan legkikat dan luasnya pengetahuan, ajaran
fundamentalnya, serta tanggung jawab atas pernyataan mengenai pengetahuan
yang dimiliki.

Hubungan dengan filsafat ilmu

Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari sifat, tujuan, dan
metode ilmiPengetahuan. Hubungan antara epistemologi (teori pengetahuan) dan
filsafat ilma sangat erat, karena epistemologi merupakan kajian dalam filsafat
ilmu. Berikut ini beberapa poin yang menjelaskan hubungan antara epistemologi
dan Filsafat ilmu:

1. Epistemologi adalah cabang dari filsafat yang mengkaji tentang hakikat


pengetahuan, sumber, dan kriteria kebenaran dari pengetahuan itu sendiri.
Filsafat ilmu juga mempelajari sifat, tujuan, dan metode ilmu pengetahuan,
yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan, sumber
pengetahuan, dan kriteria kebenaran pengetahuan.
2. Epistemologi membicarakan cara kita mengetahui objek yang dipikirkan.
Filsafat ilmu juga mempelajari proses usaha kita dalam memperoleh
pengetahuan, yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana
ilmu pengetahuan dapat diperoleh.

Epistemologi juga memiliki implikasi yang spesifik dalam disiplin ilmu


tertentu. Misalnya, dalam bimbingan dan konseling, pemahaman epistemologi
dapat membantu dalam memahami sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran
yang relevan dalam konteks tersebut. Implikasi-implikasi ini menunjukkan bahwa
epistemologi memiliki peran penting dalam memahami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Dengan mempertanyakan sumber pengetahuan, kriteria kebenaran,
dan asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan, kita dapat memiliki pemahaman
yang lebih mendalam tentang hakikat ilmu pengetahuan.

KAJIAN AKSIOLOGI ILMU

Pengertian aksiologi
"Aksiologi" berasal dari kata Yunani "axios", yang berarti "nilai" dan
"logos", yang berarti "ilmu". Menurut John Sinclair dalam studi filosofis, "nilai"
berarti gagasan atau sistem seperti politik, sosial dan agama. Secara historis,
perdebatan antara Alexius Meinong dan Christian von Ahrenfels adalah awal dari
aksiologi atau teori nilai universal. Meinong mengatakan bahwa sumber nilai
adalah perasaan, ditaksir, atau mungkin kesenangan terhadap sesuatu. Ehrenfels
berpendapat bahwa hasrat dan keinginan adalah sumber nilai.

Aspek aksiologi

Dibagi menjadi 2 yaitu:

1. ETIKA (MORALITAS)
Seseorang dapat mengartikan etika dan moralitas sebagai konsep
yang menguraikan apa yang baik dan jahat bagi manusia dalam perilaku.
Perilaku orang (baik dan buruk) dalam situasi tertentu membentuk
moralitas. Tujuan etika adalah untuk menemukan dimensi dalam menilai
perilaku manusia (baik dan buruk), tetapi ada banyak kesulitan dalam
kehidupan nyata.
Objek material etika adalah tindakan atau tingkah laku manusia.
Sebaliknya, objek resmi etika adalah baik atau buruk, bermoral atau tidak
bermoral. Moralitas manusia adalah subjek penelitian etika. Problem ini
telah dibahas sejak lama. Sejak awal, masalah sikap dan moralitas telah
dibahas komunitas orang. Etika telah menjadi subjek diskusi dalam filsafat
Barat sejak zaman Plato.
2. ESTETIKA (KEINDAHAN)
Seni dan estetika berhubungan karena alasan di balik persepsi
manusia tentang keelokan. Menurut Kattsof, estetika adalah tentang
perasaan, dan keelokan adalah cara untuk menggambarkannya. Nilai
keelokan tidak tergantung pada wujud atau kualitas objek; itu tergantung
pada isi atau maknanya. Menurut definisi, estetika tidak selalu terkait
dengan penampilan fisik; itu dapat lebih berkaitan dengan nilai suatu hal
atau aspek batinnya. Keindahan, menurut Santayana, berarti membuat
seseorang senang ketika mereka melihat sesuatu. Keindahan, menurutnya,
adalah perasaan bahagia yang terpancar pada objek yang dilihat secara
objektif. Sebagai contoh, anggapan bahwa wanita yang menawan belum
pasti cantik berarti bahwa mereka belum pasti dapat memberikan rasa
aman pada perasaan orang lain. Keelokan dan estetika dapat dibagi
menjadi dua bagian. Estetika deskriptif mempersoalkan pengalaman
keelokan, sedangkan estetika normatif mempersoalkan dasar dan tolak
ukur keelokan.

Fungsi aksiologi

Aksiologi memiliki tujuan membuat nilai dan melaporkan tentang topik


tersebut. nilai-nilai etika dan estetika ilmu pengetahuan dan bagaimana ilmu
pengetahuan menilai manfaat.

