Nim : 0603223071
PENDAHULUAN
Adalah hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa problema peradaban, tantangan serta kebutuhan
hidup umat manusia terus berkembang dan sering terjadi tanpa diperhitungkan sebelumnya,
sebagai akibat dari revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam perkembangan sejarah itu
manusia memerlukan petunjuk yang dapat dijadikan pedoman agar dapat menjalani hidup
dengan baik.
Menyadari hal itu pergutuan tinggi islam melakukan transformasi menjadi universitas dengan
perluasan bidang ilmu pengetahuan yang di kembangkan. Dengan beberapa pertimbangan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat integrtif maka keputusan rektor uinsu tentang
pemberlakuan ‘wahdatul ulum’ sebagai paradigma pengembangan keilmuan universitas islam
negeri sumatera utara dan ‘ulul ilmi’ sebagai karekter dan profil lulusan universitas islam negeri
sumatera utara.
PEMBAHASAN
Selama pembelajaran mata kuliah wahdatul ulum saya memahami bahwa setiap ilmu
pengetahuan saling berkaitan satu sama lain. Kesan yang saya terima selama pembelajaran
wahdatul ulum, membuka pikiran bahwa memang benar setiap illmu pengetahuan berkaitan satu
sama lain dalam pemecahan masalah. Wahdatul ulum merupakan integrasi ilmu umum dan ilmu
agama yang memiliki pemahaman berbagai ilmu di dalamnya yang saling berkaitan. Wahdatul
ulum menggunakan integrasi ilmu transdisiplin yang artinya satu masalah tidak bisa diselesaikan
tanpa ilmu lainnya.
Pada zaman postmodern (1970an- sekarang) ilmu tidak hanya berdasar natural sains atau
eksperimen tetapi juga berdasar pada hal gaib/spiritual yang didalamnya terdapat pengalaman.
Postmodernisme adalah suatu pembongkar cara pandang dan tanggapan dasar dibali impian
modernisme yang dianggap sebagai otak permasalahan yang menimbulkan berbagai macam
bencana.
1. WAHDATUL ULUM
Dapat diuraikan bahwa dihadirat Allah dan Rasulnya ilmu itu bersifat integratif. Namun seiring
berjalan nya waktu dan perkembangan zaman ilmu pengetahuan mengalami disintegrasi atau
dikotomi. Disentegrasi diperparah oleh sikap peniruan umat islam dalam pendididkan kebagian
yang jauh dari nilai tauhid, juga terjadi penyelewengan visi umat islam yang sebenarnya. Sejalan
dengan perkembangan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara maka dikembangkan intergrasi
ilmu yang dirumuskan dalan wahdatul ulum.
Wahdataul Ulum yang dimaksud ialah paradigma keilmuan yang memiliki kaitan kesatuan
sebagai ilmu yang diyakini merupakan pemberian tuhan. Pengembangan semua bidang ilmu
didasarkan pada keyakinan dan norma, pemikiran serta aplikasinya sebagai pengabdian kepada
Tuhan. Selanjutya didedikasikan untuk pengembangan peradaban dan kesejahteraan umat
manusia.
Berdasar paradigma tersebut maka reintegrasi ilmu dalam konteks Wahdatul Ulum dapat
dilkukan dalam lima bentuk yaitu:
a. Integrasi vertikal
Mengintegrasi antara ilmu pengetahuan dengan ketuhanan. Kebenaran, dunia,
sejarah manusia, dan takdir adalah tauhid. Dengan demikian hubungan manusia
dengan Tuhan adalah ideasional. Titik acuannya dalam diri manusia adalah
pemahaman yaang mencakup ingatan, khayalan, penalaran, intuisi,kesadaran, dan
sebagainya semua di integrasikan pada ketauhidan.
b. Integrasi horizontal
Mengintegrasi pendalaman dan pendekatan disiplin ilmu keislaman dengan
disiplin bidang lain. Dengan ini wahdatul ulum menggunakan pendekatan
transdisiplin. Dalam pendekatan ini digunakan berbagai perpektif dan mengaitkan
satu sama lain dengan rumpun ilmu menjadi dasar penelitian dan pembahasan
serta mengintegrasikan pendekatan ilmu keislaman (Islamic Studies), ilmu
pengetahuan islam (Islamic Science), ilmu alam (natural science), sosial (social
science) dan humaniora.
c. Integrasi aktualitas
Pendekatan ilmu yang dikembangkan dengan realitas dan kebutuhan masyarakat
(dinasab tathbiqiyyah).Integrasi ini dilaksanakan dalam bentuk konkritisasi atau
tajribisasi(emprikisasi) ilmu agr ilmu pengetahuan tidl lepas dari hajat dan
kebutuhan pengembangan umat manusia.
d. Integrasi etik
Mengintegrasi pengembangan ilmu pengetahuan dengan penegakan moral
individu dan moral sosial. Sebab problem keilmuan sekarang adalah disintegrasi
antara ilmu dan moralitas. Selanjutnya mengintegrasi pengembangan ilmu yang
pasathiyyah sehingga melahirkan wawasan kebangsaan dan kemanusiaan.
e. Integrasi interpersonal
Pengintegrasian antara dimensi ruh dengan daya pikir dalam diri manusia.
Pengembangan dan transmisi ilmu dalam kegiatan belajar mengajar disadari
sebagi dzikir dan ibadah kepada Allah sehingga keilmuan menjadi proteksi bagi
civitas academia universitas islam.
Aisy.Rohdatul.https://www.academia.edu/11406176/
BAGAIMANA_CARA_MEMPEROLEH_ILMU_PENGETAHUAN diakses tanggal 30
oktober 2022