Anda di halaman 1dari 45

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB TAYSIRUL AL-

KHALAQ

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

JAMILATUN NASIHATIS SHOLEHAH

NIM :2019 12.01.01. 6808

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS


ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................................................
..

LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL..................................................................................

DAFTAR
ISI.................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................


B. Fokus Penelitian...............................................................................................................
C. Rumusan Masalah...........................................................................................................
D. Tujuan Penelitian............................................................................................................
E. Manfaat Penelitian..........................................................................................................
F. Kajian Penelitian Terdahulu.........................................................................................
G. Pendekatan Dan Jenis Penelitian……………………………………………………
H. Kehadiran Peneliti…………………………………………………………………..
I. Data Dan Sumber Data Penelitian………………………………………………
J. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………..
K. Teknik Analisis Data………………………………………………………………..
L. Pengecekan Keabsahan Temuan…………………………………………………
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................................
A. Pendidikan Karakter..................................................................................
1. Pengertian Pendidikan
Karakter...........................................................................................................
2. Pendidikan Karakter dalam erspektif
Islam.................................................................................................................
3. Nilai-nilai Pendidikan Islam............................................................................
4. Ciri-Ciri Karakter………………………………………………………………
5. Tujuan Pendidikan Karakter………………………………………………..
6. Prinsip Pendidikan Karakter…………………………………………………..
7. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter…………………………………………………
B. Konsep Pendidikan
Karakter...........................................................................................
1. Keteladanan……………………………………………………………………
2. Kedisiplinan ……………………………………………………………………
3. Pembiasaan …………………………………………………………………..
4. Mencipatakan suasana yang kondusif…………………………………….
5. Proses pembentukan Karakter………………………………………….
6. Ruang Lingkup Nilai-Nilai Karakter………………………………….
C. Metode Pendidikan Karakter…………………………………………….
D. Iplementasi Pendidikan Karakter Peserta Didik……………………….
BAB III SISTEMATIKA DAN ISI KITAB TAYSIRUL AL-
KHALAQ..........................................................................................
A. ISI KITAB TAYSIRUL AL-
KHALAQ............................................................................
1. Takwa……………………………………………………………………..
2. Adab Guru……………………………………………………………
3. Adab Murid…………………………………………………………….
4. Hak-Hak Kedua Orang Tua……………………………………………….
5. Hak Saudara…………………………………………………………….
6. Hak Tetangga……………………………………………………….
7. Adab Pergaulan………………………………………………………..
8. Persahabatan (persatuan)……………………………………………
9. Persaudaraan……………………………………………………………
10. Adab Diforum Pertemuan…………………………………………….
11. Adab Makan……………………………………………………….
12. Adab Minum……………………………………………………
13. Adab Tidur……………………………………………..
14. Adab Masjid…………………………………………………….
15. Kebersihan……………………………………………………….
16. Jujur dan Dusta…………………………………………………….
17. Amanah…………………………………………………………….
18. Memlihara Diri………………………………………………………
19. Kharisma (Muru`ah)………………………………………………..
20. Hilm (Tidak Cepat Marah)……………………………………………
21. Pemurah ………………………………………………………………..
22. Tawadduk (Merendahkan Diri)………………………………………..
23. Berjiwa Besar…………………………………………………………..
24. Dendam………………………………………………………….
25. Dengki atau Iri Hati………………………………………..
26. Ghosib Atau Mengumpat………………………………….
27. Fitnah (adu domba)……………………………………………..
28. Takabbur (Sombong)………………………………………
29. Ghurur (Tertipu)………………………………….
30. Dzhalim (aniaya)…………………………………….
31. Adil …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin mengajarkan kepada manusia untuk
senantiasa mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Ajaran seperti itu
dilatarbelakangi karena manusia diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) dan tujuan
dari penciptaan manusia adalah untuk patuh dan menyembah kepada Allah SWT. Oleh
karena itu hendaklah mengembangkan potensi yang baik agar mampu menjadi insan
kamil yang senantiasa mengamalkan perbuatan baik dan mampu meraih kehidupan
yang bahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, manusia juga harus mampu
mengendalikan dirinya agar tidak terjerumus kedalam keburukan dan kesesatan
dengan menuruti hawa nafsunya dan tidak taat terhadap perintah dan larangan Allah
SWT yang akhirnya membawa dirinya kedalam neraka yang sangat pedih siksaannya.

Upaya memperbaiki akhlak, moral, dan karakter manusia adalah hal yang
wajib untuk di lakukan oleh setiap insan. Itu semua bertujuan agar manuasia mencapai
tujuan hidupnya, yakni mewujudkan insan kamil (manusia yang sempurna). Akhlak
menjadi hal yang pokok bagi manusia , karena itu Rasulullah menyuruh
umatnyauntuk senantiasa memperbaiki akhlak , seperti yang terkandung dalam hadist
berikut. “Sebagai mana artinya:”menceritakan kepada Al-Abbas bin Al-Walid Al-
Damasyqiy. Menceritakan kepada kami, Ali Bin Iyasy. Menceritakan kepada kami
Sa’id bin Umaroh. Menceritakan kepada ku Al-Harits bin An Nu’man. Aku
mendengar Anas bin Malik berkata, dari Rasulullah SAW bersabda: muliakan lah
anak-anakmu dan baguskanlah budiperketi mereka.”1

Hadits di atas mengingatkan kepada semua manusia agar mampu hidup mulia
dengan akhlak yang baik.

Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa manusia terlahir di dunia ini dalam
keadaan fitrah (suci) dan amal individu itu sendiri yang akan menentukan, apakah akan
masuk dalam surga allah jika amal baik lebih banyak dari pada yang buruk dan
sebaliknya jika amal buruk lebih banyak dari pada amal baik maka akan masuk dalam
nerakayang sangat pedih siksaannya. Kehidupan di dunia ini seyogyanya manusia
menjaga ke fitrahan yang ada pada dirinya dengan senantiasa taat dan patuh dalam
menjalankan semua perintah allah dan menjauhi larangannya. Lingkungan pendidikan
keluarga merupakan lingkungan pendikan yang pertama dan utama. Peran orang tua
dalam keluarga menjadi sangat urgen, yakni sebagai penanggung jawab keluarga
dalam semua aspek yang ada dalam keluarga. Oleh karena itu, orang tua hendaknya
menjadi anak-anaknya sebagai anak-anak yang shalih dan shalihah yang patuh pada
aturan agama. Hal itu memang tidak mudah di wujudkan selain dengan kerja keras dan
berupaya secara maksimal dengan mendidikan anak-anaknya yang sesuai dengan
ajaran islam, baik dengan perkataan yang berupa peringatan, perintah, larangan dan
berupa contoh perbuatan yang baik. Allah berfirman dalam al-qur an menjelaskan agar
supaya keluarga memperhatikan pendidikan bagi anaknya supaya terhindar dari
kelemahan baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun psikis. Al-Qur an
memerintahkan agar menjaga keluarga dari api neraka, sebagai mana yang di sebutkan
dalam surat at-Tahrim ayat 6.
1
Mhammad Bin Yazid Abu Abdullah, Sunan Ibnu Majah Juz II, ( Bairud: Dar Al-Fikr,tt), hal. 1211.
Lihat MAktabah Syakmilah
Yang artinya: “Hai orang-orang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga
kamu dari api neraka yang bahan bakar nya adalah manusia- manusia dan batu-batu;
Diatasnya malaikat-malaikar yang kasar-kasar, yang keras-keras, yang tidak
mendurhakai Allah menyangkut apa yang dia perintahkan kepada mereka dan mereka
mengajarkan apa yang di perintahkan”.2

Lembaga pendidikan ( sekolah \madrasah ) merupakan lingkungan pendidikan


kedua setelah keluarga, yaitu merupan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses
pembudayaan umat, merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang kurtural dan
edukatif terhadap peserta didik dan masyarakat tersebut. Tanggung jawab lembaga
pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan islam adalah erat
kaitannya dengan usaha mensukseskan misi sebagai seorang muslim.3

Dengan demikian upaya penerapan pendidikan karakter dilembaga formal


dalam membentuk dan membina karakter peserta didik sangat diperlukan. Berdasarkan
pada UU No 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional Pada Pasal 3, Yang
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalm rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Karakter itu sendiri merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan


dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesame manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hokum, tatakrama, budaya, dan adat istiadat.

Pembentukan karakter tidak dapat dilakukan dengan cara menghafal, karena ii


melekat dalam diri setiap manusia dan tergantung dari kemampuan diri. Karakter
hanya dapat di ajarkan kepada generasi muda dengan contoh dan teladan. Siswa harus
belajar dari pelajaran sejarah dunia. Bangsa yang maju adalah bangsa yang
mengandalkan sumber daya manusia bukan sumber daya alam. Oleh kkarena itu,
2
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahanya, OP.Cit, hal. 820
3
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta: Bumi Aksara, 1993) Cet. Ke 3, hal. 39
dalam pendidikan tidak bias terlepas dari penanaman karakter sebagai pembentukan
karakter peserta didik, sehingga dengan karakter tersebut peserta didik tidak hanya
memiliki pengetahuan yang unggul, melaikan juga memilki karakter yang mulia.

Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti “Nilai-nilai


Pendidikan Karakter Dalam Kitab Taysirul Al-Khalaq”. Penulis ingin mengatahui
bagaimana model pembelajaran Kitab Taysirul Al-Khalak dan Apa saja yang
terkandung pada Kitab Taysirul Al-Khalaq.

B. Fokus Penelitian

Mengingat luasnya ruanglingkup yang diuraikan dengan banyaknya


permasalahan yang muncul tetapi waktu dan tenaga, faktor biaya, dan pengetahuan
penulis sangat terbatas, maka dalam penelitian ini penulis akan menghususkan atau
membatasi pada permasalahan “ Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Kitab Tasyirul
Al-Khalaq

C. Rumusan Masalah
1) Apa saja nilai-nilai pendidikan yang ada dalam kitab Taysirul Al-Khalaq?
2) Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam kitab Taysirul Al-
Khalaq?
D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan hal tersebut maka secara umum tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang ada dalam kitab Taysirul Al-
Khalaq
2) Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam kitab
Taysirul Al-Khalaq
E. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat dari hasil penelitian ini akan di teliti secara teoritis dan
praktis. Dengan demikian , penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a) Manfaat Teoritis
Penelitian di harapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi
berupa pemikiran dan menambah wawasan terhadap nilai pendidikan dan
meningkatkan karakter siswa , khususnya nilai-nilai pendidikan karakter
yang ada dalam kitab tasyirul al- kholaq karya Hafizd Hasan Al-Mas’udi.
b) Manfaat Praktis
Dengan harapan lebih lanjut, penelitian ini dapat membantu
memberikan kontribusi kepada :
a. Bagi peneliti
Diharapkan kajian ini dapat diharapkan dapat dijadikan sebagai
penambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana menulis karya
ilmiah yang baik dan benar, guna mempersiapkan untuk melakukan
penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Dan memberikan
wawasan yang luas, tentang disiplin ilmu yang terkait dengan masalah
pendidikan dan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan
karakter yang ada dalam kitab Taysyirul Al-Khalaq
b. Bagi Universitas Zainul Hasan Kraksaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide pemikiran untuk
menambah wawasan atau ilmu pengetahuan dilingkungan kampus
Universitas Zainul Hasan Kraksaan d n dapat memberikan tambahan
literature bagu Universitas Zainul Hasan Kraksaan. Dan penelitian dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi pembelajara.
c. Bagi Pembaca
Kajian ini dapat memperkenalkan dan memberikan wawasan
dan pengetahuan serta informasi mengenai nilai-nilai pendidikan
karakter yang ada dalam kitab Taysirul Al-Khalaq
F. Kajian Penelitian Terdahulu
Peneliti akan membandingkan beberapa karya yang ada relevansinya dengan
judul skripsi ini. Berikut ini merupakan kajian pustakanya:
1. Skripsi yang ditulis Andrik Agus Stiawan Tahun (2020) yang berjudul
“Nilai-nilai Akhlak Dalam Kitab Taysirul Al-Khalaq Krangan Hafid Hasan
Al-Mas’udi dan Relevansinya Dengan Karakter Siswa.4
Ringkasan singkat dari karya ilmiah ini yakni penelitian ini berfokus
pada Nilai-nilai Akhlak dalam Taysirul Al-Khalaq ( Kitab). Dilatar
belakangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami manusia
saat ini, tidak sedikit pula dampak negatif terhadap sifat hidup dan
prilakunya, baik sebagai umat beragama, maupun sebagai makhluk individu
dan sosial.

