Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

A. TUJUAN UMUM PENDIDIKAN


Tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan peserta didik yang beriman.
Tercapainya tujuan tersebut adalah moral para siswa, yang terkait dengan kurikulum yang
diterapkan di dalam kelas di berbagai lembaga pendidikan formal dan informal. Sasaran
adalah tujuan yang dapat dicapai dan pedoman yang memberikan arah pada kegiatan, al-
abrasyi menjelaskan tujuan pendidikan secara lebih rinci dalam lima bagian, yaitu:

1. Terbentuknya akhlak mulia, karena salah satu tujuan dasar pendidikan adalah
terbentuknya akhlak dan kesucian jiwa

2. Mempersiapkan siswa untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat;


3. Memulai bisnis atau yang lebih populer saat ini dengan tujuan profesional dan
profesional;

4. Meningkatkan semangat siswa terhadap ilmu pengetahuan dan memuaskan rasa


ingin tahu (curiosity);

5. Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga profesional dan teknisi yang handal dan
terampil bekerja di masyarakat;

mad Tafsir (2000: 49) menyatakan tiga tujuan pendidikan, yaitu:1

1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa


pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan kemampuan yang harus dimiliki
untuk hidup di dunia dan akhirat;
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat,
memperkaya pengalaman masyarakat, tanggung jawab sebagai anggota masyarakat;
3. Tujuan pro. fesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Ibnu Khaldun (1968:
926) mengatakan bahwa ada banyak jenis tujuan pendidikan, yaitu:

1 Drs. Tatang S., M.Si.,dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia,2012), hal 61-62.
Kami memberikan kesempatan kepada aktif untuk bekerja secara aktif, karena ini
sangat penting bagi perkembangan pemikiran dan pendewasaan individu, yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat;

1. Ilmu serba guna yang dapat menjadi alat untuk menjalani kehidupan yang baik dalam
masyarakat yang maju dan berbudaya;

kehidupan;

2. Ilmu serba guna yang dapat menjadi alat untuk menjalani kehidupan yang baik
dalam masyarakat yang maju dan berbudaya;

3. Modal dilakukan untuk mencari pekerjaan yang dapat digunakan semasa hidupnya;

4. Untuk menghasilkan murid-murid yang berkarakter mulia;

5. Mempersiapkan siswa dengan pelatihan profesional;


6. Ilmu Pendidikan menerangkan kepandaian logis, kritis, dan inovatif pada merogoh
kebutuhan;
7. Mendemonstrasikan kemampuan untuk mengembangkan budaya belajar mandiri;
8. Tunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil terbaik;
9. Menunjukkan keterampilan analitis dan pemecahan masalah dan menunjukkan
kemampuan untuk menganalisis fenomena alam dan sosial;
10 ;menggunakan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab;
11...Partisipasi demokratis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dinegara kesatuan republik Indonesia;
12 Menghargai keragaman agama, bangsa, suku, tas, dan golongan sosial ekonomi
dunia;
13. Membangun dan mengkonsolidasikan pengetahuan dan informasi secara kritis,
kreatif dan inovatif.
14 menghargai diri sendiri melalui kegiatan seni dan budaya;
15.menghargai karya seni dan budaya;
16 Menghasilkan karya kreatif baik sendiri maupun kelompok;
17 Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan;

1
18. Anda berkomunikasi secara efektif dan sopan, baik secara lisan maupun tulisan;
19. Pemahaman tentang hak dan tanggung jawab sendiri dan orang lain dalam
masyarakat;
20 mengevaluasi perbedaan pendapat dan memahami orang lain;
21 Menunjukkan kemampuan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan
estetis;
22 mendemonstrasikan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis,. dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
23 kuasai pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan gelar universitas.

Menjadikan sekolah pendidikan yang diselenggarakan sebagai pusat kebudayaan


masuk akal sebagai proses pengembangan keterampilan, prakarsa dan sikap yang berkaitan
dengan kebutuhan pembangunan negara bangsa Indonesia. Baik UU No 2 Tahun 1989
maupun UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem Nasional menurut urutan bahan dan wajib
belajar.

Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang beriman tinggi serta


kecerdasan dan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam masa pembangunan yang sedang
dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian, pendidikan Indonesia berusaha
mencapai sasaran yang selalu didambakan oleh setiap manusia, yaitu keutuhan, keseimbangan
dan keselarasan dimensi rohani dan jasmani, dimensi akal dan hati, serta dimensi dunia dan
akhirat (Afifuddin, 2000: 18). Pendidikan nasional di Indonesia secara esensial mengikuti
pendidikan yang berbasis nilai-nilai ketuhanan karena tujuan utamanya adalah terciptanya
anak didik yang beriman dan bertakwa. Tujuan khusus pendidikan juga dapat mengacu pada
standar kompetensi lulusannya, yaitu:

a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan
remaja;
b. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan
pekerjaannya;
c. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial;
d. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta
memperbaiki kekurangannya;

Tujuan pendidikan khusus berlaku untuk lembaga pendidikan menengah, misalnya


SMA atau Tsanawiyah, SMA atau Aliyah. Persyaratan kualifikasi studi membutuhkan profil

2
studi yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kelayakan mata kuliah
menjadi pedoman penilaian untuk menentukan kompetensi peserta didik pada satuan
pendidikan. Kualifikasi siswa adalah:

1. Standar kualifikasi lulusan mencakup kompetensi semua jurusan atau kelompok


jurusan.
2. Standar kualifikasi lulusan bahasa menekankan literasi menurut jenjang pendidikan.
3. Tujuan persyaratan kualifikasi lulusan Tujuan satuan pendidikan Madrasah Aliyah
adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
kemampuan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (LEKDIS,
2005:
4. Menunjukkan kepandaian logis, kritis, kreatif dan inovatif pada merogoh keputusan;
5. & mendemonstrasikan kampuan mengembangkan budaya belajar untuk
memberdayakan diri dengan menghargai keragam dunia agama, bangsa, suku, ras,
dan golongan sosial ekonomi;

6. Membangun dan menerapkan pengetahuan dan informasi secara logis, kritis, kreatif
dan inovatif;

7. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik;

8. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks;

9. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial;

10. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab;

11. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara


demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

12. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya;

13. Mengapresiasi karya seni dan budaya;

14. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok;

15. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan;

16. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun;

17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;

3
18.Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain;

19. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan
estetis;

20. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam


bahasa Indonesia dan Inggris;

21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.

22. Mempersiapkan siswa untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat;

23. Persiapan penghidupan, atau yang sekarang disebut dengan tujuan profesional dan
profesional;

24. Menumbuhkan semangat ilmiah para siswa dan memuaskan rasa ingin tahu
(curiosity);

25. Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga profesional dan teknisi yang handal
dan serta memiliki keterampilan untuk bekerja di perusahaan;

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan harus dilakukan lembaga pendidikan


yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten. Tujuan
pendidikan dapat dilihat dari berbagai sudut. Gradualisme memiliki tujuan akhir dan tujuan
antara. Dilihat dari sifatnya, ada tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam pelaksanaannya, ada
tujuan pendidikan formal, tujuan pembelajaran informal, dan tujuan pendidikan

lam pendidikan formal terdapat tujuan pendidikan nasional, tujuan kelembagaan, tujuan
kurikulum (mata pelajaran), dan tujuan pengajaran. Dilihat dari output, ada tujuan individu
dan tujuan sosial. Dalam bidang kajian (dalam kurikulum), tujuan pendidikan terbagi atas
tujuan agama, intelektual, budaya, materi dan psikologis (Afifuddin, 2004:13). Pada
hakekatnya, tujuan keseluruhan adalah untuk menuntaskan proses pendidikan, yakni
kematangan nilai universal dan intrinsik. Karakteristik kedewasaan, yang merupakan tujuan
pendidikan umum, mis.

Kedewasaan statis dan tertutup karena telah mencapai posisi yang tetap dalam
perkembangan individu, sosial dan moral;
1. tanggung jawab pribadi, agar kepentingan individu selaras dengan kepentingan
masyarakat;

4
2.;Individu sebagai pribadi menyadari kestabilannya sehingga mampu mengapresiasi
perbedaan pendapat dengan orang lain dan konsisten dalam mendahulukan
penyelesaian pertentangan sosial dengan cara-cara damai tanpa kekerasan termasuk
konflik yang melibatkan pribadinya;

3. Bersedia diuji (diadili) dalam pergaulan hidup atas dasar kemampuannya


mendalami dan menghayati "pilihan tindakan moral" sesuai dengan harkat
kemanusiaan

lEmile Bosshart menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan


manusia yang percaya diri, selalu tertutup dan mampu mengembangkan potensi diri sebagai
manusia.Bribacher menjelaskanbahwa tujuan pendidikan adalah membimbing proses
pengembangan potensi manusia ke arah yang lebih berakal.Noeng Muhadjir (2000: 97)
menyatakan bahwa tujuan pendidikan secara normatif adalah membantu perkembangan
proses subjek-didik ke tingkat yang lebih baik sesuai dengan pandangan hidup manusia.

