Anda di halaman 1dari 9

Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

INTEGRASI HADIST DAN SAINS


Kelompok 13
Arina Sabela 210106110059
Muhammad Nur Elmi Mubarok 210106110067
Muhammad Zainullah 21010611071

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak

Studi hadist sebagai salah satu bagian islamic studies juga mengalami integrasi dengan sains dan
memperoleh atensi yang kuat dikalangan akademisi. Integrasi agama dan sains adalah metode
atau cara untuk menyatukan antara agama dan sains.Integrasi agama dan sains menjadi dua
entitas yang sama-sama telah mewarnai sejarah kehidupan umat manusia. Karena keduanya
berperan penting dalam peradaban umat manusia. Tulisan makalah ini menjelaskan mengenai
bagaimana integrasi agama dan sains sejarah serta contoh penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari

Kata Kunci : Integrasi, Sejarah, Contoh

A. Pendahuluan

Hadist merupakan sumber kedua bagi umat Islam setelah Al Quran. Hadits juga
merupakan sumber bagi da’wah dan bimbingan bagi seorangmuslim, ia juga merupakan
sumber ilmu pengetahuan religius (keagamaan), dan sosial yang dibutuhkna umat manusia
untuk meluruskan jalan mereka,membetulkan kesalahan mereka ataupun melengkapi
pengetahuan eksperimentalmereka.

Seperti al-Qur’an, Hadits juga mengandung informasi tentang beberapa hakikat


yang berkaitan dengan masalah-masalah ghaib, suatu alam yang tidak dapatkita lihat dan
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

tidak juga dapat ditangkap oleh panca indra kita yang lain. Masalah-masalah ini tidak dapat
kita ketahui melainkan dengan bantuan wahyu ilahi.

Seluruh umat Islam setuju bahwa Hadits merupakan sumber pengetahuan.Mereka


telah mendapatkan bukti-bukti akurat bahwa Nabi Muhammad SAW.adalah utusan Allah
yang menerima wahyu dari-Nya. Beliau tidak berbicara berdasarkan hawa nafsunya, tidak
berucap dari Allah kecuali benar. Beliau tidak pernah mengatakan dari Allah mengenai
apapun yang tidak diketahuinya. Beliaujuga tidak mengetahui perkara ghaib melainkan
perkara yang telah diajarkan Allah kepada beliau

Masa modern menghendakti adanya penyatua berbagai macam keilmuan yang


mempunyai dimensi yang berbeda. Sampai saat ini agama masih sering dibenturkan
dengan ilmu modern Sehingga dizaman modern ini perlu integrasi antara hadist dengan
sains.

B. Pengertian Integrasi dan Interkoneksi

Kata intergrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu integrate kemudia diserap dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pembaharuan hingga menjadi kesatuan
yang utuh atau bulat.

Secara terminologis integrasi merupakan suatu sistem yang mengalami


pembaharuan hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Dalam hal ini maka integrasi
hadist dan sains merupakan pemaduan antara hadist atau agama dnegan ilmu sains hingga
saling mendukung antara satu sama lain hingga membentuk kesatuan yang utuh.

Sedangkan pengertian integrasi interkoneksi merupakan pengertian umum tentang


penggabungan beberapa hal,akan tetapi dalam hal ini kita akan mendefinisikan integrasi
intrkoneksi sebagai suatu penggabungan dan penyambungan dari berbagai ilmu umum
khususnya ilmu alam dengan ilmu-ilmu agama dalam hal ini yaitu dengan firman-firman
ALLAH (al-qur’an)dan sunah(hadits) nabi Muhammad SAW. Cara menerapkan integrasi
intrkoneksi sendiri dengan terlebih dahulu mengkaji lebih mendalam tentang firman-
firman Allah(al_qur’an)dengan melakukan penelitian –penelitian tentang apa yang
diterangkan dalam al-qur’an sendiri secara mendalam.
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

Integrasi-interkoneksi agama dan sains ini adalah upaya untuk meleburkan


polarisme antara agama dan sains yang diakibatkan pola pikir pengkutupan antara agama
sebagai sumber kebenaran yang independen dan sains sebagai sumber kebenaran yang
independen pula. Seperti yang dirasakan oleh negara-negara di belahan dunia sebelah Barat
yang terkenal canggih dan maju di bidang keilmuan dan teknologi, mereka tergugah dan
mulai menyadari akan perlunya peninjauan ulang mengenai dikotomisme ilmu yang
terlepas dari nilai-nilai yang di awal telah mereka kembangkan, terlebih nilai religi. Agama
sangat bijak dalam menata pergaulan dengan alam yang merupakan ekosistem tempat
tinggal manusia.

