Disusun Oleh :
Kelas : B
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul“Kompetesi Guru dalam Konteks Keprofesian” meskipun masih jauh
dari kata kesempurnaan. Shalawat serta salam kami sanjungkan kepada Rasulullah
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Rasionalitas..............................................................................................................................6
B. Kompetensi Kepribadian........................................................................................................7
C. Kompetensi Profesional.........................................................................................................10
D. Kompetensi Pedagogik..........................................................................................................14
E. Kompetensi Sosial..................................................................................................................15
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................16
A. Kesimpulan............................................................................................................................16
B. Saran.......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
disajikan selama periode tertentu. Guru perlu mengevaluasi tujuan pembelajaran
tersebut untuk mengetahui kemampuan siswa saat ini dalam memahami materi yang
disampaikan melalui hasil belajar yang diperoleh siswa. Tujuan pendidikan dikatakan
bila prestasi belajar siswa atau hasil belajar atau prestasi siswa pengalaman belajar
pengembangan atau perbaikan.
B. Rumusan Masalah
Setelah urian latar belakang diatas, maka kami batasi ruang pembahasan kami
mengenai kompetensi guru dalam keprofesionalan dalam penelitian yaitu:
1
Pahrudin, Trisno Martono, dkk, Proceeding The 2nd International Conference On Teacher Training and
Education Sebelas Maret University 332, Volume 2 Number 1 2016
4
C. Tujuan
Setelah merumuskan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rasionalitas
Setiap pengelola pendidikan perlu memperhatikan dan menempatkan mutu
sebagai alat untuk memperoleh manfaat terhadap persaingan global yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan pendidikan. Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai,
dan peserta didik pada pendidikan dasar pendidikan awal pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah lebih condongnya profesi guru pada
tindakan rasionalitas. Rasionalitas yang berorientasi pada nilai, merupakan tindakan
yang didasarkan pada kesadaran keyakinan mengenai nilai-nilai yang penting seperti
etika, esetitka, agama dan lainnya.
1. Bertindak dan berpikir rasional. Dalam melakukan sesuatu, terutama dalam hal
yang penting, memikirkannya lebih dahulu secara rasional dan objektif.
2. Menggunakan nalar dan pertimbangan matang dalam memu tuskan sesuatu bagi
siswa. Bila ada persoalan yang berkaitan dengan siswa dan harus diputuskan,
guru akan memikirkan secara matang semua alasan dan situasi yang terkait. Oleh
karena itu, guru tidak akan bersikap apriori terlebih dahulu terhadap siswa.
3. Dalam bekerja dan berpikir, menggunakan pertimbangan objektif pikiran dan
nalar.
4. Tidak mudah emosi, jengkel, dan marah ketika menanggapi persoalan siswa.
5. Mengajak siswa bernalar sehingga siswa dapat belajar bernalar ketika
menghadapi persoalan; tidak cengeng.
6. Bila dikritik siswa, guru akan langsung dengan mudah melihat inti atau isi
kritikan, bukan melihat pada cara siswa mengkritiknya. Itu berarti guru terbuka
pada kritik yang benar.
6
7. Tidak suka ngompori siswa dengan rasa dan kebencian; tidak suka membakar
emosi siswa berdasarkan rasa benci; tetapi mengajak siswa menanggapi persoalan
dengan nalar.
8. Menjadi teladan dan penengah bagi siswa-siswa yang dibimbingnya. Bila terjadi
konflik atas siswa yang dibimbing, ia mampu menjadi pendamai, pemersatu, dan
fasilitator yang adil.
9. Dalam menghadapi persoalan antara guru dan pegawai pun, guru akan selalu
menghadapi dengan tenang karena selalu mencari data yang lengkap dan
mempertimbangkan secara objektif.
10. Memiliki sikap kritis atas persoalan yang tidak jelas. Dia kritis terhadap persoalan
kabar hoaks, isu yang tidak jelas, dan informasi yang tidak objektif.
11. Tidak suka dikompori, tidak suka diajak bertindak yang tidak rasional, maka
tidak mudah diajak ikut membuat onar. Bila diajak protes atau demo yang tidak
benar, ia akan menolak dengan alasan yang rasional.
12. Mudah melihat inti persoalan dan bukan "bunga-bunga" yang sering membuat
kacau.
13. Dapat memberikan analisis atas persoalan masyarakat secara lebih tajam,
seimbang, dan disertai dengan bukti yang jelas.
