Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PROFESI PENDIDIKAN

SASARAN DAN PENGEMBANGAN


SIKAP PROFESI

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. ANJAS DIDI PRAMUDYA
2. ALDINUL LATIRIS
3. WA ODE DIAN SARI
4. AFRIANI

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Buton
2021

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya
makalah yang berisi tentang materi mengenai “Sasaran dan Pengembangan Sikap
Profesi” dengan baik.

Makalah ini disajikan secara sistematis dan dengan  pemikiran-


pemikiran yang relevan, sehingga mempermudah pembaca untuk memahaminya.
Dalam makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai materi
yang disajikan.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini dan menjadi perbaikan untuk penyusunan
makalah-makalah selanjutnya.

BauBau, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Pengertian Sikap Profesional Guru................................................................................3

B. Pengertian Kinerja Profesional Guru.............................................................................5

C. Sasaran Sikap Profesional Guru.....................................................................................6

D. Pengembangan Sikap Profesional................................................................................11

E. Peningkatan Kinerja Profesional Guru.........................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................................16

A. Kesimpulan..................................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
 Guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu,bahan ajar,dan metode
yang tepat,akan tetapi mampu memotivasi siswa,memiliki keterampilan yang tinggi
dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.Profesionalisme guru secara
konsinten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan.Guru yang
profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala
sumber daya dan lingkungan.Namun,untuk menghasilkan guru yang profesional juga
bukanlah tugas yang mudah.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun selalu menjadi


program pemerintah. Salah satunya dengan ditetapkannya UU. No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Kualitas
pendidikan ditentukan oleh  penyempurnaan integral dari seluruh komponen
pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata,kurikulum,sarana dan
prasarana yang memadai,suasana  pembelajaran yang kondusif,dan kualitas guru yang
meningkat dan didukung oleh kebijakan pemerintah.Guru merupakan titik sentral
peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar
mengajar.Oleh sebab itu peningkatan profesionalisme guru merupakan suatu
keharusan.

Dewasa ini banyak sekali guru-guru diberbagai tingkat pendidikan yang masih
jauh dari sikap profesional.Kebanyakan mereka masuk kesuatu tingkat sekolah
tertentu masih mempunyai sikap acuh tak acuh.Diatara mereka hanya berkerja untuk
mengajar saja tanpa memikirkan bagaimana mengajar yang baik,tanpa memikirkan

1
bagaimana membuat administrasi pendidikan yang baik dan kadang-kadang juga
hanya sekedar menjalankan tugas.Sehingga,proses belajar dan pembelajaran di negara
kita masih jauh ketinggalan dengan negara berkembang lainnya.

B. Rumusan Masalah
Terdapat lima masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini
A. Apa pengertian sikap profesional guru?
B. Apa pengertian kinerja pengembangan guru?
C. Bagaimana sasaran sikap profesional guru?
D. Bagaimana pengembangan sikap profesional?
E. Bagaimana peningkatan kinerja profesional guru?

C. Tujuan
 Adapun yujuan penulisan makalah ini adalah
A. Untuk mengetahui pengertian sikap profesional guru
B. Untuk mengetahui pengertian kinerja pengembangan guru
C. Untuk mengetahui sasaran sikap profesional guru
D. Untuk mengetahui pengembangan sikap profesional
E. Untukn mengetahui peningkatan kinerja profesional guru

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap Profesional Guru

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat


apabila dapat menunjukkan sikap yang baik sehingga dapat dijadikan panutan bagi
lingkungannya, yaitu cara guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan
pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan cara guru
berpakaian, berbicara, bergaul baik dengan siswa, sesama guru, serta anggota
masyarakat.

Menurut Walgito (dalam Deden, 2011), sikap adalah gambaran kepribadian


seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu
keadaan atau suatu objek, sedangkan Berkowitz (dalam Deden, 2011) mendefinisikan
“sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua
adalah respon atau kecenderungan untuk bereaksi”. Sebagai reaksi, maka sikap selalu
berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike),
menurut dan melaksanakan atau menghindari sesuatu.

