Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PEMBIASAAN DALAM


MANAJEMEN PENDDIDIKAN KARAKTER
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Karakter
Dosen Pengampu Wahyu Hidayat, M.A & Achmad Nasrullah, M.Pd.I

Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
 M. Rifqi Salim Agil (11720100)
 Setiafani Mubarokiah (1172010075)
 Yushi Arifah (1172010087)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi besar kita yakni Nabi
Muhammad SAW. Serta keluarga, sahabat, tabi’in dan semoga sampai kepada kita
semua sebagai umat yang Insya Allah taat dan patuh terhadap ajaran yang
dibawakannya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen-dosen kami, orang tua
kami dan teman-teman kami yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini
baik itu secara moril maupun materil.
Makalah ini merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan terutama dalam
pelajara Manajemen Pendidikan Karakter dan makalah ini juga secara khusus
memberi pengetahuan dan pembelajaran kepada kita semua sebagai pembaca yang
mambahas tentang Model Pembelajaran Pembiasaan Dalam Manajemen Pendidikan
Karakter.
Kekurangan di sana sini dalam penulisan makalah ini sangat kami sadari. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bandung, 13 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................4
A. Pengertian Pembelajaran Pembiasaan Pembentukan Karakter........................................4
B. Model-model Pembelajaran Pembiasaan dalam Manajemen Pendidikan Karakter.........6
C. Implementasi Model Pembelajaran Pembiasaan dalam Pembentukan Karakter..............7
BAB III....................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran, sering
kita jumpai perkelahian antar siswa, prilaku siswa membolos, mencontek saat ujian,
tidak masuk sekolah, tidak mendengarkan dan memperhatikan guru saat menjelaskan
pelajaran, tidak hanya itu berita dari Sampang - Madura tentang siswa memukuli
gurunya dan sampai meninggal marak diperbincangkan di media akhir- akhir ini.
Kejadian tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter pada diri anak bangsa kini
telah menurun. 1indikator lain mengenai rusaknya anak bangsa bisa diamati dari
memudarnya sopan santun siswa, yaitu dapat dilihat dari mereka berbicara terhadap
sesama, terhadap guru bahkan orang tuanya, kata–kata kotor yang sepatutnya tidak
diucapakan seringkali terlontar, sifat tidak jujur, serta akhlak mulia yang sulit
ditemui pada diri anak menangani bahkan mencegah kejadiankejadian tersebut agar
tidak menjadi budaya anak.
2
Terkait dengan sistem pendidikan masih fokus pada pengembangan akademi
atau kognitif, sedangkan pengembangan afektif kurang diperhatikan. Menjadikan
anak pandai dan mahir dalam teknologi saja tidak cukup. Karakter baik perlu
ditanamkan pada anak. Agar anak dapat memahami (kognitif), merasakan dan
membuat keputusan (afektif), serta dapat menerapkan dalam kehidupan (psikomotor).
Usaha yang dapat dilakukan adalah perbaikan sistem pendidikan yang
menitikbertakan pada pendidikan karakter. Agar nilai-nilai karakter anak dapat
tertanam kembali menjadi karakter bangsa yang dapat diunggulkan Negara. Peran
dan tanggungjawab sekolah menjadi sangat penting dalam menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai di sekolah. Bahkan menjadi suatu keharusan bagi sekolah
dalam menanamkan serta menumbuhkan karakter siswa. Sehingga terbentuk karakter
dengan nilai-nilai yang luhur. 3Undang-undang No 20 Tahun 2003 menjelaskan
tujuan pendidikan nasional adalah menjadikan siswa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, kreatif, cakap, berakhlak mulia,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter merupakan upaya agar menjadikan anak untuk berkarakter baik.
1
Isnaini. ‘Internalisasi ninai-nilai karakter karakter dimadrasah” diakses dari (http://
journal.tarbiyahiainib.ac.id, pada tanggal 12 Maret 2020 pukul 10.2799
2
Mansur, muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,( Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2011),hlm 36
3
Ibid hlm 49.

