Anda di halaman 1dari 9

Nama : MUHAMMAD BIMA NUGRAHA

Jurusan/Kelas :ASR_1_C

Matkul :UTS WAHDATUL ULUM

Pengertian Wahdatul Ulum

kesatuan dalam satu wadah yang dimana untuk ilmu keagamaan dan untuk
ilmu umum.Wahdatul ulum merupakan satu kesatuan yang terciptanya suatu
wahdatul ulum yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang bukan
hanya dari satu sudut pandang saja tetapi bisa dari berbagai macam-macam sudut
pandang.Dengan adanya suatu perbandingan antara ilmu agama dan ilmu umum
juga dapat melalui dari satu sumber kesumber lainnya.Sehingga kita dapat
memahami landasan-landasan tersebut dengan hal yang paling mendasar dan tidak
hanya menyelesaikan dari sutu ilmu pengetahuan saja tetapi juga bisa dari ilmu-
ilmu lainnya.

Tujuan dan Manfaat Wahdatul Ulum Tujuan

1.Wahdatu Ulum sebagai strategi konsep penerapan integrasi islami dan sains

2.Wahdatul Ulum sebagai paradigma keilmuan baru yang menyatukan bukan


hanya sekedar mmenggabungkan wahyu tuhan,tetapi pikiran manusia.

3.Integras vertikal,mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan dengan ketuhanan.

4.Integrasi aktualitas,mengintegrasikan pendekatan ilmu yang dikembangkan


dengan realitas dan kebutuhan masyarakat.
5.Integrasi intapersonal,menginegrasikan antara dimensi ruh dengan daya pikir
yang ada dalam diri manusia pada pendekatan dan operasionalisasi,transimisi,dan
ilmu pengetahuan.

Manfaat: ❖ Wahdatul ulum dapat menjawab tantangan masa depan. ❖ Wahdatul


Ulum termasuk ilmu yang menjadikan pengembangan manusia semakin dekat
dengan tuhan.

Tuhan dan Alam Sebagai Ssumber Ilmu Pengetahuan Ayat Quraniyah dan
Kawniyah

Pada dasarnya hakikat ilmu pengetahuan adalah untuk mencari kebenaran


secara ilmiah,namun dalam al-quran dan hadist hakikat ilmu pengetahuan bukan
semata mata untuk mencari kebenaran yang bersifat ilmiah ,melainkan untuk
mencari tanda tanda, kebajikan kebajikan dan rahmah . Ilmu pengetahuan adalah
merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al quran. Bahkan kata ilm
itu sendiri disebut dalam al quran sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya
ia disebut lebih dari 744 kali (Rahardjo,2002). Yang memang merupakan salah
satu kebutuhan agama islam,betapa tidak setiap kali umat islam ingin
melaksanakan shalat,menentukan awal bulan ramadhan,pelaksanan haji, semuanya
punya waktu waktu tertentu. Allah telah meletakkan garis garis besar sains dan
ilmu pengetahuan dalam alquran ,manusia hanya tinggal menggali
mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana
terdapat dalam QS. Ar-Rahman yang berarti : “ hai jamaah jin dan manusia jin dan
manusia jika kamu sanggup menembus ,melintasi penjuru langit dan bumi.
Problema Dikotonomi Keilmuan Dan Reintegrasi Wahdatul Ulum

Ditemukan bahwa ada lima dikotomi yang dihadapi dalam dunia keilmuan,
terutama dalam keilmuan Islam.

Pertama, dikotomi vertikal, saat ilmu pengetahuan terpisah dari Tuhan. Secara
antrophosentrik para ilmuan merasa dapat mencapai prestas keilmuan dan berbagai
penemuan tanpa terkait dengan Tuhan.

Kedua, dikotomi horizontal. Hal ini dapat terjadi dalam dua bentuk.

-Pengembangan ilmu-ilmu keislaman (Islamic Studies) dalam bidang tertentu


berjalan di lorong ortodoksinya sendiri

-Terjadi dalam bentuk atomistik, dimana pendekatan dalam bidang ilmu-ilmu


keislaman (Islamic Studies) tidak dikomunikasikan dengan pendekatan di bidang
ilmu pengetahuan Islam (Islamic Science).

Ketiga, dikotomi aktualitas, saat terjadi jarak yang sangat jauh antara pendalaman
ilmu dan aktualisasinya dalam membantu dan mengembangkan kehidupan serta
peradaban umat manusia.

Keempat, dikotomi etis, terjadinya jarak antara penguasaan dan kedalaman ilmu
dengan etika dan kesalehan prilaku. Ilmu tidak sejajar dengan akhlak dan
spiritualitas para penekunnya.

