Kelas : VI B (PAI)
Semester : VI (enam) B
PANDEGLANG – BANTEN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat Dalam pembahasan yang lebih mendalam hendaknya kita mengetahui hal-
hal yang menjadi dasar dengan setidaknya mengetahui tentang apa pengertian suatu
hal yang akan dibahas. Layaknya hal-hal tersebut, maka kiranya pengertian filsafat
sendiri menjadi penting. Pengertian filsafat sendiri menurut bahasa, berasal dari
bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta dalam artian yang luas. Rasa
cinta akan melahirkankan rasa ingin tahu dalam diri masing-masing manusia; sophia
yang berarti pandai, pengertian yang mendalam, kebijaksanaan. Tujuan dari
berfilsafat sendiri adalah menjadikan manusia sebagai sosok yang bijaksana dengan
kepandaiannya. Dapat dikatakan juga bahwa seorang filosof adalah manusia yang
mencintai kebijaksaan. Istilah inilah yang digunakan Pythagoras dalam
menggambarkan tentang manusia yang kemudian di tarik kesimpulan bahwa filsafat
juga berarti kebijaksanaan.1 Filsafat juga disebut the mother of science, induk dari
ilmu pengetahuan. Menurut will Durant, Filsafat bagaikan adzan dan ilmu bagaikan
shalat (Tobroni, 2008:3). Filsafat juga disebut the supreme art, pengetahuan tertinggi,
atau the art of life, pengetahuan tentang hidup. Ia bagaikan puncak gunung tertinggi
sehingga dapat dengan jelas dan secara terpadu melihat realitas dibawahnya. Plato,
yang merupakan seorang filosof Yunani Kuno mengatakan bahwa filsafat adalah
kebenaran atau kenyataan mutlak melalui metode dialektika. Dialektika adalah
metode dialog dengan mempertanyakan kembali jawaban yang diberikan sampai
muncul jawaban yang paling mendasar, atau sampai pertanyaan itu tidak mampu
dijawab. Misalnya dimanakah letak Indonesia? jawabannya di Asia. Lalu ditanyakan
kembali : dimanakah letak Asia itu? Lalu muncul jawaban: Asia itu ada di dunia,
jawaban itu ditanyakan lagi: dimana dunia ini? Muncul jawaban lagi dan seterusnya
sampai diketahui hakikatnya yang biasa disebut the causa prima. Oleh karena
penafsiran filsafat adalah mencintai kebijaksaan, maka sejalan dengan itu filsafat
mengharuskan berfikir secara mendasar dan mendalam agar dapat mencapai derajat
kebijaksaan tertinggi. Dan akibat daripada keharusan berfikir secara mendasar dan
mendalam maka filsafat pun sangat diperlukan untuk selalu memberikan pandangan
yang berbeda atau bahkan kritik terhadap suatu hal.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam KBBI filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada sebagaimana asal dan hukumnya.
Dari segi praktis, filasat adalah alam pikiran atau alam berfikir yaitu berfikir secara
mendalam dan sungguh-sungguh. Orang yang cinta terhadap ilmu pengetahuan dan
kebenaran itu lazimnya disebut dengan Philoshoper.
Bahwa memang filsafat Islam sangat jauh berbeda dengan filsafat orang-orang
Yunani khususnya diluar Islam, karena seolah pandangan para filosofer melebihi
tentang keilmuan daripada Allah (Allah SWT), dalam pandangan intrinsik maupun
ekstrinsik dalam mengkaji beberapa point’ penting tentang arti filsafat (filosofi) itu
sendiri. Jadi, secara umum saya menyimpulkan bahwa memang filsafat adalah berasal
dari filosof muslim yang berdasarkna sumber hukum islam yaitu Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad SAW, serta tidak ada keraguan didalamnya. Karena dengan
adanya ilmu filsafat kita lebih berpikir kritis, sistematis, logis dan bisa berspekulasi
tentang suatu masalah tertentu.
b. Pada dasarnya prinsip filsafat pendidikan islam juga bisa di artikan sebagai studi
tentang pandangan filosofi dari sistem dan aliran filsafat terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana dampak dan perkembangan umat muslim, mengingat
ruang lingkup dan tujuan daripada filsafat sangat luas maka para ahli filsafat membagi
menjadi 5 , pertama logika, kedua estetika, ketiga etika (moral), keempat politik dan
terakhir metafisika
Ada unsur-unsur penting dalam sebuah filsfat islam yaitu dari sebuah proses
pendidikan adalah : Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama rujukan proses
pendidikan islam, Akhlah Rasulullah SAW, yang dapat dijadikan sebagai teladan
untuk menciptakan akhlak yang baik, selanjutnya percaya dan mengakui bahwa
seluruh ajaran islam yang dapat diterima oleh hati dan juga oleh akal yang sehat.
