Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB AMAL MA'RUF DAN NAHYU MUNGKAR


DALAM PENDIDIKAN ISLAM.

Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Hadist Tarbawi 5

Dosen: Ahmad Zamhuri, M.Pd

HALAMAN SAMPUL

Disusun oleh:

Kelompok:3

Anggota: Hendri Prayitno

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TUANKU

TAMBUSAI PASIR PENGARAIAN

KABUPATEN ROKAN HULU

TA. 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“TANGGUNG JAWAB AMAL MA'RUF DAN NAHYU MUNGKAR
DALAM PENDIDIKAN ISLAM.” dapat saya selesaikan dengan baik.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah
ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi
kami, Dosen pengajar, dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna
di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.

Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. 1 Pendahuluan.....................................................................................................1
BAB II ISI.........................................................................................................................3
2. 1 Sanad Dan Matan Hadis .................................................................................3
2. 2 Makna Mufradat..............................................................................................5
2. 3 Kandungan Hadist...........................................................................................6
2. 4 Kerangka Teori................................................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
3. 1 Kesimpulan.......................................................................................................9
3. 2 Saran.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Pendahuluan
Pendidikan sangat berperan penting dalam menentukan baik buruk,
membentuk sifat dan karakter peserta didik sehingga dapat terbentuknya
kepribadian dalam dirinya. Tujuan pendidikan Islam dalam pemikiran Hasan
Al-Banna berorientasi untuk membentuk kepribadian muslim, yaitu individu
yang bukan hanya perbuatan sisi ritual tetapi juga kepekaan sosial yang
tercermin dalam Al-Quran dan Hadits.
Seorang Pendidik memberikan pengaruh yang besar dalam pendidikan
terutama dalam pendidikan Islam. Hal ini karena pendidik yang dapat
mengarahkan peserta didik agar dapat bertambah khasanah pengetahuan
sehingga peserta didik dapat membedakan baik dan buruk, haq dan batil,
kebaikan dan kemungkaran.
Allah Swt berfirman: “Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. (Q.S. Almujadilah, 58:11)” 2 Dengan berpedoman dengan ayat
tersebut dapat dipahami bahwa Allah sangat menjunjung tinggi orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan terutama pendidik. Sehingga seorang
pendidik yang dapat mempengaruhi peserta didik kearah kebaikan dan
mengarahkan kepada kebenaran untuk mendapatkan kebahagiaan baik
didunia maupun diakhirat.
Amar ma’ruf nahi mungkar adalah puncak tertinggi dalam agama Islam
tanpa amar ma’ruf nahi mungkar syari’at Islam tidak akan berjalan, karena
Allah megutus para Rasul untuk mengajak umatNya kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah salah satu sifat
Rasulullah SAW yang disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu sudah
selayaknya kita meneladani beliau.
Menurut Ibnu Atsir mengungkapkan bahwa kemungkaran adalah lawan
dari kebaikan. Oleh karena itu segala sesuatu yang dibenci oleh syari’at maka

1
itu adalah kemungkaran. Menurut Ibnu Hajar Al-Haitsami mengungkapkan
bahwa yang dimaksud dengan amar ma’ruf nahi mungkar adalah
memerintahkan kewajiban syari’at dan melarang hal-hal yang haram.
Di era globalisasi saat ini banyak terjadi penurunan identitas diri
sebagai peserta didik yang mempunyai kepribadian yang fitrah. Sehingga
yang terjadi kurangnya moralitas dan akhlak dalam membentuk diri yang
tidak dapat membedakan baik dan buruk, haq dan batil, kebenaran dan
kemungkaran. Perilaku deskriptif atau menyimpang akan timbul akibat
pengaruh dari budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma yang bisa
mengancam nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia.
Diantaranya banyak terjadi penyimpangan dikalangan peserta didik saat
ini seperti kenakalan remaja, seks bebas, pergaulan bebas, meminum-
minuman keras dan akibatnya banyak terjadi tawuran antar pelajar, bolos jam
pelajaran, tak menghargai pendidik, dan lain sebagainya. Sehingga timbul
kekhawatiran akan terjadinya tindakan kriminal yang akan dilakukan peserta
didik tersebut. Hal ini terjadi karena tidak berpegang teguh dengan tali Allah
yaitu amar ma’ruf nahi mungkar.
Melihat fenomena tersebut tentu sangat memprihatinkan karena dapat
merusak moral dan keimanan sebagai peserta didik. Sehingga solusi terbaik
dalam pendidikan yaitu dengan melaksanakan dan menegakkan kembali amar
ma’ruf nahi mungkar dengan mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran.