Hubungan aksiologi dengan filsafat

Salah satu hubungan antara aksiologi dan filsafat adalah bahwa aksiologi
merupakan bagian penting dari filsafat yang berfokus pada masalah nilai,
moralitas, dan etika. Dalam hal ini, ilmu aksiologi berusaha menemukan jawaban
atas masalah ini.

KETERKAITAN ILMU, FILSAFAT DAN AGAMA

Hubungan antara ilmu dan filsafat selalu terkait satu sama lain secara
historis. Namun, sebagai akibat dari faktor-faktor penentu yang berkembang
seiring perkembangan zaman, ilmu dan filsafat berkembang secara terpisah.
Tujuan memposisikan keduanya sesuai dengan bidang masing-masing bukan
untuk memisahkan keduanya, tetapi untuk memperjelas hubungan antara
keduanya.

Baik filsafat maupun ilmu berfokus pada pengetahuan sistematis dan


terorganisir dan menggunakan metode berpikir reflektif untuk memahami dan
menghadapi realitas duniawi. Ini adalah persamaan antara keduanya.

Setelah masuk ke dalam ilmu Islam, filsafat berdampak pada batas-


batasnya. Studi filsafat tentang keilmuan mencakup aktivitas filsafat di dunia
Islam. Oleh karena itu, filsafat Islam diklasifikasikan sebagai ilmu yang
independen. Namun, hasilnya juga menunjukkan bahwa filosof-filosof Islam
mengidentifikasi (persamaan) dengan Aristoteles, seorang filsuf Yunani, berbicara
tentang teori pembagian filsafat.

Filsafat adalah cara berpikir secara sistematis dan memiliki cara unik
untuk memahami kebenaran. Dalam konteks keagamaan, pemikiran filsafat
mencakup berbagai hal dan masalah. Oleh karena itu, filsafat juga membahas
tentang keberadaan Tuhan, masalah kenabian, dan bagaimana akal dan wahyu.

LOGIKA
Istilah logika dapat diartikan sebagai suatu metode atau teknik yang
diciptakan untuk meneliti penalaran. Secara etimologis logika adalah istilah yang
dibentuk dari kata logoikos yang berasal dari kata logos. Kata logos berarti
sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau
ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan,
mengenai pertimbangan akal, mengenai kata, percakapan, atau ungkapan lewat
bahasa.

Logika juga merupakan ilmu yang mempelajari masalah penalaran. selain


itu, tidak semua kegiatan berfikir adalah penalaran. Penalaran logis adalah istilah
lain untuk proses penalaran logika. Penalaran adalah upaya akal manusia untuk
menghasilkan suatu keyakinan baru dari beberapa keyakinan yang sudah ada.
Keterangan yang mendahului dalam logika disebut premis, sedangkan keterangan
yang diturunkannya disebut kesimpulan. Dalam logika, penalaran dianggap
sebagai ide penting. Penalaran adalah cara manusia berpikir untuk menyelesaikan
masalah.

Logika adalah bagian dari filsafat yang memperbincangkan hakikat


ketetepan, cara menyusun pikiran yang dapat menggambarkan ketetapan
berpengetahuan. Dari segi filsafat, dengan adanya logika kita berarti memahami
fungsi logis manusia.

Menurut para ahli mengenai pengertian logika :


a. Irving M.Copy mengartikan logika adalah ilmu yang mempelajari metode
dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang
betul dengan penalaran yang salah.
b. M. Sommer mengartikan logika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang
karya-karya akal budi untuk membimbing menuju yang benar.
c. The Liang Gie memandang logika adalah bidang pengetahuan dalam
lingkungan filsafat yang mempelajari secara teratur tentang asas-asas dan
aturan-aturan penalaran yang benar.
d. Aristoteles mengartikan logika adalah ajaran tentang berfikir yang secara
ilmiah berbicara mengenai bentuk pemikiran itu sendiri dan hukum-hukum
yang mengaturnya.
e. William Alaston menurutnya logika adalah ilmu yang mempelajari tentang
berfikir,terutama usaha dalam menemukan cara untuk membedakan
pemikiran yang valid dengan yang tidak valid.

Manfaat logika bagi kehidupan sehari-hari :

a. Menemukan solusi
Manfaat utama dari logika adalah seseorang dapat berfikir secara kaidah
nalar yang baikdan benar dengan membantu manusia dalam mendapatkan
jalan keluar atau solusi dari setiap permasalahan. Disaat permasalahan
datang maka dengan brfikir logis maka setiap masalah dapat ditemukan
jalan keluarnya yang terbaik.
b. Meningkatkan kemampuan dalam berfikir secara objektif dan cermat
Membantu seseorang untuk berfikir secara cermat, teliti dan objektif serta
komprehensif. Hal tersebut dapat membuat manusia untuk melihat suatu
hal bedasarkan sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang yang lain.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir secara tersusun rapi, sistematis, efektif
dan efisien
d. Pikiran lebih teratur.

