Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Teori Ilmu Hukum

Dosen Pengajar : Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH

TUGAS MAKALAH
“TEORI-TEORI ILMU HUKUM”

Oleh :
RESA WIRA NATA
0025.02.52.2020
MH-2

MAGISTER HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Pengantar Sosiologi Hukum yang berjudul “Teori – Teori Ilmu Hukum” dengan
baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan


pemahaman pembaca terhadap pengertian teori ilmu hukum, ciri-ciri teori ilmu
hukum, dan apa saja kegunaan teori ilmu hukum. Pemahaman tersebut dapat
dipahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikkan garis
kesimpulan dalam makalah ini dan sebagai tugas pengganti FINAL Teori Ilmu
Hukum.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen mata kuliah Teori
Ilmu Hukum bapak Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik dan
masukan sangat penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun
mutu makalah ini.

Makassar, 28 Desember 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zoon politicon, sebuah istilah yang di ajarkan oleh Aristoteles yang

menyatakan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dengan

manusia yang lain. Ajaran ini adalah salah satu gambaran bahwa manusia

membutuhkan keberadaan manusia yang lain untuk mengatasi permasalahannya.

Walaupun telah hidup bermasyarakat bukan berarti manusia tersebut dapat

sepenuhnya terhindar dari permasalahan. Homo homini lupus, adalah istilah dari

Plautus Asinaria (495 M) yang menggambarkan bahwa manusia diibaratkan

sebagai serigala bagi manusia yang lainnya.Manusia dapat menyelesaikan atau

mendatangkan permasalahan bagi mannusia lainnya.

Kehidupan masyarakat selalu berkembang dengan dinamis, begitu juga

dengan masalah yang ditimbulkannya. Permasalahan yang yang ada di masyarakat

selalu berkembang semakin rumit. Dalam keadaan yang demikian itu dibutuhkan

sesuatu untuk menyelesaikan permasalahn tersebut, kemudian lahirlah hukum.

Hukum mengatur interaksi antara manusia satu dengan lainnya.

Sejak dulu hingga saat ini, masyarakat dihadapkan pada berbagai teori

tentang hukum yang lahir pada setiap babak perjalanan sejarah hukum, Pada

umumnya suatu teori hukum tidaklah dapat dilepaskan dari lingkungan zamannya.

Setiap teori hukum ada masa gemilang dan ada masa merosot. Masa gemilang

dicapai ketika sesuai dengan zaman dan jika kadar unsur-unsur kekuatan (strength

points) dari teori tersebut jauh melebihi kadar unsur kelemahannya (weak points).
Di lain sisi, pada saat kadar weak points meningkat, saat itulah teori tersebut

mulai ditinggalkan.

Maka dari itu pentingnya masyarakat untuk mengenal hukum sebagai

kaidah pengatur norma-norma sosial lebih dalam agar konflik tersebut dapat

dihindarkan sehingga fungsi hukum untuk menjamin rasa aman di masyarakat

dapat terlaksana.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian teori hukum?

2. Apa saja ciri-ciri teori hukum?

3. Apa kegunaan teori hukum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian teori hukum.

2. Untuk mengetahui saja ciri-ciri teori hukum.

3. Untuk mengetahui dan memahami kegunaan teori hukum.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Hukum

Teori hukum adalah ilmu pengetahuan mengenai hukum yang berlaku,

bukan mengenai hukum yang seharusnya. Teori hukum berisi keseluruhan

pernyataan yang saling berkaitan berkenaan dengan sistem konseptual aturan-

aturan hukum dan putusan-putusan hukum, dan sistem tersebut untuk sebagian

yang penting dipositifkan.

Menurut Hans Kelsen teori hukum adalah ilmu pengetahuan yang berfikus

mengenai hukum yang berlaku bukan mengenai hukum yang seharusnya. Teori

hukum yang dimaksud disini adalah teori hukum murni, yang biasa disebut

sebagai teori hukum positif. Teori hukum murni ini, maksudnya karena ia hanya

menjelaskan tentang hukum dan berupaya membersihkan objek penjelasan dari

segala hal yang tidak bersangkut paut dengan teori hukum. Sebagai teori, ia

menjelaskan apa itu hukum, dan bagaimana teori itu bisa ada.