Indikator tercapainya tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga tujuan mendasar, yaitu sebagai
berikut:

1.Anak didik yang cerdas. Ciri-cirinya adalah memiliki tingkat kecerdasan


intelektualitas yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
dirinya sendiri ataupun membantu menyelesaikan masalah orang lain yang membutuhkannya.

2. Anak didik yang memiliki kesabaran atau kesalehan emosional sehingga tercermin
dalam kedewasaan menghadapi masalah dalam kehidupannya.
3. Anak didik yang memiliki kesalehan spiritual, yaitu menjalankan perintah dalam
ajaran agama, taat hukum, dan mengembangkan pemikiran yang positif bagi
pembangunan bangsa dan negara.

Dalam kehidupan sehari-hari, indikator untuk mencapai tujuan pendidikan adalah


interaksi dan pengalaman nilai-nilai pendidikan agama yang baik dan benar kepada sesama
manusia. Tujuan dari pelatihan ini juga untuk mengembangkan karakter siswa, kuat
menghadapi berbagai ujian hidup cobaan dan sabar, sabar dan cerdas untuk memecahkan
masalah yang mereka hadapi. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengimplementasikan:
ulama yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.; kamil orang yang berakhlak baik;
diwarnai oleh falsafah dan dasar negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila.

5
Secara ideologis, pendidikan nasional harus berdasarkan Pancasila yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan
rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta
pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.

Dalam Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan bertujuan


mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,


"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berpijak pada pemahaman tujuan pendidikan nasional, seperti tercantum dalam


UUSPN No. 20 tahun 2003 dalam kaitannya dengan lsocial living in order to build a just and
prosperous society; field of political life in order to create a healthy and dynamic democratic
system; The method used in the process of achieving tetode adalah cara yang paling tepat dan
tercepat untuk mencapai tujuan anda.

Nilai-nilai yang menjadi acuan penetapan tujuan pendidikan membimbing proses


pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Nilai-nilai intelektual mengacu pada kebenaran pemikiran dan penting bagi siswa
pengetahuan;
2. Nilai estetika yang berkaitan dengan penghayatan keindahan;
3. Nilai-nilai etika yang menjadi sumber tugas dan tanggung jawab;
4. Nilai-nilai religius dan spiritual yang menghubungkan manusia dengan penciptanya.
Nilai religius atau spiritual dan nilai etika. Nilai ini merupakan referensi untuk nilai
lainnya (Bambang S.A., 2000: 13).
5. Nilai material, memelihara keberadaan manusia dari segi materi;

6
6. Nilai sosial, yang lahir dari kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya;
7. Anak didik yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain;
8. Anak didik yang sehat jasmani dan rohani;
9. Karakter anak didik yang menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan harus dilakukan lembaga pendidikan


yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten. Tujuan
pendidikan dapat dilihat dari berbagai sudut. Gradualisme memiliki tujuan akhir dan tujuan
antara. Dilihat dari sifatnya, ada tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam pelaksanaannya, ada
tujuan pendidikan formal, tujuan pembelajaran informal, dan tujuan pendidikan informal.
Dalam pendidikan formal terdapat tujuan pendidikan nasional, tujuan kelembagaan, tujuan
kurikulum (mata pelajaran) dan tujuan pengajaran.

Dilihat dari output, ada tujuan individu dan tujuan sosial. Dalam bidang kajian
(dalam kurikulum), tujuan pendidikan terbagi atas tujuan keagamaan, intelektual, budaya,
materi dan psikologis (Afifuddin, 2004:13)Pada dasarnya tujuan keseluruhan adalah untuk
menuntaskan proses pendidikan,d. H.kematangan standar yang bersifat universal dan
memiliki nilai tersendiri. Karakteristik kedewasaan, yang merupakan tujuan pendidikan
umum, mis.

kedewasaan bersifat statis dan tertutup karena telah mencapai posisi sentral dalam
perkembangan individu, sosial, dan moral;

1. Ia bertanggung jawab atas dirinya sendiri sehingga dapat menyeimbangkan


kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat;

