Anda di halaman 1dari 4

A.

WALI NIKAH

Wali dalam pernikahan adalah yang menjadi pihak pertama dalam aqad
nikah, karena yang mempunyai wewenang menikahkan mempelai perempuan,
atau yang melakukan ijab. Sedang mempelai laki-laki akan menjadi pihak kedua,
atau yang melakukan qabul.

Wali merupakan syarat sah pernikahan gadis, tanpa wali pernikahan tidak
sah, kecuali menurut mazhab Hanafi yang mengatakan sah nikah tanpa wali.

Dalam sebuah hadist dikatakan "Janda lebih berhak atas dirinya dan gadis
hanya ayahnya yang menikahkannya" (H.R. Daru Quthni).

Dalam hadist Ibnu Abbas "Tidak ada nikah sah tanpa wali" atau “Nikah
tidak sah tanpa wali”. (H.R. AHmad dan Ashab Sunan).

Adapun urutan wali adalah sebagai berikut:

1. Ayah

2. Kakek (bapaknya bapak)

3. Saudara laki-laki sekandung

4. Saudara laki-laki sebapak (lain ibu)

5. Anak laki-lakinya saudara laki-laki kandung (keponakan)

6. Anak laki-lakinya saudara laki-laki sebapak

7. Paman (saudara laki-laki bapak sekandung)

8. Paman (saudara laki-laki bapak sebapak)

9. Anak laki-laki dari paman nomor 6 dalam urutan ini

10. Anak laki-laki dari paman nomor 7 dalam urutan ini kalau semua wali tidak
ada maka walinya adalah pemerintah (dalam hal ini KUA).
Madzhab Maliki memperbolehkan wali "kafalah", yaitu perwalian yang
timbul karena seorang lelaki yang menanggung dan mendidik perempuan yang
tidak mempunyai orang tua lagi, sehingga ia seakan telah menjadi orang tua
perempuan tersebut. Wali juga boleh diwakilkan, demikian juga pihak lelaki juga
boleh mewakilan dalam melakukan akad nikah.

Cara mewakilkan bisa dengan perkataan, misalnya wali mengatakan


kepada wakilnya "aku mewakilkan perwalian si fulanah kepada saudara dalam
pernikahannya dengan si fulan", atau juga bisa menggunakan tertulis dengan surat
pewakilan. Surat pewakilan bersegel akan lebih baik secara hukum. Dalam
mewakilan tidak disyaratkan menggunakan saksi.

B. MAHAR

Mahar adalah pemberian dari calon pengantin pria kepada calon mempelai


Wanita. Pemberian kepada calon pengantin wanita bisa berupa barang, uang, atau
jasa.

Dalil mengenai mahar bisa ditemukan dalam Alquran, tepatnya di dalam


Surat An-Nisa ayat 4 yang menyatakan “Berikanlah maskawin (mahar) kepada
wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan”, dikutip
dari Islam.

Tidak hanya itu, mahar hanyalah milik istri. Artinya, orang lain termasuk
suaminya tidak berhak menggunakan mahar tersebut. Suami hanya diperbolehkan
memegang dan memelihara mahar tanpa tujuan menggunakan atau memilikinya.
Merujuk kepada Surat An-Nisa ayat 20, bila mahar digunakan oleh suami, hal itu
dapat menjadi dusta dan dosa.

Berikut contoh mahar yang bisa bisa diberikan:

1. Uang

Masih dilansir dari Islam NU Online, para ulama Islam mengisyaratkan


mahar yang tidak kurang dari 10 dirham dan tidak lebih dari 500 dirham. Satu
dirham kira-kira sekitar Rp185.000. Lalu, besaran mahar yang dianjurkan yakni
10 dirham berkisar Rp1.850.000.

2. Emas

Ustadz Rosyid turut menjelaskan ada beberapa bentuk mahar yang dapat
diberikan. Di antaranya, mahar pernikahan dalam Islam yang dapat diberikan
berupa perhiasan. Suami bisa memberikan emas terbaik. Pendapat lain
menyatakan bahwa 1 dirham setara dengan 0,4 gram emas, sehingga 500 dirham
adalah 200 gram dengan emas 24 karat yang paling baik.

3. Alat Salat

Contoh mas kawin selanjutnya adalah seperangkat alat sholat. Seperangkat


alat solat umum diberikan dalam pernikahan umat muslim.

Biasanya, alat solat juga dibarengi dengan pemberian emas atau uang
tunai. Dalam Islam, wanita dibebaskan menentukan bentuk dan seberapa banyak
jumlah mahar yang diinginkannya.

Meski begitu, agama Islam menyarankan agar wanita mempermudah serta


meringankan mahar yang akan diberikan oleh calon pengantin pria. Laki-laki juga
disarankan untuk menyampaikan dan jujur terhadap keberatannya jika tidak
sanggup memenuhi mahar yang diminta oleh wanita.
Sumber:

https://www.orami.co.id/magazine/mahar-pernikahan-dalam-islam

https://www.suara.com/news/2021/09/01/080511/daftar-urutan-orang-yang-bisa-
menjadi-wali-nikah-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai