Anda di halaman 1dari 18

KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU DI MAN 6

TASIKMALAYA
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada
mata kuliah “Perkembangan Kepribadian Guru”

Dosen Pengampu:
Dr. Wahyuni Handayani, M.T

Disusun oleh :
Kelompok 7
Shinta Nurmalasari (1202070069)
Syifa Salsabila (1202070077)

Pendidikan Fisika Semester 4 Kelas C


Hari, Tanggal : Selasa, 28 Juni 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru di MAN 6 Tasikmalaya”. Tidak lupa
shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan alam yakni
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan sampai kepada kita
selaku umatnya yang taat hingga akhir zaman, Aamiin. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr, Wahyuni Handayani, M.T selaku dosen pengampu mata kuliah
“Perkembangan Kepribadian Guru”.

Tujuan dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) yang diberikan dosen pengampu juga untuk memperluas pengetahuan para mahasiswa
agar semua orang yang membaca makalah ini bisa menambah ilmu pengetahuan terutama
mengenai kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa yang dipergunakan. Maka dari itu dengan terbuka kami menerima kritik dan saran
sebagai bahan masukkan agar lebih baik lagi kedepannya dalam proses pembuatan makalah.
Kami juga meminta maaf atas kekurangan dalam proses pembuatan makalah ini dan semoga
makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 28 Juni 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................6
A. Kompetensi Kepribadian Guru.......................................................................................6
B. Kompetensi Sosial Guru.................................................................................................8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................12
A. Hasil Penilaian..............................................................................................................12
B. Pembahasan...................................................................................................................13
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................................16
Kesimpulan..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan kodratnya manusia sebagai makhluk sosial harus dapat
memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai
optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Ia harus memahami dan
menerapkan prinsip belajar humanistik yang beranggapan bahwa keberhasilan peserta
ditentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik tersebut. Instruksi hanya
bertugas melayani meraka masingmasing. Kompetensi guru dalam menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, tercermin pada
kepribadian guru.Sebagai guru memiliki tugas dan tanggung jawab bukan hanya
menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, melainkan dituntut pula agar
pelajaran yang diterapkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat
menyerap ilmu pengetahuan, iman, ketakwaan, ibadah, amal shaleh, dan ahlak mulia
dari pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Kompetensi yang dimilki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru
dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional dalam
menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga
harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Kompetensi profesional
merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus
dikuasai peserta didik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Seorang guru akan
disebut profesional jika ia mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik dan
praktik dalam proses pembelajaran serta mengaplikasikannya secara nyata.

Kompetensi kepribadian, guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki


kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau
panutan yang harus mempunyai kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian kompetensi sosial, berdasarkan kodrat manusia sebagai
mahluk sosial dan mahluk etis. Ia harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara
wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing
peserta didik. Ia harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistik yang

4
beranggapan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada pada
diri peserta didik tersebut.

Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Fisika
di MAN 6 Tasikmalaya”

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kompetensi kepribadian guru ?
2. Apa yang dimaksud kompetensi sosial guru ?
3. Bagaimana kompetensi kepribadian guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya?
4. Bagaimana kompetensi sosial guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya
5. Mengapa kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial itu penting dimiliki oleh
guru?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kompetensi kepribadian guru.
2. Mengetahui apa itu kompetensi sosial guru.
3. Mengetahui bagaimana kompetensi kepribadian guru fisika di MAN 6
Tasikmalaya.
4. Mengetahui bagaimana kompetensi sosial guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya.
5. Mengetahui mengapa kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial itu penting
dimiliki oleh guru.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Kepribadian Guru


Kompetensi kepribadian guru adalah salah satu dari empat kompetensi guru
professional yang tidak dapat dipisahkan dari kompetensi lainnya, yaitu kompetensi
pedagogic, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Kompetensi merupakan
perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan
tugas dilapangan kerja. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik. Kepribadian guru professional merupakan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang telah dikuasai dan telah menjado bagian dari dirinya, serta
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya pada tugas profesinya. (Lase, 2016)

Menururt Sagala kompetensi kepribadian guru menunjukan kemampuan


personal yang mecerminkan kepribadian. (Lubis, 2016)

1. Mantap dan Stabil


Kepribadian ini mencirikan bahwa seorang guru yang bertindak sesuai dengan
norma hukum dan sosial, rasa bangga sebagai pendidik serta memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada.
2. Dewasa dalam bertindak
Kepribadian ini dicirikan dengan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Arif dan Bijaksana
Kepribadian arif dan bijaksana ini dicirikan dengan Tindakan yang bermanfaat
bagi peserta didik, sekolah, dan masyarakat, serta terbuka dalam berpikir dan
bertindak.
4. Berwibawa
Kepribadian ini mencirikan bahwa seorang guru harus memiliki Tindakan yag
sesuai dengan perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki perilaku yang disegani.
5. Berakhlak mulia

6
Kepribadian berakhlak mulia ini dicirikan dengan Tindakan yang sesuai dengan
norma religious dan memiliki perilaku yang layak diteladani.

