Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Keguruan Kelas A5PAR

Disusun oleh:

1. Umi Khoirun Nisa (2010710002)


2. Dewi Masithoh (2010710004)
3. Maftukhah (2010710009)
4. Ulfaturrohmah (2010710011)
5. Ifa Nirotul Muqtafiya (2010710014)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FALKUTAS TARBIYAH

INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2022 / 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian Dan Pengembangan Profesi Guru

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen Bapak Dr. Rofiq Faudy Akbar,
M.Pd. pada mata kuliah Profesi Keguruan di IAIN Kudus. Selain itu penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Pengertian, Tujuan dan
Pengembangan Profesi Guru.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Rofiq
Faudy Akbar, M.Pd. selaku dosen mata kuliah ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh penulis. Penulis
menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 11 September 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................5

PENDAHULUAN......................................................................................................................5

A. Latar Belakang................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................6

BAB II........................................................................................................................................8

PEMBAHASAN........................................................................................................................8

A. Hakikat Keprofesian........................................................................................................8

B. Kompetensi dan Kinerja Guru Profesional.....................................................................9

C. Pengembangan Profesi Guru.........................................................................................13

BAB III.....................................................................................................................................23

PENUTUP................................................................................................................................23

A. Kesimpulan...................................................................................................................23

B. Saran..............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru memiliki peran yang sangat penting bagi mutu pendidikan di Indonesia,
karena guru menjadi salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran disamping kurikulum dan sarana prasarana. Guru dan pendidik
memainkan peran dalam mendukung dan memotivasi siswa. Selain itu Guru memiliki
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengevaluasi peserta didik.
Tugas utama tersebut akan menjadi efektif apabila guru memiliki derajat
profesionalitas tertentu yang meliputi kompetensi yang harus dimiliki guru disertai
dengan kode etik tertentu. Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. keempat
kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Guru
profesional sudah seyogyanya mampu menguasai keempat kompetensi tersebut.

Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja
guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting
untuk mencapai keberhasilan pendidikan1. Secara umum mutu pendidikan yang baik
menjadi tolak ukur keberhasilan kinerja seorang guru. Oleh karena itu kinerja seorang
guru harus diperhatikan dan perlu adanya pengembangan, yang biasa disebut dengan
pengembangan professional guru. Semakin guru menguasai kompetensi minimal yang
harus dimilikinya maka mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat. Namun
melihat fenomena yang ada sekarang, masih banyak ditemukan kasus yang
mencerminkan masih rendahnya tingkat profesionalitas guru di Indonesia. Salah
satunya dapat dilihat dari masih banyak guru yang menggunakan metode
pembelajaran yang monoton tanpa adanya inovasi dalam pembelajaran, masih benyak
guru yang belum mempunyai kualifikasi S1 dan masih banyak persoalan lainnya.

1
Ayu Dwi Kesuma Putri dan Nani Imaniyati, “Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru
(Professional development of teachers in improving the performance of teacher),” Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran Vol. 2 No. 2 (Juli 2017): 202–11.

4
Secara kuantitatif jumlah tenaga guru telah cukup memadai, tetapi mutu serta
profesionalismenya belum sesuai dengan harapan. Guru bukan hanya sekedar profesi.
Guru bukan hanya mengajarkan materi dan memberikan penilaian. Dalam proses
penyampaian materi itu sendiri memerlukan teknik dan seni sebagai hasil dari
perpaduan kompetensi yamg dimiliki oleh guru. Sehingga guru menjadi lebih kreatif
dalam mengembangkan pembelajaran. Peningkatan kompetensi guru dalam rangka
pengembangan profesi guru dinilai sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik dan lebih luas lagi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Maka dalam
makalah ini, penulis akan membahas tentang guru berkaitan dengan pengembangan
profesi guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis paparkan diatas, maka diambil
beberapa rumusan masalah berikut :
1. Apa hakikat keprofesian?
2. Bagaimana kompetensi dan kinerja guru professional?
3. Bagaimana pengembangan profesi guru?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa saja hakikat dalam keprofesian


