Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengetahui Perkembangan Spritiualitas

piritual secara epistemologis berasal dari kata latin “spiritus” yang berarti
nafas atau udara, secara spiritual menjiwai, membuat seseorang hidup. Pikiran
memberi makna pada segala sesuatu, yang merupakanpusat segala sesuatu dalam
hidup. Budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan, dan nilai-nilai
kehidupan semuanya berdampak pada spiritualitas. Menanamkan cinta, iman, dan
harapan, memahami tujuan hidup, dan menjaga hubungan dengan orang lain,
semuanya dimungkinkan melaui spiritualitas.

Spiritualitas adalah suatu yang dibentuk oleh peristiwa hidup, budaya,


perkembangan, kepercayaan, nilai-nilain menanamkan citra, iman, dan harapan,
memahami tujuan hidup, dan menjaga hubungan dengan orang lain, semuanya
dimungkinkan melalui spiritualitas.

Spiritualitas adalah ide individu untuk setiap orang. Setiap orang mendefinisikan
spiritualitas secara berbeda dipengaruhi oleh budaya, perkembanga, pengalaman, dan
pandangan hidup mereka sendiri, spiritualitas tahun1992, menurut emblem, sangat
menantang untuk dideskripsikan. Makna, cinta, hubungan dan keberadaan adalah
beberapa kata yang digunakan untuk mengungkatkan spiritualitas. Hubungan spirityal
dapat diklasifikasikan sebagai intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri),
transpersonal( hubungan dengan tuhan atau kekuatan gaib). Spiritualitas adalah
keyakinan bahwa ada hubungan antara individu dan kekuatan, kebajikan, bahwa ada
hubungan antara individu dan kekuatan, kebajikan, atau sumber energi. Ini juga
mengacu pada pengejaran tujuan hidup dan pembentukan seperangkat nilai dan
keyakinan sebagai lawan dari pemahaman sederhana.

Setiap orang memiliki pengertian sendiri tentang apa artinya menjadi spiritual.
Setiap individu memiliki konsep spiritualitas yang unik yang dibentuk oleh budaya,
tingkat perkembangan,pengalaman hidup, dan pandangan mereka terhadap dunia.
Tahun spiritual 1992, menurut emblem, sangat menantang ubtuk dijelaskan. Kata-kata
yang berhubungan dengan spiritual termasuk trandensensi, harapan, cinta, sifat,
hubungan,dan keberadaan. Hubungan spiritual dapat diklasifikasikan sebagai
intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan dengan orang
lain, atau transpersonal (hubungan dengan tuhanatau kekuatan gaib). Spiritualitas
adalah keyakinan bahwa ada hubungan antara individu dan kekuatan yang lebih tinggi
kekuatan,kreatif,kebajikan,atau sumber energi ini juga mengacu pada pengejaran
tujuan hidup yang lebih dalam dan pembentukan system nilai yang komplek.

Kelaim aliah B. purwakania hasan (2006), meskipun spiritualitas memiliki


jangkauan yang luas dan beragam makna pribadi, hal itu dapat dipahami dengan
berbicara tentang prase yang sering muncul dalam deskripsi orang uairan orang-orang
tentanf aliah B purwakania hasan mengacu pada apa yang di maksud dengan
inspiritual.menyoroti banyak istilah penting untuk di ingat, di antaranya.