Fokus penelitian, peneliti fokus pada nilai pendidikan akhlak dan


relevansi nilai akhlak yang terdapat dalam kitab Taysirul Al-Khalaq al-
Mas’udi dengan pendidikan karakter.

Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka (Library research).


Penulis berusaha mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam
kitab taysirul al-khalaq. Teknik pengumpulan data yang digunakan data
liteterer yaitu penggalian bahan pustaka yang relevan dengan objek
pembahasan yang bersangkutan. Dan pendekatan yang digunakan adalah
deskriptif, yaitu menggambarkan ke adaan objek penelitian, berdasarkan
fakta yang tampak.

2. Skripsi yang ditulis Firiani Faisatin Nisa, yang berjudul “Kajian Kitab
Taysirul Khalaq Pada Kegiatan Kelompok Kerja (POKJA) Agama Dalam
Membina Akhlak Siswa Disekolah Menengah Kejuruan Negri (SMKN 1
Tegal Sari-Banyuangi”.5

Ringkasan singkat dari karya ilmiah ini yakni mengingat peningnya


moralitas bagi kehidupan manusia, maka perkembangan moral menjadi
sangat penting. Pembangunan moral , di sisi lain didasarkan pada asumsi

4
Andrik Agus Stiawan, Nilai-nilai Akhlak Kitab Taysirul Al-Khalaq Karangan Hafizh Hasan Al-
Mas’udi dan relevansinya dengan karakter siswa, (Skripsi, IAIN Ponorogo, 2020)
5
Fitriani Faisatin Nisa, Kajian Kitab Taysirul Al-KHalak Pada Kegiatan Kelompok Kerja (POKJa)
Agama Dalam Membina Akhlak Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negri (SMKN) 1 Tegalsari-
Banyuangi(Skripsi, IAIN Jember, 2020).
bahwa moral adalah hasil dari upaya pembinaan dan tidak terjadi dengan
sendirinya. Pembentukan kepribadian sesorang memerlukan proses tertentu,
antara lain pendidikan, pembiasaan, pemberian ancaman atau hukuman. Dan
pelajaran moral bertujuan untuk menjadikan orang baik terhadap tuhan,
manusia, dan di sekitar mereka.

Fokus penelitian, peneliti fokus pada kegiatan pendahuluan, kegiatan


inti,dan kegiatan penutup kajian kitab taysirul al-kholaq pada kegiatan
kelompok kerja (POKJA) agama agama dalam membina akhlaq siswa di
sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) 1 Tegalsari –Banyuangi.

Metode penelitian yang di gunakan adalah pendekan kualitatif


deskriktif, jenis penelitian yang di gunakan adalah field research.tekni
pengumpulan data yang di lakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi.

3. Skripsi yang di tulis Sri Rani Masruroh, yang berjudul: “Konsep Akhlak
dalam Kitab Taysirul Kholaq Karya Hafidz Hasan Al-Mas’udi dan
Relevansinya dengan Pendidikan Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah’’.6

Ringkasan singkat dari karya ilmiah ini yakni pendidikan moral


adalah prinsip dasar dan keutamaan sikap dan kepribadian yang harus
dimiliki dan diciptakan oleh manusia. Pendidikan akhlak sangat penting
diajarkan sejak dini. Karena anak usia dini merupakan waktu yang tepat
untuk memberikan rangsangan yang positif kepada anak. Oleh karena itu,
pendidikan akhlak diperlukan untuk mencipatakan generasi yang
berkepribadian mulia. Salah satu kitab yang menjelaskan tentang pendidikan
akhlak adalah kitab taysirul al-khalak karya Hafizd Hasan Al-Mas’udi.

Fokus penelitian, peneliti fokus pada konsep akhlak dan relevansinya


pada konsep akhlak dalam kitab taysirul khalaq karya Hafizd Hasan Al-
Mas’udi dengan pendidikan akhlak dimandarsah ibtidaiyah.

6
Sri Rani Masruroh,Konsep Akhlak dalam Kitab Taysirul Kholakq Karya Hafidz Hasan al-mas’udi dan
Relevansinya dengan Pendidikan Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. (Skrip, IAIN ponorogo, 2021)
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian perpustakaan (Library
Reseach). Sumber data yang digunakan adalah data primer berupa kitab
taysirul khalaq karya Syekh Hafizd Hasan Al-Mas’udi. Adapun data
sekunder menggunakan data yang berkaitan masalah yang dikaji. Teknik
pengumpulan data dengan cara editing, organizing, dan penemuan hasil
penelitian. Teknik analisis data dengan tehnik analisis isi (coontent
analisys).

G. Pendekatan Dan Jenis Penelitian


Penelitian skripsi ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif
yaitu: penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasasa, pada suatu konteks husus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.7
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menemukan
gambaran atau hasil dari peristiwa, prilaku, subjek, atau fenomena yang
terjadi di masyarakat.
Metode penelitia Kepustakaan adalaha penelitian yang dilaksanakan
dengan menggunakan literature (kepustakaan) baik berupa buku, catatan
maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Kajian ini
dilakukan dengan menjelaskan secara gamblang (jelas) Nilai-nilai
Pendidikan Karakter Dalam Kitab Taysirul Al-Khalaq.
H. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama,
yaitu sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpulan
data. Sebagai pelaksana, peneliti melaksanakan penelitian ini di
Perpustakaan untuk mengetahui efektif atau tidaknya strategi yang
digunakan dalam upaya pendidikan karakter dalam kitab taysirul khalaq.
7
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010), hal.6
I. Data dan Sumber Data Penelitian
Informasi atau sumber data diperoleh dari:
1. Buku
2. Jurnal
3. Skripsi
4. Artikel
J. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah terpenting dalam
penelitian, karena tujuan penelitian adalah untuk menangkap data. Tanpa
pengetahuan tentang teknik pengumpulan data peneliti tidak akan dapat
memperoleh data yang sesuai dengan standar data yang telah di tetapkan.
Untuk mendapatkan data yang di butuhkan dalam peneliti ini, peneliti
memilih teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi ialah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Ilmuwan
hanyadapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta mengenai dunia nyata
yang dapat di peroleh melalui observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan observasi non participatory (partisipatif), artinya peneliti tidak
ikut serta dalam kegiatan tersebut, tetapi peneliti berperan sebagai
mengamati kegiatan tersebut.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan maka
dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
pedoman wawancara semi terstruktur, yaitu peneliti bebas menanyakan apa
saja yang ingin peneliti ketahui, namun pertanyaan-pertanyaan tersebut tetap
berpengang teguh pada pedoman wawancara dan mempermudah informan
untuk memberikan jawabannya. Tujuan dari wawancara ini yaitu untuk
memperoleh data serta informasi terkait.

3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah terjadi atau sudah
berlaku. Dokumen tersebut dapat berupa tulisan, gambar atau karya oleh
seseorang.Teknik pengenpulan data melalui dokumentasi ini merupan
pelengkap dari metode observasi dan wawancara. Media yang di gunakan
oleh peneliti untuk dokumentasi adalah Handpone untuk merekam dan
pengambilan foto saat kegiatan berlangsung.
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif yang di lakukan oleh peneliti dalam
penelitian di Perpustakaan. Sebagai mana yang di ungkapkan oleh Molrong
dalam bukunya yaitu upaya yang di lakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat di
ceritakan kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Namun
dalam penelitian kualitatif lebih di fokuskan selama proses di lapangan
diantaranya adalah.
1. Pengumpulan
Pengungpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik,
yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi sebagaimana yang sudah di
jelaskan di BAB III metode penelitian pada Sub BAB Teknik pengumpulan
Data.
2. Verivikasi
Untuk mendukung hasil penelitian dan mendapatkan data yang
sesuai dengan karakteristik permasalahan dan tujuan penelitian diperlukan
teknik verifikasi data. Untuk mendapatkan keabsahan data perlu adanya uji
kredibelitas yang meliputi:perpanjang pengamatan, Member chek, Trigulasi,
dan menggunakan bahan referensi
3. Display
Menurut Miles & Huberman display data adalah perakitan,
pengorganisasian atau kompresi informasi yang memungkinkan penarikan
kesimpulan dan tindakan. Display data dapat membantu untuk memahami
apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu yang di dasarkan pada
pemahaman tersebut.
Kecenderungan Kognitif manusia adalah untuk mengurangi
informasi yang kompleks menjadi ringkas, selektif dan disederhanakan atau
konfigurasi mudah di pahami. Pemahaman bisa di lakukan melalui
pemilihan data yang tidak pernah di pertanyakan.
Display data bisa meliputi berbagai jenis matriks, grafik, diagram,
dan jaringan. Dalam analisis data, display data memiliki tiga fungsi yaitu;
mereduksi data dari yang kompleks menjadi yang sederhana,
menyimpulkan interpretasi peneliti terhadap data dan menyajikan data
sehingga tampil menyeluruh.
4. Penarikan Kesimpulan
Tahap ini adalah kegiatan analisis adalah kesimpulan dan verifikasi.
Dari awal pengumpulan data, analis kualitatif memiliki keteraturan dalam
hal pola, penjelasan, konfigurasi dan sebab akibat. Peneliti komponen
memegang kesimpulan ringan, menjaga keterbukaan dan skeptisisme, tetapi
pada tahap ini kesimpulan masih ada, belum lengkap dan jelas pada
awalnya, kemudian semakin eksplisit dan membumi, untuk menggunakan
istilah klasik Glaser dan Strauss.
L. Pengecekan Keabsahan Temuan
Dalam tubuh peneliti kualitatif terdapat usaha untuk meningkatkan
derajat kepercayaan data yang disini dinamakan keabsehan data, hal ini
sanagat di perlukan dalam penelitian kualitatif agar jelas bahwa
penelitiannya benar-benar dapat di pertanggung jawabkan dari segala segi.
Untuk mendapatkan keabsehan data, maka di perlukan teknik
pemeriksaan keabsehan data. Adapun teknik pemeriksaan keabsehan data
dalam penelitian di MA Bahrul Ulum Besuk. Seperti yang di saratkan oleh
sugioyono yaitu ‘’Dalam pengujian keabsehan data, metode penelitian
kualitatif meliputi uji Credibility, Transferability, Dependability, dan
konfirmability’’,
1. Uji Kredibility
Uji kredibility dalam penelitian di MA Bahrul Ulum Besuk antara
lain di lakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dan penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus
negatif, dan member check.
2. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah di temui maupun yang baru.Dengan perpanjang pengamatan ini,
berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk
repport,semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak
akan ada informasi yang di sembunyikan lagi.
3. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan, maka
peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah di
temukan itu salah atau tidak, dan peneliti dapat memberikan deskripsi data
yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
4. Trianggulasi
Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu.
5. Tahap-Tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini secara garis besar dibagi
menjdi tiga tahapan, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pelaporan.
a) Tahap Persiapan
1) Memiliki keadaan lapangan.
2) Mengurus perizinan di lapangan
3) Menyiapkan perlengkapan penelitian, serta
4) Menyusun rancangan penelitian.
b) Tahap pelaksaan
1) Mengadakan observasi langsung ke lingkungan masyarakat, dengan
melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data.
2) Memasuki lapangan, dengan mengamati beberapa fenomena
kegiatan dan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan.
3) Setelah tersusun , langkah berikutnya melaksanakan pengumpulan
data-data dengan cara sebagai berikut.
4) Wawancara
5) Menyalin data dengan presensi kegiatan
6) Menelaah masalah
7) Menyusun tugas skripsi

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Definisi pendidikan karakter sangatlah banyak, namun supaya tidak
terjadi pembaharuan makna, maka peneliti memberikan batasan- batasan
pengertian karakter.