2
BAB II
ISI

2. 1 Sanad Dan Matan Hadis .


A. Surat Ali Imran 110

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.(Q.S. AliImran: 110)

B. Penegak kebenaran akan selalu muncul. Lu’lu’ wal Marjan : 1249

Artinya : Hadits mughiroh bin Syu’bah, dari nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
selalu akan ada beberapa orang dari umatku yang gigih mempertahankan hak, sehingga
tiba ketentuan Allah dan mereka tetap menang (Bukhori, Muslim).

C. Perintah untuk mencegah kemungkaran. Al-Adabun Nabawiy:184

Artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudriy berkata: Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam
bersabda : Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah dia
mencegahnya dengan tangganya, apabila tidak bisa maka hendaklah dengan tangannya,
dan bila tidak bisa hendaklah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.

D. Siksaan bagi yang tidak mencegah penganiayaan. Riyadlus shalihiin:197

3
Artinya: Dan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, semoga Allah meridhoinya berkata:
wahai manusia, sungguh kalian kelak akan membaca ayat ini, lalu kalian
meletakkan ayat ini pada selain tempatnya (wahai orang-orang yang beriman,

jagalah diri kalian, karena orang yang sesat tidak akan membahayakan kalian jika
kalian mendapatkan petunjuk)

E. Menyuruh orang beramar ma’ruf tapi tidak mengerjakan sendiri. Lu’lu’


wal marjan: 1882, Riyadlus shalihiin:198
 Lu’lu’ wal marjan : 1882

Artinya: Hadits dari Usamah semoga Allah merdhoinya, ketika ditanya : Mengapa
anda tidak pergi ke fulan untuk menasehatinya, jawabnya: Sungguh kalian
mengira bahwa aku tidak berbicara kepadanya, melainkan jika kamu dengar,
sungguh aku telah menasehatinya secara rahasia, jangan sampai akulah yang
membuka pintu yang aku tidak ingin menjadi pertama yang membukanya dan aku

tidak memuji orang itu baik meskipun dia pemimpinku setelah aku mendengar
Rasulullah sallallalhu alaihi wa sallam bersada: orang yang bertanya berkata: Apa
yang engkau dengar dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam? Usamah berkata:
Aku telah mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: akan
dihadapkan seseorang pada hari kiamat kelak, kemudian dibuang ke dalam
neraka, maka keluar usus perutnya di dalam neraka, lalu dia berputar-putar

4
bagaikan khimar yang berputar di dalam penggilingan, hingga berkumpullah para
penduduk neraka dan berkata padanya: hai fulan, apa yang terjadi padamu?

Tidakkah kamu dulu menganjurkan pada kami untuk berbuat baik dan mencegah
kemungkaran? Dia menjawab: Benar, aku dulu mengenjurkan pada kalian untuk
berbuat baik tetapi aku tidak mengejakannya dan aku mencegah kalian untuk
berbuat mungkar tetapi aku mengerjakannya. Hadits riwayat Bukhori Muslim.

 Riyadlus shalihiin:198

Dan dari Abu Zaid bin Usamah bin Zaid bin Haritsah, semoga Allah meridhoi
keduanya, berkata: aku mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam
bersabda: seseorang akan dihadapkan pada hari kiamat kelak, lalu dilemparkan ke
api neraka, hingga usus perutnya dan kemudian dia berputar-putar bagai keledai
yang berputar-putar di dalam penggilingan. Maka para penduduk neraka
berkumpul padanya dan mereka berkata, wahai fulan, bukankah kamu dulu
memerintahkan pada kebaikan dan melarang kemungkaran? Lalu dia menjawab,
ya, aku dulu menyuruh orang untuk berbuat baik dan aku tidak menjalankannya,
aku juga melarang untuk berbuat mungkar tapi aku melaksanakannya (muttafaq
alaih).