1
4
Pendidikan karakter diarahkan agar anak memiliki rasa hormat,
tanggungjawab khususnya pada diri sendiri, jujur, peduli, adil dan membantu siswa
untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan. Pandangan psikologi behaviorisme Pavlov menyatakan bahwa kebiasaan
dapat terbentuk karena pengkondisian atau pemberian stimulus. Stimulus tersebut
perlu dilakukan secara berulangulang agar reaksi yang diinginkan (respon) muncul.
Sedangkan menurut Akbar dalam pidato pengukuhan guru besar yang berjudul
“Revitalisasi Penddikan Karakter di Sekolah Dasar”, ada dua belas prinsip dalam
mengembangkan karakter baik di SD. Salah satu prinsip tersebut adalah penerapan
dan pemanfaatan pendidikan karakter melalui program-program pembiasaan.
pembiasaan program tersebut bersifat rutin, insidental maupun yang terprogram.
Untuk itu visi misi sekolah harus mendukung program yang membangun karakter
anak yang terintegrasi dengan kegiatan siswa di sekolah maupun ekstrakulikuler

B. Perumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan. Beberapa masalah tersebut antaralain:
1. Bagaimana pengertian pembelajaran pembiasaan?
2. Bagaimana model-model pembelajaran pembiasaan dalam Manajemen
Pendidikan Karakter?
3. Bagaimana implementasi model pembelajaran pembiasaan dalam
pembentukan karakter?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
antaralain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaraan pembiasaan pembentukan
karakter.
2. Untuk mengetahui model-model pembelajaran pembiasaanpembentukan
karakter dalam Manajemen Pendidikan Karakter.

4
Ibid. hlm 50.9

2
3. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran pembiasaan dalam
pembentukan karakter.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Pembiasaan Pembentukan Karakter.


5
Pembelajaran adalah proses,cara,perbuatan menjadikan orang atau mahluk
hidup belajar. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat
melihat dalam perubahan yang terjadi, tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.
6
Dalam buku karangan E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter,
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar
sesuatu itu dapat menjadi kebiasan. Selanjutnya Pembiasaan adalah sesuatu yang
sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan
seseorang. Karena metode pembiasaan ini berintikan pengalaman yang dilakukan
terus-menerus, maka menurut Ahmad Tafsir metode Pembiasaan ini sangat efektif.
7
Menurut kamus istilah kata Pembentukan nomina (kata benda) yang berarti
proses, cara, perbuatan membentuk. Istilah pedoman umum pembentukan) ialah kata
atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan dengan makna, konsep,
proses, keadan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
8
Istilah pembentukan adalah usaha mencipta atau menggubal kata baru,
terutamanya untuk menyampaikan ilmu pengetahuan khusus dalam suatu bidang ilmu
dan profesional. Jadi pembentukan dalam istilah bahasa Indonesia merupakan proses
penciptaan istilah yang dibangun oleh kata atau frase yang dengan cermat
mengungkapkan gagasan, sifat keadaan dan proses yang luas dalam bidang tertentu
meliputi:bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

5
Luqman asadudin, Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan dan
Keteladanan, Jurnal Pendidikan Islam Cendekia, Vol 12, No 1, Juni 2014, h.81
6
Ibid.halaman 80.
7
Ibid. Halaman 81
8
Ibid. Halaman 81

4
9
Apa itu karakter? Kata karakter sesungguhnya berasal dari bahasa Latin:
“kharakter”, “kharassein”, “kharax” yang berarti membuat tajam, membuat dalam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan,
akhlaq atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.22 Jadi
karakter merupakan sifat utama (pola) baik pikiran, sikap, perilaku maupun tindakan
yang melekat kuat dan menyatu dalam diri seseorang.
10
Secara konseptual, istilah karakter dipahami dalam dua kubu pengertian.
Pengertian pertama, bersifat deterministic. Di sisni karakter dipahami sebagai
sekumpulan kondisi rohaniah pada diri kita yang sudah teranugerahi atau ada dari
asalnya. Dengan demikian, ia merupakan kondisi yang kita terima begitu saja, tak
bisa kita ubah. Ia merupakan tabiat seorang yang bersifat tetap, menjadi tanda khusus
yang membedakan orang yang satu dengan lainnya. Pengertian kedua, bersifat non
deterministic atau dinamis. Di sisni karakter dipahami sebagai tingkat kekuatan atau
ketangguhan seseorang dalam upaya mengatasi kondisi haniah yang sudah diberi. Ia
merupakan proses yang dikehendaki oleh seseorang untuk menyempurnakan
kemanusiaan.Dalam kamus psikologi, dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian
yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya
mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa pengertian
pembiasaan pembentukan karakter adalah suatu proses atau cara, perbuatan yang
segaja dilakukan secara berulang-ulang untuk menanamkan cara berpikir dan perilaku
yang khas tiap individu dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. individu yang berkarakter baik adalah indidvidu yang
dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari
keputusannya.

