Anda di halaman 1dari 2

Rukun Pernikahan

Perkawinan dianggap sah apabila terpenuhi syarat dan juga rukunnya. Menurut
Mahmud Yunus rukun nikah adalah bagia dari segala hal yang terdapat dalam perkawinan
yang wajib di penuhi.1 Kalau salah satunya tidak terpenuhi pada saat pernikahan itu
berlangsung, maka pernikahan tersebut batal. Berikut ini rukun nikah dalam Kompilasi
Hukum Islam yaitu pada pasal 14 yang terdiri dari atas lima macam yaitu:

1. Calon suami
2. Calon istri
3. Wali nikah
4. Dua orang saksi
5. Ijab dan Kabul

Menurut Sulaiman Rasyid menjelaskan yaitu tentang perihal yang sama bahwa rukun nikah
sebagai berikut.

Pertama, adanya sighat (akad), yaitu perkataan dari pihak wali perempuan, seperti kata wali,
“saya nikahkan engkau dengan anak saya’’. Lalu mempelai laki – laki menjawab ‘’saya
terima menikahi’’. Namun boleh juga didahului oleh perkataan dari pihak mempelai seperti
halnya ‘’Nikahkanlah saya dengan anakmu.’’lalu wali menjawab’’Saya nikahkan engkau
dengan anak saya’’dikarenakan maksud yang sama.

Kedua, adanya wali ( wali si perempuan ). Keterangannya adalah sabda Nabi Muhammad
Saw yang artinya “ Barang siapa di antara perempuan yang menikah tanpa izin walinya ,
maka pernikahnnya batal. (HR. empat orang ahli hadits, kecuali Nasa’i).

Ketiga, adanya dua oaring saksi

Rasulullah Saw bersabda yang artinya ‘’Tidak sah nikah, kecuali dengan wali dan dua saksi
yang adil. (HR.Ahmad).

Syarat – syarat Pernikahan

Syarat –syarat pernikahan berkaitan dengan rukun nikah yang telah dikemukakan diatas. Jika
dalam rukun nikah harus ada wali, 2 orang yang menjadi wali yaitu harus memenuhi syarat –

1
Beni Ahmad Saebani‘’ Fiqh Munakahat Jilid 1” (Bandung:Pustaka Setia,2001) hlm 107
2
Beni Ahmad Saebani‘’ Fiqh Munakahat Jilid 1” (Bandung:Pustaka Setia,2001) hlm 109
syarat yang sudah di tentukan dalam Al- Qur’an, Al – Hadits, dan undang – undang yang
berlaku.

Yang dianggap sah untuk menjadi wali perempuan ialah sebagai berikut ini:

 Bapaknya
 Kakeknya ( bapak dari bapak mempelai wanita)
 Saudara laki – laki yang seibu sebapaknya
 Saudara laki – laki yang sebapak saja dengannya
 Anak laki – laki dari saudara laki – laki yang seibu saja dengannya
 Anak laki – laki dari saudara laki – laki yang sebapak saja dengannya
 Saudara bapak yang laki – laki (paman dari pihak bapak)
 Anak laki – laki pamanya dari pihak bapaknya
 Hakim

Wali dan saksi bertanggu jawab atas sahnya akad pernikahan, oleh sebab itu, tidak kecuali
saksi dari orang – orang yang memiliki beberapa sifat:

a. Islam (orang yang tidak beragama Islam tidak sah menjadi wali atau saksi.
b. Baligh. (sudah berumur sedikitnya 15 tahun)
c. Berakal
d. Merdeka
e. Laki – laki
f. Adil

Adapun ulama yang memperbolehkan wali (bapak dan kakek ) menikahkan tanpa izin
dengan syarat – syarat sebagai berikut:

1. Tidak ada permusuhan antara bapak dan anak


2. Hendaklah dinikahkan dengan orang yang setara (sekufu)
3. Maharnya tidak kurang dari mahar misil (sebanding)
4. Tidak dinikahkan dengan orang yang tidak mampu membayar
5. Tidak dinikahkan dengan laki – laki yang mengecewakan (membahayakan).

Anda mungkin juga menyukai