Guru sebagai suatu profesi dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005


Pasal 1 ayat (1) tentang guru dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lebih lanjut, Sagala (dalam Deden,
2011), menegaskan bahwa, guru yang memenuhi standar adalah guru yang memenuhi
kualifikasi yang dipersyaratkan dan memahami benar apa yang harus dilakukan, baik
ketika di dalam maupun di luar kelas.

3
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, guru yang profesional
adalah guru yang kompeten menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan
tinggi. Untuk memahami beratnya profesi guru karena harus memiliki keahlian ganda
berupa keahlian dalam bidang pendidikan dan keahlian dalam bidang studi yang
diajarkan, maka Kellough (dalam Deden, 2011) mengemukakan profesionalisme guru
antara lain sebagai berikut :
1) Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan.
2) Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal
profesional, melakukan dialog sesama guru, mengembangkan
kemahiran metodologi, membina siswa dan materi pelajaran.
3) Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar,
harapan-harapan, dan prosedur yang terjadi di kelas.
4) Mengetahui cara dan tempat memperoleh pengetahuan.
5) Melaksanakan perilaku sesuai sesuai model yang diinginkan di depan
kelas.
6) Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, berani mengambil resiko,
dan siap bertanggung jawab.
7) Mengorganisasikan kelas dan merencanakan pembelajaran secara
cermat.

Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang


akan dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus perilaku guru yang berhubungan
dengan profesinya. Hal ini berhubungan dengan pola tingkah laku dalam memahami,
menghayati serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola
tingkah laku guru yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan
sasarannya.

4
B. Pengertian Kinerja Profesional Guru

Kinerja profesional terdiri dari dua kata, yaitu kinerja dan profesional. Istilah
kinerja sering diidentikkan dengan istilah prestasi. Istilah kinerja atau prestasi
merupakan pengalih bahasaan dari kata Inggris ‘performance’. Terdapat beberapa
pengertian mengenai kinerja dalam Utami (2011), yaitu sebagai berikut :
1) Mangkunegara mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
2) Sulistiyani dan Rosidah menyatakan kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai
dari hasil kerjanya.
3) Bernandin dan Russell mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
dan kesungguhan, serta waktu.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, definisi kinerja sebagai hasil kerja
yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu
tersebut dalam suatu organisasi pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan
dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi di mana individu
tersebut bekerja.

Sedangkan profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan


suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya atau dengan terlibat dalam
suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, yang dimiliknya yang merupakan
jalan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang berupa perkerjaanya.

5
Dengan demikian, kinerja profesional merupakan hasil kerja yang dicapai
oleh individu dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang
pendidikanya pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran
nilai atau standar tertentu dari organisasi di mana individu tersebut bekerja.

C. Sasaran Sikap Profesional Guru

Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan
tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru
sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang
Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
pasal 1.4). Guru sebagai pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan
bagi masyarakat di sekelilingnya. Berikut dijelaskan tujuh sikap profesional guru
(dalam Ady, 2009).

1. Sikap Pada Peraturan


Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonsia disebutkan bahwa guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Kebijaksanaan pendidikan di negara kita dipegang oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan melalui ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang harus

6
dilaksanakan oleh aparatur dan abdi negara. Guru mutlak merupakan unsur aparatur
dan abdi negara. Karena itu guru harus`mengetahui dan melaksanakan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan. Setiap guru di Indonesia wajib tunduk dan taat terhadap
kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan dalam bidang pendidikan, baik yang
dikeluarkan oleh Depdikbud maupun departemen lainnya yang berwenang mengatur
pendidikan. Kode Etik Guru Indonesia memiliki peranan penting agar hal ini dapat
terlaksana.