9
Ibid. halaman 82
10
Ibid. Halaman 82

5
B. Model-model Pembelajaran Pembiasaan dalam Manajemen Pendidikan
Karakter
11
Pendidikan melalui pembiasaan dapat dilaksanakan secara terprogram dalam
pembelajaran, dan secara tidak terprogram dalam kegiatan sehari-hari.

1. Kegiatan pembiasaan terprogram dalam pembelajaran dapat dilakasanakan


dengan perencanaan khusus (waktu tertentu) untuk mengembangkan pribadi
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal berikut.
a. Biasakan peserta didik untuk bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstryksi sendiri pengetahuan, keterampialan, dan sikap baru
dalam setiap pembelajaran.
b. Biasakan melakukan kegiatan inkuiri dalam setiap pembelajaran.
c. Biasakan peserta didik untuk bertanya dalam setiap pembelajaran.
d. Biasakan belajar secara kelompok untuk menciptakan “masyarakat
belajar”.
e. Guru harus membiasakan diri menjadi model dalam setiap
pembelajaran.
f. Biasakan melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran.
g. Biasakan melakukan yang sebenarnya, adil, dan transparan dengan
berbagai cara.
h. Biasakan peserta didik untuk bekerja sama, dan saling menunjang.
i. Biasakan untuk belajar dari berbagai sumber.
j. Biasakan peserta didik untuk sharing dengan temannya.
k. Biasakan peserta didik untuk berpikir kritis.
l. Biaskan untuk bekerjasama dan memberikan laporan kepada orang tua
peserta didik terhadap perkembangan prilakunya.
m. Biasakan peserta didik untuk berani menanggung resiko.
n. Biasakan peserta didik tidak mencari kambing hitam.
o. Biasakan peserta didik terbuka terhadap kritikan.
p. Biasakan peserta didik mencari perubahan yang lebih baik.
q. Biasakan peserta didik terus menerus melakukan inovasi dan
improvisasi dengan perbaikan selanjutnya.

11
Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta : Sinar Grafika Offset.,2011), hlm 167

6
12
2. Kegiatan pembiasaan secar tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai
berikut.
a. Rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan terjadwal, seperti : upacara
bendera, senam, shalat berjamaah, keberaturan, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
b. Spontan, adalah pembiasaan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
seperti : pembentukan prilaku memberi salam, membuang sampah
pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c. Keteladan, adalah pembiasaan dalam bentuk prilaku sehari-hari :
berpakaian rapih, berabahsa yang baik, rajin membaca, memuji
kebaikan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.
Dalam pelaksanakan pendidikan karakter disekolah, pembiasaan peserta didik
untuk berprilaku baik perlu ditunjang oleh keteladan guru dan kepala sekolah. oleh
karena itu pada hakikatnya metode atau model pembiasaan dalam pendidikan
karakter tidak dapat dipisahkan dalam keteladan. Disana ada pembiasaan dan ada
keteladanan dan sebaliknya disana ada keteladanan disana ada pembiasaan yang
nantinya akan membentuk karakter.

C. Implementasi Model Pembelajaran Pembiasaan dalam Pembentukan


Karakter
13
Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan dikenal dengan
istilah operan conditioning, mengajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku
terpuji, disiplin, giat belajar, ikhlas, jujur, dan tanggung jawab atas setiap tugas yang
telah diberikan. Metode pembiasaan ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses
pembentukan karakter, untuk membiasakan peserta didik dengan sifat-sifat baik dan
terpuji, impuls-impuls positif menuju neokortek agar tersimpan dalam system otak,
sehingga aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik terekam secara positif. Demikian
halnya untuk membangkitkan apa-apa yang telah masuk dalam otak bawah sadar,
peserta didik harus dilatih dan dibiaskan dalam setiap pembelajaran dan kehidupan
sehari-hari. Pembiasakan akan membangkitkan internalisasi nilai dengan cepat,
karena nilai merupakan suatu penetapan kualitas terhadap objek yang menyangkut
suatu jenis aspirasi atau minat.

