PEMBAHASAN
1. Terbentuknya akhlak mulia, karena salah satu tujuan dasar pendidikan adalah
terbentuknya akhlak dan kesucian jiwa
5. Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga profesional dan teknisi yang handal dan
terampil bekerja di masyarakat;
1 Drs. Tatang S., M.Si.,dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia,2012), hal 61-62.
Kami memberikan kesempatan kepada aktif untuk bekerja secara aktif, karena ini
sangat penting bagi perkembangan pemikiran dan pendewasaan individu, yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat;
1. Ilmu serba guna yang dapat menjadi alat untuk menjalani kehidupan yang baik dalam
masyarakat yang maju dan berbudaya;
kehidupan;
2. Ilmu serba guna yang dapat menjadi alat untuk menjalani kehidupan yang baik
dalam masyarakat yang maju dan berbudaya;
3. Modal dilakukan untuk mencari pekerjaan yang dapat digunakan semasa hidupnya;
1
18. Anda berkomunikasi secara efektif dan sopan, baik secara lisan maupun tulisan;
19. Pemahaman tentang hak dan tanggung jawab sendiri dan orang lain dalam
masyarakat;
20 mengevaluasi perbedaan pendapat dan memahami orang lain;
21 Menunjukkan kemampuan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan
estetis;
22 mendemonstrasikan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis,. dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
23 kuasai pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan gelar universitas.
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan
remaja;
b. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan
pekerjaannya;
c. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial;
d. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta
memperbaiki kekurangannya;
2
studi yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kelayakan mata kuliah
menjadi pedoman penilaian untuk menentukan kompetensi peserta didik pada satuan
pendidikan. Kualifikasi siswa adalah:
6. Membangun dan menerapkan pengetahuan dan informasi secara logis, kritis, kreatif
dan inovatif;
7. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik;
15. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan;
17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
3
18.Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain;
19. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan
estetis;
23. Persiapan penghidupan, atau yang sekarang disebut dengan tujuan profesional dan
profesional;
24. Menumbuhkan semangat ilmiah para siswa dan memuaskan rasa ingin tahu
(curiosity);
25. Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga profesional dan teknisi yang handal
dan serta memiliki keterampilan untuk bekerja di perusahaan;
lam pendidikan formal terdapat tujuan pendidikan nasional, tujuan kelembagaan, tujuan
kurikulum (mata pelajaran), dan tujuan pengajaran. Dilihat dari output, ada tujuan individu
dan tujuan sosial. Dalam bidang kajian (dalam kurikulum), tujuan pendidikan terbagi atas
tujuan agama, intelektual, budaya, materi dan psikologis (Afifuddin, 2004:13). Pada
hakekatnya, tujuan keseluruhan adalah untuk menuntaskan proses pendidikan, yakni
kematangan nilai universal dan intrinsik. Karakteristik kedewasaan, yang merupakan tujuan
pendidikan umum, mis.
Kedewasaan statis dan tertutup karena telah mencapai posisi yang tetap dalam
perkembangan individu, sosial dan moral;
1. tanggung jawab pribadi, agar kepentingan individu selaras dengan kepentingan
masyarakat;
4
2.;Individu sebagai pribadi menyadari kestabilannya sehingga mampu mengapresiasi
perbedaan pendapat dengan orang lain dan konsisten dalam mendahulukan
penyelesaian pertentangan sosial dengan cara-cara damai tanpa kekerasan termasuk
konflik yang melibatkan pribadinya;
Indikator tercapainya tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga tujuan mendasar, yaitu sebagai
berikut:
2. Anak didik yang memiliki kesabaran atau kesalehan emosional sehingga tercermin
dalam kedewasaan menghadapi masalah dalam kehidupannya.
3. Anak didik yang memiliki kesalehan spiritual, yaitu menjalankan perintah dalam
ajaran agama, taat hukum, dan mengembangkan pemikiran yang positif bagi
pembangunan bangsa dan negara.
5
Secara ideologis, pendidikan nasional harus berdasarkan Pancasila yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan
rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta
pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.
1. Nilai-nilai intelektual mengacu pada kebenaran pemikiran dan penting bagi siswa
pengetahuan;
2. Nilai estetika yang berkaitan dengan penghayatan keindahan;
3. Nilai-nilai etika yang menjadi sumber tugas dan tanggung jawab;
4. Nilai-nilai religius dan spiritual yang menghubungkan manusia dengan penciptanya.
Nilai religius atau spiritual dan nilai etika. Nilai ini merupakan referensi untuk nilai
lainnya (Bambang S.A., 2000: 13).