Kata character berasal dari bahasa yunani charassein,yang berarti To


engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat
batu atau metal.Berakar dari pengertian yang seperti itu, Character kemudian
diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenya melahirkan suatu
pandangan bahwa karakter adalah pola prilaku yang bersifat individual, keadaan
moral seseorang . setelah melewati tahap anak- anak , seseorang memiliki
karakter , cara yang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan
dengan prilaku yang ada disekitarnya.8

Menurut kamus bahasa definisi karakter adalah tabiat atau kebiasaan. 9


secara umum karakter di artikan sebagai perilaku yang di landasi oleh nilai-nilai
berdasarkan norma agama , kebudayan, hukum/ konstitusi, adat istiadat, dan
estetika. 10Watak di artikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi
segenap pikiran dan perbuatannya, dan berarti pula tabi'at, dan budi pekerti.11

Seperti yang di ungkapkan oleh abdul majid karakter merupakan sesuatu


yang mengkualifikasikan seseorang pribadi. karakter menjadi indentitas yang
mengatasi pengalaman kontigen yang selalu berubah.Dari kematangan karakter
inilah , kualitas seorang pribadi diukur.12 Berdasarkan pendapat di atas dapat di
jelaskan bahwa karakter merupakan tingkah laku yang di landasi dengan sifat
yang melekat pada diri peserta didik.karakter di bentuk oleh pribadi seseorang
sesuai dengan perilakunya.

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara


intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.Tujuan pendidikan
dalam hal ini agar generasi muda sebagai penerus generasi tua dapat menghayati,
memahami, mengamalkan nilai- nilai atau norma- norma tersebut dengan cara
mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
yang melatar belakangi nilai- nilai dan norma- norma hidup dan kehidupan.13

8
Daryanto, Suryatri dan Darmiatun, Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah, (Yogyakarta:
Penerbit Gava Media, 2013), hal. 63-64
9
Safuan Al Fandi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Solo:Sendang Ilmu, 2002), hal. 278.
10
Abdullah Munir, Pendidikan Karakter(Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah),
(Yogyakarta:Pedagogia, 2010), hal, 2.
11
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam,
(Jakarta:Raja wali Pers, 2012), hal 123.
12
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012) hal 8
13
Mansur Muslich,pendidikan karakter,(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011),h.67.
Seperti yang diungkapkan oleh Hamdani Hamid menyatakan " Bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
tempramen, watak." Adapun karakter adalah kepribadian, berprilaku, bersifat,
bertabiat, dan berwatak.14 Pendidikan karakter di sekolah secara sederhana bisa
didefinisikan sebagai," pemahaman, perawatan, dan pelaksanaan
keutamaan( practice of virtue). oleh karena itu, pendidikan karakter di sekolah
mengacu pada proses penanaman nilai, berupa pemahaman - pemahaman, tata
cara merawat dan menghidupi nilai- nilai itu, serta bagaimana seorang siswa
memiliki kesempatan untuk dapat melatihkan nilai- nilai tersebut secara nyata.15

Berdasarkan pendapat di atas mengenai pengertian pendidikan karakter


bukan hanya terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang
melekat, mengiringi , dan menyertainya( suasana yang mewarnai, tercermin dan
melingkupi proses pembelajaran pembiasaan sikap dan perilaku yang
baik) .pendidikan karakter tidak berbasis hanya pada materi saja, tetapi pada
kegiatan .

Karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan.keduanya


didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada pemikiran lagi karena
sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut
dengan kebiasaan .

Apabila peserta didik berperilaku tidak jujur, tentu orang tersebut telah
memanifestasikan perilaku buruk.sebaliknya, apabila seseorang berprilaku jujur ,
tentu orang tersebut memanifestasikan perilaku mulia. seseorang yang
berkarakter apa bila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Kita berharap dengan diadakannya pendidikan karakter, semoga


pendidikan di indonesia pendidikan dan peserta didik karakter baik, ber akhlak
mulia, tidak ada lagi korupsi dan tindakan- tindakan kekerasan yang melawan
hukum dan norma- norma yang ada di negara kita.

2. Pendidikan karakter dalam prespektif islam

Secara umum karakter dalam perspektif islam di bagi menjadi dua, yaitu
karakter mulia dan karakter tercela, karakter mulia harus di terapkan dalam
kehidupan setiap muslim sehari- hari, sedang karakter tercela harus di jauhkan
dari kehidupan setiap muslim. Implementasi karakter dalam islam tersimpul

14
Hamnadi Hamid dan Beni Ahmad Saebani,Pendidikan Karakter Perspektif Islam(Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2013),h.30
15
Doni Koesomo Albertus,Pendidikan karakter,(Jakarta:Pt Grasindo, 2011),h.192-193
dalam pribadi Rosulullah Saw, dalam pribadi Rosul, bersemai nilai- nilai akhlak
yang mulia dan agung.16

‫لقد كا ن لكم في رسو ل هللا اسو ة حسنة لمن كا ن ير جوا اللهواليو م االخر وذ كر‬
‫اللهكثيرا‬

Artinya: " Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagi mu( yaitu) bagi orang yang mengharap( rahmat) Allah dan
( kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah ".17

Karakter tidak di ragukan lagi memiliki peran besar dalam kehidupan


manusia.Pembinaan karakter di mulai dari individu18.dalam islam karakter
menepati kedudukan penting dan di anggap memiliki fungsi dan vital dalam
memandu kehidupan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan ayat al- qur an diatas, yang mempunyai peran


terpenting dalam pembentukan karakter bagi peserta didik, yang nantinya dapat
merubah karakter peserta didik dari perilaku yang mengarah kepada hal- hal
yang sifatnya positif.disini yamg mempunyai peran terpenting untuk mengubah
peserta didik, di butuhkan keteladanan pendidik itu sendiri karena kebiasan
pendidik ketika proses mengajar, baik itu di lingkungan sekolah bahkan di luar
sekolah menjadikan sorotan utama bagi peserta didik.

3. Nilai dasar pendidikan islam

Nilai dasar adalah pangkal tolak suatu aktifitas dan merupakan


landasan untuk berdirinya suatu.Adapun jenis- jenis nilai dasar pendidikan
islam, Abdul majid, dian andayani, menjelaskan dalam bukunya pendidikan
karakter perspektif islam secara ringkas dapat di jabarkan sebagai berikut:

a. Nilai ilahiyah
1. Iman, yaitu sikap yang penuh kepercayaan kepada allah.
2. Islam, sebagai kelanjutan iman, maka sikap pasrah
kepadanya, dengan meyakini bahwa apapun yang datang

16
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2012),h.59
17
QS. Al-Ahzab(33):21
18
Ibid…,h.59
dari tuhan tentu mengandung hikmah kebaikan, yang tidak
mungkin di letahui seluruh ujudnya oleh kita yang dhaif.
3. ihsan, yaitu kesadaran uang sedalam dalamnya bahwa allah
senantiasa hadir atau berada bersama kita dimanapun kita
berada.
4. taqwa, yaitu sikap yang sadar penuh bahwa allah selalu
mengawasi kita.
5. ikhsan, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan.
6. tawakkal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada allah
dengan penuh harapan kepadanya.
7. syukur, yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan
penghargaan, dalam hal ini atas segala nikmat dan karunia
yang tidak berbilang banyaknya.
8. sabar, yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup,
besar dan kecil, lahir dan batin.19
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa nilai- nilai
ilahiyah yang di ajarkan dalam islam akan cukup mewakili
nilai- nilai keagaman yang mendasar yang perlu di
tanamkan pada anak, sebagai bagian amat penting dari
pendidikan karakter.
b. Nilai insaniyah
Keberhasilan pendidikan bagi anak- anak tidak cukup di ukur
hanya dari segi seberapa jauhanak itu menguasai hal- hal yang
bersifat kognitif atau pengetahuan tentang suatu masalah
semata.Adapun nilai- nilai insaniyah yang di kemukakan oleh abdul
majid sebagai berikut:
1). sillat ar- rahmi, yaitu pertalian rasa cinta kasih antara sesama
manusia, khususnya antara saudara, kerabat , tetangga, dan
seterusnya.
2) Al- ukhuwah, yaitu semangat persaudaraan, lebih- lebih kepada
sesama orang beriman.
3) Husnu al- dzan , yaitu barbaik sangka kepada sesama manusia,
berdaarkan ajaran agama bahwa manusia itu pada asal dan
hakikat aslinya adalah baik.
4) Al- tawadhu, yaitu sikap rendah hati, sebuah sikap yang tumbuh
karena keinsafan bahwa segala kemuliayaan hanya milik allah.
5). Al- wafa, yaitu tepat janji.salah satu sifat orang yang benar-
benar beriman ialah sikap selalu menepati janji bila membuat
penjanjian.
19
Abdul Majid,Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2012),93
6) Insyirah, sikap lapang dada yaitu sikap penuh kesediaan
menghargai orang lain dengan pendapat- pendapat dan
pandangan - pandangannya.
7) Iffah atau ta' affuf, yaitu sikap penuh harga diri, namun tidak
sombong, jadi tetap rendah hati, dan tidak mudah menunjukkan
sikap memelas
8) Qawaniyah, yaitu sikap tidak boros dan tidak perlu kikir dalam
menggunakan harta, melainkan sedang antara keduanya.20

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa nilai- nilai insaniyah yang


membentuk ketaqwaan, akhlajk mulia dan akan membantu mengidentifikasi
agenda pendidikan karakter, baik dalam rumah rumah tangga maupun di
sekolahan.

