PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah telah menyusun landasan pendidikan yang jelas bagi seluruh manusia
Pendidikan merupakan kegiatan yang harus memiliki tujuan, sasaran dan target
yang jelas. Kedua, Pendidik yang sejati dan mutlak adalah Allah SWT, Dialah
peningkatan, dan interaksi fitrah sebagaimana Dia pun mensyariatkan aturan guna
anak. Keempat, peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah SWT
menciptakannya.
ilmu pada tempat yang mulia dan agung. Di samping itu juga terdapat banyak ayat
Islam di bumi ini dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW telah membuka mata
menuju kepada peradaban yang ideal. Keberhasilan umat Islam meraih peradaban
1
2
ideal tersebut tidak terlepas dari ajaran Islam kepada umatnya agar selalu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan pada makalah ini adalah untuk
Islamisasi pengetahuan.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Islamisasai ilmu pengetahuan terdiri dari tiga kata yaitu, kata Islamisasi,
ilmu dan pengetahuan. Di sini penulis akan menjelaskan satu persatu dari ketiga
juga usaha mengIslamkan dunia.1 Sedangkan ilmu adalah merupakan cara berfikir
tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai berfikir ilmiah. 2 Dan yang
tidaklah sama persis, dimana ilmu lebih luas cakupannya, karna pengetahuan
belum pasti dikatakan ilmu sedangkan pengetahuan sudah barang tentu dikatakan
ilmu. Dari pengertian di atas jadi yang dikatakan Islamisasi pengetahuan adalah;
Peter Salim & Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: PT.Ichtiar
1
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan &
3
3
4
ulang data, memikir kembali argument dan rasionalisasi, menilai kembali tujuan
dan melakukannya secara yang membolehkan disiplin itu memperkaya visi dan
Islam) dan dari belengu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa Juga
pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil
terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya
cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya, dan berbuat tidak adil
terhadapnya. Islamisasi adalah suatu proses menuju bentuk asalnya yang tidak
4
Isma’il Raji al-Faruqi. Islamisasi Pengetahuan, Cet ke-3, (Bandung: Penerbit Pustaka,
2003), h. 38-39.
5
Wan Mohd Nor Wan Daud, The Educational Philosophy and Practice of Syed
Muhammad Naquib al-Attas, diterjemahkan oleh Hamid Fahmy dkk, Filsafat dan Praktik
Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas (Bandung: Mizan, 1998), h. 341.
4
5
perlu melibatkan dua proses yang saling berhubungan. Pertama ialah melakukan
dan konsep-konsep kunci ke dalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini
konsep utama Islam setelah unsur-unsur dan konsep pokok dikeluarkan dari setiap
ranting.
respon positif terhadap realitas ilmu pengetahuan modern yang sekularistik dan
Islam yang “terlalu” religius, dalam model pengetahuan baru yang utuh dan
Osman Bakar, Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah program yang berupaya
antara Islam dan sains modern tentang sejauhmana sains dapat bermanfaat bagi
umat Islam.
Osman Bakar, Tauhid dan Sains (Bandung: Pustaka Hidayah, 1994), h. 233.
5
6
(Islam).8
intelektual dan kajian-kajian rasional – empirik dan filosofis dengan tetap merujuk
kepada kandungan Al-quran dan Sunnah Nabi. Sehingga umat Islam akan bangkit
hidup yang sangat berbeda dari masyarakat Barat. Untuk mencapai tujuan al-
yang pertama hingga 1918, melalui lembaga ini ia berharap bahwa Islamisasi ilmu
pengetahuan terwujud.9
M. Zainuddin, Filsafat Ilmu: Persfektif Pemikian Islam (Malang: Bayu Media, 2003), h.
160.
9
Harun Nasution. Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Dzambatan, 1992) , h. 243.
6
7
Islam) dan dari belengu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa. Juga
pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil
terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya
cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya, dan berbuat tidak adil
terhadapnya.10
pembebasan manusia dari tujuan-tujuan hidup yang bersifat dunyawi semata, dan
mendorong manusia untuk melakukan semua aktivitas yang tidak terlepas dari
tujuan ukhrawi. Bagi al-Attas, pemisahan dunia dan akhirat dalam semua aktivitas
manusia tidak bisa diterima. Karena semua yang kita lakukan di dunia ini akan
disini perlu juga disebutkan apa itu hakikat Islamisasi ilmu pengetahuan, adapun
1. Similiarisasi
2. Paraleliasi
3. Komplementasi
10
Budi Handrianto. Islamisasi Sains Sebuah Upaya MengIslamkan Sains Barat Modren,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 133.