Meninjau begitu urgennya kapasitas agama dalam kehidupan manusia, maka


sepatutnya agama dikembangkan sebagai basic nilai pengembangan sains. Karena
perkembangan sains yang tanpa dibarengi dengan kemajuan nilai religinya, menyebabkan
terjadinya gap, jurang. Akibat meninggalkan agama, ilmu secara arogan mengeksploitasi
alam sehingga terjadi berbagai kerusakan ekosistem.
Ketika manusia secara berangsur-angsur dapat mengenal sifat dan perilaku alam,
dan selanjutnya dapat mengendalikan, mengolah dan memanfaatkannya dengan ilmu dan
akal mereka; maka sifat dan perilaku alam yang tadinya sangat ditakuti mereka secara
berangsur-angsur tidak lagi menakutkan. Konsep ketuhanan merekapun bergeser. Ada
yang mengatakan bahwa agama tidak lebih dari objek pelarian manusia yang gagal
menghadapi serta mengatasi problema kehidupannya; atau merupakan hasil tahap
perkembangan yang paling terbelakang dari suatu masyarakat; atau sekedar obsesi manusia
tatkala mereka masih berusia kanak-kanak. Mengapa demikian? Sebab, sebagai contoh,
dengan kemjauan sains dan teknologi dapat diketahui bahwa gempa terjadi karena adanya
pergeseran atau patahan kulit bumi, bukan karena Allah murka, sehingga manusia tidak
perlu takut lagi.
Di samping itu, meninjau ke ranah psikis batiniyah, sebagai misal, orang Barat yang
terdepan dalam keilmuan dan sebagai kiblat kemajuan teknologi, sebagian mereka hidup –
jika ditinjau dari kacamata islam- tidak sejahtera, tidak tentram dan tidak tenang.
Kehidupan mereka kelihatan semrawut, bebas tanpa aturan. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya sentuhan-sentuhan nilai-nilai religi karena ilmunya-pun telah terdikotomikan
dari ilmu agama.
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

C. Sejarah Kemunculan Integrasi dan Sains


Sains dan agama, merupakan dua entitas yang sama-sama telah mewarnai sejarah
kehidupan umat manusia. Sebab, keduanya telah berperan penting dalam membangun peradaban.
Dengan lahirnya agama,tidak saja telah menjadikan umat manusia memiliki iman,tapi hal lain yang
tidak bisa dipandang sebelah mata adalah terbangunnya manusia yang beretika, bermoral dan
beradab yang menjadi pandangan hidup bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia. Sementara
sains dengan puncak perkembangan yang telah dicapai, juga telah menjadikan kemajuan dunia
dengan berbagai penemuanyanggemilang.Tetapi, sepanjang sejarah ke hidupan umat manusia itu
pula, hubungan sains dan agama tak bisa dikata selalu harmonis.
Menurut Al-Attas tentang integrasi sains muncul karena tidak adanya landasan
pengetahuan yang bersifat netral, sehingga sains pun tidak dapat berdiri bebas nilai. Menurutnya,
ilmu tidak bebas nilai (value free) akan tetapi syarat nilai (value laden). Pengetahuan yang tersebar
sampai ke tengah masyarakat dunia, termasuk masyarakat Islam, telah di waranai corak dan budaya
peradaban Barat.Apa yang dirumuskan dan disebarkan adalah pengetahuan yang diwarnai dengan
watak dan kepribadian peradaban Barat. Pengetahuan yang dibawakan dan disajikan berupa
pengetahuan yang semu dan dilebur secara halus dengan yang asli (the real) sehingga manusia
mengambilnya dengan tidak sadar seakan-akan menerima pengetahuan yang sejati.Karena itu Al-
Attas memandang bahwa peradaban Barat tidak layak untuk di konsumsi sebelum diseterilkan
terlebih dahulu.
Pada Abad ke-15, pengetahuan ilmiah dikuasai oleh sedikit sistem utama yang bersifat
statis dan dogmatis. Terutama berkaitan dengan fisika Aristotelian, sistem astronomi Ptolemic,
kedokteran Galen, dan Kimia jabirian, sehingga hal tersebut menyulitkan Ilmu pengetahuan untuk
berkembang lebih lanjut. Benturan agama dan Sains telah dimulai sejak saat itu, dimana pemegang
kekuasaan tertinggi adalah pihak agama dalam hal ini Gereja.
Beberapa tokoh Renaissance antara lain Nicolaus Copernicus (1473-1543) dengan
pandangan Heliosentrisnya, yaitu teori mengenai Mataharisebagai pusat tata surya. Teori
inididukung oleh Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643).Dan juga Fransis
Bacon (1561-1626) dengan teknik berfikir induktifnya, yangberbeda dengan teknik
deduktifAristoteles (logika silogisme) yangdiajarkan pada abad pertengahan.
Pemikiran tokoh Renaisancetersebut dianggap bertentangan dengangereja yang memiliki
pandangan Geosentris yaitu bumi sebagai pusat tatasurya. Otoritas gereja saat itu tidak
dapatditentang sehingga mereka mengalamipenyiksaan dibakar hidup-hidup olehGereja karena
kokoh memegang apayang diyakininya (Baharuddin, 2014).
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