Sedangkan menurut Jan Gijssels dan Mark van Hocke Teori hukum adalah

ilmu yang bersifat menerangkan atau menjelaskan tentang hokum. Teori hukum

merupakan disiplin mandiri yang perkembangannya dipengaruhi dan sangat

terkait dengan ajaran hukum umum.

Mereka memandang bahwa ada kesinambungan antara Ajaran Hukum

Umum dalam dua aspek sebagai berikut:

 Teori hukum sebagai kelanjutan dari arahan hukum secara umum memiliki

objek disiplin mandiri, diantara dogmatik hukum di satu sisi dan filsafat
dalam hukum di sisi lain. Dewasa di dalam teori hukum ini diakui sebagai

disiplin ketiga disamping untuk melengkapi filsafat hukum dan dogmatik

hukum, masing-masing memiliki wilayah dan nilai sendiri-sendiri.

 Teori hukum sangat dipandang sebagai ilmu a-normatif yang bebas nilai,

yang membedakan dengan disiplin lain.

Tujuan teori hukum adalah untuk mengurangi kekacauan dan kemajemukan

menjadi kesatuan, membuat jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum sampai

kepada landasan filosofinya yang tertinggi. Teori hukum sebagai teori tentang

norma-norma, tidak adahubungannya dengan daya kerja norma-norma hukum.

Teori hukum adalah formal, suatu teori tentang cara menata, mengubah isi dengan

cara yang khusus.

Teori hukum dipelajari sudah sejak zaman dahulu, para ahli hukum Yunani

maupun Romawi telah membuat pelbagai pemikiran tentang hukum sampai

kepada akar-akar filsafatnya. Sebelum abad kesembilan belas, teori hukum

merupakan produk sampingan yang terpenting dari filsafat agama, etika atau

politik. Para ahli fikir hukum terbesar pada awalnya adalah ahli-ahli filsafat, ahli-

ahli agama, ahli-ahli politik. Perubahan terpenting filsafat hukum dari para pakar

filsafat atau ahli politik ke filsafat hukum dari para ahli hukum, barulah terjadi

pada akhir-akhir ini. Yaitu setelah adanya perkembangan yang hebat dalam

penelitian, studi teknik dan penelitian hukum. Teori-teori hukum pada zaman

dahulu dilandasi oleh teori filsafat dan politik umum.

Sedangkan teori-teori hukum modern dibahas dalam bahasa dan sistem

pemikiran para ahli hukum sendiri. Perbedaannya terletak dalam metode dan
penekanannya. Teori hukum para ahli hukum modern seperti teori hukum para

filosof ajaran skolastik, didasarkan atas keyakinan tertinggi yang ilhamnya datang

dari luar bidang hukum itu sendiri.

Beberapa teori dan aliran yang menyebabkan hukum ditaati orang :

1. Teori Hukum Alam atau Hukum Kodrat

Mazhab hukum Alam adalah suatu aliran yang menelaah hukum dengan

bertitik tolak dari keadilan yang mutlak artinya bahwa keadilan tidak boleh

digangggu. Hukum Alam adalah hukum yang memiliki sifat-sifat sebagai

berikut :

 Terlepas dari kehendak manusia, atau tidak bergantung pada pandangan

manusia.

 Berlaku tidak mengenal batas waktu, artinya berlaku kapan saja.

 Bersifat universal artinya berlaku bagi semua orang.

 Berlaku di semua tempat atau berlaku dimana saja tidak mengenal batas

tempat.

 Bersifat jelas bagi manusia.

Adapun ajaran hukum alam ini meliputi :

a. Ajaran hukum alam Aristoteles.

Aristoteles menyatakan bahwa ada dua macam hukum yaitu :

Hukum yang berlaku karena penetapan penguasa negara dan  Hukum

yang tidak tergantung dari pandangan manusia. Hukum yang kedua ini

adalah hukum alam yaitu hukum yang tidak tergantung dari pandangan
manusia akan tetapi berlaku untuk semua manusia, kapan saja dan

dimanapun dia berada.

Aristoteles mengaitkan teorinya tentang hukum dengan perasaan

sosial-etis yang bukanlah bawaan alamiah ‘manusia sempurna’ versi

Socrates, bukan pula mutu ‘kaum terpilih’ (aristocrat) model Plato.