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi


Dalam UU. No 14 Tahun 2005 pasal 7.1.i disebutkan bahwa guru harus
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Sedangkan dalam Pasal 41.3
dipaparkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi. Ini berarti setiap
guru di Indonesia harus tergabung dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai
wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Di Indonesia
organisasi ini disebut dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Dalam Kode `Etik Guru Indonesia butir delapan disebutkan bahwa guru
secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian. Ini makin menegaskan bahwa setiap guru di
Indonesia harus tergabung dalam PGRI dan berkewajiban serta bertanggung
jawabuntuk menjalankan, membina, memelihara, dan memajukan PGRI sebagai
organisasi profesi, baik sebagai pengurus ataupun sebagai anggota. Hal ini dipertegas
dalam dasar keenam kode etik guru bahwa guru secara pribadi maupun bersama-sama
mengembangkan dan meningkatkan martabat profesinya. Peningkatan mutu profesi
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penataran, lokakarya, pendidikan
lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan
akademik lainnya. Jadi kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada
pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan

7
dapat juga dilakukan setelah lulus dari pendidikan prajabatan ataupun dalam
melaksanakan jabatan.

3. Sikap Terhadap Teman Sejawat


Dalam ayat Kode Etik Guru disebutkan bahwa guru memelihara hubungan
seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. Ini berarti sebagai
berikut :
a) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam
lingkungan kerjanya.
b) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.

Dalam hal ini ditunjukkan bahwa betapa pentingnya hubungan yang harmonis
untuk menciptakan rasa persaudaraan yang kuat di antara sesama anggota profesi
khususnya di lingkungan kerja yaitu sekolah, guru hendaknya menunjukkan suatu
sikap yang ingin bekerja sama, menghargai, pengertian, dan rasa tanggung jawab
kepada sesama personel sekolah. Sikap ini diharapkan akan memunculkan suatu rasa
senasib sepenanggungan, menyadari kepentingan bersama, dan tidak mementingkan
kepentingan sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain, sehingga
kemajuan sekolah pada khususnya dan kemajuan pendidikan pada umumnya dapat
terlaksana. Sikap ini hendaknya juga dilaksanakan dalam pergaulan yang lebih luas
yaitu sesama guru dari sekolah lain.

4. Sikap Terhadap Anak Didik


Dalam Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa
Pancasila”. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami seorang
guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional,
prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.

8
Tujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan UU. No. 2/1989 yaitu membentuk
manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila. Prinsip yang lain adalah
membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik saja. Pengertian
membimbing seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Kalimat ini
mengindikasikan bahwa pendidikkan harus memberi contoh, harus dapat memberikan
pengaruh, dan harus dapat mengendalikan peserta didik.

Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia sebagai
kesatuan yang bulat dan utuh, baik jasmani maupun rohani, tidak hanya berilmu
tinggi tetapi juga bermoral tinggi pula. Dalam mendidik guru tidak hanya
mengutamakan aspek intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan
perkembangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial, maupun
yang lainnya sesuai dengan hakikat pendidikan.

5. Sikap Tempat Kerja


Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa menciptakan
suasana kerja yang baik, dalam hal ini adalah suasana sekolah. Dalam kode etik
dituliskan bahwa guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru harus aktif mengusahakan
suasana baik itu dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode yang sesuai,
maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas
yang mantap, ataupun pendekatan lain yang diperlukan.

Selain itu untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran guru juga harus
mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama perangkat sekolah, orang
tua siswa, dan juga masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengundang orang
tua sewaktu pengambilan rapor, membentuk BP3 dan lain- lain.

9
6. Sikap Terhadap Pemimpin
Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun yang
lebih besar, guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak atasan.
Dari organisasi guru, ada strata kepemimpinan mulai dari cabang, daerah, sampai ke
pusat. Begitu juga sebagai anggota keluarga besar depdikbud, ada pembagian
pengawasan mulai dari kepala sekolah, kakandep, dan seterusnya sampai kementeri
pendidikan dan kebudayaan. Kerja sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan
dan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang telah digariskan bersama
dan kemajuan organisasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan sikap seorang guru
terhadap pemimpin harus positif dan loyal terhadap pimpinan.

