PEDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian psikososial ?
2. Apa pengertian spiritual ?
3. Apa konsep dasar kesehatan spiritual ?
4. Apa masalah dalam aspek kesehatan spiritual ?
5. Bagaimana peran perawat dalam aspek kesehatan spiritual ?
1.3 Tujuan.
1.3.1 Tujuan umum.
Perawat mampu memahami konsep dasar psikososial dalam aspek
spiritual
1.3.2 Tujuan khusus.
1. Perawat mampu mengetahui konsep dasar psikososial.
2. Perawat mampu mengetahui pengertian spiritual.
3. Perawat mampu memahami hubungan psikososial dengan spiritual
dalam kesehatan.
4. Perawat mampu mengetahui masalah dalam aspek kesehatan
spiritual.
5. Perawat mampu mengetahui Peran Perawat dalam aspek kesehatan
spiritual Perawat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mempengaruhi dan meningkatkan kesehatan, kualitas hidup, perilaku
meningkatkan kesehatan dan kegiatan pencegahan penyakit. Sering kali,
perawat dan penyelenggara pelayanan kesehatan lainnya gagal mengenali
dimensi spiritual dari klien mereka, karena spiritualitas bersifat tidak cukup
ilmiah, memiliki banyak definisi, dan sulit untuk diukur. Selain itu, beberapa
perawat dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak percaya terhadap
Tuhan atau sesuatu yang pokok, beberapa tidak merasa nyaman
mendiskusikan topik tersebut, dan yang lainnya menegakkan bahwa mereka
tidak memiliki waktu untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
Konsep spiritualitas dan agama sering bertukar tempat, tapi
spiritualitas merupakan konsep yang lebih luas dan lebih menyatu
dibandingkan dengan agama. Jiwa manusia adalah kekuatan, dan spirituallitas
mempunyai arti yang berbeda bagi setiap individu. Oleh karena itu, perawat
memerlukan kesadaran terhadap sprituallitas dari mereka agar dapat
menyediakan pelayanan spiritual yang relevan dan sesuai. Perawat perlu
melayani individu secara keseluruhan dan menerima kepercayaan serta
pengalaman klien ketika menyelenggarakan suatu hubungan pelayanan.
Asuhan keperawatan juga meliputi tindakan untuk menolong klien
menggunakan sumber daya spiritual selama mereka menentukan dan menggali
apa yang paling berarti dalam kehidupan mereka dan menemukan cara untuk
beradaptasi dengan akibat yang ditimbulakan oleh penyakit dan tekanan
kehidupan.
4
dengan keadaan.seringkali gaya koping tersebut ada didalam kepercayaan
spiritual individu.
Kepercayaan spiritual berubah selama klien tumbuh dan berkembang.
Spiritualitas dimulai saat anak-anak belajar tentang dirinya sendiri dan
hubungan mereka dengan orang lain. Perawat yang memahami kepercayaan
spiritual anak akann mampu merawat dan menberi kenyamanan pada anak.
Selama anak-anak memasuki masa dewasa, mereka mengalami pertumbuhan
spiritual dengan masuk kedalam hubungan yang abadi. Kemampuan untuk
merawat orang lain dan diri sendiri dengan penuh arti merupakan bukti
spiritual yang sehat.
Kepercayaan diantara lansia bervariasi tergantung banyak faktor, misalnya
gender, pengalaman masa lalu, agama, status ekonomi, dan latar belakang
budaya. Spiritual yang sehat pada lansia merupakan salah satu yang
meemberikan kedamaian dan penerimaan diri. Kondisi ini biasanya muncul
berdasarkan hubungan yang abadi dengan makhluk tertinggi. Penyakit dan
kehilangan terkadang mengancam dan mengganggu proses perkembangan
spiritual. Lansia biasanya mengungkapkan spiritualitas meereka dengan
membentuk hubungan yang penting dan menberikan diri mereka untuk orang
lain.
2.4 Masalah dalam kesehatan spiritual.
Ketika sakit, kehilangan, duka cita, atau perubahan hidup yang besar,
individu menggunakan sumber daya spiritual untuk membantu mereka
beradaptasi atau menimbulkan kebutuhan dan masalah spiritual. Tekanan
spiritual sering menyebabkan seseorang merasa sendiri atau bahkan merasa
diabaikan. Masalah yang terdapat dala kesehatan spiritual yaitu
1. Penyakit akut
Tiba-tiba, penyakit yang tidak diharabkan (baik jangka pendek atau
panjang) yang mengancam kehidupan klien, kesehatan, dan kesejahteraan
secara terus menerus menyebabkan tekanan spiritual yang
signifikan.contohnya klien berusia 50 th yang mengalami serangan jantung
dan klien berusia 20 th yang mengalami kecelakaan kendaraan bermotor
5
menghadapi masa kritis yang mengancam kesehatan spiritual mereka.