Pendidikan Islam Salah satu sektor yang paling fundamental dan mempunyai
dampak besar terhadap peradaban adalah pendidikan, maka pendidikan idealnya harus
benar –benar diperjuangkan. Dengan cara selalu berupaya membenahi serta
menyempurnakan pendidikan adalah salah satu upaya memperjuangkan pendidikan.
Sebelum memperjuangkan pendidikan maka tidak etis rasanya jika tidak mengenal
apa itu pendidikan sendiri. Pendidikan sendiri mempunyai arti secara istilah yang
kami fahami adalah suatu usaha secara sadar pendidik untuk membantu pesserta didik
dalam hal menuntaskan tugas belajarnya. Filsafat pendidikan adalah cara berfikir
yang sistematis, radikal dan universal tentang permasalahan-permasalahan pokok
pendidikan seperti hakikat pendidikan, hakikat pendidik, hakikat kurikulum, hakikat
metode, dan hakikat evaluasi. Dengan kata lain, permasalahan pokok yang muncul
dalam ruang lingkup pendidikan yaitu apa sebenarnya hakikat pendidikan itu ?,
bagaimana cara mendidik ?, dan siapa yang mendidik dan yang dididik ?.
Sebagaimana filsafat pendidikan pada umumnya, filsafat pendidikan Islam juga
berfungsi mengembangkan manusia dengan segala potensi kemanusiaannya. Namun
yang membedakan dua entitas tersebut adalah dari sumber pemikiran, yaitu filsafat
pendidikan Islam berasal dari ajaran murni agama yang tertuang dalam AlQur’an, Al-
Sunnah dan pendapat para ulama.
2. Moral merupakan tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan yang
digunakan dalam tumbuh kembang individu atau kelompok sosial untuk mencapai
kematangan. Moral bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa
(remaja) sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pandangan
masyarakat. Di sisi lain tiadanya moral sering kali dituding sebagai faktor penyebab
meningkatnya kenakalan remaja (Sarwono, 2010: 25).
Disamping hal diatas maka beberapa ahli menyimpulkan kaidah masyarakat dalam
falsafah kehidupan islam bahwa ;
Harus diakui jika aljabar adalah salah satu cabang ilmu matematika yang bikin
otak mumet. Meskipun begitu, mungkin kamu pernah melontarkan pertanyaan
unik seperti, “siapa sih yang bikin sistem perhitungan seperti ini? Mengerjakannya
saja sudah susah apalagi menciptakannya”. Percaya atau tidak si penemu
mekanisme hitung unik ini ternyata bukan ilmuwan barat, melainkan seorang
muslim bernama Al Khawarizmi. Al Khawarizmi memang dikenal sebagai salah
satu matematikawan paling jenius sepanjang abad. Salah satu karya terbaiknya
adalah yang bikin pusing tadi, yakni aljabar. Tak hanya itu, Al Khawarizmi juga
yang telah menemukan berbagai rumus matematika lain yang dipakai di era
modern. Seperti teknik penyamaan penyebut dan pembilang pada pecahan,
trigonometri, persamaan linear dan juga notasi kuadrat.
c. Zahrawi
d. Averroes
e. Ibnu Khaldun
c. Kapitalisasi Pendidikan tidak sesuai dengan nilai – nilai Islam. Islam tidak
membeda-bedakan hak dan kewajiban seseorang berdasarkan harta atau suku
bangsanya, namun berdasarkan taqwa, Dalam sebuah nadham yang terdapat pada
kitab Al al’a disebutkan bahwa syarat mencari ilmu ada enam. Yakni: cerdas,
semangat, sabar, modal, Pentunjuk guru, waktu yang lama. Kaitannya dengan
kapitalisasi pendidikan adalah pada poin ke empat, yakni modal. Cukup relevan
bahwa memang dalam menempuh pendidikan setiap peserta didik perlu memiliki
modal sebagai kesungguhan dalam mencari ilmu.
BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan islam adalah
suatu kajian teoritis dari filosofis yakni berpikir secara mendalam, sistematik, dan
universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik)
dan guru, kurikulum, metode, lingkungan, hakikat kemampuan manusai dapat dibina
dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang baik yang seluruh
kepribadiannya dijiwai oleh ajaran islam, serta mengapa manusia harus dibina
menjadi hamba Allah yang berkepribadian demikian yang didasarkan pada Al’Qur’an
dan Hadits sebagai sumber utama dan pendapat para ulama, para ahli khususnya para
filsuf muslim sebagai seumber sekunder