Menurut Sagala kepribadian itu akan tampil dengan didasari pengetahuan dan
moral yang dimilikinya. Berdasarkan kualitas kepribadian itulah guru kan layak
disebut pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya.
(Dwintari, 2017)

Adapun beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indicator dari kompetensi
pribadi guru dalam proses belajar mengjara diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kemantapan dan integritas pribadi


Kemantapan dalam bekerja hendaknya menjadi karakteristik pribadi seorang
guru kemantapan dan integritas pribadi ini tidak bisa terwujud dengan
sendirinya melainkan tumbuh melalui suatu proses belajar yang sengaja
diciptakan
2. Peka terhadap perubahan dan pembaruan
Pembaruan dalam pengertian kependidikan merupakan suatu upaya lembaga
pendidikan untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang
dengan jalan memperkenalkan program kurikulum atau metodologi
pengajaran yang baru sebagai jawaban atas perkembangan internal dan
eksternal dunia pendidikan yang cenderung mengejar Efisiensi dan efektivitas
pembelajaran
3. Berpikir alternatif
Sebelum menyajikan bahan pelajaran seorang guru hendaknya telah
menyiapkan berbagai kemungkinan permasalahan yang akan dihadapinya
serta alternatif solusinya hal ini dimaksudkan untuk menghindari verbalisme
atau absolutisme
4. Adil, jujur, dan objektif
Adil jujur dan objektif dalam melakukan pembelajaran dan penilaian terhadap
siswa merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh seorang guru sifat-sifat ini
juga harus ditunjang oleh Penghayatan dan Pengamalan nilai-nilai moral nilai-
nilai sosial budaya yang diperoleh dari kehidupan masyarakat dan bernegara
serta pengalaman hidupnya
5. Disiplin dalam melaksanakan tugas

7
Salah satu melatih sikap disiplin untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan Selalu menaati tata tertib baik tata tertib bagi guru maupun
siswa
6. Ulet dan tekun bekerja
Keuletan dan ketekunan bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih
adalah suatu sikap yang semestinya dimiliki oleh guru dengan keuletan dan
ketekunan ini seorang guru tidak akan mudah berputus asa apabila
menghadapi kegagalan dan akan terus berusaha untuk mengatasi setiap
permasalahannya
7. Berusaha memperoleh hasil kerja yang baik
Dalam mencapai hasil kerja optimal seorang guru diharapkan untuk selalu
meningkatkan kualitas diri dan mencari cara-cara baru agar mutu
pembelajaran yang diberikannya selalu meningkat
8. Simpatik, luwes, bijaksana dan sederhana.
Sifat-sifat ini memerlukan kematangan pribadi kedewasaan sosial dan
emosional pengalaman hidup bermasyarakat dan kemalaman belajar yang
memadai terutama pengalamannya dalam praktek mengajar Keluwesan
merupakan faktor pendukung untuk disenangi para siswa sementara
kebijaksanaan dan kesederhanaan akan dapat menjalin keterkaitan batin antara
guru dan siswa
9. Terbuka, kreatif, dan berwibawa.
Kesiapan untuk mendiskusikan apapun dengan lingkungannya tempat bekerja
baik dengan murid orang tua teman kerja ataupun dengan masyarakat sekitar
adalah suatu tuntutan bagi seorang guru yang selalu berusaha untuk dapat
bersikap terbuka Adapun makna kewibawaan di sini adalah pengakuan dan
penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh dan anjuran yang datang dari
seorang guru

B. Kompetensi Sosial Guru


Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan
bahwa guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Kompetensi guru merupakan suatu kemampuan atau

8
kecakapan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
dimiliki dan dikuasai oleh guru dalam melaksaakan fungsi profesionalnya. Dalam
kaitannya dengan interaksi guru dan siswa maka dibutuhkan kecakapan
ataubkompetensi sosial guru.

