- Rohimah
- Elisa
- Septiani
A.Pengertian wali
Wali dalam pernikahan merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi
calon mempelai wanita yang bertindak untuk menikahkannya (ps. 19 KHI).
Apabila tidak terpenuhi maka status pernikahannya tidak sah. Ketentuan ini
didasarkan kepada sabda Rasulullah SAW. Riwayat dari Aisyah ra:
فَِإ ْن َد َخ َل بِهَا فَلَهَا ْال َم ْه ُر بِ َما،ٌ فَنِ َكا ُحهَا بَا ِطل،ٌاطلِ َ فَنِ َكا ُحهَا ب،ٌاطلِ َت بِ َغي ِْر ِإ ْذ ِن َولِيِّهَا فَنِ َكا ُحهَا ب
ْ َأيُّ َما ا ْم َرَأ ٍة نَ َك َح
ي لَهَا ُ َ َوِإ ِن ا ْشتَ َجر ُْوا فَالس ُّْلط،ا ْستَ َح َّل ِم ْن فَرْ ِجهَا
َّ ِان َولِ ُّي َم ْن الَ َول
Artinya : “Wanita mana saja yang menikah tanpa seizin walinya, maka
nikahnya batal, nikahnya batal, nikahnya batal. Apabila telah terjadi hubungan
suami istri, maka laki-laki itu wajib membayar mahar atas sikapnya yang telah
menghalalkan kehormatan wanita tersebut. Apabila para wali enggan menikahkan
seorang wanita, maka pihak penguasa (hakim) bertindak sebagai wali bagi orang
yang tidak mempunyai wali.”
Jumhur ulama’, seperti Malik, ats-Tsauri, Laits dan Syafi’i,
berpendapat bahwa wali dalam pernikahan adalah ashabah, tetapi
bukan paman dari ibu, bibi dari ibu, saudara seibu dan keluarga
dzawil arham. Imam Syafi’i berkata: “ Nikah seorang wanita tidak
dapat dilakukan kecuali dengan pernyataan wali qorib ‘dekat’. Jika ia
tidak ada, boleh diwakilkan oleh wali yang jauh. Jika ia tidak ada
juga, hakim sebagai walinya. Jika wanita menikahkan dirinya
dengan izin walinya atau tanpa izin walinya, nikahnya itu batal dan
tidak sah.
Adapun urutan wali nikah, sebagaimana kita ketahui dalam mazhab Syafi’i
terdapat sembilan macam yaitu:
1.Bapak, kalau bapak tidak ada atau tidak mampu menjadi wali, maka yang
menjadi penggantinya adalah kakek. Demikian juga seterusnya menurut garis
lurus atas.
2.Saudara laki-laki sekandung
3.Saudara laki-laki sebapak
4.Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
5.Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
6.Paman sekandung
7.Paman sebapak
8.Anak laki-laki paman sekandung
9.Anak laki-laki paman sebapak.
Dengan memperhatikan urutan dari para wali yang tersebut dalam mazhab
Syafi’i jelaslah bahwa perwaliaan perkawinan berada pada jalur ‘asabah atau
pihak nasab laki-laki
B.Macam-macam Wali
1. Menurut asal mulanya:
a. Wali Nasab
Wali nasab adalah orang yang berasal dari
keluarga mempelai wanita dan berhak menjadi wali.
Urutan kedudukan kelompok yang satu
didahulukan dari kelompok yang lain berdasarkan
erat tidaknya susunan kekerabatan dengan calon
mempelai wanita.
b. Wali Hakim
a. Wali mujbir,
yaitu seorang wali yang berhak atau yang memiliki daya
paksa terhadap anak wanitanya yang akan dinikahkan.
Sedangkan akadnya itu berlaku sah bagi orang yang
diwakilkan tanpa mempertimbangkan apakah ia ridha atau
tidak.
B.Wali ghairu mujbir, yaitu wali yang tidak memiliki daya
paksa tetapi ia memberikan khiyar atau pilihan dan tidak
memiliki hak mengakad nikahkan , sehingga tidak sah
menikahkan tanpa izin dan ridha dari orang yang
diwakilkan.
C.Syarat – syarat wali
01 Berakal 04 Laki-Laki
02 Merdeka Baligh
Adil
03 Islam
Any questions?