2. 2 Makna Mufradat

: Maka hendaklah dia merubahnya

: Dan mereka tetap menang

: Pada selain tempatnya

: Maka keluar usus perutnya

5
: Maka berkumpul

2. 3 Kandungan Hadist
A. Surat Ali Imran 110
Pada Al-Quran surat ali Imran ayat 110 Allah menjelaskan kepada
Rasulullah SAW bahwa kamu adalah umat yang terbaik umat yang paling
baik akhlaknya yang dilahirkan untuk manusia yang mempunyai manfaat
untuk orang lain karena melakukan perbuatan amar ma’ruf nahi munkar
yang menjadi pilar agama.
B. Hadits 1:
Hadits ini menjelaskan bahwa pada akhir zaman kelak akan banyak
orang yang meninggalkan agama Islam dan tidak lagi melakukan perintah
Allah dan RasulNya. Namun saat itu, Allah akan tetap mengutus orang-
orang yang senantiasa gigih membela agamaNya, meski banyak yang
mencela, seperti imam Mahdi dan nabi Isa alaihi salam.
C. Hadits 2:
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar, kita dinjurkan untuk
menggunakan tahapan, dan harus mandahulukan kelemah-lembutan.
Ketika dengan cara lemah lembut sudah dilakukan semaksimal mungkin
dan menemui jalan buntu, tidak efektif, maka baru dilanjutkan dengan cara
yang keras. Hal ini menmbuktikan kelembutan ajran islam dalam
penyampaiannya, di sisi lain tegas dan konsisten terhdap hal yang
dianggap baik atau pun buruk ketika dilakukan tindakan keras.
D. Hadits 3 :
Hadits ini menjelaskan tentang orang-orang yang menyaksikan
perbuatan aniaya yang dilakukan orang lain, namun mereka tidak berusaha
untuk mencegahnya. Oleh Allah, orang-orang yang demikian itu akan
diberikan siksa sebagaimana orang yang melakukan penganiayaan itu. Hal
itu karena dengan menyaksikan orang yang berbuat kedzaliman, namun
tidak ada tindakan pencegahan maka dihitung seperti orang yang
melakukan kedzaliman tersebut.

6
Mengingat begitu petingnya amar ma’ruf nahi mungkar, Allah
memerintahkan umat islam untuk melakukannya. Dan bila hal tersebut
diabaikan dan tidak dilaksanakan, maka orang-orang yang demikian itu
akan mendapatkan balasannya nanti diakhirat.
E. Hadits 4:
Hadits terakhir menjelaskan tentang seseorang yang menyuruh orang lain
agar mengerjakan kebaikan, namun dia sendiri tidak melaksanakannya,
dan dia juga mencegah orang lain untuk berbuat buruk, tapi ternyata dia
malah melakukan keburukan itu. Kedudukannya saat itu sama dengan
orang yang melaksankana perbuatan maksiat yang ingkar pada perintah
dan larangan Allah. Bahkan Allah lebih murka kepada orang yang seperti
ini karena kemunafikannya, serta tida juga menipu ajaran agama Allah
dengan kedustaan.

2. 4 Kerangka Teori

Amar Ma’ruf Nahi Munkar terdiri dari empat suku kata, dipisahkan satu sama
lain dan berasal dari bahasa arab. Amar merupakan masdar dari fi’il amara
ya’muru yang berarti perintah, dan secara itilah merupakana tuntutan perbutan
dari pihak yang lebih tinggi pada pihak yang lebih rendah. Sedang ma’ruf berasal
dari masdar mim, yang asal fi’ilnya adalah arafa yang berarti kebaikan/kebajikan
atau bisa juga diartikan dengan setiap pekerjaan yang diketahui dan dimaklumi,
serta bersumber dari syari’, termasuk di dalamnya amal perbuatan yang hukumnya
mandub.