2. Untuk mengetahui kompetensi dan kinerja guru professional
3. Untuk mengetahui pengembangan profesi guru?

5
6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Keprofesian

1. Profesi
Profesi berasal dari bahasa latin proffesio yang mempunyai dua
pengertian, yaitu janji atau ikrar dan pekerjaan. Dalam pengertian luas, profesi
mencakup kegiatan “apa saja” serta “siapa saja” untuk memperoleh nafkah
yang dilakukan dengan keahlian yang dimiliki2. Dalam profesi memiliki
karakteristik diantaranya : aktivitas yang bersifat intelektual, berdasarkan ilmu
pengetahuan, digunakan untuk tujuan praktik pelayanan, dapat dipelajari, serta
terorganisasi secara internal.
2. Profesional
Professional adalah orang yang menyandang jabatan atau pekerjaan
yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi 3. Sebutan guru
professional dapat mengacu terhadap kompetensi penampilan untuk kerja
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang guru.
3. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah proses menuju perwujudan dan peningkatan
profesi dalam mencapai kriteria yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Profesionalisasi juga merupakan serangkaian proses
pengembangan profesional (professional development), baik dilakukan
melalui pendidikan/ latihan prajabatan maupun dalam jabatan.
4. Profesionalisme
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya. Sikap profesionalisme guru tercermin
dalam sikap mental serta komitmennya yang tinggi terhadap perwujudan dan
peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi. Ciri-ciri
Profesionalisme
2
A. Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015).
3
Rusdiana dan Heryati.

7
 Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang
 Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam
menganalisis suatu masalah
 Memiliki sikap berorientasi kedepan
 Memiliki sikap mandiri, menghargai pendapat orang lain, dan
cermat.
5. Profesionalitas
Profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota
suatu profesi terhadap profesinya serta tingkat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki untuk melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian,
profesionalitas lebih menggambarkan keadaan derajat keprofesian seorang
yang dapat dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan
untuk melaksanakan tugasnya

B. Kompetensi dan Kinerja Guru Profesional

1. Pengertian Kompetensi Guru Profesional


Dinyatakan dalam UU No. 14 Tahun 2005 bahwasanya seorang Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 kompetensi seorang guru
merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Dapat disimpulkan kompetensi guru profesional adalah
keterkaitan antara pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku.

2. Standar Kompetensi Guru


Kompetensi merupakan suatu hal yang menggambarkan kualifikasi dan
kemampuan seseorang, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Kompetensi guru (teacher competency) merupakan kemampuan dan kewenangan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban profesinya di bidang
pendidikan secara bertanggung jawab dan layak. Sedangkan dalam Undang-
Undang Guru dan Dosen disebutkan, bahwa kompetensi adalah seperangkat

8
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.4
1) Kompetensi Pendagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliknya.5 Secara pedagogik, kompetensi guru dalam
mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius, hal ini
dikarenakan dapat menentukan keberhasilan Proses Belajar Mengajar
(PBM). Kompetensi pedagogis itu meliputi kemampuan diantaranya:
a) Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta
melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya.
b) Pemahaman terhadap Peserta Didik
 Tingkat Kecerdasan.
 Kreativitas : dapat dikembangkan dengan penciptaan proses
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat
mengembangkan kreativitasnya.
Menurut Depdiknas pengetahuan dan pemahaman yang harus dimiliki
seorang guru sebagai profesi kependidikan meliputi: a) peserta didik, b)
teori belajar dan pembelajaran, c) kurikulum dan perencanaan pengajaran,
d) budaya dan masyarakat sekitar sekolah, e) filsafat dan teori pendidikan,
f) evaluasi, g) teknik dasar dalam mengembangkan proses belajar, h)
teknologi dan pemanfaatannya dalam pendidikan, i) penelitian, j) moral,
etika dan kaidah profesi.6
c) Perancangan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Pasal 1 ayat (10).
5
Idris, Muh. Standar Kompetensi Guru Profesional. Dosen Tarbiyah STAI Luqman Al Hakim Surabaya. 41
6
Ismail, Muh Ilyas. "Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran." Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan 13.1 (2010): 44-63.