Selanjutnya datanglah masa pencerahan (aufklarung) pada abad XVII yang dirintis oleh
Isaac Newton (1642-1727), dimana pembahasannya lebih luas mencakup segala aspek kehidupan
manusia. Hal tersebut sebagai perkembangan lebih jauh dari Rasionalisme dan Empirisme dari abad
sebelumnya dimana fokus pembahasannya pada pemberian interpretasi baru terhadap dunia,
manusia, dan Tuhan.
Fisika Aristotelian yang menganggap benda-benda pada dasarnya diam, karena itu
memerlukan gaya sebagai penggerak dari luar yang mendorong dan menarik berkorelasi dengan
filsafat Islam tradisional tentang konsep metafisika Tuhan sebagai Prima Causa alias penyebab
pertama (Kartanegara, 2003). Namun Galileo yang diikuti Newton membalikan visi tersebut.
Menurut Newton benda pada dasarnya bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Diam dan gerak
adalah hal yang relatif dan gaya merupakan penyebab perubahan kecepatan, berupa percepatan,
perlambatan. Setiap benda baik bergerak atau diam, saling memengaruhi gerak benda lain dalam
bentuk gaya mekanik. Inilah panangan mekanika Newtonian.
Pandangan fisika Aristotelian tak mungkin ada gerakan tanpa digerakan melalui sentuhan,
maka dikonsepsikan adanya Prima Causa untuk alam semesta pada keseluruhan.Prima Causa
inilah yang diidentifikasikan Tuhan oleh filosof seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina (Kartanegara,
2003).
Namun pandangan Newtonian tersebut mengalami perkembangan dengan penemuan teori
relativitas Einstein (khusus dan Umum) sampai pada teori kuantum. Teori relativitas khusus
membongkar absolutisme ruang dan waktu Newtonian. Teori kuantum yang digagas oleh
schrodinger, Heisenberg, dan Dirac meninggalkan ruang mutlak dan gerak pasti dalam mekanika
Newton. Artinya kita harus menerima bahwa gambaran realitas fisik sebagai gambar satu substansi
energi kekal yang perwujudannya beragam formasi dan saling bertransformasi membentuk ruang
berhingga, tapi tak terbatas dengan partikel-partikel titik sebagai simpul-simpul energi yang
bergerak secara tak pasti.
D. Contoh Integrasi Hadist dan Sains

Studi hadis sebagai salah satu bagian islamic studies juga mengalami inte-grasi
dengan ilmu pengetahuan, dan memperoleh atensi yang kuat di kalangan akademisi. Ia
kemudian berdialektika dengan ilmu-ilmu alam (natural sciences) dan ilmu-ilmu sosial
(social sciences) sebagai pengembangan atas hasil yang ditorehkan oleh para ulama pada
era klasik dan pertengahan.