Undang-undang republik Indonesia (UU RI) No 14 pasal 10 tentang Guru dan


Dosen dinyatakan bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien degan siswa. Kompetensi
sosial guru merupakan kemampuan dan kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan
sosial yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni
siswa secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.(Ashsiddiqi, 2012)

Suharsini Arikunto mengemukakan bahwa kompetensi sosial mengharuskan


guru memiliki kemampuan komunikasi dengan siswa. Kemampuan sosial guru dan
tenaga kependidikan merupakan salah satu daya atau kemampuan untuk mendidik,
membimbing masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing
masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. (Muspiroh,
2016)

Dari penjelasan diatas, kompetensi sosial dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tenaga kependidikan sebagai petugas kemasyarakatan


Guru bertugas membina masyarakat agar berpartisipasi dalam membangunan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Aspek normative kependidikan
b. Pertimbangan sebelum memiliki jabatan guru
c. Mempunyai programm yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan
masyarakat dan kemajuan Pendidikan
2. Tenaga kependidikan dimata masyarakat
Kedudukan guru ternyata bukan hanya terbatas disekolah saja kan tetapi juga
berada ditengah-tengah masyarakat. Untuk itu, guru harus memiliki kompetnsi
sebagai berikut:
a. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat
b. Mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik
c. Mampu mendorong dan menunjang kreatifitas masyarakat
d. Menjaga emosi dan prilaku yang kurang baik

9
3. Tanggung jawab sosial guru
Peran guru di sekolah tidak lagi terbatas untuk memberikan pembelajaran,
tetapi juga harus memikul tanggung jawab yang lebih banyak, yaitu bekerja sama
dengan pengelolah pendidikan lainya di dalam lingkungan masyarakat, untuk itu
guru harus lebih banyak melibatkan dirinya diluar sekolah.

Adapun indicator-indikator kompetensi sosial guru diantaranya adalah:

1. Bersikap dan bertindak objektif


Bersikap dan bertindak objektif adalah kemampuan yang harus dimiliki agar guru
selalu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik. Bersikap bertindak
objektif terhadap anak didik sesungguhnya adalah upaya transformasi agar suatu
ketika anak didik mampu menghadapi berbagai persoalan yang dialaminya. Istansi
Surviani menyatakan bahwa salah satu bentuk belajar yang perlu dikembangkan
adalah belajar sikap. Tujuannya adalah mendapatkan kemampuan menerima,
merespon, menghargai, menghayati dan menginterprestasikan objek-objek atau
nilai nilai moral.
2. Beradaptasi dengan lingkungan
Beradaptasi dengan lingkungan adalah kemampuan yang dituntut pada seorang
guru. Beradaptasi dengan lingkungan berarti seorang guru perlu melakukan
penyesuaian diri dengan lingkungan, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat umumnya. Di lingkungan sekolah, guru diharapkan dapat beradaptasi
dengan teman-teman kolegial profesi dan menyesuiankan diri denagn anak dalam
proses pembelajaran.
3. Berkomunikasi secara efektif
Kompetensi sosial dapat dilihat dalam berkomunikasi secara efektif. Guru sebagai
inspirator dan motivator dalam proses pembelajaran memeiliki peran penting
dalam melakukan komunikasi yang efektif. Misalnya, guru dituntut
berkomunikasi dan bergaul dengan kolagialnya, anak didik, dan masyarakat
sekitar. Komunikatif efektif dapat terjalin jika dilakukan sering percaya bukan
saling curiga di lingkungan sosial, termasuk lingkungan belajar
4. Empatik dan santun berkomunikasi
Sikap empatik dan santun dapat diaplikasikan dalam cara melakukan kritik,
teguran, dan nasehat. Bahasa menjadi solusi alternatif dalam menyampaikan
kritik, teguran, dan nasehat tersebut. Bahkan empatik dan santun merupakan cara

10
dan pendekatan yang dilakukan guru dalam melakukan komunikasi dengan anak,
sesama kolega, dan masyarakat. Oleh karena itu guru juga membutuhkan stategi
dan pendekatan yang lebih intensif dapat diterima oleh lingkungan belajar.
(Cahyani & Andriani, 2014)

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penilaian
Berdasarkan UU No. 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa
guru merupakan pendidik yang profesional. Untuk itu seorang guru dituntut
memiliki standar kompetensi tertentu, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional, agar dapat dikatakan sebagai guru yang profesional. Untuk mengetahui
seorang guru itu telah memenuhi kompetensi kepribadian dan sosial yang memadai
atau bahkan sebaliknya, kami melakukan survei terhadap penilaian kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial guru fisika.