4. Ciri- ciri karakter


Keluarga di pandang sebagai penduduk karakter yang utama pada anak,
disamping sekolah yang juga dianggap sebagai pusat pengembangan karakter
pada anak.Hal ini di sebabkan karena pengaruh sosialisasi orang tua pqda anak
terjadi sejak dini sampai anak dewasa.Adapun ciri- ciri dari karakter adalah
sebagai berikut:
a) Memiliki kepedulian terhadap orang lain dan terbuka terhadap pengalaman
dari luar
b) Secara konsisten mampu mengelola emosi;
c) Memiliki kesadaran terhadap tanggung jawab sosial dan menerimanya
tanpa pamrih
d) Melakukan tindakan yang benar meskipun tidak ada orang lain memiliki
yang melihat
e) Memiliki kekuatan dari dalam untuk mengupayakan keharmonisn dengan
lingkungan sekitar dan;
f) Mengembangkan standar probadi yang tepat dan berprilaku yang kosisten
dengan standar tersebut.21
Seperti yang di ungkapkan oleh Holmgren dalam bukunya Sri lestari bahwa
sanya " individu yang memiliki karakter yang kuat mampu bersikap rasional dan
tidak mudah terombang- ambing oleh keyakinan yang salah tentang nilai sesuatu
yang ada di luar dirinya."22
Berdasarkan pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa ciri- ciri karakter
ialah memiliki rasa peduli terhadap orang lain, mampu menjaga emosi, memiliki

20
Abdul Majid,Dian Andayati, Pendidikan Karakter Perspektif Islam.h. 94
21
Sri Lestari, Psikologi keluarga (penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga),
(Jakarta:Kencana,2012),h.95
22
Ibid,.
tanggumg jawab, rasa tidak ingin di puji atas tindakan yang dilakukan, dan
mempunyai pribadi dan prilaku yang konsisten.
5. Tujuan pendidikan karakter
Pendidikan karakter bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, dan seimbang sesuai dengan
standar kompetensi kelukusan
Pendidikan karakter adalah pendidikan akhlak yang menyentuh ranah
kognitif , afektif, dan psikomotorik. pendidikam karakter menjamah unsur
mendalam dari pengetahuan, perasaan, dan tindakan .Pendidikan karakter
menyatukan tiga unsur tersebut adalah akidah, ibadah, dan muamalah. Bahasa
tauhid sering di sebut dengan iman, islam, dan ihsan.Ketiga unsur itu harus
menyatu dan terpadu dalam jiwa peserta didik, sehingga akhlak yang tergabung
berlandasan keimanan, keislaman, dan keikhlasan.Hal ini sesuai dengan Tujuan
pendidikan Nasional pasal 1 Undang- Undang Sikdiknas tahun 2003 menyatakan
bahwa pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia.
Tujuan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
1) Membentuk siswa berpikir rasional, dewasa, dan bertanggung jawab
2) Mengembangkan sikap mental yang terpuji
3) Membina kepekaan sosial anak didik
4) Membangim mental optimis dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan
tantangan
5) Membentuk kecerdasan emosional
6) Membentuk anak didik yang berwatak pengasih, penyayang, sabar, beriman,
taqwa, bertanggung jawab, amanah, jujur, adil, dan mandiri.23

Berdasarkan pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa pendidikan


karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia , bermoral, bertoleransi, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai
oleh iman dan taqwa kepada tuhan yang maha esa berdasarkan pancasila.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu


penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi kelulusan. melalui
pendidikan karakter di harapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

23
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:Pustaka
Setia, 2013), hal 37.
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai- nilai karakter dan akhlak mulia
sehingga terwujud dalam prilaku sehari- hari.24
Tujuan pendidikan karakter disekolah tidak lain adalah adanya perubahan
kualutas tiga aspek pendidikan, yakni kognitif, efektif, dan psikomotorik,
ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara tiga ranah
itu, ranah kognitif yang paling banyak di nilai oleh para guru disekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran.25
Dari berbagai pengertian di atas mengenai tujuan pendidikan karakter, lebih
mengarah sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian
secara utuh dari seseorang mentalitas, sikap dan perilaku.Pendidikan karakter
semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti.Pembelajaran tentang tata-
krama, sopan santun, dan adat -istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam
ini lebih menekankan kepada prilaku -prilaku aktual tentang bagaimana seseorang
dapat di sebut berkepribadian baik atau tidak baik.
6. Prinsip pendidikan karakter
Pendidikan karakter di sekolah akan terlaksana dengan lancar, jika guru
dalam pelaksanaanya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter.
kemendiknas 2010 memberikan rekomendasi 11 prinsip untuk mewujudkan
pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut:
a.Mempromosikan nilau- nilai dasar etika sebagai basis karakter
b. Mengidentifikasikan karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku.
c. Mengugunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter
d. Menciptakan komonitas sekolah yang memiliki kepedulian
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan prilaku
yang baik
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang
yang menghargai semua peserta didik, mrmbangun karakter mereka,
dan membantu mereka untuk sukses
g. Mengusahakan tumbuhnya motifasi diri pada para peserta didik
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komonitaf moral yang
berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada
nilai dasar yang sama
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter

24
Daryanto,Suryatri dan Darmiatun, Implementasi Pendidikan.,h.45.
25
Bamawi,M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,(Jakarta:Ar-Ruzz
Media,2013),h.28
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam
usaha membangun karakter
k. Mengevaluasi karakter sekolah , fungsi staf sekolah sebagai guru- guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta
didik.26
Dari penjelasan tentang prinsip di atas, harus adanya saling kerja sama
baik itu pendidikan dan peserta didik , agar nantinya berjalan dengan efektif dari
tujuan sebuah pendidikan karakter.
7. Nilai- nilai pendidikan karakter
Di sisi lain pendidikan karakter merupakan upaya yang harus
melibatkan semua pemangku kepentingan dan dalam pemdidikan karakter
mempunyai penjelasan sebagai berikut:
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter
peserta didik di harapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasikan serta
mempersonalisasikan nilai- nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam prilaku sehari- hari.27
Menyebutkan bahwa nilai yang benar dan diterima secara universal
adalah nilai yang menghasilkan suatu prilaku dan prilaku itu berdampak positif,
baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain, Selanjutnya Richard
menjelaskan bahwa yang di maksud nilai adalah, suatu kualitas yang di
bedakan menurut,(1) kemampuannya untuk berlipat ganda atau bertambah,(2)
kenyataan bahwa makin banyak nilai yang di berikan kepada orang lain makin
banyak pula nilai serupa yang di terima atau " di kembalikan" dari orang lain.28
Dari penjelasan di atas tentang nilai- nilai pendidikan karakter,
bahwasanya pendidikan karakter di sekolah, tidak semata- mata pembelajaran
pengetahuan samata, tetapi lebih dari itu, penanaman moral, niali- nilai etika,
estetika, budi pekerti yang luhur , dan lain sebagainya.Menumbuh suburkan
nilai- nilai yang baik dan mencegah berlakunya nilai yang buruk.
B. Konsep pendidikan karakter
Komsep dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap
sebagai berikut.
1. keteladanan
Allah SWT. dalam mendidik manusia mengugunakan contoh atau
teladan sebagai model terbaik agar mudah di serap dan di terapkan pada
26
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi,(Bandung:Al-fabeta,2012),h.35
27
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter,(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011),h.9
28
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter.,h.31
manusia.contoh atau teladan itu di perankan oleh para Nabi dan Rosul,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Mumtqhanah:

‫لقد كا ن لكم فى رسو ل هللا اسوة حسنة لمن كان ير جو االلهاال خر واليو م اال خر ومن‬
‫يتو ّل فا ّن اللله هو الغنى الحميد‬

Atinya: " Sesungguhnya pada mereka itu( ibrahimdan umatnya) ada


teladan yang baik bagimu;( yaitu) bagi orang - orang yang mengharap
( pahala) Allah dan ( keselamatan pada) hari kemudian. dan barang siapa yang
brrpaling, maka sesungguhnya allah dialah yanga maha kaya lagi maha
terpuji. 29( Al- mumtahanah/60:6)

Begitu pentingnya keteladanan sehingga tuhan menggunakan


pendekatan dalam mendidik umatnya melalui model yang harus dan layak
dicontoh.oleh karena itu, wdapat di katakan, bahwa keteladanan merupakan
pendekatan pendidikan yang ampuh. Dalam lingkungan keluarga misalnya,
orang tua yang diamanahi berupa anak- anak, maka menjadi teladan yang baik
bagi anak- anak. Orang tua harus bisa menjadi figur yang ideal bagi anak-
anak dan harus menjadi panutan yang bisa mereka andalkan dalam
mengarungi kehidupan ini.30

Dalam pendidikan nilai dan spiritualitas, pemberian teladan


merupakan strategi yang biasa di gunakan . Untuk dapat menggunakan
strategi ini, ada dua syarat yang harus di penuhi, pertama, guru atau orang tua
harus berperan sebagai model yang baik bagi murid- murid atau anak-
anaknya.kedua, anak- anak harus meneladani orang- orang terkenal yang ber
akhlak mulia, terutama Nabi muhammad SAW, bagi yang beragama islam
dan para Nabi yang lain.31

Berdasarkan pemdapat di atas yang mempunyai peran terpenting


dalam pembentukan karakter bagi peserta didik, yang nantinya dapat merubah
karakter peserta didik dari perilaku yang mengarah kepada hal- hal yang
sifatnya positif. disini yang mempunyai peran terpenting untuk mengubah
peserta didik, di butuhkan keteladanan pendidik itu sendiri karena kebiasaan
pendidik ketika proses mengajar, baik itu di lingkungan sekolah bahkan di
luar sekolah menjadikan sorotan utama bagi peserta didik.

2. Kedisiplinan
29
QS.Al-Muntahanah (60):6
30
Furgon Hidayatullah, Pendidikan Karakter:Membangun Peradaban Bangsa,(Surakarta:yuna
pustaka,2010),h.40
31
Darmiyati,Zuhdan, Muhsinatun, Model Pendidikan Karakter, (Yogyakarta:Cv Multi Persedo,
2013),h.18
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan karena merupakan sebuah pencapaian dari hasil proses belajar,
berikut penjelasan:

Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang sungguh-


sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban
serta berprilaku yang seharusnya berlaku di dalam suatu lingkungan
tertentu.realisasinya harus terlihat dalam perbuatan atau tingkah laku yang
nyata, yaitu perbuatan tingkah laku yang sesuai dengan aturan- aturan atau
tata kelakuan yang semestinya.32

Disiplin moral memiliki tujuan jangka panjang untuk membantu anak-


anak dan remaja berprilaku secara bertanggung jawab dalam setiap situasi,
bukan hanya ketika orang dewasa mengawasi, disiplin moral berusaha
membangun sikap hormat siswa pada peraturan , hak- hak orang lain dan
kewenangan sah guru, tanggung jawab siswa atas perilaku mereka sendiri dan
tanggung jawab mereka terhadap komunitas moral kelas.33

Berdasarkan pendapat di atas dapat di pahami bahwasanya untuk


mencapai kedisiplinan itu sendiri diperlukan perjuangan dan komitmen
pendidik itu sendiri, apabila sebuah kedisiplinan tidak di terapkan bagi
pendidik dan sekolah maka tidak akan mudah untuk membentuk karakter.

