FAKULTAS HUKUM
PRODI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
RESUME MATERI FILSAFAT HUKUM
3. Filsafat hukum juga bermanfaat agar dapat menjelaskan secara praktis peran
hukum dalam pembangunan yang berfokus pada ajaran Sosiological jurisprudence
dan legal realisme.
B. TEORI-TEORI KEBENARAN
1. Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth)
Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian antra pernyataan tentang
sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Misalnya, Surabaya ibu kota Jawa
Timur. Pernyataan ini disebut benar apabila pada kenyataannya Surabaya memang
ibukota propinsi Jawa Timur. Kebenarannya terletak pada pernyataan dan
kenyataan.
4. Teori Perfomatif
Teori performatif menjelaskan, suatu pernyataan dianggap benar jika ia
menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang
mengungkapkan realitas, tetapi justru dengan pernyataan itu tercipta realitas
sebagaimana yang diungkapkan dalam pernyataan itu. Teori ini berasal dari John
Langshaw Austin (1911-1960) dan dianut oleh filsuf lain seperti Frank Ramsey,
dan Peter Strawson.
2. Epistemologi hukum
Ilmu tentang pengetahuan hukum. Merefleksikan sejauh mana pengetahuan
tentang hakekat hukum dan masalah-masalah fundamental dalam filsafat hukum.
Filsafat hukum akan menjawab bagaimana mendapatkan ilmu tersebut serta
ukuran-ukuran apakah yang harus digunakan agar suatu hal dapat disebut hukum ?
3. Aksiologis hukum
Ilmu yang mempelajari tentang isi dari nilai-nilai yang termuat dalam hukum.
Misalnya persamaan, keadilan, kebebasan, kebenaran, dan lain-lain.
4. Ideologi hukum
Ilmu yang mempelajari tentang tujuan hukum yang menyangkut cita manusia.
Merefleksikan wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan
melegitimasi kaidah hukum, pranata hukum, sistem hukum, dan bagian-bagian
dari sistem hukum.
5. Teologi hukum
Ilmu yang menentukan isi dan tujuan hukum.
6. Keilmuan hukum
Ilmu meta teori bagi hukum.
7. Logika hukum
Ilmu tentang berfikir benar atau kebenaran berfikir. Merefleksikan aturan-
aturan berfikir yuridis dan argumentasi yuridis, bangunan logika serta struktur
sistem hukum.
b. Rasional
Dimana sumber dari hukum yang universal dan abadi itu adalah rasio
manusia. Pandangan yang muncul setelah zaman renaisance (era ketika rasio
manusia dipandang terlepas dari tertib ketuhanan). Berpendapat bahwa hukum
alam tersebut muncul dari pikiran manusia sendiri tentang apa yang baik dan
buruk, yang penilaiannya diserahkan pada kesusilaan (moral) alam.
Tokoh aliran hukum alam rasional anatara lain Hugo de groot
(Grotius), Christian Tomasius, Imanuel Kant, Samuel van Hufendorf.
3. Aliran Utilitarianisme
Utilitarianisme atau utilisme adalah aliran yang meletakkan kemanfaatan
sebagai tujuan utama hukum. Kemanfaatan dalam hal ini diartikan sebagai
kebahagiaan (happiness). Dengan demikian baik buruknya atau adil tidaknya
suatu hukum bergantung kepada hukum itu memberikan kebahagiaan kepada
manusia atau tidak.
Kebahagiaan ini selayaknya dapat dirasakan oleh setiap individu. Tetapi jika
tidak mungkin tercapai (dan pasti tidak akan tercapai), diupayakan agar
kebahagiaan itu dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin individu dalam
masyarakat (bangsa) tersebut (the greatest happiness for the greatest number of
people).
Para tokoh yang mendukung aliran ini, antara lain Jeremy Bentham (1748-
1832), John Stuart Mil (1806-1873), dan Rudolf von Jhering (1818-1892).
4. Mazhab Sejarah
Timbulnya mazhab sejarah ialah sebagai reaksi dari tiga hal, yaitu:
1. Sebagai akibat dari realisme abad ke-18 yang didasarkan atas hukum alam,
kekuatan akal, dan prinsip-prinsip dasar yang semuanya berperan pada filsafat
hukum, dengan terutama mengendalikan jalan fikiran deduktif tanpa
memperhatikan fakta sejarah, kekhususan dan kondisi nasional
2. Kemudian masalah kodifikasi hukum Jerman setelah berakhirnya masa
Napoleon Bonaparte, yang mengharuskan agar semua negara Jerman bersatu.
Hukum yang berlaku khusunya di bidang perdata adalah Hukum Perdata.
Keharusan suatu hukum perdata bagi Jerman karena dipengaruhi oleh
keinginannya akan kesatuan negara, ia menyatakan keberatan terhadap hukum
yang tumbuh berdasarkan sejarah.
3. Sebagaimana diutarakan sebelumnya bahwa Abad ke-18 merupakan abad
rasionalisme dalam cara berfikir. Cara pandang inilah yang menjadi salah satu
penyebab munculnya Mazhab sejarah yang menentang universalisme.
5. Sosiological Jurisprudence
Menurut aliran Sosiological Jurisprudence ini, hukum yang baik haruslah
hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat. Aliran ini
memisahkan secara tegas antara hukum positif (the postive law) dan hukum yang
hidup (the living law). Aliran ini timbul dari proses dialektika antara (tesis)
positivisme hukum dan (anthitesis) mazhab historis.