14. Berani membantu dan mengajarkan pada siswanya untuk lebih rasional dalam
berpikir dan bertindak pula.2
B. Kompetensi Kepribadian
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian
Kompetensi adalah campuran dari pengetahian, nilai, keterampilan, dan sikap
yang secara reflek dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang mengerti bagian dirinya, sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotir dengan sebaik-
baiknya.3 dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa kompetensi adalah
hal yang mendasari terbentuknya perilaku guru tersebut, baik perilaki kognitif,
afektif dan psikomotorik.
2
Paul Suparno,Guru Sains Indonesia Pada Zaman Modern, (Indonesia: PT Kanisius), hlm. 66-69.
3
Mualimul Huda, (2017), Kompetensi Kepribadian Guru Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasi
Pada Mata Pelajaran PAI), jurnal penelitian, vo. 11 no. 2. hlm. 243.
7
Namun ada juga yang mengartikan bahwa kompetensi merupakan perilaku
yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan. Kompetensi ini mengacu pada kemampuan melaksanakan
sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa konsekuensi logis
terhadap orientasi pengembangan profesionalitas guru yang diarahkan untuk
mengembangkan kompetemsinya. Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen mengamanatkan bahwa guru harus memiliki
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Keempat kompetensi bersifat holistik dan merupakan
suatu kesatuan yang menjadi ciri guru profesional.4
Dari beberapa penjelasan kompetesi diatas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi itu kemampuan (meliputi seperangkat pengetahuan, keterampilan,
perilaku) guru atau dosen dalam melakukan sesuatu yang diperoleh melalui
pendidikan yang dikuasainya.
2. Karakteristik Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar
Dalam proses pembelajaran guru atau dosen merupakan sutradara sekaligus
aktor, aetinya guru merupakan titik penentu keberhasilan proses belajar mengajar,
untuk itu guru adalah adalah faktor yang sangat dominan dalam menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar disamping faktor-faktor lainnya. Dengan
demikian untuk mencapai kebersilan tersebut, guru harus memiliki kemampuan
dasar dalam melaksanakan tugasnya. Salah satunya yaitu kemampuan pribadi
guru itu sendiri. Kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar,
ditandai dengan beberapa indikator sebagai berikut:
a. Kemantapan dan integritas pribadi
Kemantapan pribadi seorang guru angat berpengarruh terhadap tugas
yang dijalankannya, demikian juga dalam melaksanakan proses belajar
mengajar akan berpengaruh terhadap situasi belajar mengajar yang
diselenggarakannya.
b. Peka terhadap perubahan dan pembaruan
4
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2017, Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
8
Menjadi guru harus peka baik terhadap apa yang sedang berlangsung di
sekolah maupun apa yang sedang berlangsung di sekitarnya. Hal ini
bertujuan untuk sekolah tetap konsisten dengan kebutuhan dan tidak
ketinggalan zaman. Untuk itu melakukan penelitian bagi guru atau dosen
sangat perlu dilakukan walaupun dalam bentuk dan sifat yang sederhana.
Pembaruan dalam pengertian kependidikan merupakan suatu upaya lembaga
kependidikan untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan
datang dengan jalan memperkenalkan progam kurikulum atau metoodologi
pengajaran yang baru sebagai jawaban atas perkembangan internal dan
eksternal dalam dunia pendidikan yang cenderung mengerjar efisiensi dan
keefektifan, pembaruan ini juga berfungsi mengiringi perputaran zaman yang
tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah
ditentukan.5
c. Berpikir alternatif
Sebelum terjun ke lapangan (kelas) guru harus sudah menyiapkan
berbagai macam kemungkinan permasalahan yang akan dihadapi, maka dari
itu dibutuhkan adanya berpikir alternatif perpecahan masalah tersebut. Dalam
hal ini minimal guru harus memberikan alternatiif jawaban dan
mencadangkan satu alternatif yang lain untuk kelancaran proses belajar
mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan.
Berpikir alternatif ini bertujuan untuk menciptakan ketenangan pada
aktivitas belajar mengajar, supaya peserta didik mampu berkonsentrasi dan
fokus dengan apa yang sedang dipelajarinya.
d. Adil, jujur, dan objektif
Dalam melakukan pembelajaran dan penilaian terhadap siswa, guru
harus mempunyai sifat-sifat ini. adil artinya menempatkan sesuatu pada
tempatnya, jujur adalah tulus dan berbicara atau berperilaku dengan apa
adanya tanpa ada pengaruh apapun, sedangkan objektif adalah menjalankan
aturan yang telah ditetapkan dengan tidak pilih kasih, tidak memandang
bahwa siswa itu keluarganya dan yang lainnya.