Kami melakukan survey melalui sebaran angket untuk mengetahui kompetensi


kepribadian dan kompetensi sosial guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya. Adapun
keterangan lokasinya adalah sebagai berikut:

Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 6 Tasikmalaya


Alamat Sekolah : Jalan Pemuda I, Desa Hegarwangi, Kecamatan Bantarkalong,
Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Siswa Kelas : X IPA 1

Berdasarkan hasil survey melalui sebaran angket yang telah dilakukan kepada
siswa kelas X IPA 1 MAN 6 Tasikmalaya diperoleh informasi mengenai penilaian
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial terhadap salah satu guru fisika yang
mengajar disekolah tersebut. Berikut ini merupakan tabel hasil dari penilaian yang
dilakukan oleh siswa kelas X IPA 1 mengenai kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial pada salah satu guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya.

Tabel 1. Hasil penilaian 30 siswa kelas X IPA 1 terhadap kompetensi kepribadian


dan kompetensi sosial salah seorang guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya

Kategori Skor
Jenis Kompetensi
Sangat Sangat Tidak
yang Dinilai Sesuai Tidak Sesuai
Sesuai Sesuai

Kompetensi 33,165 63% 3,835% 0%

12
Kepribadian %

Kategori Skor
Jenis Kompetensi
Kadang-
yang Dinilai Selalu Sering Tidak Pernah
kadang

50,155 31,835
Kompetensi Sosial 16,34% 1,67%
% %

B. Pembahasan
1. Penilaian Kompetensi Kepribadian Salah Seorang Guru Fisika di MAN 6
Tasikmalaya

Dari hasil penilaian kompetensi kepribadian yang dilakukan terhadap salah satu
guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya, berdasarkan survei yang telah dilakukan kepada
30 siswa dikelas X IPA 1 diperoleh bahwa guru yang bersangkutan secara
keseluruhan telah memenuhi kriteria dalam penilaian kompetensi kepribadian yang
menjadi salah satu dari dua komponen dalam fokus penelitian yang telah kami
lakuakan. Seperti yang disajikan pada data tabel diatas dalam penilaian kompetensi
kepribadian menghasilkan kategori skor yang paling besar yaitu pada kategori sesuai
sebesar 63%, kemudian untuk kategori sangat sesuai sebesar 33,165%, kategori
tidak sesuai sebesar 3,835% dan kategori sangat tidak sesuai sebesar 0%.

Dari hasil survei secara keseluruhan terkait penilaian kompetensi kepribadian


tersebut menunjukan bahwa guru fisika yang dinilai oleh siswa kelas X IPA 1 di
MAN 6 Tasikmalaya, dapat dikatakan telah memiliki kompetensi kepribadian dalam
kategori baik. Hal ini ditunjukan dengan sebagian besar siswa menjawab sesuai pada
pertanyaan survei yang diajukan tentang guru tidak berbuat kasar dalam memberikan
hukuman, guru bersikap baik kepada kepala sekolah, guru, serta peserta didik, guru
suka menolong siapa saja yang membutuhkan, guru memberikan teladan yang baik
kepada para peserta didiknya, guru tidak memihak kepada salah satu peserta
didiknya ketika ada masalah, guru segera minta maaf atas kesalahan yang
dilakukannya, guru berkata dan bersikap jujur dalam segala hal, dan guru memiliki
sikap yang sederhana dan rendah hati. Secara keseluruhan siswa juga menilai guru
yang bersangkutan sangat baik dalam pertanyaan ketika guru mengajar
menggunakan pakaian yang rapih dan sopan dan guru mampu menunjukkan

13
akhlaqul karimah di lingkungan sekolah. Dengan begitu guru yang bersangkutan
sudah mampu menunjukan kepribadian yang baik disekolah ketika mengajar dengan
tidak berbuat kasar kepada peserta didik, jujur, bersikap adil, dan selalu menunjukan
akhlak mulia dan budi pekerti serta dapat memberikan contoh yang baik kepada
siswa.