3. Pembiasaan

Menggambarkan bahwa anak akan tumbuh sebagaimana lingkungan


yang mengajarinya dan lingkungan tersebut juga merupakan sesuatu yang
menjadi kebiasaan yang dihadapinya setiap hari. jika seseorang anak tumbuh
dalam lingkungan yang mengajarinya berbuat baik maka di harapkan ia akan
terbiasa untuk selalu berbuat baik begitu sebaliknya.34

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja di lakukan secara ber ulang-


ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. pembiasaan sebenarnya
berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang
diamalkan.pembiasaan menempatkan kekuatan karena akan menjadi
kebiasaan yang melekat sepontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk
berbagai kegiatan dalam setiap pekerjaan dan aktifitas lainnya.35

4. Menciptakan suasana yang konduksif


32
Furqun Hidayatullah. Pendidikan Karakter.,h.45
33
Thomas Lickono, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik,
(Bandung:Nusa Media, 2013),h.149
34
Furqon Hidayatullah. Pendidikan Karakter, h.50
35
Mulyasa, Manajamen Pendidikan,h.166
lingkungan dapat di katakan merupakan proses pembudayaan anak
dipengaruhi oleh kondisi yang setiap saat di hadapi dan dialami anak.
Demikian halnya, menciptakan seasana yang konduksif di sekolah merupakan
upaya membangun kultur atau budaya yang memungkinkan untuk
membangun karakter, terutama berkaitan dengan budaya kerja dan belajar
disekolah.Tentunya bukan hanya budaya akademik yang di bangun tetapi juga
budaya- budaya yang lain, seperti membangun budaya berprilaku yang di
landasi akhlak yang baik.36

Berdasarkan penjelasan atas, apabila di dalam lingkungan sekolah


pendidikan yang mempunyai peran utama untuk menumbuhkan hal- hal yang
sifatnya bisa membawa peserta didik kearah yang positif, bagaimana
menumbuhkan kebiasaan yang baik, misalnya membuang sampah pada
tempatnya itu akan membudayakan peserta didik dan bahkan orang- orang
yang terdapat di lingkungan sekolah untuk membuang sampah pada
tempatnya, bagi pelanggar peraturan mendapat hukuman baik itu peserta didik
dan bahkan pendidik, itu nantinya bisa menumbuhkan terceptanya pendidikan
karakter.

Pelibatan seluruh warga sekolah dalam menyukseskan pendidikan


karakter dapat dilakukan melalui strategi umun dan strategi khusus:

a. Strategi umum
Pertama , pelibatan seluruh warga sekolah harus dilakukan berdasarkan
rencana kebutuhan yang jelas.kedua, dalam setiap kegiatan pendidikan perlu
senantiasa di kembangkan sikap dan kemampuan profesionl. ketiga, kerja sama
sekolah dengan perusahaan dan dunia industry perlu terus- menerus di
kembangkan, terutama dalam memanfaatkan perusahaan dan dunia industry
untuk laboratorium pratik, dan objek studi.
b. Strategi khusus
Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan
pengembangan dan peningkatan manajemen yang lebih efektif. Strategi
tersebut berkaitan dengan kesejahteraan seluruh warga sekolah, khususnya
tenaga pendidikan, baik yang menyangkut pendidikan prajabatan calon tenaga
pendidikan, rekrutmen dann penempatan , pembinaan kualitas, dan tenaga
kependidikan, dan pengembangan karier.37
Maka dari penjelasan di atas, itu semua adalah strategi untuk
mensukseskan pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh , guna untuk
mengembangkan berbagai kompetensi peserta didik yang mereka miliki,
lembaga pendidikan adalah wadahnya guna untuk mewujudan , terutama dalam
36
Furqon Hidayatullah.Pendidikan Karakter,h.52
37
Mulyasa, Manajemen Pendidikan, h.38
kaitannya dengan pengembangan akhlak dan moral peserta didik itu adalah
tujuan utama, peningkatan mutu pendidikan juga menjadi sorotan utama intansi
sekolah harus memberikan pelatihan- pelatihan, terhadap pendidikan guna
menambahkan strategi baru dan wawasan keilmuan yang baru, bahkan peran
kedua orang tua harus ada, karena pendidikan bukan hanya dilembaga
pendidikan tapi orang tua dan keluarga menjadj pendidik pertama bagi peserta
didik itu sendiri.
5. Proses pembentukan karakter

Karakter yang kuat biasanya di bentuk oleh penanaman nilai yang


menekankan tentang baik dan buruk.Nilai ini di bangun melalui penghayatan
dan pengalaman, membangkitkan rasa ingin dan bukan menyibukkan diri
dengan pengetahuan. 38

Pembentukan karakter, adalah sebagai berikut:

a. Kaidah kebertahapan, artinya proses perubahan ,


perbaikan , dan pengembangan harus dilakukan secara
bertahap.
b. Kaidah kesinambungan, artinya perlu adanya latihan
yang dilakukan secara terus- menerus
c. Kaidah momentum, artinya mempergunakan berbagai
momentum peristiwa untuk fungsi pendidikan dan
latihan.
d. Kaidah motivasi intrinsik, artinya karakter anak
terbentuk secara kuat dan sempurna jika di dorong oleh
keinginan sendiri, bukan karena paksaan dari orang lain.
e. Kaidah pembimbing, artinya perlu bantuan orang lain
untuk mencapai hasil yang lebih baik dari pada dilakukan
seorang diri.Pembentukan karakter ini tidak bisa
dilakukan tanpa seorang guru atau pembimbing.39

Pondasi awal terbentuknya karakter kepercayaan dan konsep diri.


pengalaman hidup yang berasal dari lingkungan kerabat, sekolah , televisi,
internet, buku, majalah, dan berbagai sumber lainnya menambah pengetahuan
yang akan mengantarkan seseorang memiliki kemampuan yang semakin besar
untuk dapat menganalisis dan menalar objek luar, seiring perjalanan waktu,
maka penyaringan terhadap informasi yang masuk melalui pikiran sadar

38
Fauzil Adhim, Cara-cara Islami Mengembankan Karakter Positif Pada Anak Anda,
(Bandung:Mizan,2006),h.272.
39
Muhammad Anis Matta, Membentuk Karakter Cara Islami, (Jakarta:Al-I’tishom Cahaya
Umat,2003),h.67
menjadi lebih ketat sehingga tidak sembarang informasi yang masuk melalui
panca indera dapat mudah dan langsung di terima oleh pikiran bawah sadar.

6. Ruang lingkup nilai- nilai karakter

karakter bertujuan membentuk karakter peserta didik, upaya penerapan


pendidikan karakter harus bisa mengintregrasikan nilai karakter dalam mata
pelajaran dan harus dikembangkan di setiap sekolah.Nilai karakter di yang
dimaksud adalab sebagai berikut:

l. Jujur
2. Rejilius
3. toleransi
4. disiplin
5. kerja keras
6. kriatif
7. mandiri
8. demokratis
9. rasa ingin tahu
10. semangat kebangsaan
11. cinta tanah air
12. menghargai prestasi
13. bersahabat
14. cinta damai
15. gemmar membaca
16. peduli lingkungan
17. peduli sosial
18. tanggung jawab40
C. Metode Pendidikan Karakter

Terdapat 4 metode pendidikan karakter yang bisa di terapkan dalam


lingkungan pendidikan yaitu:

a) Mengajarkan
Mengajarkan ialah memberikan pahaman yang jelas tentang
kebaikan, keadilan, dan nilai sehingga murid memahami. fenomina
yang terkadang muncul individu tidak memahami arti kebaikan,
keadilan dan nilai secara konseptual, namun dia mampu

40
http://Tim Penelitian Program DPPB akat Minat dan Keterampilan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pendidikan Karakter (Pengalaman Implementasi Pendidikan di Sekolah),
(Yoqyakarta:Aura Pustaka,2011),h.12, di akses 25 juli 2016..
memperaktekkan hal tersebut dalam kehidupan mereka tanpa
disadari.41
Salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter adalah
mengajarkan nilai- nilai itu sehingga anak didik memiliki gagasan
konseptual tentang nilai- nilai pemandu perilaku yang bisa
dikembangkan dalam mengembangkan karakter
pribadinya.pemahaman konseptual ini juga mesti menjadi bagian dari
pemahaman pendidikan karakter itu sendiri.Sebab anak- anak akan
banyak belajar dari pemahaman dan pengertian tentang nilai- nilai
yang di pahami oleh para guru dan pendidik dalam setiap perjumpaan
mereka.42

b). Menentukan prioritas

Lembangan pendidikan memiliki prioritas dan tuntutan dasar


atas karakter yang ingin diterapkan di lingkungan mereka.Pendidikan
karakter menghimpun banyak kumpulan nilai yang dianggap penting
bagi pelaksanaan dan rialisasi dan fisi lembaga pendidikan.Oleh karena
itu, lembaga pendidikan mesti menentukan tuntutan standar atas
karakter yang akan di tawarkan kepada peserta didik sebagai bagian
dari kinerja kelembagaan mereka.43

Setiap sekolah memiliki prioritas karakter.Pendidikan karakter


menghimpun banyak kumpulan nilai yang dianggap penting bagi
pelaksanan dan rialisasi atas fisi dan misi sekolah. oleh sebab itu
lembaga pendidikan mesti menentukan tuntunan standar atas karakter
yang di tawarkan kepada murid sebagi bagian kinerja kelembagaan
mereka.44

c). Praksis prioritas

Unsur lain yang sangat penting bagi karakter adalah bukti


dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan karakter tersebut. Berkaitan
dengan tuntutan lembaga pendidikan atas prioritas nilai yang menjadi
fisi kinerja pendidikannya, lembaga pendidikan mesti mampu membuat
verifikasi sejauh mana fisi sekolah telah dapat direalisasikan dalam
lingkup pendidikan sekolastik melalui berbagai macam unsur yang ada
di dalam lembaga pendidika itu sendiri.45

41
M.Mahbubi.Pendidikan Karakter,(Yoqyakarta:Pustaka Ilmu Yoqyakarta),h.49-50
42
Doni Koesoema Albertus, Pendidikan Karakter,h.213
43
Ibid, h.215
44
M.Mahbubi,Pendidikan Karakter,h.51
45
Koesoema Albertus,Pendidikan Karakter,h.216
Unsur lain yang tak kalah penting ialah bukti realisasi prioritas
nilai pendidikan karakter.ini menjadi tuntutan lembaga pendidikan atas
prioritas nilai yang menjadi fisi kinerja pendidikannya.Sekolah sebagai
lembaga pendidikan harus mampu memverifikasi sejauh mana visi
sekolah tepah direalisasikan.46

d). refleksi

Refleksi merupakan kemampuan sadar has manusiawi. dengan


kemampian sadar ini manusia mampu mengatasi diri dan meningkatkan
kualitas hidupnya dengan lebih baik. jadi setelah tindakan dan prasisis
pendidikan karalter itu terjadi, barulah di adalan semacam pendalaman,
refleksi, untuk melihat sejaih mana lembaga pendidikan telah berhasil
atau gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter.47

D. Implemintasi Pendidikan Karakter Peserta Didik

Pelajaran pendidikan karakter yang dapat di terapkan pada peserta didik


mempunyai 4 sikap yaitu sikap tawassuth, tawazzun, sikap tasammuh, dan amar
ma'ruf nahi mungkar sedangkan ruanglingkup nilai karakter yang dapat
menerapkan karakter peserta didik yaitu demokratis mandiri, kerja keras, jujur,
semngat kebangsaan, gemar membaca, bertanggung jawab, peduli lingkungan,
peduli sosial, cinta damai, disiplin, toleransi, menghargai prestasi, bersahabat atau
komonikatif, cinta tanah air dan reliqius.