7. Sikap Terhadap pekerjaan


Dalam undang-undang No.14 Tahun 2005 pasal 7 ayat 1, tentang guru dan
dosen, disebutkan profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsi psebagai berikut:
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia

Hal ini berarti seorang guru sebagai pendidik harus benar-benar berkomimen
dalam memajukan pendidikan. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dan
melayani pesrta didik dengan baik. Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan
masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan dengan keinginan
masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para orang tuanya. Keinginan dan
permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat yang
biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, guru
selalu dituntut untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya.

10
Dalam butir keenam, guru dituntut secara pribadi maupun kelompok untuk
meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Guru sebagaimana juga dengan profesi
lainnya, tidak mungkin dapat meningkatkan mutu dan martabat profesinya bila guru
itu tidak meningkatkan atau menambah pengetahuan dan keterampilannya, karena
ilmu dan pengetahuan yang menunjang profesi itu selalu berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman. Berdasarkan pasal 7 ayat 1, disebutkan guru sebagai tenaga
pendidik memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Untuk meningkatkan mutu profesi,
guru dapat melakukan secara formal maupun informal. Secara formal, guru dapat
mengikuti berbagai pendidikan lanjutan atau kursus yang sesuai dengan bidang tugas,
keinginan dan waktunya. Pada umumnya, bagi guru yang telah berstatus sebagai
PNS, pemerintah memberikan dukungan anggaran yang digunakan untuk
meningkatkan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru ( Pasal 13 Ayat
1 ). Secara informal, guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui
media massa ataupun membaca buku teks dan pengetahuan lainnya.

D. Pengembangan Sikap Profesional

Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun


layanannya, guru harus meningkatkan sikap profesionalnya. Ini berarti bahwa ketujuh
sasaran penyikapan yang telah dibicarakan harus selalu dipupuk dan dikembangkan.
Hal tersebut dapat dilakukan baik dalam pendidikan prajabatan maupun setelah
bertugas (dalam jabatan), yaitu sebadai berikut (dalam Soetjipto dan Kosasi, Raflis.
1994).

1. Pengembangan Sikap selama Pendidikan Prajabatan


Dalam pendidikan prajabatan calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Karena tugasnya

11
yang bersifat unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi
masyarakat sekelilingnya. Oleh karena itu, guru bersikap terhadap pekerjaan dan
jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat.

Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus
dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru.
Berbagai usaha, latihan, contoh-contoh, aplikasi penerapan ilmu, keterampilan, serta
sikap profesional yang dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam
pendidikan prajabatan. Sering juga pembentukan sikap tertentu terjadi sebagai hasil
sampingan (by product) dari pengetahuan yang diperoleh calon guru. Sikap teliti dan
disiplin, misalnya dapat terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil belajar
matematika yang benar, karena belajar matematika selalu menuntut ketelitian dan
kedisiplinan penggunaan aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Sementara itu
tentu saja pembentukan sikap dapat diberikan dengan memberikan pengetahuan,
pemahaman, dan penghayatan khusus yang direncanakan, sebagaimana halnya
mempelajari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang diberikan
kepada seluruh siswa sejak dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan


Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai
mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam
rangka peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai
guru. Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal
melalui kegiatan mengikuti penataran lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah
lainnya, ataupun secara informal melalui media massa televisi, radio, koran, dan
majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional
keguruan.

12
E. Peningkatan Kinerja Profesional Guru

1. Akuntabilitas Publik
Otonomi pengelolaan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya, seperti dana yang diterima, kualitas
SDM guru, dan sumber daya lainnya harus diimbangi dengan meningkatnya
tanggung jawab sosial terhadap institusi.

Otonomi dalam pengelolaan guru seharusnya lebih fleksibel. Kompensasi


yang diterima guru seharusnya tidak mengacu pada sistem kompensasi PNS, tetapi
didasarkan pada prestasi kerja dalam kurun waktu guru mempertahankan kinerja
prima.