2. Penilaian Kompetensi Sosial Salah Seorang Guru Fisika di MAN 6 Tasikmalaya

Dari hasil penilaian kompetensi sosial yang dilakukan terhadap salah satu guru
fisika di MAN 6 Tasikmalaya, berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan kepada
30 siswa dikelas X IPA 1 diperoleh bahwa guru yang bersangkutan secara
keseluruhan telah memenuhi kriteria dalam penilaian kompetensi sosial yang
menjadi komponen dalam fokus penelitian yang telah kami lakuakan terkait dengan
kompetensi guru. Dari penilaian kompetensi sosial guru yang telah dilaksanakan
diperoleh hasil kategori skor tertinggi yaitu pada kategori selalu dengan persentase
sebesar 50,155%, kemudian untuk kategori sering dengan persentase sebesar
31,835%, kategori kadang-kadang dengan persentase sebesar 16,34%, dan kategori
tidak pernah dengan persentase sebesar 1,67%.

Maka dari itu, berdasarkan hasil survei secara keseluruhan yang telah dilakukan
untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi sosial guru fisika dengan metode
penelitian melakukan survei kepada siswa kelas X IPA 1 dengan mengisi angket
dapat disimpulkan bahwa guru yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sosial
dalam kategori yang sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan nilai persentase yang
tinggi pada kategori selalu. Dari hasil survei tentang penilaian kompetensi sosial
guru, sebagian besar siswa memilih kategori penilaian selalu pada pertanyaan guru
IPA/Fisika menyampaikan materi pelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami,
guru IPA/Fisika membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru IPA/Fisika
bergaul dengan siswa tanpa pilih kasih, dan guru bekerja sama dengan siswa dalam
pembelajaran di dalam kelas.

Selain kompetensi sosial guru fisika yang bersangkutan dinilai sangat baik
dengan terbentuknya interaksi dan komunikasi yang baik dengan siswa, guru yang
bersangkutan juga dinilai sangat baik dalam kompetensi sosialnya dalam
berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru dan staf/pegawai lain yang ada
disekolah. Hal ini ditunjukan dengan penilaian siswa yang memilih selalu pada

14
pertanyaan guru IPA/Fisika menyapa guru lain di Sekolah, Guru IPA/Fisika
berbicara dengan guru lain di sekolah, Guru IPA/Fisika menyapa pegawai di sekolah
dan guru IPA/Fisika bekerja sama dengan guru lain di sekolah dalam mendidik
siswa. Kompetensi sosial yang dimiliki guru yang bersangkutan kepada orang tua
siswa juga dinilai sangat baik, karena guru yang bersangkutan selalu menyapa orang
tua siswa yang ditemuinya dengan sopan. Akan tetapi, guru IPA/Fisika belum
sepenuhnya dapat bekerja sama dengan orang tua siswa dalam mengawasi belajar
siswa di rumah, dan guru yang bersangkutan juga belum bisa sepenuhnya dalam
menyampaikan saran orang tua siswa kepada kepala sekolah. Meskipun demikian,
dari hasil survei secara keseluruhan terkait penilaian kompetensi sosial tersebut
menunjukan bahwa guru fisika yang dinilai oleh siswa kelas X IPA 1 di MAN 6
Tasikmalaya dapat dikatakan telah memiliki kompetensi sosial yang sangat baik,
karena guru yang bersangkutan telah mampu menjalin interaksi dan komunikasi
yang sangat baik dengan siswa, guru serta staf/pegawai sekolah, dan juga orang tua
siswa.

Hasil yang sama juga ditunjukan dari data wawancara yang dilakukan kepada
beberapa siswa kelas X IPA 1 MAN 6 Tasikmalaya, yang mana guru fisika yang
bersangkutan dinilai telah memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang baik
dengan selalu disiplin dan datang tepat waktu ke kelas ketika akan mengajar, guru
yang bersangkutan juga dinilai sangat ramah dan tidak pernah berkata kasar, tidak
pernah bersikap diskriminatif atau membeda-bedakan siswa.

Berikut ini terlampir merupakan hasil penelitian tentang kompetensi kepribadian


dan kompetensi sosial guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya. File terlampir berisi
jawaban dari angket yang telah disebarkan kepada 30 siswa kelas X IPA 1 di MAN
6 Tasikmalaya dalam format Microsoft Excel.