1. Sikap Tawassuth Yakni sikap Demukratis (bersedia mendengarkan


tengah atau muderat pendapat orang lain, menghargai
perbedaan pendapat, tidak
memaksakan kehendak kepada orang
lain, toeran dalam bermusyawarah
atau diskusi, bersedia melaksanakan
setiap hasil keputusan bersama,
menghargai keritikan yang
dilontarkan orang lain).
2. Sikap Tawazzun atau seimbang Mandiri (tidak mudah menyalahkan
dalam segala hal orang lain sebagai pembelaan diri)
Kerja keras ( berusaha mengerjakan
sesuatu pekerjaan dengan sebaik
mugkin)
Jujur (satunya kata antara niat dan
perbuatan)
Semangat kebangsaan (cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang
46
M.Muhbubi,Pendidikan karakter, h.52
47
Koesoema Albertus,Pendidikan Karakter,h.217
menempatkan kepentingan bangsa
dan Negara diatas kepentingan diri
dan kelompoknya).
Gemar membaca ( kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca
yang memberikan kebajikan bagi
dirinya)
Bertanggung jawab ( berbicara dan
berbuat serta berterus terang)
Peduli lingkungan (sikap dan
tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada
lingkungan alam disekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi)
Peduli sosial (sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan)
3. Sikap Tasammuh atau toleransi, Cinta dama (sikap, perkataan, dan
yakni menghargai perbedaan serta tindakan yang menyebabkan orang
menghormati orang yang memiliki lain merasa senang dan aman atas
prinsip hidup yang tidak sama kehadiran dirinya)
Disiplin (patuh pada setiap peraturan
yang berlaku)
Toleransi (sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya)
Menghargai prestasi (sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilakn sesuatu yang
berguna bagi masyarakat,, dan
mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain)
Bersahabat atau komonikatif
(tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain)
Cinta tanah air (cara berfikir,
bersikap, dn berbuat yang
menunjukkan kesetian, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi
bterhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa)
4.. sikap Amar Mkruf Nahi Mungkar Reliqius (sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain)48

BAB III
SISTEMATIKA DAN ISI KITAB TAYSIRUL AL-KHALAQ
B. Isi Kitab Taysirul Al-Khalaq
1. Takwa
Taqwa adalah menuruti segala perintah allah yang maha tinggi dan maha
besar serta menjauhi larangannya secara tersembunyi dan terang-terangan.maka
tidak sempurna taqwa kecuali dengan mengosongkan semua keburukan dan
menghiasi kebaikan-kebaikan.taqwa ialah suatu jalan seseorang yang
menempuhnya akan terpetunjuk tali yang kuat siapa saja yang memegangnya
akan selamat.
Sebab-sebab taqwa sangat banyak diantaranya:
Manusia memperhatikan bahwa dia hamba yang hina dan tuhannya maha
kuat dan perkasa tentu tidak layak bagi hina mendurhakai yang maha perkasa
karena ubun-ubunnya dalam kekuasaannya(Nasiyah: ubun-ubun,pada dasarnya
di pakai untuk bagian depan kepala atau rambut depan dan yang di maksud di
sini sosok yang sempurna) penyebab ketaqwaan selanjutnya mengingat mati,
seseorang yang menyadari bahwa ia akan mati tiada di hadapannya selain surga
dan neraka niscaya tergeraklah diriya melakukan amal-amal baik
semampunya,diantaranya perbuatan baik adalah menolong sesama

48
http://Tim Penelitian Program Dpp Bakat Minat dan Keterampilan Fakultas Tarbiayah dan Keguruan
UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, Pendidikan Karakter (Pengalaman Implemintasi Pendidikan Di Sekolah),
(Yogyakarta:Aura Pustaka, 2011), h 12, di Akses 25 Juli 2016
muslim,memandang mereka dengan pandangan lemah lembut,dan kasih sayang
lebih-lebih lagi bila mereka lebih duluan berbuat baik.
2. Adab Guru
guru adalah panutan murid untuk menyempurnakan ilmu dan makrifat.syarat
menjadi guru memiliki sikap terpuji sebah ruh murid masih lemah dibandingkan
gurunya, apabila guru bersifat sempurna, murid akan menyesuaikan diri dengan
gurunga. maka seorang guru mestinya bertaqwa, tawaddu ( merendahkan diri) ,
lemah lembut, agar murid simpatik padanya, maka akan bermanfaat untuk murid
tersebut, seorang guru juga harus bijaksana, sopan santun supaya murid
mengikutinya , disamping itu harus ada rasa kasih sayang pada murid agar
menyukai apa yang di ajarkan, dan gurupun selalu menasehati dan mendidik
kesopanan serta memperbaiki adab muridnya dan tidak membebankan mereka
suatu pemahaman yang tidak mampu mereka pikirkan.
3. Adab Murid
Untuk murid ada beberapa adab yaitu adab pada dirinya bersama ustad dan
dirinya.
Adapun adab untuk dirinya sangat banyak sebagiannya adalah tidak
ujub( heran pada kemampuan sendiri), tawadduk, jujur agar murid di cintai dan
dipercaya, sopan saat berjalan ,menundukkan pandangan dari melihat yang
haram-haram, terpercaya(tidak membelot)dari ilmu yang di berikan kepadanya,
maka dia tidak sembarangan menjawab apa yang tidak di ketahuinya.
Adapun adap bersama ustadnya adalah meyakini kelebihan ustadnya lebih
besar dari pada kedua orang tuanya karena ustad mendidik roh nya. dan
merendahkan diri di hadapan ustadnya, dan duduk disaat belajar penuh sopan
santun serta mendengar baik-baik apa yang di katakan ustadnya,meninggalkan
senda gurau dan tidak memuji orang lain di hadapan ustadnya dari pada ulama-
ulama karena di hawatirkan ustadnya memahami itu sebagai celaan dan tidak
malu bertanya hal yang tidak di ketahuinya.
Sedangkan adab bersama saudaranya adalah memuliakan mereka,tidak
meremehkan dan tidak sombong terhadap mereka, tidak mengolok-ngolok
kelemahan pemahaman diantara mereka dan tidak merasa senang bila ustad
menegur yang kurang perhatian,sebab itu menimbulkan kemarahan dan
permusuhan.
4. Hak-hak Ke dua Orang Tua
Dua orang tua penyebab adanya insan kalau bukan susah payah keduanya
tidak merasa senanglah insan dan kalau bukan kesukaran keduanya insan tidak
mengecap kenikmatan.
Adapun ibu mengandung dan melahirkan dalam susah payah, sedangkan
bapak mencurahkan kemampuannya pada sesuatu yang kembali manfaatnya
kepada insan untuk pemeliharaan tubuh dan roh nya wajiblah insan mengingat
kebaikan dan menurutu perintah keduanya,kecuali perintah itu maksiat dan
duduk beserta ibu bapak penuh hormat,memejamkan pandangan dari
tergelinciran dan tidak menyakiti keduanya walau itu dengan ucapan "AH !"
tidak memperpanjang perdebatan dan tidak berjalan di hadapan keduanya kecuali
waktu melayani, dan berdoa kepada kedua orang tua mendapat rahmat dan
kemampuan dan menganjurkan keduanya melakukan kebaikan dan menjegah
kemungkaran karna insan sebab keselamatan keduanya sebagaimana keduanya
sebab karna insan.