7
8
Antara al-Qur`an dan sains saling mengisi dan memperkuat satu sama
4. Komparasi
Membandingkan konsep atau teori sains dengan konsep atau teori agama
5. Induktifikasi
6. Verifikasi
dijelaskan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan itu tidak terlepas dari ilmu-ilmu
yang berkembang di Barat, sehingga banyak ilmuan kita yang mengatakan bahwa
pekerjaan Islamisasi ilmu pengetahuan itu adalah pekerjaan orang bodoh, artinya
orang lain dengan menyebutnya dengan karya dia sendiri. Akan tetapi yang
mereka dengan tanpa adanya penyaringan, karena ilmu yang diambil itu harus
Tujuan adalah hal yang sangat perlu dalam merumuskan sesuatu, karena
tujuan merupakan titik yang akan kita tuju dalam melakukan sesuatu, jadi tanpa
Ramayulis dan Syamsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Mengenal Tokoh
11
Pendidikan Islam di Dunia Islam dan di Indonesia, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), h. 109.
8
9
dimana ada beberapa tujuan yang harus dicapai dalam menjalakan ide Islamisasi
ilmu pengetahuan ini. Dalam menjalankan proses Islamisasi ilmu pengetahuan ini
modern.
4. Mencari jalan untuk sintesis kreatif antara warisan (Islam) dan ilmu
pengetahuan modern.
sendiri, karena sifat jasmani adalah cenderung lalai terhadap hakikat dan
asal muasal manusia. Dengan demikian, Islamisasi tidak lain adalah proses
sekularistik dan Islam yang "terlalu" religius, dalam model pengetahuan baru yang
9
10
ini sudah sekuler, dan jauh dari kerangka tauhid. Untuk itu dia menyusun
satu kerangka kerja dengan lima tujuan dalam rangka Islamisasi ilmu, sebagai
berikut :
ilmu-ilmu modern.
itu sejalan dengan langkah-langkah yang ia berikan. Al-Faruqi adalah orang yang
dengan sangat jelas, dan bahkan bukan cuma satu tujuan yang ia rumuskan tapi
13
Nina M. Armando. Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005),
h. 144.
Budi Handrianto. Islamisasi Sains Sebuah Upaya MengIslamkan Sains Barat Modren,
14
h. 140-141.
10
11
ada lima, begitu juga dengan langkah-langkahnya ada dua belas langkah-langkah
D. Langkah-langkah Islamisasi
esensi tauhid yang memiliki makna bahwa ilmu pengetahuan harus mempunyai
tersebut ialah:
1. Keesaan Allah.
merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian dari Allah
Menurut al-Faruqi, sasaran atau tujuan yang dituliskan di atas bisa dicapai
15
Zainal Habib. Islamisasi Sains Mengembangkan Integrasi Mendialogkan Perspektif., h.
53.
11
12
2. Survei disiplin ilmu. Semua disiplin ilmu harus disurvei dan di esei-esei
dengan cara yang sama. Tetapi disini, apa yang diperlukan adalah
disusun, maka ia harus dinilai dan dianalisa dari titik pijak Islam.
12
13
10. Analisa kreatif dan sintesa. Pada tahap ini sarjana muslim harus sudah siap
16
Juhaya S.Praja. Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam dan Penerapannya di
Indonesia, (Jakarta: Teraju, 2002), h. 73-74.
13
14
Islam yang tidak mengenali warisan ilmu Islam karena masalah akses kepada ilmu
Islamisasi ilmu pengetahuan. Dari kesemua langkah yang diajukan oleh al-Faruqi,
tentunya dalam aplikasinya, membutuhkan energi ekstra dan kerja sama berbagai
belah pihak. Karena, Islamisasi merupakan proyek besar jangka panjang yang
membutuhkan analisa tajam dan akurat, maka dibutuhkan usaha besar pula dalam
muslim. Dari langkah-langkah dan rencana sistematis seperti yang terlihat di atas,
kerangka Islam.
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh para ilmuan muslim. Karena menurutnya
apa yang telah berkembang di dunia Barat dan merasuki dunia Islam saat ini
sangatlah tidak cocok untuk umat Islam. Ia melihat bahwa ilmu sosial Barat tidak
sempurna dan karena itu tidak berguna sebagai model untuk pengkaji dari
kalangan muslim, yang ketiga menunjukan ilmu sosial Barat melanggar salah satu
syarat krusial dari metodologi Islam yaitu kesatuan kebenaran. Dan menurutnya
ilmu sosial tidak boleh diintimidasi oleh ilmu-ilmu alam, tepatnya dalam skema
yang utuh pengetahuan manusia adalah satu dan sama. Ilmu-ilmu sosial dan ilmu-
17
Budi Handrianto. Islamisasi Sains Sebuah Upaya MengIslamkan Sains Barat Modren, h.
142.
14
15
ilmu sosial harus berusaha keras menunjukkan hubungan realitas yang ditelaah
tiga hal.
budaya dan peradaban Barat, dan setiap bidang ilmu pengetahuan modern
18
Abu Bakar A. Bagader, Islamisasi Ilmu-ilmu Sosial, (Yogyakarta: CV.Bayu Grafika
Offset, 1989), h. 16-17.
19
Isma`il Raji Al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, Cet ke-3,h. 118-119.
20
Isma`il Raji Al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, Cet ke-3,h. 119-121.