5. Nilai material, memelihara keberadaan manusia dari segi materi;
6
6. Nilai sosial, yang lahir dari kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya;
7. Anak didik yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain;
8. Anak didik yang sehat jasmani dan rohani;
9. Karakter anak didik yang menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia.
Dilihat dari output, ada tujuan individu dan tujuan sosial. Dalam bidang kajian
(dalam kurikulum), tujuan pendidikan terbagi atas tujuan keagamaan, intelektual, budaya,
materi dan psikologis (Afifuddin, 2004:13)Pada dasarnya tujuan keseluruhan adalah untuk
menuntaskan proses pendidikan,d. H.kematangan standar yang bersifat universal dan
memiliki nilai tersendiri. Karakteristik kedewasaan, yang merupakan tujuan pendidikan
umum, mis.
kedewasaan bersifat statis dan tertutup karena telah mencapai posisi sentral dalam
perkembangan individu, sosial, dan moral;
7
b. Manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan
dan lingkungan
c. Manusia adalah makhluk yang cenderung beragama
2) Manusia Sempurna Menurut Islam
a. Jasmani yang sehat dan kuat serta berketrampilan
b. Cerdas dan pandai
c. Rohani yang berkualitas tinggi
3) Tujuan Ilmu Pendidikan
a. Tujuan pendidikan jasmani
b. Tujuan pendidikan rohani
c. Tujuan pendidikan akal2
d. Tujuan pendidikan sosial
C. Fungsi Hidup Manusia
1. Manusia Sebagai Kholifah Allah
Kholifah berarti pengganti, penguasa, pengelola atau pemakmur. “Sebelum
manusia diciptakan, Allah telah mengemukakan rencana penciptaan tersebut kepada
para malaikat. Pernyataan Allah ini terangkum dalam ayat 30 surat al-Baqarat yang
maknanya sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka bumi.
Untuk melakukan tugas-tugas kekhalifahan itu, Allah SWT tidak membiarkan
makhluk ciptaan-Nya dalam keadaan kosong. Manusia dilengkapi Tuhan dengan
berbagai potensi, antara lain bekal pengetahuan.
Fungsi keberadaan manusia di dunia adalah untuk melaksanakan tugas
kekholifahan, yaitu membangun dan mengolah segala potensi alam sesuai kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan itu tergambar dalam kitab suci yang diturunkan dan harus
digali nilai-nilainya oleh manusia agar dapat menyesuaikan perkembangan sosial
budaya dengan nilai-nilai kitab suci.
Untuk menyukseskan tugas tersebut, Tuhan melengkapi manusia dengan
berbagai keistimewaan. Pertama, kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi dan
kegunaan segala macam benda (science). Melalui potensi ini manusia dapat
menemukan hukum-hukum dasar alam serta memiliki pandangan yang menyeluruh
terhadapnya, kemudian memadukan berbagai aspek bentukan alam untuk
dimanfaatkan dalam kehidupan. Kedua, pengalaman selama di surga, baik
2 Drs. Muhammad Alim, M.Ag., dkk, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal 28-32.
8
pengalaman manis dan pahit. Pengalaman manis berupa rasa puas karena berhasil,
sementara pengalaman pahit berupa kegagalan meraih hasrat. Dari keduanya,
pengalaman pahitlah yang lebih berkesan mendalam di hati, karena sulit untuk
dilupakan. Akan tetapi, sekalipun terasa pahit, kegagalan ada gunanya. Dari kegagalan
dan kepahitan kepribadian seseorang akan meningkat, meski membuat orang takut
terjerumus lagi. Apa yang tersirat di sini ialah timbulnya rasa waspada pada diri
seseorang, dan itu berarti kepribadiannya meningkat. Adapun pengalaman manis
menyebabkan orang bergairah mengulang kembali, dan itu berarti kepribadiannya
meningkat. Ketiga, Tuhan telah memudahkan alam semesta untuk diolah manusia.
Dalam hal ini perlu digarisbawahi bahwa kemudahan itu berasal dari Tuhan, dengan
demikian manusia dan benda-benda alam itu memiliki kedudukan yang sama dari segi
ketundukan dan perhambaan diri kepada Tuhan. Keempat, beberapa saat setelah
manusia tiba di bumi, Tuhan memberikan petunjuk-petunjuk (al-dien al-Islam).
2. Manusia Sebagai Hamba Allah
Maksud diciptakannya manusia antara lain agar ia mengabdi (beribadah)
kepada Allah. Oleh karena itu fungsi manusia yang kedua adalah selaku hamba Allah.