Allah telah berfirman: Tuhan kamu memerintah bahwa jangan kamu sembah
kecuali dia dan berbuat baik kepada kedua orang tua jika salah satu dari
keduanya sudah tua janganlah kamu mengucapkan kepada keduanya "ah"
jangan kamu membentak mereka dengan ucaplah perkataan mulia terhadap
keduanya, rendahkanlah dirimu terhadap mereka penuh kasih sayang dan
ucapkanlah "Wahai tuhanku sayangilah kedua orang tuaku seperti mereka telah
mendidikku semenjak kecil.
5. Hak Saudara
Saudara mereka yang memiliki hubungan kasih sayang (kerabat), Allah
memerintahkan menyambung persaudaraan dan mencegah memutuskannya.
Sabda nabi SAW : Allah Ta'ala berfirman " Aku yang maha pengasih , kasih
sayang kuambil dari nama seseorang yang menyambungnya, siapa yang
memutuskan, aku putuskan!"
Sebagianya manusia menjaga dan memelihara persaudaraan, tidak menyakiti
mereka dengan perbuatan dan perkataan, merendahkan diri dan menahan
gangguan walau dalam waktu lama dan bertanya jika mereka tidak ada,
membantu tujuan mereka bila mampu, nencegah dari bahaya jika mungkin, kalau
mereka tidak memerlukan hal-hal diatas , dengan cara menyempurnakannya
dengan membeduk(berkunjung) ke rumah mereka.
6. Hak Tetangga
Tetangga orang-orang yang berdekatan rumahnya dengan rumahmu sekitar 40
rumah dari semua penjuru.
Hak-hak tetangga : memulai memberi salam, kamu berbuat baik padanya ,
seimbangkan melakukan kebaikan, apabila dia mengawalinya (balaslah
kebaikannya), kamu tunaikan( bayarkan) hak- hak hartanya bila sangkut paut
dengan itu dan kamu kunjungi dia bila sakit, kamu merasa puas jika tetangga
senang, kamu berduka cita bila dia tertimpa musibah, janganlah kamu arahkan
pandangan kamu kepada wanitanya sekalipun itu pembantunya, kamu tutup aurat
tetanggamu dan kamu hindari sesuatu yang di benci saudaramu semampumu dan
kamu bertemunya dengan wajah manis dan memuliakan.
Telah bersabda Nabi SAW " seseorang yang beriman dengan Allah dan hari
akhirat maka hendaknya memuliakan tetangganya"
Dan dari Aisyah RAH dari Nabi SAW beliau bersabda
Senantiasalah jibril mengwasiatkan dengan tetangga sehingga saya
menyangka jibril akan menjadikan tetangga sebagai penerima warisan.
7. Adab Pergaulan
Adab pergaulan yaitu berwajah manis, lemah lembut, mendengar
pembicaraan teman, sopan, tidak takabbur, diam ketika terjadi senda gurau,
memaafkan kesalahan dan verlapang dada, tidak berbangga dengan kemegahan
dan kekayaan, karena demikian akan menjatuhkannya dari pandangan
manusia(dianggap remeh) dan menyimpan rahasia sebab tiada berharga orang
yang tidak bisa menyimpan rahasia.
8. Persahabatan(Persatuan)
Persabatan yaitu beramah tamah dengan manusia dan gembira saat bertemu
mereka.
sebab- sebab timbulnya persahabatan ada lima:
1. pertama agama karena sempurna iman menyebabkan kasih sayank
2. kedua keturunan(nasab) karena manusia cenderung pada kerabatnya ,
mencintai dan menahan di sakiti mereka.
Seperti sabda nabi SAW: Sesungguhnya kasih apabila
salingbersentuhan akan menimbulkan simpatik.
3. perkawinan karena manusia bila mencintai istrinya akan mencintai
semua yang berhubunga dengan istrinya(begitu juga istri),
4. kebaikan: berbuat baik kepada manusia.
berujur seorang penyair : berbuatlah kebaikan terhadap manusia
niscaya tunduklah hati mereka. maka senantiasa kebaikan
menundukkan manusia.
5.persaudaraan adalah seperti rosulullah mempersaudarakan antara
muhajirin dan ansor agar agar eratlah hubungan dan bertambahlah
persaudaraan (persahabatan) mereka.
Adapun kelebihan persahabatan adalah memberi faedah dan mengambil
faedah (take and give),tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa,dengan
demikian tepatlah kondisi dan seimbanglah urusan.
9. Persaudaraan
persaudaraan hubungan antara dua orang yang nyatalah kasih sayang
keduanya.
Maka tumbuhlah dari keduanya sikap berlapang lapang pada harta( saling
memberi)dan menolong dengan jiwa dan memaafkan kesalahan, ikhlas
menempati janji, saling meringankan beban tidak saling memberatkan, maka
seseorang akan mendorong saudaranya berbuat kebaikan dan mencegah
kemungkaran dan berdoa baik kondisi dan istiqomah.
kelebihan persaudaraan sangat besar yang akan memotivasi berakhlak baik,
mempersatukan semua hati, dan mendamaikan persengketaan yang allah jadikan
dari pada buah taqwa, maka allah berfirman: Takutlah allah dan damaikan
persengketaan diantaranya!
10. Adab di Forum Pertemuan
Seseorang yang datang ke forum- forum pertemuan, hendaklah mengawali
memberi salam untuk hadiri, duduk di tempat kosong, berpaling dari perkataan-
perkataan yang tak berguna, merubah kemungkaran dengan tangan, jika tidak
mampu dengan lidah, maka jika tidak mampu dengan hati dan keluar dari forum
pertemuan kalau memang forum tersebut tidak ada manfaatnya.Tidak
meremehkan seseorang, kadangkala kedudukan orang tersebut di sisi allah lebih
baik dan tidak sombong karena harta sebab akan melemahkan agama dan
menjatuhkan karisma dan jika seseorang pada jalan hendaklah menundukkan
pandangan, menolong orang yang di dholimi dan lemah, menunjukkan orang
yang tersasar , membalas salam orang yang memulainya, memberi peminta-
minta, dan duduk dengan sopan sebab demikian akan menunjukkan kehormatan
dan peduli terhadap tugasnya.
11. Adap Makan
Adapun adab sebelum makan: Mencuci dua tangan , meletakkan makanan
di alas di atas bumi ( tanah), duduk dan niat agar kuat melaksanakan ibadah ,
tidak makan beserta kenyang, menerima apa yang tersedia dari makanan, tidak
mencela makanan dan menawari orang bersamanya.
Adab waktu makan: Memulai dengan bismillah secara keras agar
mengingatkan orang lain,makan dengan tangan kanan, mengecilkan suapan,
membaguskan kunyahan, tidak menjulurkan tangan ke suapan lain sebelum
selesai yang pertama, tidak memakan sesuatu yang mengiringi makanan kecuali
buah - buahan , tidak meniup makanan, tidak memotongnya dengan pisau, tidak
menyapu tangan dengan makanan dan tidak mengumpulkan kulit dan biji pada
satu bejana( tempat, piring), tidak meminum air kecuali di butuhkan.
Adab selesai makan: Berdiri( berhenti) sebelum kenyang membasuh dua
tangan sesudahnya menjilatnya, memungut sisa makanan dan membaca
alhamdulillah.
12. Adab Minum
Adab minum : memegang gelas dengan tangan kanan, melihat pada air
sebelum meminumnya, membaca bismillah, duduk, menghisap air , karena
meneguk akan memudarkan jantung.
Telah bersabda Nabi Muhammad SAW: Hisaplah air, jangan kamu
meneguknya!
meminum dengan tiga nafas , di baca bismillah pada tiap-tiap nafas, membaca
alhamdulillah pada akhirnya, tidak bernafas dan bersendawa dalam gelas, apabila
seseorang meminum dan ingin menuangkan( memberikan) air untuk orang lain,
maka hendaklah di dahulukan orang sebelah kanannya dari kirinya, walau orang
sebelah kiri punya kelebihan ( terhormat) karena sesungguhnya Nabi SAW
memberikan minum untul orang arab badui yang ada sebelah kanannya sebelum
Abu Bakar dan Umar R.A Nabi bersabda"Kanan! maka kanan!".
13. Adab Tidur
Adab tidur bersuci dari hadas (berwuduk), tidur diatas lambung kanan
menghadap kiblat, berniat untuk mengistirahatkan badan suapaya kuat beribadah
dan mengingat Allah SWT ketika tidur dan bangun. Nabi sendiri bila beliau
hendak tidur malam meletakkan dua tangan dibawah pipi, kemudian beliau
berdoa "Ya Allah Yatuhanku, dengan nama engkau aku hidup dan aku mati. dam
waktu bangun beliau juga berdoa: segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami sesudah kami mati dan kepadanya dikumpulkan.
14. Adab Masjid
semua masjid adalah rumah Allah orang yang bergantung hatinya dengan
masjid, Allah akan menanunginya dihari kiamat sebagaimana pada hadist,
seseorang berjalan kemasjid dengan penuh rindu serta tenang dan sopan,
masuk kedalamnya dengan kaki kanan dan sandalnya diluar masjid dan berdoa
saat masuk.
"Ya Allah bukalah untuk ku pintu-pintu rahmat". dan mengerjakan solat
tahyatul masjid, memberi salam walaupun tidak ada orang didalamnya karena
masjid tidak sunyi dari jin dan malaikat duduk dengan niat taqorrub
(mendekatkan diri kepada Allah), Muroqobah (perasaan dalam pengawasan
Allah), memperbanyak zdikrullah, menahan nafsu dari sahwat, menjauhi
perselisihan, tidak berpindah pada tempatnya kecuali ada keperluan dan tidak
mencari barang hilang (tercecer) didalm masjid tidak menguatkan suara
didepan oramg-orang yang sedang solat, tidak berbimbang dengan suatu
kegiatan (skiil), tidak berbicara pembicaraan dunia agar selamat dari ancaman
sabda Nabi SAW :
"Akan datang pada akhir zaman manusia dari umatku, datamg
kemasjid, duduk berkelompok-kelompok, sebutan (pembicaraannya dunia)
cinta dunia, jangan kamu duduk bersama mereka karena Allah memerlukan
mereka.
Maka apabila keluar masjid mulai dari kaki kiri dan meletakkan
(menaruh), kaki kirinya diatas sandal kemudian memakai yang sebelah kanan
duluan dan berdoa waktu keluar: Ya Allah saya memohon karunia mu tepah
bersabda nabi muhammad SAW: sesungguhnya rumahku di bumi adalah
masjid-masjid, oramg yang berkunjung kemasjid iyalah pemakmur masjid,
bahagialah hamba bersuci dirumahnya kemudia mengunjungiku dirumahku
maka hak yang di kunjungi memuliakan yang berkunjung.
15. Kebersihan
ketahuilah sesunggunya kebersihan badan, pakaian dan temoat, dituntut
sara', sudah selayaknya manusia membersihkan badannya menyisir rambut dan
meminyakinya dan membasuh kedua telinga, dan membersihkan mulut dengan
kumur-kumur dan besiwak (menyikat gigi) dan memasukkan air kehidung serta
menyemburkannya kembali dan membersihkan kuku dengan cara membasuh
sesuatu yang ada di bawah kuku adalah nabi SAW meminyaki dan menyisir
rambutnya dan sebaiknya menyuci pakaian memakai air saja atau dengan sabun,
dan membersihkan tempat, sebab menafaat kebersihan memelihara kesehatan,
melenyapkan kesusahan, mendatangkan kegembiraan, menyenangkan teman-
teman menampakkan nilmat Allah.
16. Jujur Dan Dusta
Jujur menyampaikan sesuatu swsuai kejadian sesangkan dusta
menyampaikan berita tidak sesuai kejadian. sebab-sebab jujur: akal, agama,
Muruah (berani, punya rasa malu) karena akan mendapatkan manfaat kejujuran
dan mudorat dusta, maka dia tak ingi dirinya ada dalam bahaya, diapun selalu
bersikap jujur, sedangkan agama memerintah berlaku jujur menjauhi lawannya,
demikian juga orang yang punya rasa malu, tidak rido dirinya kecuali berlaku
jujur, sebab kejunuran menuntut berhias perkara terpuji dan tiada kebaikan pada
dusta.
Sebab dusta ingin menarik manfaat dan menolak bahaya sebab manusia
kadang-kadang melihat pada dilusta ada keselamatan segera (instan) maka
diapun berdusta dan melihat pada berlaku jujur lawannya, diapun tak
melakukannya bahagia dusta berbalik ke pemiliknya dia akan diremehkan serta
tidak dipercayai lagi, pendusta dihinakan didunia, disiksa di akhir dusta juga
berefek untuk orang lain, karena pendusta berjanji dengan orang lain akan suatu
kebaikan kemudian mengingkarinya sehingga memecahkan hati orang tersebut
akibat hilang harapannya akhirnya timbullah ghibbah (gosib) adudomba,
sehingga ter geraklah manusia dalam kemarahan dan permusuhan.
17. Amanah
Amanah menjaga ( memelihara) hak- hak allah dan hambanya. Dengan
amanah sempurnalah agamamu, terpelihara kehormatan dan harta benda, sebab
menjaga hak allah berarti melakukan perintah dan menjahui
larangannya.Memelihara hak - hak hamba berarti mengembalikan barang titipan,
tidak mengurangi sukatan dan timbangan atau ukuranv( hasta), tidak
menyebarkan rahasia - rahasia dan aib- aib, memilih yang paling baik pada
agama, dunia dan dirinya.
Allah SWT berfirman: " Allah memerintahkan kamu menunaikan amanah
kepada ahlinya."
Dan telah bersabda Nabi SAW: Tiada iman bagi orang yang tidak ada
amanah(tidak dapat di percaya) dan tiada agama orang yang tidak memenuhi
janji.
Lawan amanah khianat, khianat ialah menyimpang dari kebenaran dengan
menyalahi perjanjian secara tersembunyi.
Bahaya itu banyak, diantaranya di sebut pengkhianat sebagai pembelot,
kurang agama, bercita- cita rendah, berjiwa kerdil, manusia menjahuinya karena
keburukan pengkhianat,di potong tangannya bila mencuri, murka dan azab allah
bagi pengkhianat akibat tidak menjaga sesuatu yang di wajibkan allah.
Allah SWT telah berfirman: Hai orang - orang beriman, jangan kamu
khianati Allah dan Rosul dan kamu khianat amanahmu dan kamu akan
mengetahuinya.
18. Memelihara Diri
Iffah adalah sifat jiwa yang menjaga dari yang haram- haram dan syahwat
rendah,iffah( memelihara diri) perkara yang paling mulia dan tinggi, darinyalah
bercabang beragam kebaikan seperti sabar, qana'ah(mencukupi apa yang ada),
sakh( pemurah), terlepas dari aib, wara'(memelihara dari makruh, lebih- lebih
yang harom), sopan santun, kasih sayang, rasa malu. 'Iffah adalah simpanan
orang yang tidak punya harta, mahkota untuk yang tidak punya kemuliaan. sebab
iftitah memutuskan ketamakan tidak loba mengusahakan harta dan qona'ah pada
dorongan keinginan.
19. Kharisma(muru’ah)
Muru' ah atau kharisma ialah sifat yang mendorong seseorang memegang
kemuliaan akhlah dan kebiasaan- kebiasaan baik.
Sebab- sebanya: cita- cita tinggi, berniwa mulia, sesungguhnya cita- cita
tinggi akan menghasilkan menjaga ketinggian , mendapatkan semua kebaikan,
membangun kemuliaan, murah hati, mencegah bahay. Muru' ah adalah tanda
'iftitah ( memelihara diri), suci dari yang tidak baik terpelihara, karena itu tidak
terlihat pada orang yang tidak memiliki mur- ah( kharisma) kecuali ketaqwaan ,
jauh dari tamak dan ridho dengan apa yang di bagi Allah, tiada melihat apa yang
ada di tangan manusia, dan diantara yang menunjuki terpujinya muru- ah adalah
hadist Nabi SAW:
Sesungguhnya allah mencintai urusan- urusan yang tinggi dan paling mulia.
20. Hilm (Tidak Cepat Marah)
Hilm sifat yang membawa pemiliknya tidak membalas orang yang
membuatnya marah padahal dia mampu untuk membalasnya.
Seba- sebab bijaksana: Menyayangi orang- orang bodoh, tidak mencaci
maki, malu memberi jawaban, ramah pada orang yang berbuat jahat, menjaga
nikmat yang lalu, diplomatis, menanti peluang, tidak mencaci maki sebagian dari
berjiwa mulia dan tinggi cita- cita.
Malu sebagian dari memelihara jiwa dan sempurna kharisma, memelihara
nikmat yang lalu sebagian dari kecerdikan sebab seseorang yang menampakkan
kemarahan sedikit caranya.
Telah bwrsabda Nabi SAW Sesungguhnya Allah mencintai orang yang
mempunyai rasa malu, bijaksana, dan murka akan orang yang berbuat keji dan
cabul.
21. Pemurah
Pemurah memberikan harta tampa di minta dan menuntuk hak. Pemurah
adalah kebaikan utama dan perkara terpuji karena mengikat dan menyatukan
semua hati, manfaat dan faedahnya pun menyeluruh.Maka bersabda Nabi SAW:
Telah berkata jibril, telah berfirman Allah SWT: " Agama ini aku ridhoi untuk
diriku, tidak layak agama kecuali buat pemurah dan bagus akhlak , maka
muliakanlah agama dengan keduanya semampunya.
22. Tawaddu’(Merendahkan Diri)
Tawaddu' : Merendahkan diri dan berhati lembut tampa menghinakan diri.
Tujuan tawaddu' ialah memberikan tiap- tiap yang punya hak akan haknya, tidak
mengangkat derajat orang hina dan tidak menurunkan yang mulia, tawaddu
sebagian dari sebab- sebab bermatabat tinggi dan mengantarkan ketempat
kemuliaan.
Telah bersabda Nabi SAW: Seseorang yang tawaddu' karena Allah, Allah
akan meninggikannya.
23. Berjiwa Besar
Berjiwa besar ialah sifat yang menempatkan manusia pada tempat tinggi dan
mulia, sebab berjiwa besar adalah manusia mengenal ukuran dirinya, Hasil dari
berjuwa besar adalah melakukan kebaikan , sabar pada masa susah, tidak
mrlahirkan hajat ( tidak mrnampakkan kebutuhan kepada orang lain), manusian
memuliakannya, mendapat balasan kebaikan dari Allah.
Allah berfirman: Dan untuk Allah ketinggian dan buat Rasul-Rasulnya dan
orang- orang beriman.
Dan telah bersabda Nabi SAW: Allah mengasihi orang yang mengenal
ukuran dirinya.
24. Dendam
Dendam menyembunyikan kebirukan, sangat berkeinginan untuk
menyakiti.
Sebab dendam: marah, mengiringinya delapan perkara yang di haramkan
yaitu dengki kepada orang yang did dendaminya, mencela bila tetjadi musibah,
menjahui orang yang dia menaruh dendam padanya walau dia memohon belas
kasihan, berpaling dan meremehkannya dan mengomonginya dengan keji seperti
menggosip dan menyebarkan rahasia, menceritakannya dengan cara mengolok-
olok, menyakiti tubuh dan mencari haknya.
25. Dengki/Iri Hati
Dengki: keinginan (cita- cita) melenyapkan nikmat orang lain, adapun cita-
ciata ingin menjadi seperti orang lain disebut Ghibtah( gemar, menaruh hati), hal
ini tidak di cela bahkan di anjurkan sebab rasa gemar akan membentuk sifat-
sifat terpuji, Nabi SAW bersabda:
Mukmin menaruh hati ( gemar, ingin mencontoh orang lain) yang baik- baik
dan munafik itu pendengki.
Sebab- sebab kedengkian:
1.Benci kepada orang yang di dengki karena kelebihan yang nampak
padanya atau nikmat yang di limpahkan Allah untuknya.
2.Orang yang di dengki lebih tinggi martabat, sedangkan si pedengki tidak
mampu mencapainya.
3. pelit si pedengki atas lelebihan ( potensi- potensinya) sehingga dia iri hati
kepada setiap orang yang lebih baik dari dirinya.
Obat pehilang dengki dari semua hati ialah berpegang pada agama, melihat
pada kedengkian ada kemudhorotan dan ridho Qadha dan Qadar
( ketentuan)Allah.
26. Gosip/Mengumpat
mengumpat( gosip): menyebut saudaramu dengan sesuatu yang di benci
walaupun itu di hadapannya seperti ucapan: Si anu pincang atau fisik, fakir,
berpakaian pendek yang kamu maksud demikian buat menguranginya.
Sebab- sebab timbulnya gosip delapan perkara: dengki, memuaskan rasa
sakit hati, keinginan mengangkat kedudukannya , menggagalkan tujuan orang
yang dia sakiti sebelum tercapai , tujuan melepaskan diri , berpura- pura baik
pada lawan- kawan, bersenda gurau dan mengolok- olok.
Dan bukan gossip bila menegur orang lalai dari kelalainya, dan menunjuki
kepada kebaikan karena allah tidak mencegah menyampaikan nasehat tetapi
allah melarang ghibah,
27. Fitnah (Adu Domba)
Fitnah: memindahkan semua perkataan , perbuatan, hal- hal ( kondisi)
manusia kepada orang lain yang tujuannya murasak.Pendorongnya adalah
maksud buruk dari orang yang di pindahkan ( pemilik berita) atau menampakkan
cinta kepada orang yang di pindahkan padanya ( penerima berita), menghambur-
hamburkan omongan atau berbicara sia- sia.
Yang mencegah manusia dari mengadu domba ialah menyadari bahwa adu
domba tersebut bisa memutuskan tali persaudaraan , menyalakan api
permusuhan dan mendapatkan siksa ( risiko). Telah bersabda Nabi Muhammad
SAW, Allah paling cinta kepadamu yaitu orang- orang yang mencintai orang lain
dan orang lain mencintai mereka, orang yang paling allah murkai di antara kamu
adalah mereka yang berjalan membawa gossip( menyebarkan isu), yang
mencerai beraikan di antara saudara.
28. Takabbur(Sombong)
Takabbur adalah menilai diri lebih besar dan melihat derajatnya di atas
orang lain.Kerusakan takabbur banyak sekali, diantaranya menyakiti orang lain,
memutuskan tali- tali kasih sayang ( persaudaraan ) memisahkan diantara hati,
membuat orang marah dan sepakat untuk menyakitinya, tidak tunduk kepada
kebenaran dan memendam kebencian dan tidak lembut dalam menyampaikan
nasehat.
Cukuplah cela takabbur oleh sabda Nabi SAW: Tidak akan masuk surga ,
seseorang yang ada pada hati seberat debu( atom) takabbur. Seseorang
menyadari ( mengenal ) bahwa dia di ciptakan dari setetes mani dan akan
menjadi bangkai, medahlah dia meninggalkan takabbur yang penyebabnya
adalah ujub( heran pada kemampuan diri sendiri)
29. Ghurur(Tertipu)
Ghurur: Tenang jiwa pada sesuatu yang sesuai keinginn dan condong tabi'at
kepanya sebab syubhat syetan ( kesamaran fatamorgana syetan) Ghurur
( tertipu) dua pembagian.
1.Tertipu orang- orang kafir yang menukar kehidupan dunia dengan akhirat,
diantara mereka yaitu orang yang tenang pada dunia dan hiasannya dan
mengingat hari pembangkitan. dan tertipu dengan kemimpinan di dunia,
Dia menyangka bahwa dirinya yang paling baik pada menempati janji dan
kasih sayank.
2.Tertipu kalangan maksiat dari kalangan orang mukmin, diantaranya adalah
orang yang tidak beramal sebab tertipu dengan keluasan ampunan allah,
berpegang atas ketaatan bapak atau pada banyaknya ilmu, golongan
ini( pertama yang tidak beramal) bahwa suka pada sesuatu tanpa
mengambil( menjalani) sebab- sebabnya ialah kerakusan tercela dan tiads
mengingat yang kedua( yang berpegang pada keshalehan orang tua) akan
firman allah: Takutlah pada hari yang tak dapat membantu ayah dari pada
anak dan anak juga tak dapat membantu ayahnya sedikitpun.Dan tidak
menyadari oleh yang ketiga ( yang berpegang pada banyaknya
pengetahuan) sesungguhnya ilmu tanpa amal laksana pohon tidak berbuah
dan ada juga yang tertipu dengan banyak ibadahnya, dia menyangka lebih
berhak mendapatkan kemampuan allah di bandingkan orang lain dan dia
tidak menyadari bahwa inilah yang melenyapkan keikhlasan dan pahala
amalnya dan sebagian lagi tertipu dengan banyaknya harta, dia menyangka
bahwa hartanyalah yang membuatnya lebih tinggi dari orang lain, dia amat
menyukai hiasan dunia dan lupa pada karunia allah.
30. Zhalim(Aniaya)

