TAFSIR TARBAWI
KOMPETENSI PENDIDIK
DISUSUN OLEH
Kelompok 6
TA 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kompentensi Pendidik” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada Mata Kuliah Tafsir Tarbawi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Hadits Shahih Dalam Ajaran Islam bagi para pembaca dan juga
bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hamdi Pranata, M.Ud selaku
dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata saya berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang
berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih dari itu.
Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan
yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan
tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Semakin dituntutnya profesionalitas seorang guru, maka guru sebagai tenaga pengajar
dan pemberi informasi kepada siswanya tentu harus mengetahui bagaimana seorang guru
yang professional itu. Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar.
Akan tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru
sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru dan
UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalar pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4). Guru sebagai pendidik
professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat di sekelilingnya.
Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari, apakah memang
ada yang patut diteladani atau tidak.
1
Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi guru memiliki
beberapa perilaku yang berhubungan dengan profesinya, hal yang berhubungan dengan pola
tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap profesionalnya,
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi dan standar kompetensi guru ?
2. Apa saja tujuan standar kompetensi guru ?
3. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik ?
4. Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
5. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
C. TUJUAN
1. Memberikan informasi tentang definisi kompetensi dan standar kompetensi seorang
guru.
2. Mengetahui pengertian pedagogik dan bagian-bagiannya
3. Mengetahui sikap profesional seorang guru.
4. Mengenal bagaimana sikap kompetensi sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN KOMPETENSI
3
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai
guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut
dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran dan pendidikan disekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri,
tetapi dipengaruhi latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya
mengajar. Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan
calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan
pengembangan tenaga guru.Sealain itu, penting dalam hubungannya kegiatan belajar
mengajar dan hasil belajar siswa.
Dengan kata lain kompetensi adalah pemilikan,penguasaan,ketrampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.(A.Piet Sahertian :4)
4
D. TUJUAN STANDAR KOMPETENSI GURU
1) Tolok ukur semua pihak yang berkepentingan di bidang pendidikan dalam rangka
pembinaan, peningkatan kualitas dan penjenjangan karir guru.
2) Meningkatkan kinerja guru dalam bentuk kreatifitas, inovasi, keterampilan,
kemandirian, dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan profesional.
Seorang guru yang mendidik banyak siswa dan siswi di sekolah harus memiliki Standar
kompetensi yang layak dan sesuai, karena figur guru adalah faktor yang menentukan
berhasis atau tidaknya sebuah pendidikan.
5
akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan
yang diakreditasi pemerintah.
b. Pemahaman terhadap peserta didik
Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga
mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak
didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia
yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman
terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-
problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
c. Pen gembangan kurikulum atau silabus
d. Perancangan pembelajaran
Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan
sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah
dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor
potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.
6
yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan
solusi secara akurat.
2. Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh
karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus
digugu dan ditiru). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan
belajar anak didik. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis.
Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang
merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan
dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan
meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.
7
4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun
dan tata karma dan;
5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for
Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi :
1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi,
3) pengetahuan tentang inti demokrasi,
4) pengetahuan tentang estetika,
5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,
6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
7) setia terhadap harkat dan martabat manusia.
1) sikap, dan
2) keteladanan.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan
dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi
yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang
ditampilkan.
Kompetensi profesional guru adalah merupakan suatu keharusan dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang pemahaman
tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar
8
(Kariman,2002). Pada umumnya disekolah-sekolah yang memiliki guru dengan
kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk
menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya
mendengarkan.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu, guru yang
profesional adlah guru yang kompeten (berkemampuan), karena itu kompetensi
profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru
dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi (Muhibbin Syah
: 230).
Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari
kompetensi sebagai berikut:
(1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan
tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional,
kurikuler dan tujuan pembelajaran;
(2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang
tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar;
(3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
yang diajarkannya;
(4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran;
(5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar;
(6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran;
(7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran;
(8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan;
(9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.
Dalam suasana seperti itu, peserta didik dilibatkan secara aktif dalam memecahkan
masalah , mencari sumber informasi, data evaluasi , serta menyajikan dan
mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang
lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara intensif dengan guru lainnya,
dalam merencanakan pembelajaran baik individual maupun tim, membuat keputusan
tentang mendesai sekolah kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan
9
partisipasi dalam penilaian. Berikut akan diuraikan tentang kompetensi profesional
yang harus menjadi andalan guru dalam melaksanakan tugasnya.
7) Standar spiritual: guru harus beriman kepada Allah yang diwujudkan dalam
ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
10
Ada empat pilar pendidikan yang akan membuat manusia semakin maju:
1. Learning to know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu harus dapat
memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus ada
pengertian yang dalam.
2. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), setelah kita memahami dan mengerti
dengan benar apa yang kita pelajari lalu kita melakukannya.
3. Learning to be (belajar menjadi seseorang). Kita harus mengetahui diri kita
sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup? Dengan demikian kita akan
bisa mengendalikan diri dan memiliki kepribadian untuk mau dibentuk lebih baik
lagi dan maju dalam bidang pengetahuan.
4. Learning to live together (belajar hidup bersama). Sejak Tuhan Allah
menciptakan manusia, harus disadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri
tetapi saling membutuhkan seorang dengan yang lainnya, harus ada penolong.