12
Ibid. halaman 168.
13
Ibid.halaman 169

7
14
Implementasi adalah upaya menghayati dan mendalami nilai, agar tertanam
dalam diri setiap manusia. Karena pendidikan karakter berorientasi pada pendidikan
nilai, perlu adanya proses internalisasi tersebut. Jadi internalisasi merupakan proses
pertumbuhan batiniah atau rohaniah peserta didik. Pertumbuhan itu terjadi ketika
mereka menyadari sesuatu “nilai” yang terkandung dalam pendidikan karakter,
kemudian dijadikan suatu

a) Implementasi adalah upaya menghayati dan mendalami nilai, agar


tertanam dala setiap diri manusia. Karena pendidikan karakter
berorientasi pada pendidikan nilai, perlu adanya proses internalisasi
tersebut. Jadi internalisasi merupakan proses pertumbuhan batiniah
atau rohaniah peserta didik. Pertumbuhan itu terjadi ketika mereka
menyadari sesuatu “nilai” yang terkandung dalam pendidikan karakter,
kemudian menjadikan suatu “sistem nilai diri” sehingga membentuk
karakter peserta didik yang menuntun segenap pernyataan sikap,
prilaku, dan pembuatan moralnya dalam menjalani kehidupan. Tahap-
tahap internalisasi nilai dalam pendidikan karakter mencakup
transformasi nilai, pada tahap ini guru sekedar menginformasikan
nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-
mata merupakan komunikasi verbal.
b) Transaksi nilai, yaitu suatu tahap pendidikan karakter dengan jalan
melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara peserta didik
dan guru bersifat timbal balik. Dalam tahap ini tidak hanya
menyajikan informasi tentang nilai baik dan buruk, tetapi juga terlibat
untuk melaksanakan dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-
hari, dan peserta didik diminta memberikan respons, yakni menerima
dan mengamalkan nilai itu.
c) Transinternalis, yakni bahwa tahap ini lebih dari sekedar transaksi.
Dalam tahap ini penampilan guru di hadapan peserta didik bukan lagi
sosok fisiknya, melainkan sikap mental, dan kepribadiannya.
15
Demikian juga peserta didik meresponnya bukan hanya dalam gerakan dan
penampilan, tetapi diwujudkan dalam sikap dan perilakunya. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa dalam transinternalis ini adalah komunikasi dua kepribadian yang
masing-masing terlibat secar aktif dan reaktif. Jadi, implementasi nilai sangat penting
dalam pendidikan karakter, agar apa-apa yang dilakukan dapat tertanam pada pribadi
peserta didik secara utuh

14
Ibid. halaman 170
15
Ibid.halaman 170.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
pengertian pembiasaan pembentukan karakter adalah suatu proses atau cara,
perbuatan yang segaja dilakukan secara berulang-ulang untuk menanamkan cara
berpikir dan perilaku yang khas tiap individu dan bekerja sama, baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. individu yang berkarakter baik
adalah indidvidu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung
jawabkan setiap akibat dari keputusannya.
model-model pembelajaran pembiasaanpembentukan karakter dalam
Manajemen Pendidikan Karakter Pendidikan melalui pembiasaan dapat dilaksanakan
secara terprogram dalam pembelajaran, dan secara tidak terprogram dalam kegiatan
sehari-hari dan Kegiatan pembiasaan secar tidak terprogram.
implementasi nilai sangat penting dalam pendidikan karakter, agar apa-apa
yang dilakukan dapat tertanam pada pribadi peserta didik secara utuh.

B. Saran
pembiasaan merupakan sebuah metode dalam pendidikan berupa proses
penanaman kebiasaan dalam pendidikan karakter di sekolah, sebaiknya semua
komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri,
yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan
aktivitas atau kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan,
dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

9
DAFTAR PUSTAKA
Isnaini, M.,2013. Internalisasi Nilai – Nilai Pendidikan Karakter
diMadrasah. Jurnal Al – Ta’lim, (Online), 20 (6); 445-450, (http://
journal.tarbiyahiainib.ac.id), diakses tanggal 12 Maret 2020 pukul10.27

Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asanudin Lukman.2014. Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui


Metode Pembiasaan dan Keteladanan. Jurnal Pendidikan Islam Cendikia,
(Online),12 (01); 77-110, (file:///D:/uin%20sgd/mpi/semester
%206/PENDIDIKAN%20KARAKTER/pembiasaan.pdf), diakses tanggal 12
Maret 2020 pukul 12.00

Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Sinar Grafika


Offset.

10

Anda mungkin juga menyukai