2. Individu sebagai pribadi menyadari kestabilannya sehingga mampu mengapresiasi


perbedaan pendapat dengan orang lain dan konsisten dalam mendahulukan
penyelesaian pertentangan sosial dengan cara-cara damai tanpa kekerasan termasuk
konflik yang melibatkan pribadinya;

3. Bersedia diuji (diadili) dalam pergaulan hidup atas dasar kemampuannya


mendalami dan menghayati "pilihan tindakan moral" sesuai dengan harkat
kemanusiaan;
B. Tujuan Pendidikan Islam
1) Hakikat Manusia Menurut Islam
a. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah

7
b. Manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan
dan lingkungan
c. Manusia adalah makhluk yang cenderung beragama
2) Manusia Sempurna Menurut Islam
a. Jasmani yang sehat dan kuat serta berketrampilan
b. Cerdas dan pandai
c. Rohani yang berkualitas tinggi
3) Tujuan Ilmu Pendidikan
a. Tujuan pendidikan jasmani
b. Tujuan pendidikan rohani
c. Tujuan pendidikan akal2
d. Tujuan pendidikan sosial
C. Fungsi Hidup Manusia
1. Manusia Sebagai Kholifah Allah
Kholifah berarti pengganti, penguasa, pengelola atau pemakmur. “Sebelum
manusia diciptakan, Allah telah mengemukakan rencana penciptaan tersebut kepada
para malaikat. Pernyataan Allah ini terangkum dalam ayat 30 surat al-Baqarat yang
maknanya sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka bumi.
Untuk melakukan tugas-tugas kekhalifahan itu, Allah SWT tidak membiarkan
makhluk ciptaan-Nya dalam keadaan kosong. Manusia dilengkapi Tuhan dengan
berbagai potensi, antara lain bekal pengetahuan.
Fungsi keberadaan manusia di dunia adalah untuk melaksanakan tugas
kekholifahan, yaitu membangun dan mengolah segala potensi alam sesuai kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan itu tergambar dalam kitab suci yang diturunkan dan harus
digali nilai-nilainya oleh manusia agar dapat menyesuaikan perkembangan sosial
budaya dengan nilai-nilai kitab suci.
Untuk menyukseskan tugas tersebut, Tuhan melengkapi manusia dengan
berbagai keistimewaan. Pertama, kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi dan
kegunaan segala macam benda (science). Melalui potensi ini manusia dapat
menemukan hukum-hukum dasar alam serta memiliki pandangan yang menyeluruh
terhadapnya, kemudian memadukan berbagai aspek bentukan alam untuk
dimanfaatkan dalam kehidupan. Kedua, pengalaman selama di surga, baik

2 Drs. Muhammad Alim, M.Ag., dkk, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal 28-32.

8
pengalaman manis dan pahit. Pengalaman manis berupa rasa puas karena berhasil,
sementara pengalaman pahit berupa kegagalan meraih hasrat. Dari keduanya,
pengalaman pahitlah yang lebih berkesan mendalam di hati, karena sulit untuk
dilupakan. Akan tetapi, sekalipun terasa pahit, kegagalan ada gunanya. Dari kegagalan
dan kepahitan kepribadian seseorang akan meningkat, meski membuat orang takut
terjerumus lagi. Apa yang tersirat di sini ialah timbulnya rasa waspada pada diri
seseorang, dan itu berarti kepribadiannya meningkat. Adapun pengalaman manis
menyebabkan orang bergairah mengulang kembali, dan itu berarti kepribadiannya
meningkat. Ketiga, Tuhan telah memudahkan alam semesta untuk diolah manusia.
Dalam hal ini perlu digarisbawahi bahwa kemudahan itu berasal dari Tuhan, dengan
demikian manusia dan benda-benda alam itu memiliki kedudukan yang sama dari segi
ketundukan dan perhambaan diri kepada Tuhan. Keempat, beberapa saat setelah
manusia tiba di bumi, Tuhan memberikan petunjuk-petunjuk (al-dien al-Islam).
2. Manusia Sebagai Hamba Allah
Maksud diciptakannya manusia antara lain agar ia mengabdi (beribadah)
kepada Allah. Oleh karena itu fungsi manusia yang kedua adalah selaku hamba Allah.
Sebagai hamba Allah memang memiliki keharusan dan kewajiban untuk selalu patuh
kepada-Nya. Tetapi dalam hal ini manusia diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan, apakah akan tunduk kepada Allah ataukah mengingkarinya. Atas dasar
kebebasan inilah, Allah akan memberikan penilaian terhadap perilaku manusia antara
yang baik dan yang buruk. Tanpa kebebasan ini, maka penilaian baik dan buruk
menjadi tidak mungkin dipahami.
Alquran mengajarkan bahwa fungsi manusia sebagai khalifah dan sebagai
hamba Allah harus dilaksanakan secara simultan, sehingga keselamatan orang lain
dipentingkan, sementara keselamatan diri sendiripun tetap terjaga. Ibadah merupakan
bentuk pernyataan kerendahan diri. Berupa pengabdian yang hanya diperuntukkan
untuk Allah semata," dan ibadah spontan berdasarkan perintah-Nya. Sebagai hamba
tuhan, manusia harus mampu memantapkan dirinya dengan sungguh-sungguh dan
tulus sebagai hamba Allah. Kemampuan itu tercermin dalam pola sikap dan perilaku,
yaitu apakah seseorang dapat mengisi peran itu dengan baik atau tidak..3