Sebagai hamba Allah memang memiliki keharusan dan kewajiban untuk selalu patuh
kepada-Nya. Tetapi dalam hal ini manusia diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan, apakah akan tunduk kepada Allah ataukah mengingkarinya. Atas dasar
kebebasan inilah, Allah akan memberikan penilaian terhadap perilaku manusia antara
yang baik dan yang buruk. Tanpa kebebasan ini, maka penilaian baik dan buruk
menjadi tidak mungkin dipahami.
Alquran mengajarkan bahwa fungsi manusia sebagai khalifah dan sebagai
hamba Allah harus dilaksanakan secara simultan, sehingga keselamatan orang lain
dipentingkan, sementara keselamatan diri sendiripun tetap terjaga. Ibadah merupakan
bentuk pernyataan kerendahan diri. Berupa pengabdian yang hanya diperuntukkan
untuk Allah semata," dan ibadah spontan berdasarkan perintah-Nya. Sebagai hamba
tuhan, manusia harus mampu memantapkan dirinya dengan sungguh-sungguh dan
tulus sebagai hamba Allah. Kemampuan itu tercermin dalam pola sikap dan perilaku,
yaitu apakah seseorang dapat mengisi peran itu dengan baik atau tidak..3
9
“Tujuan pendidikan bukan hanya menjadikan seseorang cakap dan cakap dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi atau bicara dan bicara dalam dunia kerja dan kompetensi.
Pendidikan Lebih dari sekedar penguasaan pengetahuan (sains) yang dapat mendukung
aktivitas manusia. demikian pula pendidikan yang melibatkan upaya pembentukan hati nurani
(conscience), pembentukan akhlak, dan sebagai pengatur akhlak.
Misinya adalah membangun manusia yang manusiawi, bermoral dan beradab tercakup
dalam prakarsa pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk membangun keseluruhan sebagai
individu dalam haknya sendiri dan pada saat yang sama menjadi anggota rakyat yg berharga.
Pada dasarnya pendidikan Islam menekankan pada semua Aspek-aspek tersebut dan hendak
melengkapi semua pendidikan yang utuh secara utuh, karena pendidikan Islam adalah
pendidikan sebagai manusia seutuhnya. Itu adalah pikiran dan hati, pikiran dan tubuh, dan
moral dan keterampilan.
Pendidikan adalah pembentukan tingkah laku (tasyri al-sajiyyah), karena memang jiwa
manusia terlahir sebagai makhluk yang terbuat dari bahan yang lentur dan lunak. karena,
ketika seseorang masih kecil, mereka seperti tanah yang lunak dan lentur yang dapat dibentuk
hingga menjadi permanen. Tanah yang keras dan kering, jika permanen, sulit bentuk, yang
sama adalah orang sebagai orang dewasa. Bentuk Pendidikan selalu dirancang untuk
memajukan kepribadian, baik berupa tujuan akhir dan segera. Tujuan akhir pendidikan adalah
kesempurnaan pribadi. Prinsip ini sangat dalam prinsip aktualisasi diri, yaitu terwujudnya
potensi yang telah ada dalam martabat manusia. Kemungkinan-kemungkinan tersebut berupa
kesadaran intelektual, spiritual,gustatory, intensional dan moral, bahkan aspek kemampuan
Fisika dan perkembangan fisik. Pendidikan terutama dipahami sebagai proses mediasi
budaya, pengembangan pengetahuan yang bermakna memahami seseorang, menjadi sadar
atau mengetahui adalah harapan terpenting untuk kebaikan, menuju kesempurnaan.
Pendapat seperti itu dipegang oleh Socrates, di mana dia menegaskan pengetahuan
adalah kebijaksanaan:"Socrates adalah upaya mulia untuk menggabungkan epistemologi dan
aksiologi dengan prinsip pengetahuan adalah kunci kebajikan." “Socrates adalah usaha yang
mulia, mensintesis pengetahuan dan nilai-nilai menurut prinsip bahwa pengetahuan adalah
kunci kebajikan”, sedangkan pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pendidikan, baik
melalui sekolah formal maupun melaluipembelajaran informal (dalam masyarakat, swadaya).
Esensi kepribadian seseorang, yang dapat diringkas dalam hal-hal berikut:
10
Individualitas, kemasyarakatan dan moralitas hanya bisa benar (perilaku, sikap), tanggung
jawab, dll juga tumbuh dalam kepribadian seseorang melalui pendidikan melalui pelatihan
sendiri (trust, trust, trust). Prosedur. Jika pelatihan hanya dijelaskan, maka setiap pelatih atau
siapapun yang ingin melatih harus mengetahui filosofi dan tujuan, rencana yang akan dibuat,
kurikulum pembuatan, metode pelaksanaan dan alat yang akan digunakan. memang
seharusnya begitu, bahkan siapapun yang terlibat dalam bisnis ini harus mengetahuinya
bahkan pengetahuan yang diperlukan tentang sifat manusia. Ia harus menguraikan asas dan
prinsip yang harus diwujudkan dalam diri murid-muridnya mengikuti prinsip-prinsip yang
diyakini dan diyakininya agar selaras dengan karakter orang tersebut.