9
mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran

2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, disiplin, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.7 Kemampuan pribadi ini meliputi hal-hal
berikut:
1) Mengembangkan kepribadian Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
a. Berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang
berjiwa Pancasila.
b. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan
bagi jabatan guru.
2) Berinteraksi dan berkomunikasi
a. Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan
kemampuan professional.
b. Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi
pendidikan.
c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.
d. Melaksanakan administrasi sekolah.
e. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan
pengajaran.
3) Kompetensi Profesional
Kemampuan professional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan dapat
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.8 Kompetensi ini adalah keterampilan
yang harus dimiliki guru agar tugas-tugas perguruan dapat diselesaikan
dengan baik dan benar. Keterampilan ini berkaitan dengan hal-hal teknis
serta berkaitan langsung dengan kinerja guru. Indikator kompetensi ini
meliputi:

7
Ibid hal. 48
8
Ibid hal. 49

10
 Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur
pelajaran, konsep pelajaran dan pola pikir keilmuan materi
tersebut.
 Menguasai standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan
tujuan pembelajaran dari pelajaran yang diampu.
 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga
bisa memberi pengetahuan reflektif demi mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan.
 Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam proses pembelajaran serta pengembangan diri.
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat dalam berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kemampuan ini meliputi:
 Bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan
status sosial keluarga.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang
memiliki keragaman sosial budaya.
 Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

3. Kinerja Guru Profesional


a. Pengertian Kinerja Guru Profesional
Kinerja didefinisikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh suatu
individu yang disesuaikan dengan peran ataupun tugas individu tersebut dalam
suatu organisasi pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu
ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi dimana individu tersebut
bekerja. Sedangkan professional merupakan seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan atau jenjang pendidikannya

11
atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian,
yang dimilikinya yang merupakan jalan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dari apa yang berupa pekerjaannya.
Dengan demikian, Kinerja Profesional adalah hasil kerja yang dicapai
oleh individu dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan
jenjang pendidikannya suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu
ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi dimana individu tersebut
bekerja. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 bab IV Pasal 20 (a)
tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran.9
b. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Bab 1 pasal 1 tentang
guru dan dosen, disebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.10Menurut Robert L.
Mathis dan John H. Jackson (2001: 82) dalam Wikipedia , ada beberapa
faktor-faktor yang memengaruhi kinerja guru yaitu:
1. Kemampuan mereka,
2. Motivasi,
3. Dukungan yang diterima,
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5. Hubungan mereka dengan organisasi.

C. Pengembangan Profesi Guru

1. Dasar pengembangan profesi guru


Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka
menyesuaikan kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan

9
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen.
10
Susanto, Hary. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan." Jurnal
Pendidikan Vokasi 2.2 (2012).

12
pengajaran. Pengembangan profesi guru di lingkungan pendidikan diarahkan
pada kualitas profesional, penilaian kinerja secara obyektif, transparan dan
akuntabilitas, serta memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi.11
Sebagai suatu profesi guru harus berkembang sesuai dengan persyaratannya
sebagai profesi. Karena profesi guru memberikan layanan kepada masyarakat
dan anak didik, maka diperlukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta
kemampuan yang selalu berkembang. Adapun dasar pengembangan profesi
guru yaitu : 12
A. Dasar Filosofis
Guru pada hakekatnya adalah pendidik yang bertugas sebagai
pemimpin atau pelayanan (agogos). Sebagai pemimpin dan pelayanan,
guru dapat memberikan pimpinan dan layanan kepada masyarakat
sebaik-baiknya kepada anak didik. Sementara tuntutan zaman dan
tuntutan peserta didik selalu berkembang setiap masa ke masa. Untuk
itu profesi guru harus selalu dikembangkan secara terus menerus agar
tidak tertinggal dari kemajuan pengetahuan dan teknologi zaman
sekarang.
B. Dasar psikologis.
Guru selalu berhadapan dengan individu satu dengan lainnya yang
memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing. Setiap individu
memiliki pikiran, perasaan, kehendak, keinginan, fantasi, khayalan,
cita-cita, instink, perangai, dan performansi yang berbeda dengan
individu lain. Jika guru tidak selalu meningkatkan pemahaman
terhadap individu lain (peserta didik), maka ia tidak akan dapat
menerapkan strategi pelayanannya sesuai dengan keunikan peserta
didik. Di sinilah pentingnya seorang guru dalam mengembangkan
pemahaman aspek psikologis.
C. Dasar pedagogis.
Tugas utama guru adalah mendidik dan mengajar. Untuk dapat
menjalankan tugas mendidik dan mengajar dengan baik, guru harus
selalu membina diri untuk mengetahui dan menerapkan strategi

11
Ayu Dwi Kesuma Putri, Nani Imaniyati, Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru
(Professional development of teachers in improving the performance of teacher), (2017) : 203
12
Yogia Prihartini, Dasar-Dasar Pengembangan Profesi Guru Menurut Teori dan Praksis Pendidikan, hlm 112