D. Realisasi Konsep Manusia dalam Pendidikan Islam

Fuad Hasan, dikutip Suharson, mengatakan:

3 Ibid, hal 76-80.

9
“Tujuan pendidikan bukan hanya menjadikan seseorang cakap dan cakap dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi atau bicara dan bicara dalam dunia kerja dan kompetensi.
Pendidikan Lebih dari sekedar penguasaan pengetahuan (sains) yang dapat mendukung
aktivitas manusia. demikian pula pendidikan yang melibatkan upaya pembentukan hati nurani
(conscience), pembentukan akhlak, dan sebagai pengatur akhlak.

Misinya adalah membangun manusia yang manusiawi, bermoral dan beradab tercakup
dalam prakarsa pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk membangun keseluruhan sebagai
individu dalam haknya sendiri dan pada saat yang sama menjadi anggota rakyat yg berharga.
Pada dasarnya pendidikan Islam menekankan pada semua Aspek-aspek tersebut dan hendak
melengkapi semua pendidikan yang utuh secara utuh, karena pendidikan Islam adalah
pendidikan sebagai manusia seutuhnya. Itu adalah pikiran dan hati, pikiran dan tubuh, dan
moral dan keterampilan.

Pendidikan adalah pembentukan tingkah laku (tasyri al-sajiyyah), karena memang jiwa
manusia terlahir sebagai makhluk yang terbuat dari bahan yang lentur dan lunak. karena,
ketika seseorang masih kecil, mereka seperti tanah yang lunak dan lentur yang dapat dibentuk
hingga menjadi permanen. Tanah yang keras dan kering, jika permanen, sulit bentuk, yang
sama adalah orang sebagai orang dewasa. Bentuk Pendidikan selalu dirancang untuk
memajukan kepribadian, baik berupa tujuan akhir dan segera. Tujuan akhir pendidikan adalah
kesempurnaan pribadi. Prinsip ini sangat dalam prinsip aktualisasi diri, yaitu terwujudnya
potensi yang telah ada dalam martabat manusia. Kemungkinan-kemungkinan tersebut berupa
kesadaran intelektual, spiritual,gustatory, intensional dan moral, bahkan aspek kemampuan
Fisika dan perkembangan fisik. Pendidikan terutama dipahami sebagai proses mediasi
budaya, pengembangan pengetahuan yang bermakna memahami seseorang, menjadi sadar
atau mengetahui adalah harapan terpenting untuk kebaikan, menuju kesempurnaan.

Pendapat seperti itu dipegang oleh Socrates, di mana dia menegaskan pengetahuan
adalah kebijaksanaan:"Socrates adalah upaya mulia untuk menggabungkan epistemologi dan
aksiologi dengan prinsip pengetahuan adalah kunci kebajikan." “Socrates adalah usaha yang
mulia, mensintesis pengetahuan dan nilai-nilai menurut prinsip bahwa pengetahuan adalah
kunci kebajikan”, sedangkan pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pendidikan, baik
melalui sekolah formal maupun melaluipembelajaran informal (dalam masyarakat, swadaya).
Esensi kepribadian seseorang, yang dapat diringkas dalam hal-hal berikut:

10
Individualitas, kemasyarakatan dan moralitas hanya bisa benar (perilaku, sikap), tanggung
jawab, dll juga tumbuh dalam kepribadian seseorang melalui pendidikan melalui pelatihan
sendiri (trust, trust, trust). Prosedur. Jika pelatihan hanya dijelaskan, maka setiap pelatih atau
siapapun yang ingin melatih harus mengetahui filosofi dan tujuan, rencana yang akan dibuat,
kurikulum pembuatan, metode pelaksanaan dan alat yang akan digunakan. memang
seharusnya begitu, bahkan siapapun yang terlibat dalam bisnis ini harus mengetahuinya
bahkan pengetahuan yang diperlukan tentang sifat manusia. Ia harus menguraikan asas dan
prinsip yang harus diwujudkan dalam diri murid-muridnya mengikuti prinsip-prinsip yang
diyakini dan diyakininya agar selaras dengan karakter orang tersebut.