Perasaan sosial-etis ada dalam konteks individu sebagai warga negara

(polis). Berdiri sendiri lepas dari polis, seorang individu tidak saja bakal

menuai ‘bencana’, tetapi juga akan cenderung liar dan tak terkendai. Oleh

sebab itu, hukum seperti halnya polis, merupakan wacana yang diperlukan

untuk mengarahkan manusia pada nilai-nilai moral yang rasional. Inti

manusia moral yang rasional menurut Aristoteles adalah memandang

kebenaran (theoria, kontemplasi) sebagai keutamaan hidup (summum

bonum). Dalam rangka ini, manusia dipandu dua pemandu, yakni akal dan

moral. Akal (rasio, nalar) memandu pada pengenalan hal yang benar dan

yang salah secara nalar murni, serta serentak memastikan mana barang-

barang materi yang dianggap baik bagi hidupnya.

b. Ajaran hukum alam Thomas Aquino

Thomas Aquino berpandangan bahwa alam itu ada ,yaitu dalam hukum

abadi yang merupakan rasio Ketuhanan ( Lex Aeterna ) yang menguasai

seluruh dunia sebagai dasar atau landasan bagi timbulnya segala undang-

undang atau berbagai peraturan hukum lainnya dan memberikan kekuatan

mengikat pada masing-masing peraturan hukum tersebut.


c. Ajaran hukum alam Hugo de Groot ( Grotius)

Hugo de Groot berpendapat bahwa hukum alam bersumber dari akal

manusia. Hukum kodrat adalah pembawaan dari setiap manusia dan

merupakan hasil perimbangan dari akal manusia itu sendiri, karena

dengan menggunakan akalnya manusia dapat memahami apa yang adil

dan apa yang tidak adil, mana yang jujur dan mana yang tidak jujur.

2. Teori Sejarah

Mazhab sejarah dipelopori oleh Friedrich Carl von Savigny. Mazhab ini

merupakan reaksi terhadap para pemuja hukam alam atau hukum kodrat yang

berpendapat bahwa hukum alam itu bersifat rasionalistis dan berlaku bagi

segala bangsa, untuk semua tempat dan waktu.Mazhab sejarah berpendapat

bahwa tiap-tiap hukum itu ditentukan secara historis, selalu berubah menurut

waktu dan tempat.

3. Teori Theokrasi

Teori ini menganggap bahwa hukum itu kemauan Tuhan. Dasar

kekuatan hukum dari teori ini adalah kepercayaan kepada Tuhan.

4. Teori Kedaulatan Rakyat ( Perjanjian Masyarakat )

Pada zaman Renaissance timbul teori yang mengajarkan bahwa dasar

hukum itu adalah “ akal atau rasio “ manusia ( aliran Rasionalisme rakyat ).

Menurut aliran Rasionalisme ini bahwa Raja dan penguasa negara lainnya

memperoleh kekuasaanya itu bukanlah dari Tuhan , tetapi dari rakyatnya.

5. Teori Kedaulatan Negara


Teori ini timbul pada abad 19 pada waktu memuncaknya ilmu pengetahuan

alam. Teori ini menentang teori perjanjian masyarakat. Menurut teori ini :

 Hukum adalah kehendak negara.

 Hukum ditaati orang karena negara menghendakinya.

6. Teori kedaulatan hukum

Teori  ini merupakan penentang teori kedaulatan negara, teori ini

berpendapat:

 Hukum berasal dari perasan hukum yang ada pada sebagian besar anggota

masyarakat.

 Hukum mewujudkan perasaan hukum sebagian besar anggota masyarakat.

 Oleh karena itu hukum ditaati oleh anggota masyarakat.

7. Teori Keseimbangan.

Menurut Kranenburg, hukum itu berfungsi menurut suatu dalil yang

nyata (riil). Pembagian keuntungan dan kerugian dalam hal tidak ditetapkan

terlebih dahulu dasar-dasarnya, ialah bahwa tiap-tiap anggota masyarakat

hukum sederajat dan sama. Hukum atau dalil ini oleh Kranenburg dinamakan

Asas Keseimbangan, berlaku di mana-mana dan pada waktu apapun.