Link :
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1WcRgWyuPFMGK7yZiqq9DfIy9JCo8QN
b2/edit?usp=sharing&ouid=102193111239480356674&rtpof=true&sd=true

15
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan UU No. 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa
guru merupakan pendidik yang profesional. Untuk itu seorang guru dituntut memiliki
standar kompetensi tertentu, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional,
agar dapat dikatakan sebagai guru yang profesional. Fokus bahasan utama pada
makalah ini ialah mengenai kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru.
Adapun yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik. Selain diharuskan untuk memiliki kompetensi kepribadian, seorang
guru juga dituntut untuk memiliki kompetensi sosial. Kompetensi sosial guru
merupakan kemampuan dan kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan sosial yang
dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni siswa secara
efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Dari hasil penilaian kompetensi kepribadian yang dilakukan terhadap salah satu
guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya, berdasarkan survei yang telah dilakukan kepada
30 siswa dikelas X IPA 1 diperoleh bahwa guru fisika yang dinilai dapat dikatakan
telah memiliki kompetensi kepribadian dalam kategori baik. Guru yang
bersangkutan sudah mampu menunjukan kepribadian yang baik disekolah ketika
mengajar dengan tidak berbuat kasar kepada peserta didik, jujur, bersikap adil, dan
selalu menunjukan akhlak mulia dan budi pekerti serta dapat memberikan contoh
yang baik kepada siswa. Dari hasil penilaian kompetensi sosial yang dilakukan
terhadap salah satu guru fisika di MAN 6 Tasikmalaya, berdasarkan hasil survei
yang telah dilakukan kepada 30 siswa dikelas X IPA 1 diperoleh bahwa guru yang
bersangkutan telah memiliki kompetensi sosial dalam kategori yang sangat baik.
Guru yang bersangkutan telah mampu menjalin interaksi dan komunikasi yang
sangat baik dengan siswa, guru serta staf/pegawai sekolah, dan juga orang tua siswa.

Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial penting dimiliki oleh seorang


guru karena seorang guru pada dasarnya merupakan panutan bagi siswa sehingga

16
seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial
yang baik dan memberikan contoh yang baik kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Ashsiddiqi, H. (2012). Kompetensi sosial guru dalam pembelajaran dan pengembangannya.
Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, 17(01), 61–71.

Cahyani, F. D., & Andriani, F. (2014). Hubungan antara persepsi siswa terhadap kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial guru dengan motivasi
berprestasi siswa akselerasi di sma negeri i gresik. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
Perkembangan, 3(2), 77–88.

Dwintari, J. W. (2017). Kompetensi kepribadian guru dalam pembelajaran pendidikan


kewarganegaraan berbasis penguatan pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, 7(2), 51–57.

Lase, F. (2016). Kompetensi kepribadian guru profesional. Pelita Bangsa Pelestari


Pancasila, 11(1).

Lubis, R. R. (2016). Kompetensi kepribadian guru dalam persfektif islam. Tazkiya, 5(2).

Muspiroh, N. (2016). Peran kompetensi sosial guru dalam menciptakan efektifitas


pembelajaran. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 4(2).

17
Kelas : 4C
Kelompo :7
k
Anggota : 1) Shinta Nurmalasari (1202070069)
2) Syifa Salsabila (1202070077)
Lampiran Hasil Wawancara
Data Hasil Wawancara Dengan Beberapa Siswa Kelas X IPA 1 MAN 6 Tasikmalaya
Terkait Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Fisika
Pertanyaan Wawancara Nama Jawaban
Apakah guru fisika yangg mengajar adik- Nida Iya
adik selalu disiplin dan datang tepat waktu
Tasya Iya tepat sekali saya belajar dengan
ke kelas ketika akan mengajar ?
seorang guru fisika itu sangat sangat
sekali disiplin dan kita sebelum
belajar pasti aturan belajar kelas
bersamanya, apalagi urusan waktu
beliau tidak pernah kesiangan ataupun
kurupsi waktu itu itu tidak pernah
Melisa tepat waktu sekali teh,belum
waktunya jugaa selalu udah dateng ke
kelas
Apakah guru yang mengajar adik-adik Nida Tidak pernah
pernah berkata kasar ketika mengajar ?
Tasya Tidak pernah ia sangat ramah dan
baik
Melisa Tidak pernah
Apakah guru yang mengajar adik-adik Nida Iya
selalu menyapa guru maupun siswa ketika
Tasya Iya benar
berada diluar kelas ?
Melisa kadang kadang, ga semua
Apakah dalam mengajar guru adek Nida Iya
bersikap non-diskriminatif (menghargai
Tasya Iya beliau sangat bersikap non
sesama individu dan tidak membeda-
deskriminatif terhadap siswa-siswa
bedakan kelompok, ras, suku, kepribadian
yang beliau ajar
siswa) ?
Melisa iya menghargai semua

18

Anda mungkin juga menyukai