Hubungan seseorang dengan pendidikan sangat erat karena memiliki mata rantai yang
tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan
seseorang yang memikirkan bagaimana menjalani kehidupan dunia ini untuk bertahan hidup.
Pendidikan juga dapat digunakan untuk mengarahkan perkembangan kepribadian seseorang
menjadi lebih baik. Dan melalui pendidikan, kemampuan kepemimpinan seseorang dapat di
pelajari dan dianalisis secara murni. Dewa lain tidak memiliki kemampuan ini. Seseorang
dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan karena seseorang dapat tumbuh dan
berkembang melalui proses alamiah menuju kematangan fisik dan mental.

Dengan bantuan pendidikan, seseorang dapat mengembangkan kemanusiaannya,


dimana tugas strategis pendidikan adalah mewujudkan dan mengembangkan seluruh potensi
manusianya baik dalam kehidupan alam maupun alam. Orang disebut pelajar karena orang
terus belajar sesuatu yang baru Oleh karena itu, pendidikan dan prosesnya adalah proses
kemanusiaan dan kemanusiaan. Dan penerjemah membagi hubungan antara konsep manusia
dan pendidikan sebagai berikut:

Pertama, citra diri dan hubungannya dengan tujuan pendidikan, sehingga peran
pendidikan dan perkembangan kepribadian sangat ditentukan oleh upaya pencapaian tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan pada umumnya terutama untuk membina kepribadian manusia
seutuhnya. Definisi dan kriteria lengkapnya ditentukan oleh inti keyakinan setiap orang,
masyarakat, bangsa di suatu tempat dan waktu tertentu. Pengertian tujuan pendidikan
berdasarkan atau ditentukan oleh prinsip-prinsip perspektif ontologis dan aksiologis. Jadi
determinisme memiliki latar belakang filosofis. Oleh karena itu, tentu akan terjadi perbedaan
penafsiran baik dalam kaitannya dengan pentingnya pemahaman yang utuh maupun dalam
kaitannya dengan aspek lain dalam merumuskan tujuan pendidikan.

11
Menurut Al-Syaibani, tujuan utama pendidikan Islam adalah “persiapan hidup di
dunia dan di akhirat”. Tujuan akhir yang dapat dicapai adalah perkembangan dinamis watak,
jiwa, susunan tubuh, kemauan dan akal budi para murid, sehingga terwujudlah manusia
seutuhnya yang membantu terwujudnya misinya sebagai Kalifi al-ard. Pendekatan objektif ini
mengandung arti bahwa pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang
mengabdi dan memenuhi “kehendak” Tuhan menurut syariat Islam dan memenuhi tujuan
utama pendidikannya sebagai berikut.

Redja Mudyahardjo dikutip oleh Dauz Biotekno menjelaskan tujuan pendidikan


sebagai perpaduan antara tujuan pendidikan yang optimal dalam pengembangan kecakapan
pribadi dan tujuan sosial, yaitu manusia seutuhnya yang dapat berperan sebagai warga negara
dalam dunia kehidupan yang berbeda, pergaulan dan kelompok sosial. . Dalam kaitannya
dengan tujuan pendidikan lainnya, pengertian yang paling sederhana adalah perubahan yang
dikehendaki yang ingin dicapai oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan itu dalam
tingkah laku individu, maupun dalam kehidupan pribadi, kehidupan sosial dan lingkungan
hidupnya. proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai fungsi dasar dan
bagian dari pekerjaan dasar masyarakat.
Jalaluddin mengatakan dalam bukunya Philosophy of Education bahwa Tujuan
pendidikan adalah untuk membentuk pendidikan individu, yang setidaknya selalu terjadi
dengan kemauan kemudian bergerak menjadi keinginan, kemudian individu tersebut berhenti
sejenak pada titik tersebut untuk melanjutkan berpikir terlebih dahulu. dan berpikir. ke
implementasi berikut. Menurut Murthadha Muthahhar merupakan tujuan pendidikan Islam
adalah manusia seutuhnya yang terbagi menjadi dua dimensi, jasmani dan rohani. Artinya
pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mencakup kebutuhan fisik seperti
dapat bersosialisasi dengan orang lain. Orang, berguna bagi lingkungan, dan yang terpenting
adalah menjadi orang yang beriman kepada Tuhan dan rendah hati terhadap makhluknya..
Jalaluddin mengatakan dalam bukunya yang berjudul Filsafat Pendidikan bahwa
tujuan pendidikan adalah mengembangkan model kepribadian manusia seutuhnya melalui
pendidikan spiritual, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan emosi. Pendidikan ini
ditujukan untuk pertumbuhan manusia dalam semua aspek, spiritual, intelektual, imajinatif,
fisik, ilmiah dan linguistik.