13
mengajar baru, metode baru, teknik-teknik mendidik yang baru,
menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi, dan kemampuan
mengelola kelas dengan baik. Sehingga peserta didik tidak akan
mengalami bosan atau jenuh dengan suasana kelas yang begitu-begitu
saja. Guru akan selalu mengikuti perkembangan inovasi di bidang
metode pembelajaran dari waktu ke waktu.
D. Dasar Ilmiah.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks) selalu berkembang
dengan pesat. Guru harus dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah
agar dapat selalu mengikuti perkembangan IPTEKS. Dalam
melaksanakan tugas sehari-hari pun prinsip- prinsip ilmiah selalu
dipegang teguh, agar tercipta keadilan, kejujuran, dan keobyektifan
dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini.
Salah satu ciri orang ilmiah adalah adanya rasa ingin tahu yang besar
terhadap IPTEKS yang ditekuninya.
E. Dasar sosiologis.
Guru dituntut untuk dapat melakukan hubungan dengan orang,
organisasi dan masyarakat dengan cara-cara modern. Profesi guru
dituntut untuk selalu dikembangkan mengikuti teknik-teknik
komunikasi yang multi sistem ini. Perkembangan sarana komunikasi
lisan dan tertulis melalui media grafis, media massa, media elektronik,
media organisatoris, dan media proses kelompok yang serba canggih
harus dikenal dan diterapkan dalam proses mendidik. Guru harus
pandai-pandai mengadakan hubungan sosial dengan menggunakan
sarana dan media yang berkembang begitu pesat ini.

2. Landasan hukum pengembangan profesoi guru


Upaya pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik (guru)
sebagai profesi yang kuat dan dihormati yang sejajar dengfan profesi lainnya
yang tercantum dalam UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang
menggambarkan bagaimana pemerintah mengembangkan profesi pendidik
melalui perlindungan hukum dengan standar tertentu dengan tujuan agar
mendorong pengembangan profesi pendidik. Oleh karenanaya pendidik terus
mengupayakan pengembanganm diri sendiri agar dalam menjalankan peran

14
dan tugasnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi kepentingan bangsa yang
maju dan bermoral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 13

3. Strategi pengembangan profesi guru


Mengembangkan profesi guru bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru,
perlu strategi dan upaya dalam meningkatkan profesionalitas seorang guru. Dalam
jurnal ekonomi dan pendidikan yang ditulis Mustofa dijelaskan beberapa strategi
yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi pengembangan
profesi guru, yaitu:
A. Strategi perubahan paradigma
Strategi diawali dengan merubah strategi paradigma birokasi agar mampu
mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang berorientai pelayanan
bukan dilayani. Strategi perubahan paradigma ini dilakukan melalui
pembinaan sehingga menumbuhkan penyadaran akan peran dan fungsi
birokrasi dalam kontek pelayanan masyarakat.
B. Strategi debirokratisasi
Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan birokrasi yang dapat
menghambat pada pengembangan diri guru. Strategi tersebut memerlukan
metode operasional agar dapat dilaksanakan. Sementara strategi
debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi dan
menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi
pengembangan diri guru serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat.
Dimensi lain dari pola pembinaan profesi guru adalah :
 Hubungan erat antara perguruan tinggi dengan pembinaan SLTA
 Meningkatkan bentuk rekruitmen calon guru
 Program penataran yang dikaitkan dengan praktik dilapangan
 Meningkatkan mutu pendidikan pada calon guru
 Pelaksanaan supervise
 Pemberdayaan buku teks dan alat-alat pendidikan penunjang

13
Mustofa, Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru Di Indonesia, Yogyakarta : jurnal ekonomi &
pendidikan. Vol. 4 No 1, (2007): 80-81