2. Pengembangan Total Quality Management dalam Pendidikan


Implementasi Total Quality Management (TQM) di bidang pendidikan secara
fungsional dalam struktur organisasi lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut :
a) Quality control, yang diperankan oleh guru sebagai lini depan
pelaksanaan proses pembelajaran.
b) Quality assurance, yang dijalankan oleh para pemimpin menengah.
c) Quality management, yang merupakan tanggung jawab pucuk
pimpinan.
TQM sebagai roh peningkatan mutu dalam pendidikan ada lima unsur, yaitu sebagai
berikut :
a) Quality first, semua pikiran dan yindakan pengelola pendidikan harus
memprioritaskan mutu.
b) Stakeholders-in, semua tindakan pengelola pendidikan ditujukan
kepada kepentingan stakeholders.

13
c) The next process is our stakeholders, target utama dari proses
pendidikan adalah kepuasan pengguna akhir.
d) Speak with data, setiap kebijakan atau keputusan dalam pengelolaan
pendidikan harus berdasarkan hasil data yang teruji kebenarannya.
e) Upstream management, semua pengambilan keputusan dalam proses
pendidikan dilakukan secara partisipatif.

3. Pengembangan Profesionalisme Guru


Ilmu pendidikan sebagai roh pengembangan profesi pendidikan mengkaji dan
memberikan pemahaman cara tugas dan fungsi, serta perilaku pendidik yang
professional dalam menciptakan suasana layanan pembelajaran yang mendidik dan
menyenangkan.

4.  Kompetensi dan Keterampilan Profesional Guru


Kompetensi merupakan kemampuan personal yang diperlukan pada suatu
profesi tertentu yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Secara
professional, kompetensi guru mengandung dua bidang kajian pokok, yaitu
kompetensi akademik dan kompetensi etika profesi atau perilaku profesi.

Secara operasional, keterampilan perilaku profesi keguruan terwujud dalam


bentuk tindakan atau perilaku pendidik dalam berkomunikasi dengan peserta didik,
baik berupa kata-kata maupun dalam bentuk bahasa tubuh. Menurut Widana
(2003:19) Ada beberapa keterampilan perilaku professional keguruan dalam proses
pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
a. Keterampilan bertanya
b. Keterampilan membimbing
c. Keterampilan menjelaskan
d. Keterampilan merangkum
e. Keterampilan memotivasi

14
f. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
g. Keterampilan Mengelola kelas
h. Keterampilan memberi rangsangan (stimulus)
i. Keterampilan memberi penguatan

Setiap tindakan yang ditampilkan oleh pendidik atau guru merupakan cermin
peserta didik dan konsekuensinya dapat berdampak positif atau negatif dalam
pembentukan kepribadian dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu, penerapan
beberapa keterampilan perilaku professional keguruan perlu dilandasi nilai-nilai etika
profesi yang selalu mengedepankan nilai dan martabat peserta didik.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap Profesional Guru adalah Suatu Kepribadian atau respon yang


menggambarkan kecenderungan untuk bereaksi sebagai seorang guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran
yang alhi dalam menyampaikannya.
  Profesionalisme seorang guru juga harus dikembangkan untuk meningkatkan
atau menambah pengetahuan dan keterampilannya baik pada masa Pra-jabatan
ataupun dalam jabatan karena ilmu dan pengetahuan yang menunjang profesi itu
selalu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.
Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan
masyarakat, jabatan guru harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam
bersikap guru selalu mengadakan pembaharuan dengan tuntutan tugasnya.

B. Saran

  Sebagai professional, seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuan,


sikap, dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi
penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta
didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr47a.PXHVhfVYA4wRXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzIEdnRpZ
AMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1635110160/RO=10/RU=https%3a%2f
%2fmomentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.com
%2f2013%2f05%2fpengertian-sikap-dan-kinerja.html/RK=2/
RS=rKz4En7.6O.hd5CoAlQNDv7mxyU-

17

Anda mungkin juga menyukai