Macam-macam logika :

1. Logika Makna Luas dan logika makna sempit.


Meskipun lebih luas, logika mencakup logika sistem dan logika itu sendiri..
Dengan kata lain mencangkup :
a. Prinsip umum untuk pembentukan pengertian, inferensi, dan tatanan
b. Sifat dasar dan syarat pengetahuan dengan objek yang diketahui, ukuran
kebenaran, dan kaidah pembuktian (epistemologi).
c. Teknik penelitian ilmiah untuk memperoleh pengetahuan (metodologi).
2. Logika Deduktif dan Logika Induktif
Logika induktif mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat induktif,
sedangkan logika deduktif mempelajari asas-asas penalaran deduktif, yaitu
penalaran yang merumuskan suatu kesimpulan sebagai keharusan dari
pangkal pikiran sehingga bersifat tepat menurut bentuk dan bekerjanya akal,
yaitu runtutannya serta kesesuaiannya dengan aturan dan prosedur yang
berlaku sehingga penalaran yang terjadi adalah tepat.
Logika induktif, di sisi lain, menyelidiki dasar penalaran yang tepat
melalui kumpulan kesimpulan yang umum.
3. Logika formal dan logika material
Logika isi adalah jenis logika yang menelaah pemikiran atau penalaran
sehubungan dengan dunia nyata dan mempelajari bagaimana akal dapat
mencapai kebenaran, yaitu kesesuaian antara bentuk pikiran dan isi yang
dikandungnya. Logika formal adalah bagian dari logika deduktif, yang
berkaitan dengan percakapan yang sah karena bentuknya dan bukan karena
isinya.
4. Logika murni dan Logika Terapan
Menurut Leonard, logika murni (pure logic) sebagai “the science of the
effect on the meaning of statements and consequently on the validity of proofs
of all parts and aspects of those statements and proofs except the strict
intensions of the term contained is them”, (ilmu tentang bagaimana arti
pernyataan-pernyataan bepengaruh dan, sebagai konsekuensi, seberapa sah
pembuktian-pembuktian dari semua bagian dan aspeknya, kecuali arti tertentu
dari istilah-istilah yang digunakan di dalamnya).
Logika murni adalah pengetahuan tentang prinsip dan aturan logika yang
berlaku untuk semua elemen dan bagian dari pernyataan tanpa
mempersoalkan arti istilah yang digunakan.
Logika terapan adalah ilmu logika yang berlaku untuk semua bidang ilmu,
filsafat, dan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Logika
sosiologi adalah salah satu contohnya.
5. Logika Filsafat dan Matematik
Logika matematik dan matematik. Logika filsafat adalah jenis logika yang
selalu terkait dengan bidang filsafat, seperti logika deontiknya dengan
etika atau logika artinya dengan metafisika matematika. Ini juga dianggap
serupa dengan logika simbolik, dikenal sebagai logika teknis dan logika
ilmiah. Logika matematika adalah jenis logika yang menelaah penalaran
yang benar dengan menggunakan metode matematik dan dengan hati-hati
menggunakan bentuk, lambang, dan simbol tertentu untuk menghindari
makna ganda atau kekaburan dalam bahasa biasa.

ETIKA
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu Ethos dan Ethikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat
yang biasa. Ethikos berarti asusila, keadaban, kelakuan, dan perbuatan yang
baik. Istilah moral berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk
jama` dari mos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan,
tabiat, dn cara hidup. Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal
dengan istilah Akhlak, artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa
indonesia disebut dengan tata susila.
Etika sering diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun,
meskipun sama-sama terkait tentang baik dan buruk tindakan seseorang.
Etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih condong
pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu
sendiri. Sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan
buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan
baik dan buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat
moral.
Filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual
sendiri. Etika juga dapat diartikan dengan cabang ilmu filsafat yang
membicarakan nilai dan moral yang menentukan perilaku seseorang atau
manusia dalam hidupnya. Etika merupakan sebuah reflrksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap
serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai peribadi maupun sebagai
kelompok.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
a. Tingkat pertama : semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa
rencana dalam hati atau niat.
b. Tingkat kedua : perbuatan nyata atau pekerti.
c. Tingkatan ketiga : akibat atau hasil dari perbuatanya, baik atau
burunya.

Dengan demikian, pandangan baik dan buruk, dan hakikat nilai dalam kehidupan
manusia sangat tergantung pada tiga hal mendasar yaitu :

a. Cara berfikir yang melandasi manusia dalam berperilaku.


b. Cara berbudaya yang menjadi sendi berlakunya norma sosial.
c. Cara merujuk kepada sumber-sumber nilai yang menjadi tujuan pokok
dalam bertindak.

Aliran – aliran dalam Etika :

1. Hedonisme
hedonisme berasal dari gagasan bahwa manusia secara naluriah
menginginkan kenikmatan, yang disebut dalam bahasa Yunani sebagai
"hedone", dan dari kata ini berasal istilah "hedonisme". Usaha ini
menghasilkan sikap negatif yang berusaha menghindari rasa sakit dan
sikap positif yang mengejar apa saja yang dapat memberikan rasa nikmat.
Hedonisme, bagaimanapun, tidak hanya mengakui kenyataan kejiwaan
ini, tetapi juga berpendapat bahwa kenikmatan adalah kebaikan yang
paling berharga atau yang tertinggi bagi manusia, dan karena itu adalah
baik bagi mereka untuk mengejar kenikmatan. Seseorang dianggap baik
jika perilakunya ditentukan oleh pertanyaan tentang bagaimana
memperoleh kenikmatan yang sebesar-besarnya. Dengan berbuat
demikian, ia bukan hanya hidup sesuai dengan kodratnya, tetapi juga
mencapai tujuan hidupnya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, hedonisme meletakkan
tujuan hidup pada keadaan lahiriah, sedangkan kesusilaan berarti
penentuan diri sendiri, sehingga tidak mungkin untuk menghindari
kecenderungan ini. Dengan kata lain, sifat susila suatu perbuatan tidak
didasarkan pada jumlah kenikmatan yang dihasilkannya, sebaliknya, itu
didasarkan pada kecenderungan batin yang merupakan dasar dari
perbuatan tersebut.
2. Utilisme
Aliran berasal dari kata Latin "utilis", yang berarti bermanfaat. Menurut
utilitarianisme, keuntungan dari suatu tindakan merupakan ciri pengenal
kesusilaan. Jika suatu tindakan menyebabkan manfaat, itu disebut baik;
jika menyebabkan bahaya, itu disebut buruk. Utilisme digambarkan
sebagai sistem moral yang telah berkembang, dan bahkan dianggap
sebagai pendekatan yang agak sederhana untuk kehidupan. Menurut
paham ini, orang yang baik adalah mereka yang membawa manfaat, dan
tujuannya adalah agar semua orang menjadikan diri mereka yang terbaik.
Namun, dalam kenyataannya, keuntungan tidak pernah berdiri sendiri;
sesuatu selalu menguntungkan hal lain. Sebagai contoh, suatu obat
membantu memperbaiki kesehatan seseorang, sebuah buku bagus untuk
dibaca, sejumlah produk pertanian membantu, dan sebagainya.Selain itu,
kebalikannya, hal-hal yang merugikan.

3. Deontologi
Teori yang dimaksudkan ini biasanya disebut "deontologi", yang berasal
dari kata Yunani "deon", yang berarti "apa yang harus dilakukan" atau
"tugas". Kant, filsuf terkenal dari Jerman yang hidup dari 1724 hingga
1804, adalah orang yang membangun sistem moral ini. Ia dianggap
sebagai salah seorang tokoh terbesar dalam filsafat moral karena ide-
idenya, meskipun sulit dipahami, memiliki dampak yang signifikan. Kant
berpendapat bahwa hanya kehendak yang baik yang benar-benar baik, dan
semua hal lain dianggap baik secara terbatas atau dengan syarat.
Misalnya, kekayaan, kesehatan, atau inteligensi adalah baik jika
digunakan dengan baik oleh kehendak manusia; namun, jika digunakan
dengan cara yang jahat, semua hal itu bisa menjadi sangat buruk.Bahkan
kebaikan dapat disalahgunakan oleh niat jahat.

Hubungan Etika dengan Ilmu

Kebenaran intelektual ilmu tidak berasal dari hubungannya dengan


bidang-bidang kehidupan. Ini adalah sifat utama ilmu. Oleh karena itu,
pengabdian ilmu secara netral dan tanpa warna memiliki kemampuan untuk
menghasilkan pemahaman tentang kebenaran, yang memaksa ilmu menjadi bebas
nilai. Kesadaran tentang asal-usul keilmuan tentang manusia seharusnya
memperkuat penjelasan keilmuan tentang manusia.

Ilmuwan bukanlah tujuan, tetapi sarana untuk mencapai hasrat akan


kebenaran. Ini terkait dengan tanggung jawab agama dan etika sosial. Ilmuwan
sebenarnya tidak perlu mempertimbangkan dua hal: ilmu dan tanggung jawab.
Karena yang pertama terkait dengan yang kedua, ilmuwan memiliki etika dalam
keilmuannya. Dengan ilmu yang terkait dengan batas-batas keberadaban manusia,
hasrat keingintahuan manusia menunjukkan kebenaran yang jauh di luar
jangkauan manusia.

Anda mungkin juga menyukai