Aniaya: keluar dari batasan keseimbangan di sebabkan kelalaian ( tidak


perhatian) atau melampaui batas, kezhaliman mengandung semha maksiat dan
kehinaan( keburukan)
Orang zhalim itu adakala untuk dirinya atau pada orang lain. Menzhalimj
diri yaitu dengan lalai pada menaati allah swt atau tidak beriman.zhalim kepada
orang lain adalah meremehkan hak orang lain seperti menyakiti tetangga,
menghina tamu, berdusta, mengosip, mengadu domba.

31.Adil

Adil: seimbang pada semua urusan dan sesuai dengan syare'at.

Adil ada dua bagian:

1.Manusia adil pada dirinya yaitu berjalan di jalur istiqamah.

2. Adil kepada orang lain, di bagi tiga lagi:

a. Adil raja pada rakyat lewat memberi kemudahan memberikan setiap orang
yang mempunyai hak akan haknya

b. Rakyat adil pada sultan ( pemimpin), muri pada guru, anak pada ayah
yaitu dengan taan secara ikhlas ( tulus)

c. Manusia adil sesama sebaya ( sederajatnya) dengan tidak takabbur dan


tidak menyakiti mereka.49

49
Hafidz Hasan Mas’udi, Terjemah Kitab Taysirul Al-Khalak.Buku,(Samalaga:Aneuk Gampong 2011), hal
2-40

Anda mungkin juga menyukai