Kelima, dikotomi intrapersonal, saat para penekun ilmu tidak menyadari kaitan
ruhnya dengan jasadnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Namun pada masa selanjutnya ilmu pengetahuan mengalami disintegrasi


atau dikotomi, jika bukannya, mengalami ‘percekcokan dengan sumbernya’ akibat
desakan sekularisasi dan wawasan sebagian para ilmuan muslim yang dikotomis
dan materialistik. Disintegrasi itu diperparah oleh sikap peniruan dan replikasi
umat Islam dalam pendidikan kebagian dunia yang jauh dari nilai-nilai tawhid.
Juga karena penyelewengan visi umat dari visi Islam yang sebenarnya akibat
‘tahyul kontemporer’ dan penipuan yang menyelewengkan visi keilmuannya

Idiologi Ilmu Pengetahuan Rabbaniyyah

Ideologi ilmu yang dikembangkan adalah Ilmu Rabbâniyyah, suatu ideolog


ilmu yang didasarkan pada kesadaran bahwa ilmu pengetahuan adalah nur (cahaya)
yang dianugerahkan Allah. (QS. 3/Ali Imran: 79), Sejalan dengan ideologi tersebut
maka pemikiran, pembelajaran, penelitian, penulisan karya ilmiah dan pengabdian
pada masyarakat diorientasikan pada peningkatakan aqidah dan komitmen pada
Islam serta komitmen dirâah tathbiqiyyah, studi dan penerapan ilmu-ilmu Islam
dalam kehidupan masyarakat kontemporer.

Ada enam landasan filosofis yang senantiasa dan yang semestinya digunakan
civitas akademika Uinsu yaitu :

1. Ilmiah dan objektif Senantiasa mengembangkan pemikiran ilmiah dan


objektif

2. Tawhidi Prinsip ini melembagakan tiga sikap:

a) tidak memutlakkan selain Allah dan tidak mengkultuskan selain-Nya

b) tidak menyombongkan diri atas prestasi keilmuannya

c) memiliki kebebasan diri pribadi

d) tidak berpikir satu arah


3. Khilâfah Empat unsur yang membentuk kekhalifahan:

a) Allah

b) manusia yang menerima tugas

c) alam raya sebagai wilayah tugas

d) hubungan manusia dengan alam raya dan segala isinya

4. Akhlâqi Moralitas yang berlandaskan pada kesadaran diri secara otonom


(bersifat objektif), bukan heteronom.

5. Hadhâri Meningkatkan peran umat Islam dalam peradaban dunia, kondisi


umat Islam kontemporer, tantangantantangan yang dihadapinya, dan
berbagai alternatif yang dapat dijadikan umat sebagai acuan dalam
membangun kualitas.

6. Sumûli ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus bersifat holistik,


dengan menggunakan pendekatan transdisipliner.

Islam Dalam Paradigma Keilmuan dalam Bingkai Wahdatul ‘Ulum

Perkembangan cakupan ilmu dan departemen yang dikembangkan di


Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, membutuhkan paradigma
yang menempatkan Islam sebagai ruh dan nilai yang mendasari semua
pengembangan ilmu yang dilakukan Islam sebagai ruh dan nilai yang
mendasari semua pengembangan ilmu yang dilakukan. Ada dua model yang
digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di universitas Islam
yaitu :

1. Universitas Islam yang mengembangkan fakultas-fakultas atau


departemen-departemen pengembangan ilmu-ilmu keislaman.
2. Universitas Islam integratif Dalam hal ini keislaman pengembangan ilmu
di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara bukan hanya karena
membuka fakultas ilmu-ilmu keislaman (Islamic Studies), menetapkan
adanya mata kuliah pada fakultas-fakultas ilmu pengetahuan Islam (Islamic
Science), dan ayatisasi ilmu pengetahuan Islam, akan tetapi
mengembangkan ilmu-ilmu tersebut sebagai ilmu pengetahuan Islam dimana
dasar dan ruh pengembangannya didasarkan dan dipandang sebagai
penemuan dan penegakan nilai-nilai ajaran Islam, yang ditujukan sebagai
pengebdian kepada Tuhan.Dengan model ini semua proses pengembangan
ilmu, kehidupan kampus, dan aplikasinya dalam kehidupan, baik di
Universitas maupun dalam kehidupan segenap sivitas akademikanya
dinuansai oleh nilai-nilai ajaran dan peradaban Islam.