Sifat-sifat yang beginilah yang harus dimiliki guru guna mencapai
hasil belajar mengajar yang sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan,
5
Mualimul Huda, (2017), Kompetensi Kepribadian Guru Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasi
Pada Mata Pelajaran PAI), jurnal penelitian, vo. 11 no. 2. hlm. 247.
9
sehingga mutu pendidikan yang diharapkan benar-benar tercapai. Menjadi
guru bukanlah profesi yang mudah, sebelum mendidik siswanya guru harus
terlebih dahulu menjadi aktor dan motivator bagi muridnya, bahkan semua
profesi pun bisa dirangkap oleh guru.
e. Berdisiplin dalam melaksanakan tugas
Melaksanakan tugas dengan baik dan tertib berlaku bagi siswa maupun
guru saat di sekolah, hal ini merupakan ketentuan yang harus ditaati oleh
siapapun demi kelancaran proses, taat tertahadap kebijakan yang berlaku,
menguasai diri dan intropeksi.
f. Ulet dan tekun bekerja
Keuletan dan ketekunan bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa
pamrih merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru, seorang guru dituntut
agar tidak mudah putus asa apabila menghadapi kegagalan, dan akan terus
berusaha mengatasinya.
C. Kompetensi Profesional
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan
yang mengharuskan seseorang untuk memiliki keahlian, bertanggung jawab dan
setia pada pekerjaannya tersebut. Kata profesional merujuk pada hal yaitu orang
yang melaksanakan pekerjaan dn kinerjanya dalam melasakan pekerjaan. Guru
profesional merupakan guru yang bekerja dan mengajar sesuai dengan bidang
keahlian yang dimilikinya.7
6
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi Dan Kompetensi Guru)(Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014). Hal. 97
7
Daryanto, Standar Kompetensi Dan Penilaian Kinerja Guru Profesional (Yogyakarta: Gava Media,
2013). Hlm. 17.
10
Di dalam Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pada Pasal 28 ayat (3) butir
c menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah
suatu kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam agar peserta didik dapat memenuhi standar nasional pendidikan.
Mampu dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
mengembangkan diri.8
Menurut Imam Al-Ghazali sosok guru yang profsional ialah guru yang cerdas dan
sempurna akalnya juga guru yang baik akhlaknya dan kuat jasmaninya. Guru
yang cerdas dan sempurna akalnya akan memiliki pemahaman ilmu pengetahuan
yang luas begitu juga dengan baik akhlaknya akan menjadi contoh dan suri
8
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam Persepktif
Islam(Yogyakarta: DEEPPUBLISH, 2016). Hlm. 78
9
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Hlm. 18-19.
10
Yamin Marintis, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2006). Hlm. 7.
11
tauladan bagi peserta didiknya dan dengan sehat jasmaninya guru dapat
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dikelas.11
Selain itu Imam Al-Ghazali meengatakan tugas guru profesional secara khusus
meliputi: Pertama memeiliki rasa kasih sayang, karena praktek mengajar
merupakan suatu keahlian dari profesi seorang guru jadi rasa kasih sayang
penting ditimbulkan agar adanya rasa percaya diri dan rasa tentram pada diri
peserta didik dan guru. Kedua guru profesional yang mengajar haruslah orang
yang memiliki ilmu, jadi seorang guru dalam mengajar tidak boleh mengharapkan
pujian dan upah dari peserta didiknya. Guru harus mengajarkan ilmu kepada
peserta didiknya semata-mata karena Allah SWT. Ketiga guru harus mamiliki
kemampuan dalam mengarahkan peserta didik dan menjadi pengawas yang jujur
bagi peserta didiknya. Seorang guru harus mengingatkan peserta didiknya bahwa
tujuan dari belajar ialah untuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta dan
tujuan belajar bukan hanya untuk meraih prestasi saja akan tetapi yang terpenting
adalah ilmu untuk dikembangkan dan disebarluaskan semata-mata untuk
mendekatkan diri kepada Allah.12
Kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai
berikut:
a. Mampu dalam menguasai materi pembelajaran, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di ampu.
b. Penguasaan pada standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Mampu dalam mengembangkan materi pembelajaran dengan kreatif dan
inovatif.
d. Melakukan kegiatan reflektif secara berkesinambungan dalam yang bertujuan
untuk mengembangkan keprofesionalan.
11
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam (Gagasan-Gagasan Besar Para Ilmuan Muslim)
(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015). Hlm. 100.