Dalam konteks ini, hasil yang didapatkan oleh para ulama bukan untuk disingkirkan
eksistensinya begitu saja, akan tetapi disempurnakan dan diperbaiki dengan munculnya
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

berbagai macam disiplin keilmuan alam dan sosial. Para ulama pada dasarnya telah bekerja
keras dalam meramu hasil-hasil penting dalam studi hadis. Namun, sikap yang
proporsional adalah tetap mendudukannya dalam paradigma historis, sehingga studi hadis
dapat menerima rekonstruksi dan pembaharuan pemikiran.

Berikut adalah beberapa contoh intregasi hadis dan sains:

1. Larangan minum berdiri

‫ِى فَ ْل َي ْست َ ِق ْئ‬


َ ‫الَ َي ْش َر َب َّن أَ َحدٌ مِ ْن ُك ْم قَا ِئ ًما فَ َم ْن نَس‬

“Jangan kalian minum sambil berdiri! Apabila kalian lupa, maka


hendaknya ia muntahkan!” (HR.Muslim)

Hadits di atas menerangkan betapa pentingnya makan dan minum dalam keadaan
tidak berdiri. Hubungan antara hadis dan sains jelas bukan masalah etika, tetapi justifikasi
ilmiah berdasarkan bahaya minum sambil berdiri. Didalam tubuh manusia terdapat suatu
jaringan penyaring (Filter) yang disebut sringer, berupa struktur maskuler (berotot) yang
dapat membuka (sehingga air kemih dapat lewat) dan menutup kembali. Ginjal memiliki
“pos-pos” penyaringan. Saat kita minum, air akan disalurkan menuju “pos-pos” tersebut.

Sringer ini akan terbuka pada saat kita duduk dan menutup saat kita berdiri. Karena
itu, air yang kamu minum pada saat posisi berdiri, akan langsung masuk hingga ke kantong
kemih tanpa melalui proses penyaringan dan berakibat pada pengendapan di saluran ureter.
Hal ini dapat memicu gangguang ginjal.

Maka sebaliknya, pada posisi duduk, sfringer akan terbuka dan memproses lebih
dulu sebelum disalurkan ke berbagai organ lainnya. Kemudian diolah lagi hingga air masuk
ke kantong kemih.

2. Larangan bernafas atau meniup wadah air minum

‫اْلنَاءِ أَ ْو يُ ْنفَ َخ فِي ِه (رواه‬ َ َّ‫سلَّ َم أ َ ْن يُتَنَف‬


ِ ْ ‫س فِي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْنهُ قَا َل نَ َهى َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫َّاس َر‬
ٍ ‫عب‬َ ‫هللا ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫ع ْب ِد‬ َ
)‫أبو داود والترمذي وقال الترمذي حديث حسن صحيح‬
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA beliau berkata : Nabi


shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam wadah atau meniup isi
wadah. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Dalam buku Makan dan Minum Sambil Berdiri Haramkah, Syafri Muhammad
Noor menjelaskan hikmah dan manfaat kesehatan makan dan minum sambik duduk.
Pertama, menurut dia, kebiasaan minum sambil duduk bermanfaat dalam membantu
menyehatkan ginjal. Kedua, orang yang memiliki kebiasaan minum sambil duduk juga
akan terhindar dari dehidrasi. Dan ketiga, kebiasaan ini juga dapat menghidarkan diri dari
penyakit lambung. Menurut Ana Budi Rahayu, refluks asam lambung dapat disebabkan
salah satunya dari kebiasaan minum dan makan sambil berdiri.

3. Sayap lalat

ْ َ‫َاء اَ َح ِد ُك ْم فَ ْليَ ْغ ِم ْسهُ ُكلَّهُ ث ُ َّم ْلي‬


‫ط َرحْ هُ فَا َِّن فِي اَ َح ِد َجنَا َح ْي ِه ِشفَا ًء‬ ُ َ‫ اِذَا َوقَ َع الذُّب‬:َ‫س ْو َل هللاِ ﷺ قَال‬
ِ ‫اب فِي اِن‬ ُ ‫اَ َّن َر‬
‫َو فِي ْاْلَخ َِر دَا ًء‬