Hubungan seseorang dengan pendidikan sangat erat karena memiliki mata rantai yang
tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan
seseorang yang memikirkan bagaimana menjalani kehidupan dunia ini untuk bertahan hidup.
Pendidikan juga dapat digunakan untuk mengarahkan perkembangan kepribadian seseorang
menjadi lebih baik. Dan melalui pendidikan, kemampuan kepemimpinan seseorang dapat di
pelajari dan dianalisis secara murni. Dewa lain tidak memiliki kemampuan ini. Seseorang
dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan karena seseorang dapat tumbuh dan
berkembang melalui proses alamiah menuju kematangan fisik dan mental.
Pertama, citra diri dan hubungannya dengan tujuan pendidikan, sehingga peran
pendidikan dan perkembangan kepribadian sangat ditentukan oleh upaya pencapaian tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan pada umumnya terutama untuk membina kepribadian manusia
seutuhnya. Definisi dan kriteria lengkapnya ditentukan oleh inti keyakinan setiap orang,
masyarakat, bangsa di suatu tempat dan waktu tertentu. Pengertian tujuan pendidikan
berdasarkan atau ditentukan oleh prinsip-prinsip perspektif ontologis dan aksiologis. Jadi
determinisme memiliki latar belakang filosofis. Oleh karena itu, tentu akan terjadi perbedaan
penafsiran baik dalam kaitannya dengan pentingnya pemahaman yang utuh maupun dalam
kaitannya dengan aspek lain dalam merumuskan tujuan pendidikan.
11
Menurut Al-Syaibani, tujuan utama pendidikan Islam adalah “persiapan hidup di
dunia dan di akhirat”. Tujuan akhir yang dapat dicapai adalah perkembangan dinamis watak,
jiwa, susunan tubuh, kemauan dan akal budi para murid, sehingga terwujudlah manusia
seutuhnya yang membantu terwujudnya misinya sebagai Kalifi al-ard. Pendekatan objektif ini
mengandung arti bahwa pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang
mengabdi dan memenuhi “kehendak” Tuhan menurut syariat Islam dan memenuhi tujuan
utama pendidikannya sebagai berikut.
Untuk saat ini, mata pelajaran pendidikan terus mendapat perhatian besar di
publisitas. Hal ini merupakan hasil dari keinginan seluruh masyarakat Indonesia yang ingin
mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih berkualitas. Pendidikan merupakan tujuan
12
orang tua dan pendidik, yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan seperti kesusilaan, agama
dan lain-lain. Selain itu, anak dan remaja merupakan kunci terpenting dari tujuan pendidikan
tersebut. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa ini, guru dan orang tua memegang
peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas.
Mudah untuk makan dan minum. Dalam hal ini, tubuh tidak harus menerima makanan
dan minuman, tetapi apa yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup;
Antara lain, manusia dijadikan Khalifah di muka bumi ini untuk membuat bumi mekar.
Kami menemukan pernyataan ini dalam banyak tafsir mufassir dari ayat-ayat di atas yang di
bahas oleh ulama. Sebagaimana di tafsirkan oleh Quraish Shihab (2008.b.V:142-143),
mengacu pada surat Al-a'raf {7}v.69,"untuk menjadikanmu Khalifah-Khalifah "yaitu.H.
pengikut yang berkuasa dan bertugas membuat bumi mekar. selain itu, Quraish Shihab
menafsirkan lebih lanjut ayat yang sama menjelaskan "orang-orang 'ied adalah orang-orang
yang Allah jadikan Khalifah setelah orang-orang nabi Nuh di hukum. Namun, kekhalifahan
tersebut dapat di pahami sebagai pengganti kaum Nuh di masa kejayaan negara, dan dengan
demikian 'Id adalah suku pertama yang membangun peradaban manusia setelah topan nabi
Nuh as. (Shihab,2008,b.V.). dibuat keatas , p.143-144). Sedangkan menurut orang yang
13
dikreditkan dengan kemampuan konseptual, yang menurut sifatnya harus mengalami
eksperimen terus-menerus sampai mereka membuktikan kemakmuran dan kesejahteraan di
bumi.