12
Iqbal. Hlm.101.
12
e. Mampu dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
mengembangkan diri.13
13
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam Persepktif Islam. Hlm.
78.
14
Agus Dudung, “Kopetensi Profesional Guru,” Jurnal Kesejahteraan Dan Pendidikan Vol.50 No. (n.d.).
13
ِ ضا َعتُهَا يَا َرسُو َل هَّللا َ َق
َ ال َك ْيفَ ِإ
D. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melatih atau melakukan pekerjaan
atau tugas yang didasarkan pada keterampilan, pengetahuan dan sikap yang didukung
oleh pekerjaan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Menurut Spencer bahwa kompetensi
merupakan karakteristik yang mendasari seseorang yang berkaitan dengan efektivitas
individu kinerja pada pekerjaan atau karakteristik dasar individu yang memiliki
15
Suprihatiningrum, Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi Dan Kompetensi Guru). Hal. 118
14
hubungan kausal atau penyebab dan efek dengan kriteria yang dirujuk, efektif atau
kinerja yang sangat baik atau unggul di tempat kerja atau di tempat tertentu situasi 16.
16
Spancer, Competence at Work : Models for Superior Performance,(John Wiley&Sons, 2006).
15
E. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan pendidik dalam berkomunukasidan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Peran yang dibawa pendidik dalam masyarakat
berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat
kepada pendidik juga berbeda dan ada kekhususan, terutama adanya tuntutan untuk
menjadi pelopor pembangunan di daerah sekitar tempat pendidik tinggal.
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan pendidik sebagai anggota
masyarakat dan makhluk sosial, meliputi : 1) kemampuan berinteraksi dan
berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan tingkat
keprofesionalannya. 2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi
setiap lembaga kemasyarakatan. 3) kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara
Individual maupun kelompok.
Beberapa Kompetensi sosial yang harus dimiliki pendidik antara lain
sebagaiberikut
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orangtua peserta didik.
2. Bersikap simpati.
3. Dapat bekerja sama dengan komite sekolah maupun dewan pendidikan.
4. Pandai bergaul dengan rekan kerja dan mitra pendidikan.
5. Memahami lingkungan sekitarnya.17
17
Febriana Rina, "Kompetensi Guru",(Jakarta : Bumi Aksara, 2019). hlm. 12-13
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetensi profesional diharapkan dapat dipenuhi oleh guru menguasai cara-
cara belajar yang efektif, harus mampu menciptakan unit model pelajaran, mampu
memahami kurikulum dengan baik, mampu mengajar di kelas, untuk menjadi model
bagi siswa, mampu memberikan manfaat, menguasai teknik meninggalkan bimbingan
dan konseling, mampu mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran prosedur
penilaian kemampuan. Kompetensi sosial adalah kompetensi guru dengan
memperhatikan hubungan antara guru dan lingkungan atau barang publik, yang orang
yang berada di sekolah maupun di luar sekolah, berkomunikasi dan berinteraksi
dengan baik siswa dan memiliki nilai-nilai, tata krama dan tata krama.
B. Saran
Penulis berharap bahwa para calon guru bisa memenuhi keempat kompetensi
guru dianggap profesional. Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.
17
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Mualimul. 2017. Kompetensi Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi
Korelasi pada Mata Pelajaran PAI). Jurnal penelitian. vol. 11, No. 2. Hlm. 237-266.
Agus Dudung. Kopetensi Profesional Guru. Jurnal Kesejahteraan Dan Pendidikan Vol.50 No.
(n.d.).
Daryanto. 2013. Standar Kompetensi Dan Penilaian Kinerja Guru Profesional.Hlm. 17.
Hamzah B Uno. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif Dan Efektif. Hlm. 18-19.
Mualimul Huda. (2017). Kompetensi Kepribadian Guru Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi
Korelasi Pada Mata Pelajaran PAI). Jurnal penelitian vol. 11 no. 2. hlm. 247.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2017, Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
Rifai. Rahmat Lubis. 2016. Kompetensi Kepribadian Guru dalam Perfektof Islam (Studi
Pemikiran Nasih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad). Tazkiya. Vol.5, No. 2.
Spencer, LM and Spencer, SM, 1993. Competence at Work: Models for Superior
Performance. John Wiley & Sons. New York
18
Yamin Marintis, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2006). Hlm. 7.
Paul Suparno,Guru Sains Indonesia Pada Zaman Modern, (Indonesia: PT Kanisius), hlm. 66-
69.
19