15
16
Islam, maka fakta menjadi tidak benar. Selain itu, ilmu-ilmu modern harus
dan ilmu modern beserta aspek-aspek empiris dan rasional dan yang
bidang dan ilmu pengetahuan saat ini yang relevan. Jika kedua proses
Muslim. Ilmu bisa dijadikan alat yang sangat halus dan tajam bagi
al-Attas ilmu bukan bebas nilai (value free), tetapi sarat nilai (value laden). 22
21
Muhaimin & Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka
Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 99.
22
Budi Handrianto. Islamisasi Sains Sebuah Upaya MengIslamkan Sains Barat Modren,
h. 131-136.
16
17
kunci yang membentuk budaya Barat serta harus memasukkan unsure-unsur Islam
beliau bahwa ilmu itu bukan bebas nilai, tapi ilmu itu syarat nilai.
proses atau pendekatan, untuk itu disini akan dijelaskan ada beberapa proses
Marxistis.
23
Isma`il Razi AL-Faruqi. Islamisasi Pengetahuan, Cet ke-3, h. 131-137.
17
18
agama Islam. Demikian pula alat suntik yang digunakan oleh dokter
muslim dengan alat suntik yang digunakan oleh dokter kafir juga sama,
seorang dokter, begitu juga contoh lain yang semisal dengan ini.
18
19
maka tugas utama Islamisasi ilmu pengetahuan bertumpu pada dua hal.
sendiri, apakah dalam keadaan berfungsi dengan baik atau tidak. Jika
teknologi yang baik itulah yang netral dan tidak dapat disalahkan, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dalam keadaan baik itu tak ada yang
19
20
jauh dari sifat-sifat yang tidak sempurna, melaikan tauhid yang melihat
bahwa antara manusia dengan manusia lain, manusia dengan alam, dan
raya (ayat kauniyah) dan ayat-ayat tuhan yang terdapat pada manusia
dan prilaku sosial, semuanya itu adalah ayat-ayat tuhan. Oleh karena
itu ilmu pengetahuan, baik ilmu agama Islam yang dihasilkan melalui
pada hekekatnya berasal dari Allah SWT, karena semua ilmu tersebut
20
21
sesuatu yang kita capai di dunia itu bukanlah hasil dari kita sendiri
akan tetapi kita harus sadar bahwa disitu ada keikutsertaan Allah
kepada kita atau dengan kata lain Allah hanya menggunakan jasa kita
kecil
agama dan ilmu umum yang disatukan. Yang terjadi sejak kecil
Qur'an baik dari segi membaca maupun pemahaman isinya. Selain itu
juga diajarkan pula hubungan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya
21
22
dokter misalnya tapi dokter yang Islami dan sebagainya. Hal ini dapat
22
23
Islam membesar.
24
Zainal Habib. Islamisasi Sains Mengembangkan Integrasi Mendialogkan Perspektif, h.
55.
23
24
Eropa yang pada masa itu justru terkungkungi masamasa sejarah yang
modern terhadap sesuatu yang “khas” milik mereka. Gerakan ini juga
Dan tentu saja, kesadaran akan “kejayaan umat Islam di masa lalu”
Muhaimin & Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan
25
24
25
BAB III
PENUTUP
metodologi yang jelas yaitu berlandaskan ketauhidan dan keimanan serta memiliki
rencana kerja mengingat keterpurukan dunia Islam saat ini ditingkat yang paling
merupakan core dari gagasan tersebut yang menyebutkan lima kesatuan yaitu
muslim sendiri yang memiliki keluasan ilmu dan keahlian yang mantap terhadap
ilmu -ilmu keIslaman dan ilmu pengetahuan yang non Islam. Pada masa awal
Islam sampai masa keemasannya memang tidak ada labelisasi Islam pada setiap
ilmu pengetahuan, karena saat itu umat Islam mempunyai posisi yang kuat dan
yang mereka lakukan saat itu semakna dengan Islamisasi. Ini berbeda dengan
kondisi umat Islam saat ini, Islam berada pada posisi yang kalah, terhegemoni dan
terdesak oleh keilmuan dan peradaban Barat sehingga untuk membuatnya bebas
dari hegemoni tersebut perlu dimunculkan ciri keIslaman yang tegas dan jelas
25
26
DAFTAR ISI
Bakar ,Osman. Tauhid dan Sains Bandung: Pustaka Hidayah, 1994, h. 233.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan &
Pengembangan Bahasa, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, h. 879.
Peter Salim & Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:
PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 1986, h. 971.
M. Armando. Nina, Ensiklopedi Islam Jilid 2, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,
2005, h. 144.
Muhaimin & Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung: Trigenda Karya, 1993, h.
99.
Nor Wan Daud ,Wan Mohd. The Educational Philosophy and Practice of Syed
Muhammad Naquib al-Attas, diterjemahkan oleh Hamid Fahmy dkk,
Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas Bandung:
Mizan, 1998, h. 341.
26
27
S.Praja. Juhaya, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam dan Penerapannya di
Indonesia, Jakarta: Teraju, 2002, h. 73-74.
27