1. Artinya. Makna adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang,


pengertian dari suatu keadaan yang memiliki tujuan dan mengarah padanya.
2. nilai (nilai). Nilai adalah keyakinan, standar dan etika yang dihormati.
3. Transendensi (Transendensi). Transendensi adalah pengalaman, kesadaran,
dan apresiasi terhadap dimensi transenden kehidupan di luar diri sendiri.
4. Gabungkan (lanjutan). Melanjutkan menyirakat menjadi lebih sadar
interaksi seseorang dengan diri sendiri, orang lain, tuhan, dan alam
5. Ayo (datang). Wujud adalah manifestasi eksistensis yang membutuhkan
intrupeksi dan pengalaman, termasuk identitas seseorang dan metode untuk
memastikannya. Penting juga menjelaskan bagaimana konsep spiritualitas
dengan agama untuk memahaminya dengan benar. Ini penting karena saat
ini ada anggapan yang berkembang bahwa spiritual lebih dihargai daripada
agama. Sejak futurology terkenal john naisbitt dan aburdene merilis
ungkapan “spiritualitas, ya, agama yang terorganisir, tidak” sudut pandang
ini menjadi lebih umum. Berbeda dengan agama, spiritualitas lebih
menekankan pada hal-hal yang berhubungan dengan hati, Nurani individu,
dan sikap pribadi yang penuh misteri bagi banyak orang lain. Meskipun
keduanya (agama dan spiritualitas) terpisah, tampaknya harus dicari
integrasi antara spiritualitas dan agama untuk mencapai tujuan hidup
manusia yang sebenarnya. “Agama tidak sama dengan spiritualitas, tetapi
agama adalah bentuk spiritualitas yang hidup dalam peradaban.”

B. Pengertian karakterik Perkembangan Spiritualitas anak MI

Kualitas spiritual yang paling penting adalah rasa keutuhan dan keharmonisan
dalam diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih
tinggi secara keseluruhan. Orang mempertimbangkan tingkat perkembangan mereka,
pengalaman mereka, keamanan pribadi mereka, kekuatan mereka dan harapan
mereka. Itu tidak berarti orang benar-benar puas dengan hidup mereka atau jawaban
yang mereka dapatkan. Dalam kehidupan normal setiap orang, ada situasi yang
memicu ketakutan, ketidakberdayaan, atau pusing.
Ciri-ciri kebutuhan spiritual adalah mis. berjanji
b) pengampunan
c) kasih dan hubungan
d) iman, imajinasi, dan harapan

e). anugrah, harapan, makna, tujuan.

Ciri-ciri kebutuhan mental tersebut menjadi dasar untuk mengidentifikasi ciri-ciri


modifikasi fungsi mental yang menyebabkan manusia yang berperilaku baik secara
adaptif maupun maladaptive.

Pada usia 7tahun sampa 11 tahun, tahap kepercayan mitisharfiah dimulai.


Menurut fowler (dalam muhammadidrus, 2006), anak mulai bernalar secara logis dan
mengkategorikan dunia pada tahap perkembangan kognitifnya. Pada usia ini, seorang
anak mulai secara sistematis mendapatkan makna dari norma-norma sosial, dan
mereka mulai menentukan koherensi dan signifikansidalam bentuk narasi khususnya.

Fowlwr melanjutkan dengan mengatakan bahwa karena cerita adalah sarana


utama untuk Menyusun dan mengevaluasi pengalaman, nurasi, dan orientasi cerita
adalah orientasi utama pada saat ini. Anak metode menggunakan metide ini untuk
menghasilkan, mengatur, mengirimkan, dan menyimpan keseluruhan keeradaan.
Anak-anak mampu memberikan makna dan kohesi pada semua cakralawa pengalama
nmereka dengan bantuan mendongeng. Alur cerita.

Anak-anak dasar akan menginterprestasikan sesuatu yang abstrak karena


mereka masih dalam tahab berfikir operasional konkrit. Pemahamannya tentang ide-
ide keagamaan juga dipengaruhi oleh hal ini. Anak-anak pada awalnya menganggap
gambar tuhan, misalnya, sebagai gagasan antropomorfik yang nyata dengan
perwujutan nyata dan sifat-sifat pribadiyang mirip manusia. Namun, saat otaknya
matang, gagasan ketuhanan yang konkrek ini mulai berkembang menjadi abstrak
dengan demikian, konsep yang sebelumnnya diakui secara konkrek sepertituhan itu
satu tuhan itu sangat dekat dan tuhan ada dimana-mana mulai menjelma menjadi
abstraksi.