1. Wahdatul Ulum dengan teologi islam saling berhubungan gak ustad ?


2. Apa itu 𝙏𝙖𝙨𝙖𝙬𝙪𝙛, dan 𝙈𝙪𝙨𝙩𝙖𝙛𝙖𝙙 ?

Jawabannya
1. Ada teyapi tdk byk namun hakikat wahdatululum adalah menyadarkan kpd
kita bhw berbagai keilmuan yg kita jumpa dan pelajari adalah mrpkn
kesatuan dari Allah Swt dan tujuannya satu mmbangun mns yg berakhlak
mulia dan beradab Ia lebih dekat dgn tasawuf dan filsafat islam juga tauhid
plg utama.
2. Kajian keilmuan yg dimunculkan selama ini terjelaskan dalam ketauhidan
atau keimanan, kefikihan atau keislaman, dan yg ketiga adalah ketasawufan
atau keihsanan. Tiga kupasan di atas menuju kpd pemahaman makrifat. Dlm
bahsa tasawuf sebelum menuju ke makrifah diawali dgn ilmu syariat (tauhid
dan khususnya fikih) lalu meningkat kpd tarekat (jalan yg membawa
penuntut/si pembelajar kpd jln yg jelas mengarah thdp penyelesaian masalah
tsb) dan akhirnya menuju makrifah alias pengetahuan tertinggi bila dalam
bahasa dilsafat islam disebut dgn akal mistafad, yaitu akal yg berfaedah. Dari
ketiga hal di atas akan membawa si pembelajar atau si pentutut ilmu atau si
mirid menuju kpd mahabbah. Ada slogan yg berkembang selama ini dari
dulu, yaitu lalmarifah lalalmarhamah wa lalmarhamah laulamahabbah. Atau
not know that we not dear and not dear that we not love bhs kitanya..tak
kenal makanya tak sayang tak syang makanya tak cinta. Ternyata CINTA
itulah yg menjadi kendaraan utama bagi manusia utk memperoleh
penyelesaian di dalam menghadapi berbagai permasalahan. Hubungan Allah
sbg sumber pengetahuan. Ilmu itu bagian dari 20 sifat Allah dan aalim adalah
bagian asmaulhusna Allah, keduanya (baik dari sifat dan asmanya) mengarah
kpd penjelasan bhw pertama Allah Swt sbg Tuhan Pencipta alam semesta
beserta isinya. Kedua, Dia sbg Pemilik alam semesta tersebut makanya kita
senantiasa mengatakan inna lillah wa inna ilaihi rojiun, semua milik Allah
dan kembali kpdNya. Artinya, tdk ada hal yg memusingkan kita dlm
menghadapi kenyataan hidup saat kita pulangkan kembali kod Dia oenciota
dan Pemilik alam semesta. Dan Ketiga, kesasaran kita bhw Allah pemilik
Daya dan Kuasa maka tiada daya dan kuasa kecualai milik Allah Swt dlm
bhs tarekat disebut doa surga yaitu laa haula walaa wuwwata illa billah.
Selama ini yg menjadi permaslahan bagi kita dan tdk tuntasnya masalah kita
adalah krn menuhan kan harta dan tahta, jadi krnnya manakala harta dan
tahta itu tiada maka gelisah lah hidup kita. Semua itu menyebabkan pikiran
kita terbodohi sebab harta dan tahta seyognya adlah alat untuk kita bahagi
kenyataannya menjadikan kita sengsara disebabkan ketiadaan keduanya pada
diri kita. Padahal, bila kita paham bhw keduanya adalah bagian dari ciptaan
Allah yg disuguhkan ke manusia maka tdk ada masalah disana. Oleh krn itu,
kelucuan yg terjadi selama ini disebabkan krn kita tdk menyadari bhw Allah
Swt adalah Sumber pengetahuan. Halikatnya Allah sbg smber pengetahuan
adlah penyelesaian maslaha yg sejati. Ilustrasi saat harta dan tahta itu kita
bawa ke dlm tengah hutan sementara kita kelaparan,maka tdk pernah terpikir
kita bhw harta dan tahta itu segala galanya krnndipikiran kita adalah 'apa yg
bisa kita makan di tengah hutan ini'. Pertanyaan yersebut akanterjawab
manaka seseorg yg ditengah hutan tadi menyadari bhw Allah Swt segalanya
sehingga kesadaran tsbt memberikan solusi dan akhirnya kita mengerti
sisebabkan ketenangan pikiranndan hatinshgg jumpa makannan yang bisa
disantap di tengah hutan tsbt, Hakikat dari Allah sbg Sumber Pengetahuan
adalah Penyelesaian masalah yg sejati,yaitu bhw kunci penyelesaian masalah
itu yah di Allah Swt. Hakikat masalah itu ada dua, pertama harta dan kedua
tahta, maka keberadaan pengetahuan dan keilmuan adalah utk memahami
bhw dua hal di atas sejatinya adalah alat utk menanggulangi masalh dgn
mengarahkan kita kpd kunci penyelesaiannya yaitu Allah Swt, makanya
disebut dgn Allah sbg Sumber Pengetahuan. Dlm kajian keislaman terutama
Tasawuf,bhw marifah (akal mustafad;akal yg berfaedah, di dlm kajian
filsafat islam) adalah mengarahkan kota kpd kedekatan diri kod Allah Swt
shgg semua permasalahan dapat teratasi. Masalah mslh tsb teratasi dgn
menulangkan bhw Allah Swt ada pencipta langit bumi bsrta isinya shgg tdk
ada permasalahan sejatinya yg tdk teratasi. Kedua, Allah adalah pemilik
langit dan bumi bsrta isinya shgg sangat Tahu akar permasalahan dan
penyelesaiannya. Ketiga adalah daya dan kuasa itu hanya milikNya maka
masalah masalah tsbt akan sirna dgn daya dan kuasaNya krn tdk ada daya
dan kuasa kecuali milik Allah Swt. Laa haula walaa quwwata.

Anda mungkin juga menyukai