Dalam hal ini syahminan Zaini (1924: 86), sebagai Khalifah dan hamba Allah, manuasi
wajib mensyukuri segala nikmat tersebut sesuai dengan kehendak sang pemberi, yaitu dengan
berusaha berkreasi, membuat bumi mekar dan mengolah alam. Dengan memenuhi tugas
kekhalifahan di bumi, Allah mengubah posisi manusia .
Hal ini terkait dengan fungsi Khalifahnya. Sebagaimana ditafsirkan oleh Hamka (1983:
164), menafsirkan surat Al-an'am {6}, ayat 165, mengatakan bahwa "tugas seorang Khalifah
adalah menghidupkan bumi, memberikan kekuatan pikiran untuk menciptakan pengetahuan,
mencoba mencari dan memperluas, dan untuk membangun kemajuan dan kebudayaan, untuk
mendefinisikan negara dan bangsa dan strategi benua, sehingga ketika orang secara ekonomi
seperti Khalifah, posisinya tidak sama karena ada yang lebih baik dari yang lain.
Fungsi dan tugas lain seorang Khalifah adalahenaati dan memutuskan hukum-hukum
yang adil berdasarkan ketetapan Allah. Hal ini tergambar dalam surat sad{38} ayat 26, bahwa
ayat tersebut memaksa kita untuk menilai hukum secara adil dan menyatakan bahwa
masyarakat manusia membutuhkan adanya Khalifah Allah. Ayat ini merupakan perintah
tuhan agar para penguasa memutuskan perkara menurut hukum yang diturunkan tuhan (ash-
shiddieqy,2000.c.IV,p.1041). Setelahemnuhi tugasnya di bumi, manusia diberi kemampuan
luar biasa, hal ini terlihat dalam surat Al-Baqarah {2} ayat 31-33 yang artinya " dan dia
mengajari Adam semua nama (sesuatu), lalu mempersembahkannya kepada para malaikat ,
dan berkata: " katakan padaku nama benda -benda ini jika kamu benar-benar benar !" (31).
Mereka menjawab: " puji tuhan kami tidak tau apa-apa selain apa yang telah anda ajarkan
kepad kami; sesungguhnya engkau maha mengetahui lagi maha mengetahui (32). Tuhan
berfirman: " Hei Adam, beritahu mereka nama benda ini " ketika dia memberi tahu mereka
nama benda itu, Tuhan berfirman: "bukankah aku sudah memberi tahumu bahwa aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan apa yang kamu keluarkan dan apa yang kamu
sembunyikan ? " (33) (QS. Al-Baqarah {2}: ayat 31-32).
Dalam ayat ini menjadi jelas bahwa tuhan memberikan manusia potensi intelektual
yang luar biasa pada saat penciptaan. Maka salah satu tugas Khalifah adalah memanfaatkan
potensi akal untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan. Tentunya dengan
mengoptimalkan potensi akalnya, manusia bisa mmembungakan bumi, seperti yang telah di
14
jelaskan semuanya. Hal ini sesuai dengan Neviyarns(2009:47), manusia adalah makhluk
tuhan, diberkahi dengan kemampuan untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dan
mengetahui cara yang berbeda. Bagaimana mendengar, melihat, berbicara, berfikir dan
menulis. Manusia menguasai alam dengan akal dan hatinya untuk mengubahnya menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Sebagai seorang Khalifah, anda harus selalu
mencari dan memperoleh ilmu yang tidak bisa dihindari. Seperti dalam hadist Nabi
Muhammad SAW.
Itu berarti :
Temukan informasi dari buaian hingga liang lahat (Narator Islam) (Alfahin, 2007),
hal ini juga tercermin dalam tafsir hamka (1983.VII-IX:164), menafsirkan surat Al-an'am{6}
ayat 165 mengatakan bahwa "fungsi Khalifah adalah menghidupkan bumi, menghidupkan
ruah, mencipta, berusaha, mencari dan menambah ilmu serta membangun kemajuan dan
kebudayaan untuk menentukan negara dan bangsa serta strategi benua. maka, dalam
enunaikan tugasnya sebagai Khalifah, yang lebih baik dari yang lain.
tentunya semua orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang Sholih
yang akan memberikan keceriaan dan kebanggaan bagi mereka. Kehidupan seorang
anak tidak dapat dipisahkan dari keluarga (orang tua), karena anak menghabiskan
sebagian besar waktunya dalam keluarga. Peranan orang tua yang mendasar dalam
pendidikan agama anaknya adalah sebagai pendidik utama, karena anak pertama kali
diajari oleh orang tuanya, baik umum maupun agama. Peran orang tua dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu: 1) orang tua berperan sebagai pendidik keluarga 2)
orang tua berperan sebagai pelindung dan pelindung.
15
16