Karena itu manusia harus hidup bersama, saling membantu, saling menguatkan,
saling menasehati dan saling mengasihi, tentunya saling menghargai dan saling
menghormati satu dengan yang lain.
Pada butir ke 4 di atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak dimiliki seorang
guru. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d).
Karena itu guru harus dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan
isyarat; menggunakan teknologi komunikasi dan informasi; bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik; bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
11
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan dan juga sebagai
anggota masyarakat, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Guru harus bisa digugu dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan
yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa
ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru
harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani oleh para
murid. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, peserta didik
perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social intelegence), agar mereka
memiliki hati nurani, rasa perduli, empati dan simpati kepada sesama. Pribadi yang
memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya hubungan yang kuat dengan Allah,
memberi manfaat kepada lingkungan, dan menghasilkan karya untuk membangun
orang lain. Mereka santun dan peduli sesama, jujur dan bersih dalam berperilaku.
12
seluruh warga sekolah, sehingga mereka menjadi warga yang peduli terhadap kondisi
sosial masyarakat dan ikut memecahkan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi
oleh masyarakat.
13
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan ka-rakteristik peserta didik
dan lima mata pelajaran SD/ MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai
dengan situasi yang berkembang.
14
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasii penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
15
11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku,
adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.
2, Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pe-
serta didik dan masyarakat.
12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat
di sekitarnya.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
13.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
4, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri.
a. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
b. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
c. Bekerja mandiri secara profesional.
16
16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komuni-tas ilmiah lainnya secara
santun, empatik dan efektif.
17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk lain.
17
20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis)
20.5 Memahami teori dan genre sastra Indonesia.
20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra Indonesia, secara reseptif dan produktif.
Matematika
20.7 Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran,
statistika, dan logika matematika.
20.8 Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan
masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata.
20.9 Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, pro-sedural, dan keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak
komputer.
IPA
20.11 Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak
langsung.
20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk hubungan fungsional
antarkonsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA.
IPS
20.14 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan IPS.
20.15 Mengembangkan materi, struktur, dan konsep keilmuan IPS.
20.16 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip pokok ilrnu-ilmu sosial
dalam konteks kebhinnekaan masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan
global.
18
20.17 Memahami fenomena interaksi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
kehidupan agama, dan perkembangan masyarakat serta saling ketergantungan
global.
PKn
20.18 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan
perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran PKn.
20.19 Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi konstitusional
Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta bela negara.
20.20 Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM, serta penegakan
hukum secara adil dan benar.
20.21 Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma kewarganegaraan Indonesia
yang demokratis dalam konteks kewargaan negara dan dunia.
19
24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
20
sekiranya hanya terdengar oeh telinga orang yang berdzikir sebagaimana dalam firman
Allah“ Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hati dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidakmengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS Al Araf : 205), dan cara kedua berzikir
dengansuara keras sekira erdengar telinga orang yang berdzikir dan orang
yagdidekatnya.
b. Dzikir bilqolbi : berdzikir menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengaroleh
telinga.
3. Keadaan dalam berdzikir dan larangan-Nya
Pada dasarnya berdzikir tidak dibatasi dengan sesuatu apapun, karena mengingatkepada
sang pencipta tidak boleh dibatsi oleh apapun, kecuali ada hal-hal tertentuyang dilarang
untuk mengerjakannya.Berdzikir boleh dilakukan dalam kondisi berdiri, duduk, atau
berbaring.Sebagaiman firmannya “ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu,
ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring..” (QS An-Nisa :
103). Ayat ini mengandung pengertian boleh berdzikir pada waktu siang atau
malam,didaratan atau dilautan, sedang berpergian dalam kendaraan atau disuatu tempat
dandalam kondisi apapun seperti sakit atau sehat, sendiri atau ramai.Dzikir bilqolbi tidak
ada larangan sama sekali, tetapi dzikir billisan memilikilarangan tertentu:
a. Berdzikir pada tempat yang bernajis seperti WC atau kamar mandi. Wanita yang haid
atau orang yang sedang junub (hadats besar) dilarangmembaca sesuatu yang diambil
dari Al-Quran, “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.”(QS. Al
Waqiah : 79).
b. Orang yang sedang menjalankan maksiat kepada Allah, seperti sedang berjudi,berzina
atau meminum-minumah keras dengan maksud mengejek Allah.
4. Tingkatan orang yang berdzikir
Dalam ilmu tasawuf, orang berdzikir terbagi atas dua golongan :
a. Pertama : orang awam yang zikirnya hanya sebatas menyebut atau mengingatAllah.
b. Kedua : orang arifin, bagi mereka berdzikir wajib hukumnya bila sekejapmereka lupa
kepada Allah maka berdosa baginya dan dzikirnya bukan sekedarmenyebut atau
mengingat allah akan tetapi mendekatkan diri kepada zat yag Maha Esa
5. Manfaat berdzikir
a. Membuat hati menjadi tenangAllah berfirman : “Ingatlah, hanya mengingat Allah -lah
hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d : 28).
21
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
sebagai seorang pengajar sangat tegantung pada diri pribadi masing-masing guru dalam
lingkungan tempat ia bertugas. Sedangkan kompetensi guru adalah kemampuan yang
dimiliki guru yang diindikasikan dalam empat kompetensi, yaitu kompetensi yang
berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi
pedagogik, kompetensi yang berhubungan dengan keadaan pribdinya (personal), dan
kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya (sosial).
SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E.2008. Standaar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada
23