Nahi menurut bahasa larangan, menurut istilah adalah lafadz yang digunakan
untuk meninggalkan suatu perbuatan, sedang menurut ushul fiqh berarti lafadz
yang menyuruh kita untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang diperintahkan oleh
orang yang lebih tinggi dari kita. Dan mungkar adalah lawan ma’ruf yang berarti
perbuatan buruk yang menyuruh pada kebaikan. Atau juga berarti setiap pekerjaan
yang tidak bersumber pada syari’ dan dipandang buruk oleh syara’, hukumnya
haram dan makruh, serta dibenci Allah.

7
Secara terminologis, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa amar ma’ruf nahi
munkar adalah merupakan tutunan yang diturunkan Allah dalam kitab-kitabnya,
disampaikan rasul-rasulnya dan merupakan bagian dari syari’at islam.

Juga bisa diartikan dengan setiap usaha mendorong dan menggerakkan umat
manusia untuk menerima dan melaksanakan sebagabai suatu kebaikan
berdasarkan penilaian hati nurani manusia di dalam kehidupan sehari-hari dan
berdasarkan pada syari’at serta wahyu. Sedang nahi munkar mengandung
pengertian hal-hal yang munkar yang menurut Al Maududi adalah nama untuk
segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang masa telah dikutuk oleh
watak manusia sebagai jahat.

Dari beberapa hadits yang telah disebutkan di atas, maka kita akan tahu
bahwa setiap orang memiliki kedudukan sendiri-sendiri dalam melakukan amar
ma’ruf nahi mungkar. Dengan kata lain, perintah amar ma’ruf nahi munkar itu
sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Dalam hal ini, ada beberapa
karakter masyarakat dalam menyikapinya. Antara lain:

1.Karakter orang mukmin memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang


mungkar Karakter munafik, memerintahkan yang mungkar dan melarang yang
ma’ruf.

2.Karakter orang yang suka berbuat maksiat:

memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan mungkar. Kemudian, amar ma’ruf nahi
mungkar memiliki beberapa unsur,

8
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Dari pembahasan bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa amar
ma’ruf nahi mungkar dalam tinjauan pendidikan Islam yang terkandung
daalam Q.S. Ali Imran ayat 110 adalah sebagai berikut:

Pertama, Amar ma’ruf nahi mungkar dalam Al-Qur’an Surat Ali


Imran ayat 110 berdasarkan pendekatan Quraish Shihab menjelaskan bahwa
amar ma’ruf nahi mungkar merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan
penghargaan dan kedudukan sebagai umat terbaik. Kemudian dari tafsir Al-
Maraghi amar ma’ruf nahi mungkar merupakan pintu keimanan kepada
Allah.

Kedua, Implikasi amar ma’ruf nahi mungkar dalam tinjauan


pendidikan Islam berdasarkan AlQur’an surah Ali Imran ayat 110 yaitu
sejalan dengan tujuan pendidikan Islam. Bertujuan untuk memanusiakan
manusia dengan mengajak manusia menjadi lebih baik serta membentuk
manusia berkepribadian muslim. Diantaranya menjadi umat terbaik,
menjadikan Rasulullah sebagai teladan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi
orang lain dan sebagai pintu kemanan kepada Allah SWT.

3. 2 Saran
Saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah Semoga dengan makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami " Tanggung Jawab
Amal Ma'ruf Dan Nahyu Mungkar Dalam Pendidikan Islam." itu sendiri.
Demikian yang kami uraikan pada makalah ini, semoga dapat memberi
manfaat bagi kami dan yang mengkaji makalah ini. Dalam pembuatan
makalah ini pasti banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan pada penulisan
makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2008). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press.


Efendi, A. H. (2016). Al-Islam Studi AL-Qur’an. Yogyakarta: Deepublish.
Jawas, Y. (2017). Amar makruf Nahi Mungkar Menurut Ahli Sunnah Wal. Depok:
Pustaka Khazanah Fawa’id.
Taklimudin. (2018). Metode Keteladanan Pendidikan Islam Dalam Perspektif
Qur’an. Jurnal Pendidikan Islam .

10

Anda mungkin juga menyukai