OLEH
KELOMPOK II
B. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui konsep kesehatan spiritual secara umum
b. Mampu menganalisa hal-hal yang mempengaruhi kesehatan spiritual individu
c. Mampu mengaplikasikan konsep kesehatan spiritual dilahan praktek
BAB II
PEMBAHASAN
D. Perkembangan Spiritual
Perkembangan Spiritual seseorang menurut Westerhoff’s di bagi ke dalam empat
tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu :
1. Usia anak-anak, merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman.
Perilaku yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain
dengan keyakinan atau kepercayaan yang di anut, Pada masa ini, anak belum
mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan pada masa ini
mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur
dan makan, dan lain-lain. Pada masa prasekolh kegiatan keagamaan yang dilakukan
belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas
keagamaan orang seakilingnya dalam hal ini keluarga. Pada masa ini anak-anak
biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta, arti doa, serta mencari jawaban tentang
kegiatan keagamaan.
2. Usia remaja akhir, merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang di tandai dengan
adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat
mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan
spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritual
seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti sudah
mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. Bila pemenuhan
kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, akan timbul kekecewaan.
3. Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses
npernyataan akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai
bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat
rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala
pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini,
timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.
4. Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri,
perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercatyaan diri yang
dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti
akan kepercayaan dirinya.
I. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah spiritual secara unun dapat dinilai dari perubahan untuk
melakukan kegiatan spiritual, adanya kemampuan melaksanakan ibadah, adanya ungkapan atau
perasaan yang tenang, dan menerima adanya kondisi atau keberadaannya, wajah yang
menunjukkan rasa damai, kerukunan dengan orang lain, memilki pedoman hidup, dan rasa
bersyukur.
J. Artikel Jurnal
Judul Artikel: Pentingnya Aspek Spiritual Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan
Hemodialisa
Hasil : Enam artikel dipakai dalam review. Empat artikel menyarankan komponen-
komponen kesejahteraaan spiritualitas harus dipertimbangkan dan dirumuskan
dalam program perawatan pasien dengan hemodialisa, untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien, kualitas tidur, mengurangi kecemasan dan rasa takut akan
kematian. Salah satu artikel menyarankan agar perawat dialisis membuat
program-program yang mendukung kegiatan spiritualitas pasien predialisis dan
dialisis. Perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan secara
holistic (biopsikososiospiritual), selain perawatan fisik perawat juga memberikan
perawatan dengan pendekatan spiritual (Spiritual care). Doa dan sholat
merupakan aktivitas yang dapat memperbaiki pasien dan membantu mengurangi
kecemasan dan rasa takut akan kematian.
Metode: Menggunakan database dengan penelusuran elektronik pada EBSCO, Google,
Google Scholar, ProQuest dan PubMed yang dipublikasikan pada tahun 2013-
2017
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa
kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan
pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan
seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. Dalam hirarki
kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang mengandung arti dari
kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri.
Kesehatan spiritual berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan dimensi lain (fisiologis, psikologis, sosiologis, kultural). Peran
perawat adalah bagaimana perawat mampu mendorong klien untuk meningkatkan
spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu menghadapi, menerima dan
mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri individu tersebut.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka kami dapat mengemukakan beberapa saran
yang mungkin dapat menjadi masukan yang bersifat positif antara lain :
1. Diharapkan agar mahasiswa (i) dapat menguasai dan menerapkan konsep kesehatan
spiritual ini. Terus mengembangkan dalam tindakan nyata pada kehidupan dimasyarakat.
2. Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan tambahan pembelajaran bagi ilmu
keperawatan.
3. Diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan diperpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Ahmad Alimul Hidayat. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika
Barbara. 2008. “theory of integral nursing. Advances in Nursing Science. Vol. 31, No. 1, pp.
E52-E73
Hamid, A.Y.S. 2009. Bunga rampai asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC.
Saryono, Anggriyana Tri Widianti. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM).Yogyakarta : Nuha Medika.
Sulmasy, Daniel P. 2002. A Biopsychosocial-spiritual Model for the care of Patient at the end of
life. The Gerontolegic Vol. 42, Spesial Issue III, 24-33, rho Geronblegiml Society of
Amerika.