Untuk saat ini, mata pelajaran pendidikan terus mendapat perhatian besar di
publisitas. Hal ini merupakan hasil dari keinginan seluruh masyarakat Indonesia yang ingin
mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih berkualitas. Pendidikan merupakan tujuan

12
orang tua dan pendidik, yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan seperti kesusilaan, agama
dan lain-lain. Selain itu, anak dan remaja merupakan kunci terpenting dari tujuan pendidikan
tersebut. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa ini, guru dan orang tua memegang
peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas.

Kedua, konsep manusia dan hubungannya dengan kurikulum. Islam mendukung


pendidikan dan kebersihan pribadi, tetapi Islam menentang kelebihan dalam pemenuhan
kebutuhan fisik. Semua itu bukan karena Islam menghendaki dan sekaligus memaksa manusia
untuk berbuat sedemikian rupa agar tubuhnya selalu sehat, tumbuh sehat, tanpa penyakit yang
melumpuhkan.38 Menurut Hamka, Aziumardi Azra mencontohnya. , “Tubuh (jims), manusia
adalah tempat di mana ruh (al-qalb) bersemayam. Walaupun jiwa merupakan tujuan akhir
manusia, namun jiwa tidak berkembang sempurna tanpa jism jiwa manusia mampu memberi
makna tertentu. Karena seorang pria harus selalu merawat tubuhnya sebaik mungkin.
Seseorang dapat merawat tubuhnya dengan dua cara, yaitu:

Mudah untuk makan dan minum. Dalam hal ini, tubuh tidak harus menerima makanan
dan minuman, tetapi apa yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup;

1) Pengetahuan tentang ilmu kesehatan. Penting untuk menjaga kesehatan tubuh.


Ketika tubuh sakit, itu hanya mempengaruhi aspek lain dari diri manusia, yaitu
kesehatan pikiran, dan akhirnya mempengaruhi kesehatan pikiran (moralitas).

E. Fungsi dan tugas Khalifah

Antara lain, manusia dijadikan Khalifah di muka bumi ini untuk membuat bumi mekar.
Kami menemukan pernyataan ini dalam banyak tafsir mufassir dari ayat-ayat di atas yang di
bahas oleh ulama. Sebagaimana di tafsirkan oleh Quraish Shihab (2008.b.V:142-143),
mengacu pada surat Al-a'raf {7}v.69,"untuk menjadikanmu Khalifah-Khalifah "yaitu.H.
pengikut yang berkuasa dan bertugas membuat bumi mekar. selain itu, Quraish Shihab
menafsirkan lebih lanjut ayat yang sama menjelaskan "orang-orang 'ied adalah orang-orang
yang Allah jadikan Khalifah setelah orang-orang nabi Nuh di hukum. Namun, kekhalifahan
tersebut dapat di pahami sebagai pengganti kaum Nuh di masa kejayaan negara, dan dengan
demikian 'Id adalah suku pertama yang membangun peradaban manusia setelah topan nabi
Nuh as. (Shihab,2008,b.V.). dibuat keatas , p.143-144). Sedangkan menurut orang yang

13
dikreditkan dengan kemampuan konseptual, yang menurut sifatnya harus mengalami
eksperimen terus-menerus sampai mereka membuktikan kemakmuran dan kesejahteraan di
bumi.

Dalam hal ini syahminan Zaini (1924: 86), sebagai Khalifah dan hamba Allah, manuasi
wajib mensyukuri segala nikmat tersebut sesuai dengan kehendak sang pemberi, yaitu dengan
berusaha berkreasi, membuat bumi mekar dan mengolah alam. Dengan memenuhi tugas
kekhalifahan di bumi, Allah mengubah posisi manusia .