15
 Kompetisi profesional yang positif dengan pemberian kesejahteraan
yang layak 14

4. Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru


Inisiatif pengembangan keprofesian guru idealnya banyak berasal dari
prakarsa lembaga. Atas dasar ini, diasumsikan munculnya proses pembiasaan, yang
kemudian guru dapat tumbuh dengan sendirinya. Tentu saja, semua itu juga
berawal dari prakarsa guru secara individual. Menurut Sudarwan Danim (2011 :
94) Apabila dilihat dari sisi prakarsa lembaga, pengembangan profesi guru
dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan
(diklat) maupun bukan diklat, antara lain:
1) Pendidikan dan Pelatihan
a. In-House Training (IHT)
Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah, atau
tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran
bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan
karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi bisa juga
secara internal dengan cara dilakukan oleh guru yang memiliki
kompetensi yang belum dimiliki guru lain. Program ini diharapkan
dapat menghemat waktu dan biaya.
b. Program magang
Program magang merupakan pelatihan yang dilaksanankan di
dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan
kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukkan
bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu misalnya,
magang di sekolah.
c. Kemitraan sekolah
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara
sekolah yang baik dan sekolah yang kurang baik, antara sekolah

1414
Mustofa, Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru Di Indonesia, Yogyakarta jurnal ekonomi &
pendidikan, Vol. 4 No. 1, (2007): 82

16
negeri atau sekolah swasta. Pembinaan lewat mitra sekolah
diperlukan dengan alasan bahwa agar terjadi transfer nilai-nilai
kebaikan dari beberapa keunikan dan kelebihan yang dimiliki mitra
kepada mitra lain. Misalnya dalam bidang manajemen sekolah.
d. Belajar jarak jauh
Pelatihan melalui belajar jarakjauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat
tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan internet dan sejenisnya.
Pelatihan jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak
semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di
tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota
kabupaten atau provinsi.
e. Pembinaan internal oleh sekolah
Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan
guruguru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas,
rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan
diskusi dengan rekan sejawat.
f. Pendidikan lanjut
Pembinaan guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan
dengan memberikan tugas belajar baik dalam maupun luar negeri
bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan
menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru
lain dalam upaya pengembangan profesi.
2) Non-pendidikan dan pelatihan
a. Diskusi masalah pendidikan
Diskusi ini diselenggarakan secara teratur dengan topik diskusi
yang sesuai dengan masalah yang dialamai sekolah. Melalui diskusi
ini diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi
berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah
peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.
b. Seminar

17
Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan
publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan
bagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang
kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega
seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan.
c. Workshop
kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yamng
bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi mauapun
pengembangan kariernya. Workshop dapat dilakukan,misalnya dalam
kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
sertapenulisan rencana pembelajaran.
d. Penelitian
Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian
tindakan kelas, penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka
peningkatan mutu pembelajaran.
e. Pembuatan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat
peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau
animasi pembelajaran.
f. Pembuatan karya teknologi/ karya seni.
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang
bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya
seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat. 15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan profesionalitas guru didefinisikan upaya yang dilakukan untuk


meningkatkan taraf atau derajat profesi yang menyangkut kemampuan guru, baik

15
Ratna Pangestika, fitri Alfarisa, pendidikan profesi guru (PPG) : Strategi pengembangan profesionalitas guru
dan peningkatan mutu pendidikan Indonesia, Yogyakarta (2015) : 17-20

18
penguasaan materi ajar atau penguasaan metodologi pengajaran , serta sikap
keprofesionalan guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam menjalankan
tugas sebagai guru.

B. Saran

Diharapkan bagi pembaca khusunya mahasiswa jurusan kependidikan dan


calon guru serta para guru supaya lebih meningkatkan dan mengembangkan
profesinya sehingga guru lebih professional dan berkualitas dalam upaya menambah
wawasan dan memperkaya pengetahuan pesera didik.

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Muh Ilyas. "Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran." Lentera Pendidikan:
Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 13.1 (2010): 44-63.

Mustofa, Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru Di Indonesia, Jurnal Ekonomi &


Pendidikan, Vol. 4 No. 1, (2007): 82

Putri, Ayu Dwi Kesuma, dan Nani Imaniyati. “Pengembangan profesi guru dalam
meningkatkan kinerja guru (Professional development of teachers in improving the
performance of teacher).” Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 2 No. 2 (Juli
2017): 202–11.
Rusdiana, A., dan Yeti Heryati. Pendidikan Profesi Keguruan. Bandung: CV Pustaka Setia,
2015.
Tanyid, Maidiantius. “Etika Dalam Pendidikan: Kajian Etis Tentang Krisis Moral Berdampak
Pada Pendidikan.” Jurnal Jaffray Vol. 12, No.2 (Oktober 2014): 235–50.
19
20

Anda mungkin juga menyukai