Anda di halaman 1dari 12

Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

pada Mata Kuliah PengantarIlmuKeperawatan Semester Satu

Disusun oleh :

MUHAMMAD TAUFAN ARYO WICAKSONO

MUTINIK

NUR HIDAYAH

RIRIN MARIA HERAWATI

ROBY RAHMADI AKBAR

SRI LESTARI

STEPPI LAURIKA

TINI ARIYANTI

TIOANDI AFRIANTO

WAHYU AGUNG WIBOWO

WIKA TRYSIA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara

spiritual, keyakinan dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang

akan mempengaruhi pendekatan perawat dengan pasien.Spiritual merupakan

suatu konsep yang unik pada masing-masing individu.Manusia adalah

makhluk yang mempunyai aspek spiritual yang akhir-akhir ini banyak

perhatian dari masyarakat yang disebut kecerdasan spiritual yang sangat

menentukan kehagiaan hidup seseorang. Perawat memahami bahwa aspek

ini adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena selama dalam

perawatan, respon spiritual kemungkian akan muncul pada pasien.

Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan

keperawatan yang holistikdimana perawat dituntut untuk mampu memberikan

asuhan keperawatan secara komprehensif bukan hanya pada masalah secara

fisik namun juga spiritualnya. Untuk itulah materi spiritual diberikan kepada

calon perawat guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan

spiritual.

B. Rumusan Masalah

Padapenulisan makalah ini, kami akan mencoba membatasi masalah

yang mencakup tentang:

1. Bagaimana pengertian aspek spiritual dalam keperawatan?

2. Bagaimana aspek spiritual dalam keperawatan?


C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan pengertianaspek spiritual dalam keperawanan.

2. Untuk menjelaskan aspek spiritual dalam keperawatan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus, yang berarti bernafas atau

angin. Ini berarti segala sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari

kehidupan seseorang (McEwan, 2005). Spiritual adalah keyakinan dalam

hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Hamid, 1999).

Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan

tergantung pada budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan

dan ide-ide tentang kehidupan seseorang (Potter & Perry, 1999)

Aspek spiritual meliputi 3 komponen dasar yaitu: spiritual (keyakinan

spiritual),kepercayaan dan agama.

1. Spiritual, merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha

kuasa dan maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha

pencipta.

2. Kepercayaan, mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu

atau seseorang, juga dapat dikatakan upaya seseorang untuk memahami

tempat seseorang dalam kehidupan atau dapat dikatakan bagaimana

seseorang melihat dinnya dalam hubungannya dengan lingkungan.

3. Agama, merupakan suatusystem ibadah yang terorganisir atau teratur,

mempunyai keyakinan sentral, ritual dan praktik yang biasanya

berhubungan dengan perkawinan, keselamatan dan mempunyai aturan-

aturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dalam

memberikan keputusan bagi yang menjalankannya.


B. Perkembangan spiritual

1. Bayi dan Toddler (0-2 tahun)

a) Rasa percaya kepada yang mengasuh

b) Belum memiliki rasa salah-benar dan keyakinan spiritual

c) Mulai meniru kegiatan ritual

2. Pra Sekolah (3-5 tahun)

a) Dipengaruhi oleh sikap orang tua

b) Meniru apa yang dia lihat

c) Sering bertanya tentang moralitas dan agama

Contoh: apa itu surga ? dan sebaliknya

d) Meyakini orang tua seperti tuhan

3. Usia Sekolah (6-21 tahun)

a) Mengharapkan tuhan akan menjawab do’a

b) Masa pubertas, anak msering mengalami kekecewaan, karena

tidakselalu do’anyaterkabulkan

c) Mulai dapat mengambil keputusan

d) Mulai membandingkan standar orang tuanya dengan orang lain

e) Membandingkan standar ilmiah dengan standar agama

4. Dewasa

a) Mulai menyadari arti agama setelah mendapat pertanyaan dari anak

ataugenerasi yang Iebih muda

b) Mengingatkan kembali pengajaran agama dan orang tuanya dulu

5. Usia Pertengahan dan Lansia

a) Lebih banyak waktu untuk beribadah


b) Lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat

ditolak

C. Konsep kesehatan spiritual

1. Spiritual memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan

diri mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk

memelihara kesehatan.

2. Spiritual memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri

sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal (dengan

yang tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Potter & Perry, 2009)

3. Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan.

Kepercayaan selalu identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan

tanpa agama.

4. Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).

5. Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritual. Nilai membantu individu

menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu

menghargai keindahan dan harga pemikiran, obyek dan perilaku.(Holins,

2005; Vilagomenza, 2005)

6. Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian

kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif yang dibutuhkan saat

membuat keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004).

7. Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal

maupun menjelang ajal (Potter & Perry, 2009).

Beberapa individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau

percaya bahwa tidak ada kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini

bukan berati bahwa spiritual bukan merupakan konsep penting bagi


atheisdan agnostik, Atheis mencari arti kehidupan melalui pekerjaan

mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.agnostik menemukan

arti hidup dalam pekerjaan mereka karena mereka percaya bahwa tidak

adanya akhir bagi jalan hidup mereka.

8. Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais&Wilkinson, 1995)

a) Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar

b) Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan

c) Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik dan menghadapi

kematian

D. Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi

tingkat kesehatan dan perilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu

dipahami:

1. Menuntun kebiasaan sehari-hari

Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai

contoh: ada agama yang menetapkan diet makanan yang boleh dan tidak

boleh dimakan.

2. Sumber dukungan

Pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan

agamanya. sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima

keadaan sakitnya khususnya jika penyakit tersebut membutuhkan waktu

penyembuhan yang lama.


3. Sumber konflik

Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan

praktik kesehatan. Misalnya: ada yang menganggap penyakitnya adalah

cobaan dari Tuhan.

E. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Spiritual

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif.

Aspek spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk

individu yang berbeda pula (Mcsherry dan Ross, 2002)

Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah

a. Alifiasi nilai : Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan

secara aktif atau tidak, Jenis partisipasi dalam kegiatan agama

b. Keyakinan agama dan spiritual; Praktik kesehatan misalnya diet,

mencari dan menerima ritual atau upacara agama, strategi koping

2. Diagnosa Keperawatan

a) Distress spiritual

b) Kopinginefektif

c) Ansietas

d) Disfungsi seksual

e) Harga diri rendah

f) Keputusasaan

3. Perencanaan

a) Distress spiritual b.danxietas


Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek

dari seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis

NOC :

1) Menunjukkan harapan

2) Menunjukkan kesejahteraan spiritual:

- Berarti dalam hidup

- Pandangan tentang spiritual

- Ketentraman, kasih sayang dan ampunan

- Berdoa atau beribadah

- Berinteraksi dengan pembimbing ibadah

- Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan

dan kenyataan

3) Klien tenang

NIC :

- Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama

- Tentukan konsep ketuhanan klien

- Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien

- Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan

kesehatan

- Berikan privasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik

keagamaan

b) Kopinginefektifb.d krisis situasi

Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat

terhadatstressor, pilihan respon untuk bertindak secara tidak adekuat

dan atau ketidakmampuan menggunakan sumber yang tersedia


NOC:

- Koping efektif

- Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif

- Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku

impulsif

- Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan

menggunakan informasi.

NIC :

- Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya

- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal

- Peningkatan koping:

 Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan

 Anjurkan klien menggunakan tehnikrelaksasi

 Pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai

- Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian

pelayanan kesehatan

4. Pelaksanaan

Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan

5. Evaluasi

Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum

tujuan tercapai apabila klien ( Hamid, 1999).

a. Mampu beristirahat dengan tenang

b. Menyatakan penerimaan keputusan moral

c. Mengekspresikan rasa damai

d. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka


e. Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan

ansietas

f. Menunjukkan perilaku lebih positif terhadap situasi dan

keberadaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, J. M andBulecheck, G. M., 2004, NursingInterventionsClasification

(NIC),Mosby: St. Louis, Missouri

Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C., Rencana Asuhan

Keperawatan, EGC: Jakarta

Hamid, A, Y., 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya

medika: Jakarta

Nurjanah, I, 2010, Intan’sScreeningDiagnosesAssesment (ISDA), Mocomedia:

Yogyakarta

Nurjanah, I, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia:

Yogyakarta

NANDA, 2007, NursingDiagnoses: DefinitionsandClasification 2007-2008,

Philadelphia

NANDA, 2010, Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009-2010, EGC:

Jakarta

Potter, P. A., Perry, A. G., 1999, Fundamental Keperawatan, Salemba medika:

Jakarta

SueMoorhead., Johnson, M., Mass. M., 2004, NursingOutcomesClasification

(NOC), Mosby: St. Louis, Missouri


Taylor, Lilis, Lemone, Lyn, 2011, Fundamental of Nursing The artandSience of

Nursing Care, lippincott

Anda mungkin juga menyukai