Hal ini terkait dengan fungsi Khalifahnya. Sebagaimana ditafsirkan oleh Hamka (1983:
164), menafsirkan surat Al-an'am {6}, ayat 165, mengatakan bahwa "tugas seorang Khalifah
adalah menghidupkan bumi, memberikan kekuatan pikiran untuk menciptakan pengetahuan,
mencoba mencari dan memperluas, dan untuk membangun kemajuan dan kebudayaan, untuk
mendefinisikan negara dan bangsa dan strategi benua, sehingga ketika orang secara ekonomi
seperti Khalifah, posisinya tidak sama karena ada yang lebih baik dari yang lain.

Fungsi dan tugas lain seorang Khalifah adalahenaati dan memutuskan hukum-hukum
yang adil berdasarkan ketetapan Allah. Hal ini tergambar dalam surat sad{38} ayat 26, bahwa
ayat tersebut memaksa kita untuk menilai hukum secara adil dan menyatakan bahwa
masyarakat manusia membutuhkan adanya Khalifah Allah. Ayat ini merupakan perintah
tuhan agar para penguasa memutuskan perkara menurut hukum yang diturunkan tuhan (ash-
shiddieqy,2000.c.IV,p.1041). Setelahemnuhi tugasnya di bumi, manusia diberi kemampuan
luar biasa, hal ini terlihat dalam surat Al-Baqarah {2} ayat 31-33 yang artinya " dan dia
mengajari Adam semua nama (sesuatu), lalu mempersembahkannya kepada para malaikat ,
dan berkata: " katakan padaku nama benda -benda ini jika kamu benar-benar benar !" (31).
Mereka menjawab: " puji tuhan kami tidak tau apa-apa selain apa yang telah anda ajarkan
kepad kami; sesungguhnya engkau maha mengetahui lagi maha mengetahui (32). Tuhan
berfirman: " Hei Adam, beritahu mereka nama benda ini " ketika dia memberi tahu mereka
nama benda itu, Tuhan berfirman: "bukankah aku sudah memberi tahumu bahwa aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan apa yang kamu keluarkan dan apa yang kamu
sembunyikan ? " (33) (QS. Al-Baqarah {2}: ayat 31-32).

Dalam ayat ini menjadi jelas bahwa tuhan memberikan manusia potensi intelektual
yang luar biasa pada saat penciptaan. Maka salah satu tugas Khalifah adalah memanfaatkan
potensi akal untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan. Tentunya dengan
mengoptimalkan potensi akalnya, manusia bisa mmembungakan bumi, seperti yang telah di

14
jelaskan semuanya. Hal ini sesuai dengan Neviyarns(2009:47), manusia adalah makhluk
tuhan, diberkahi dengan kemampuan untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dan
mengetahui cara yang berbeda. Bagaimana mendengar, melihat, berbicara, berfikir dan
menulis. Manusia menguasai alam dengan akal dan hatinya untuk mengubahnya menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Sebagai seorang Khalifah, anda harus selalu
mencari dan memperoleh ilmu yang tidak bisa dihindari. Seperti dalam hadist Nabi
Muhammad SAW.

Itu berarti :

Temukan informasi dari buaian hingga liang lahat (Narator Islam) (Alfahin, 2007),
hal ini juga tercermin dalam tafsir hamka (1983.VII-IX:164), menafsirkan surat Al-an'am{6}
ayat 165 mengatakan bahwa "fungsi Khalifah adalah menghidupkan bumi, menghidupkan
ruah, mencipta, berusaha, mencari dan menambah ilmu serta membangun kemajuan dan
kebudayaan untuk menentukan negara dan bangsa serta strategi benua. maka, dalam
enunaikan tugasnya sebagai Khalifah, yang lebih baik dari yang lain.

F. Pentingnya Pendidikan Agama dalam Keluarga

tentunya semua orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang Sholih
yang akan memberikan keceriaan dan kebanggaan bagi mereka. Kehidupan seorang
anak tidak dapat dipisahkan dari keluarga (orang tua), karena anak menghabiskan
sebagian besar waktunya dalam keluarga. Peranan orang tua yang mendasar dalam
pendidikan agama anaknya adalah sebagai pendidik utama, karena anak pertama kali
diajari oleh orang tuanya, baik umum maupun agama. Peran orang tua dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu: 1) orang tua berperan sebagai pendidik keluarga 2)
orang tua berperan sebagai pelindung dan pelindung.

15
16

Anda mungkin juga menyukai