Sisi spiritual klien tidak dapat dipisahkan dari lima dimensi manusia yang
harus diintegrasikan ke dalam kehidupan. Kelima dimensi tersebut adalah fisik,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Dimensi tersebut berada dalam suatu
sistem yang saling berinteraksi, berhubungan, dan bergantung satu sama lain,
sehingga gangguan pada satu dimensi dapat mengganggu dimensi lainnya. Tahapan
perkembangan manusia dimulai dari kelahiran sampai kematian seseorang.
Perkembangan spiritual manusia dapat dilihat pada tahapan perkembangan mulai dari
bayi, anak-anak, usia prasekolah, usia sekolah, remaja, dewasa muda, paruh baya,
dewasa akhir, dan lanjut usia. Secara umum, terlepas dari perspektif pertumbuhan dan
perkembangan manusia, proses perkembangan sisi spiritual dapat dilihat dari
kemampuan kognitifnya, dimulai dengan pengenalan, internalisasi, peniruan,
penerapan dan dilanjutkan dengan introspeksi.
Namun, di bawah ini juga akan dibahas perkembangan sisi spiritual berdasarkan
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Perkembangan intelektual anak sangat
penting untuk diperhatikan.

1.usia 0-18 bulan,

Bayi memiliki kebutuhan yang unik (fisik, psikologis, sosial, dan spiritul ) dari
orang dewasa, anak-anak membutuhkan setting yang memumgkinkan mereka untuk
mencapai kebutuhan dasarnya dan belajr secara sendirikarena mereka masih
bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya. Tahapan perkembabgan anak
menandai dimulainya fase awal perkembangan manusia. Menurut haber (1987),
fandasi perkembangannya intelektual adalah perkembangan intelektual anak. Bayi
kurang perkembanga moral yang diperlukan untuk memahami makna spiritual.
Keluarga rohani yang sehat merupakan landasan bagi pertumbuhan seorang bayi.

2. masa kanak-kanak saat ini komponen spiritual pertama kali mulai muncul (dari
tahun18 hingga 3 tahun).

Kapasitas kognitif meningkat pada anak-anak. Agar menjadi lebih mandiri, anak-anak
dapat belajar membadakan yang baik dengan yang negative. Tahap perkembangan ini
menunjukkan bagaimana anak-anak mulai berinteraksi dan menghargai pengaturan
ritual dimana mereka merasa nyaman. Tindakan sederhana seperti berdoa singkat
sebelum tidur dan sebelum makan atau sekedar menyapa anak-anak dijalan dapat
membantu anda mulai mengamati perkembangan spiritual anak. Ketika anak-anak
memperoleh pengalaman baru, mereka bahagia.

3. keadaan psikologis utama ank-anak prasekolah (usia 3-6) superego, terkait


langsung dengan perkembangan intelektual mereka.

Anak prasekolah mulai memahami tuntutan sosial, harapan, dan standar serta
berusaha untuk menjunjung tinggi adat istiadat keluarga. Anak-anak tidak hanya
membandingkan apa yang benar dan buruk, tetapi juga norma-norma keluarga mereka
sendiri dengan norma-norma rumah tangga lain. Anak kecil perlu memahami prinsip
dasar spiritualitas. Anak-anak sudah berfikir secara koncret, sehingga penting untuk
memperhatikan kebutuhan spiritual ini. Mereka terkadang berjuang untuk menerima
penjelasan abstrak tentang tuhan, dan mereka bahkan berjuang untuk membedakan
tuhan dari orang tua mereka.

4. kemampuan kognitif anak-anak (usia 6sampi 12 tahun) paling meningkat selama


usia sekolah.

Anak sekolah (usia 6 sampai 12) berfikir secara paraktif namun dapat memahami
simbol dan makna spiritual dan agama melalui ide-ide abstrak. Anak-anak mungkin
diundang untuk berdebat dan mengklarifikasi keyakinan mereka karena penelitian
telah menunjukkan bahwa mereka tertarik pada konsep. Sesuai dengan mentalnya
masing-masing, orang tua dapat menilai kemampuan kognitif anaknya.