Seseorang akan mencari jalan untuk mempertahankan kesetiaan terhadap
kepercayaannya, misalnya beberapa individu akan berdoa, lebih sering
menghadiri pelayanan keagamaan, atau menghabiskan waktu
merenungkan aspek positif kehidupan mereka. Biasanya, konflik
berkembang seputar kepercayaan sehingga kemarahan lebih sering
ditemukan, dank lien terkadang mengungkapkannya dengan melawan
tuhan, keluarga mereka, diri mereka, atau perawat.
2. Penyakit Kronis
Banyak penyakit kronis yang mengancam kebebasan seseorang
menyebabkan ketakutan, kecemasan, dan tekanan spiritual. Spiritualitas
cara signifikan membantu klien dan pemberian layanan untuk beradaptasi
terhadap perubahan yang disebabkan oleh penyakit kronis. Klien yang
memiliki pemahaman kesejahteraan spiritual, merasakan hubungan dengan
kekuatan tertinggi dan orang lain, dan dapat menemukan arti dan tujuan
hidup, akan dapat beradaptasi lebih baik dengan penyakit kronis yang
dimilikinya,dimana membantu mereka mencapai potensi dan peningkatan
kualitas hidup mereka.
3. Penyakit Terminal
Biasanya menyebabkan ketakutan terhadap nyeri fisik, isolasi hal
yang tidak terduga dan kematian. Spiritualitas membantu klien untuk
menemukan kedamaian dalam diri dan kematian mereka. Individu yang
mengalami penyakit terminal biasanya akan menemukan diri mereka
meninjau ulang kehidupan mereka dan mengajukan pertanyaan tentang
artinya. Menyelenggarakan pelayanan yang holistic merupakan hal yang
penting karena kematian merupakan bagian dari kehidupan yang meliputi
kehidupan fisik social, psikologis, dan kesehatan spiritual.
6
2.5 Peran Perawat dalam aspek kesehatan spiritual
Perawat yang bekerja di garis terdepan harus mampu memenuhi
kebutuhan klien termasuk juga kebutuhan spiritual klien. Berbagai cara
perawat untuk memenuhi kebutuhan klien, mulai dari pemenuhan makna dan
tujuan spiritual sampai dengan memfasilitasi klien untuk mengekspresikan
agama dan keyakinannya.Terapi keagamaan yang diberikan berupa bimbingan
tentang konsep sehat sakit dari sudut pandang agama, bimbingan untuk
berfikir dan berdoa. Dengan beragama yang benar hidup menjadi lebih iklas
atau pasrah terhadap sesuatu yang diberikan oleh tuhan, sehingga terjadi
keseimbangan.
Dalam memfasilitasi kebutuhan pasien terhadap pelaksanaan keagamaan,
perawat perlu mengkaji terlebih dahulu mengenai kebutuhan spiritual pasien.
Misalnya mengetahui masalah-masalah atau kendala pasien dalam
melaksanakan ibadah, kemudian berusaha membantu mencari solusi atas
masalah-masalah yang dihadapi pasien. Kemudian perawat dapat memberikan
pilihan kepada pasien dalam melakukan peribadatan untuk memberikan
kemandirian pada pasien dalam mengambil keputusan.
Pada pasien dalam keadaan terminal perawat memfasilitasi untuk
memenuhi kebutuhan spiritual pasien, misalnya dengan menanyakan siapa-
siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan klien dan
didiskusikan dengan keluarganya. Bantuan memenuhi kebutuhan spiritual
misalnya dengan menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya
dan rencana-rencana klien selanjutnya menjelang kematian.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang
mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya. Spiritual sering
didefinisikan sebagai kesadaran dalam diri seorang dan rasa terhubung
dengan suatu yang lebih tinggi, alami atau kepada beberapa tujuan
yang lebih besar dari diri sendiri. Jiwa manusia adalah kekuatan,dan
spirituallitas mempunyai arti yang berbeda bagi setiap individu. Oleh
karena itu, perawat memerlukan kesadaran terhadap sprituallitas dari
mereka agar dapat menyediakan pelayanan spiritual yang relevan dan
sesuai. Perawat perlu melayani individu secara keseluruhan dan
menerima kepercayaan serta pengalaman klien ketika
menyelenggarakan suatu hubungan pelayanan. Asuhan keperawatan
juga meliputi tindakan untuk menolong klien menggunakan sumber
daya spiritual selama mereka menentukan dan menggali apa yang
paling berarti dalam kehidupan mereka dan menemukan cara untuk
beradaptasi dengan akibat yang ditimbulakan oleh penyakit dan
tekanan kehidupan.
3.2 Saran
Bagi mahasiswa kesehatan maupun tenaga kesehatan dapat
mengaplikasikan peran perawat dalam memenuhi kebutuhan
psikososial kesehatan spiritual klien.