“Rasulullah saw. bersabda: apabila seekor lalat jatuh di wadah minuman salah
satu dari kalian, maka benamkanlah dan kemudian buanglah, karena sesungguhnya di
salah satu sayapnya ada obat dan di sayap satunya lagi ada penyakit” (HR. Bukhari)

Setelah meneliti hadis-hadis lalat, sebagian ulama menyatakan bahwa obatnya ada
di sayap sebelah kanan dan penyakit ada di sayap sebelah kiri. Pemahaman seperti
ini memang cukup rasional bila dipandang dengan pe-mahaman etis, sebab secara
simbolis, “kanan” merepresentasikan sesuatu yang baik dan “kiri” adalah sesuatu yang
tidak baik. Oleh sebab itu, sayap kanan di-pahami sebagai sayap yang membawa penawar
dan sayap kiri dimaknai sebagai sayap yang mengandung penyakit.

Menurut penuturan al-Najjār, lalat biasa hidup di sampah dan limbah bahan organik
yang mengandung banyak bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. Untuk bisa
bertahan hidup, lalat membawa kuman di satu sayap akan tetapi juga membawa
penawar di sayap lainnya. Kebenaran pernyataan Nabi menganai lalat juga telah
dibuktikan oleh eksperimen sekelompok peneliti muslim di Mesir yang membenarkan
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

hal tersebut. Mereka melakukan eksperimen pada wadah berbeda yang berisi air,
madu, dan jus. Jenis cairan itu di-biarkan untuk dihinggapi lalat. Kemudian lalat itu
pun ditenggelamkan di beberapa wadah tersebut. Pemeriksaan mikrospkopis
menunjukkan bahwa cairan yang tidak ada lalat yang ditenggelamkan mengandung
banyak bakteri dan virus, sedangkan yang ditenggelamkan tidak terdapat bakteri dan virus.

E. Kesimpulan
1. Integrasi intrkoneksi sebagai suatu penggabungan dan penyambungan dari berbagai
ilmu umum khususnya ilmu alam dengan ilmu-ilmu agama dalam hal ini yaitu dengan
firman-firman ALLAH (al-qur’an)dan sunah(hadits) nabi Muhammad SAW.
2. Menurut Al-Attas tentang integrasi sains muncul karena tidak adanya landasan pengetahuan
yang bersifat netral, sehingga sains pun tidak dapat berdiri bebas nilai. Menurutnya, ilmu tidak
bebas nilai (value free) akan tetapi syarat nilai (value laden).
3. Contoh intgrasi hadist dan sains seperti larangan minum sambil berdiri, larangan bernafas atau
minum wadah air minum serta obat yang ada di sayap lalat.

Daftar Pustaka

Amril, A. (2018). Nilainisasi Pembelajaran Sains (Upaya Pembelajaran Integrasi-Interkoneksi


Agama Dan Sains). Journal of Natural Science and Integration, 1(2), 133–144.

Arifudin, I. (2016). Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam.
Edukasia Islamika, 161–180.

Benny Afwadzi. (2017). Integrasi Ilmu-Ilmu Alam Dan Ilmu-Ilmu Sosial Dengan Pemahaman
Hadis Nabi: Telaah Atas Konsepsi, Aplikasi, Dan Implikas. Theologia, 28, 351–390.

Faizin, F. (2017). Integrasi Agama dan Sains dalam Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI. Jurnal
Ushuluddin, 25(1), 19–33.

Hidayat, S. (2017). KonsepIntegrasi Agama Dan Sains. 1–14.


http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kariman/article/view/2892

Purwaningrum, S. (2015). Elaborasi ayat-ayat sains dalam Al-Quran: Langkah menuju integrasi
agama dan sains dalam pendidikan. Inovatif: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, Dan
Studi Al Quran Hadist (Integrasi Hadist dan Sains)

Kebudayaan, 1(1), 124–141.

Ridwan, I. M. (2020). Harmoni, Disharmoni, dan Integrasi Antara Sains dan Agama. Jurnal
Filsafat Indonesia, 3(1), 8–13.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/22472

Rumondor, P., & Putra, A. (2020). Integrasi Interkoneksi Esensi Pendidikan Islam dalam
Pembelajaran Sains. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 2(1),
331–341.

Anda mungkin juga menyukai