C. Pengertian Implikasi perkembangan Spiritual Terhadap Pendidikan

Sekolah memiliki tanggung jawab untuk mendukung pertunbuhan moral dan


spiritual siswa agar tumbuh menjadi manusia yang santun dan religious.Di bawah ini
adalah beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk mendorong pertumbuhan
moral dan spiritual siswa

1.memberikan pelajaran moral dan agama melalui kurikulum terselubung, yaitu


pelajaran moral dan agama diseluruh sekolah etos terdiri dari peraturan sekolah dan
kelas, sikap terhadap kegiatan ekstrakurikuler dan akademik, orientasinilai guru dan
staf dan teks yang digunakan. Dalam situasi ini secara khusus , guru harusmampu
berperan sebagai panutan moral dan keyakinan agama. Penyuluhan akhlak dan agama
di sekolah tidak efektif untuk membentuk siswa berakhlak dan beragama tanpa
keteladan perilaku yang baik dari guru.

2. memberikan pelajaran moral dan agama melaui kurikulum terselubung, yaitu


pelajaran moral dan agama diseluruh sekolah, etos terdiri dari pengaturan sekolah dan
kelas, sikap terhadap kegiatan ekstrakurikuler dan akademik, orientasi, nilai guru dan
staf dan teks yang digunakan. Dalam situasi ini secara khusus panutan moral dan
keyakinan agama. Penyuluhan akhlak dan agama di sekolah tidak efektif untuk
membentuk siswa berakhlak dan beragama tanpa keteladana perilaku yang baik dari
guru.

3. dengan menggunakan strategi klarifikasi nilai, yang merupakan metode pengajaran


moral tidak langsung untuk mengutamakan siswa menjadi lebih sadar akan tujuan
hidupnya dan apa yang berharga untuk dikejar, disediakan pendekatan moral. Siswa
diberikan pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan selama evaluasi, baik diri sendiri
maupun kelompok. Tujuan adalah untuk membuat siswa sadar akan nilai-nilai mereka
sendiri dan peka terhadap orang lain.

4.mari kita Pendidikan sebagai cara yang terjangkau bagi siswa untuk mangamalkan
agamanya, bukan hanya sebagai teori tetapi sebagai apresiasi sejati yang berakar pada
keragamaan. Oleh karena itu, upaya ekstra harus dilakukan untuk memestikan bahwa
anak-anak mencari pengalaman keragamaan dalam pelajaran agama ini menitik
beratkan pada inti ajaran agama yang kaya akan prinsip-prinsip spiritual dan moral
seperti keadilan dan perdamaian.

5. Membantu siswa mengembangkan rasa ketuhanan melalui pendekatan pendidikan


spiritual, seperti:

- Kembangkan hubungan sadar anak dengan Tuhan melalui doa harian.


- Tanyakan kepada anak-anak bagaimana Tuhan terlibat dalam aktivitas sehari-hari
mereka
-jelaskan kepada anak-anak bahwa tuhan ada dalam jiwa mereka atau memahami
aliran darah mereka, tetapi mereka tahu bahwa meskipun tidak terlihat, mereka tidak
diragukan lagi nyata jika kita ingin dia melihat kita.

6.   Implikasi Perkembangan Spiritual

Anak-anak memang memiliki kemampuan mental dasar yang mereka bawa sejak
lahir. Untuk mengembangkan keterampilan tersebut, pendidikan memegang peranan
yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk menghasilkan manusia dengan SQ yang
tinggi diperlukan pendidikan yang bertujuan tidak hanya untuk mengembangkan IQ
tetapi juga EQ dan SQ.
Zohar dan Marshall (Desmita, 2008:

174) adalah orang pertama yang mengkaji secara ilmiah kecerdasan mental, yaitu
kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yang
menempatkan perilaku dan kehidupan manusia dalam konteks yang lebih luas dan
kaya.
Melatih orang berbeda dengan "membiakkan" hewan. Menurutnya, pembentukan
manusia tidak hanya terkait dengan perkembangan biologis, tetapi juga perkembangan
fisik. Namun, ketika melatih orang, perhatian juga harus diberikan pada
perkembangan spiritual mereka. Inilah kelebihan yang Allah SWT berikan kepada
manusia yang memiliki fitrah (emosi dan kemampuan) untuk mengetahui
Penciptanya, yang memisahkan manusia dengan manusia.

Anda mungkin juga menyukai