B. Ciri-Ciri Teori Hukum

1. Berpikir tentang hukum

2. Mencari segala sesuatu tentang apa itu hukum

3. Menanyakan yang mana yang merupakan hukum

4. Menanyakan apa isi dari sistem hukum

5. Tidak membentuk hukum yang ajeg


6. Memperoleh materiil dari ilmu hukum

7. Merupakan meta pada teori hukum

8. Merupakan refleksi dari teknik hukum

9. Cara ahli hukum berbicara tentang hukum

10. Berbicara hukum dari perspektif yang tidak teknis yuridis dengan bahasa

yang tidak teknis yuridis pula

11. Menanyakan tentang dapat atau tidaknya atau bisa digunakan teknis

interpretasi yang logis

12. Berbicara tentang pertimbanagan atau penalaran oleh para ahli hukum

13. Tidak mempermasalahkan penyelesaian mana yang paling cocok dalam

hukum

14. Meneliti pertimbangan para ahli hukum dan instrumentarium yang

digunakan para ahli hukum

C. Kegunaan Teori Hukum

1. Menjelaskan bahwa hukum dengan cara menafsirkan sesuatu arti/pengertian,

sesuatu syarat atau unsur sahnya suatu peristiwa hukum itu, dan hirarkhi

kekuatan dalam peraturan hukum

2. Menilai suatu peristiwa dari hukum

3. Memprediksi tentang sesuatu yang akan terjadi. Menurut Radbruch, teori

hukum ini memiliki tugas yaitu membikin jelas nilai-nilai serta postulat

hukum sampai kepada landasan filosifisnya yang paling tertinggi

Sedangkan Kelsen juga menyatakan bahwa teori hukum ini berfungsi untuk

mengurangi kekacauan dan kemajemukan yang menjadi kesatuan. Teori hukum


juga merupakan ilmu pengetahuan mengenai hukum yang berlaku, bukan

mengenai hukum yang sudah seharusnya.

D. Teori Hukum Murni

Menurut Hans Kelsen (1881-1973), hukum murni tidak mengenal

kompromi, yaitu yang bebas dari naluri, kekerasan, keinginan-keinginan dan

sebagainya. Teori hukum murni juga tidak boleh dicemari oleh ilmu-ilmu politik,

sosiologi, sejarah dan pembicaraan tentang etika. Dasar-dasar pokok teori Hans

Kelsen adalah sebagai berikut :

 Tujuan teori tentang hukum adalah untuk mengurangi kekalutan dan

meningkatkan kesatuan (unity).

 Teori hukum adalah ilmu, bukan kehendak, keinginan. Ia adalah pengetahuan

tentang hukum yang ada, bukan tentang hukum yang seharusnya ada.

 Ilmu hukum adalah normatif, bukan ilmu alam.

 Sebagai suatu teori tentang norma-norma, teori hukum tidak berurusan

dengan persoalan efektifitas norma-norma hukum.

 Suatu teori tentang hukum adalah formal, suatu teori tentang cara pengaturan

dari isi yang berubah-ubah menurut jalan atau pola yang spesifik.

 Hubungan antara teori hukum dengan suatu sistem hukum positif tertentu

adalah seperti antara hukum yang mungkin dan hukum yang ada.

Salah satu ciri yang menonjol pada teori hukum murni adalah adanya suatu

paksaan. Setiap hukum harus mempunyai alat atau perlengkapan untuk memaksa.

Bagian lain dari teori Hans Kelsen yang bersifat dasar adalah konsepsinya
mengenai Grundnorm, yaitu suatu dalil yang akbar yang tidak dapat ditiadakan

yang menjadi tujuan dari semua jalan hukum. Grundnorm merupakan induk untuk

melahirkan peraturan-peraturan hukum dalam suatu tatanan sistem tertentu.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tujuan teori hukum adalah untuk mengurangi kekacauan dan kemajemukan

menjadi kesatuan, membuat jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum

sampai kepada landasan filosofinya yang tertinggi. Teori hukum sebagai teori

tentang norma-norma, tidak adahubungannya dengan daya kerja norma-

norma hukum. Teori hukum adalah formal, suatu teori tentang cara menata,

mengubah isi dengan cara yang khusus.

2. Teori hukum adalah ilmu yang bersifat menerangkan atau menjelaskan

tentang hokum. Teori hukum merupakan disiplin mandiri yang

perkembangannya dipengaruhi dan sangat terkait dengan ajaran hukum

umum.
DAFTAR PUSTAKA

 https://teorihukumblog.wordpress.com/2015/12/24/teori-hukum/

 https://www.academia.edu/9037837/Makalah_PENGANTAR_ILMU_HUKUM

 https://sosialhukum.blogspot.com/2016/01/mazhab-mazhab-ilmu-hukum.html

 https://elnuha.net/teori-hukum/

Anda mungkin juga menyukai