Untuk Memenuhi Tugas Psikososial dan Kebudayaan dalam
Keperawatan Dosen pengampu: H. Wasludin, SKM., M.Kes
Disusun oleh : Abd. Hamid Budji P2790522001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG 2022 A. Konsep Spiritual 1. Pengertian Spiritual Spiritual merupakan bagian inti dari individu yang tidak pernah terlibat dan emberikan makna dan tujuan hidup serta keterkaitkan dengan Yang Maha Tinggi (Allah). Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Arwin & Khotimah, 2016). Spiritual dan keyakinan beragam sangat penting dalam kehidupan manusia karena hasil tersebut dapat mempengaruhi gaya hidup, kebiasaan dan perasaan terhadap kesakitan. Ketika penyakit, kehilangan atau nyeri mempengaruhi seseorang, energy orang tersebut menipis, dan spirit orang tersebut dipengaruhi (Potter dan Perry, 2006). Spiritualitas merupakan bentuk keyakinan dalam hubungan dengan Yang Maha Kuasa, keyakinan spiritual akan menjadikan seseorang mempertahankan keharmonisan, keselarasan dengan dunia luar. Keyakinan spiritual dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku dalam perawatan pasien. Terpenuhinya kebutuhan spiritual apabila seseorang mampu mengembangkan rasa syukur, sabar, serta ikhlas (Agus, Dwidiyanti, & Suerni, 2019). Menurut Agusnawatin, 2013, salah satu upayanya dalam intervensi keperawatan untuk mencegah kecemasan adalah dengan terapi spiritual merupakan suatu pengobatan alternative dengan cara pendekatan keagamaan melalui doa dan dzikir yang merupakan unsur penyembuhan penyakit atau sebagai psikoterapeutik yang mendalam, bertujuan untuk membangkitkan rasa percaya diri dan optimism yang paling penting selain obat dan tindakan medis. 2. Aspek – Aspek Spiritual Spiritual adalah Keyakinan dalam hubungan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Sebagai contoh seorang yang percaya terhadap yang Maha Kuasa dan Pencipta. Menurut Achir Yani (2009), aspek spiritual sebagai berikut; a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau tidak pasti dalam kehidupan. b. Menemukan arti dan tujuan hidup. c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri. d. Mempunyai perasaan keterikatan..dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi. 3. Karakteristik Spiritual Dalam..memudahkan pemberian asuhan keperawatan dengan memperhatikan spiritual untuk pelayanan..keperawatan, perawat muntlak perlu memiliki kemampuan mengidentifikasi atau..mengetahui karakteristik spiritual sebagai berikut, menurut Achir Yani (2009), a. Hubungan dengan diri sendiri, yaitu pengetahuan dengan diri sendiri dan sikap diri sendiri. b. Hubungan dengan alam harmonis, yaitu mengetahui tentang tanaman dan berkomunikasi dengan alam. c. Hubungan dengan orang lain harmonis/suportif, yaitu berbagi waktu, mengasuh anak, orang tua dan menyakini kehidupan dan kematian. d. Hubungan dengan ketuhanan, yaitu sembayang, berdoa, perlengkapan keagamaan, dan bersatu dengan alam. 4. Faktor yang mempengaruhi spiritual pasien Menurut Hendrawan (2009), factor terpenting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah; 1) Tahap perkembangan Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi 9 tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, seks, agama dan kepribadian anak. 2) Keluarga Peran orang tua sangatlah menentukan perkembangan spiritualitas anak. Yang penting buka apa yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya tentang Tuhan, tetapi apa yang anak pelajari tentang Tuhan, kehidupan, dan diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. 3) Latar belakang etik dan budaya Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etik dan sosail budaya. Anak belajar pentingnya menjalankan dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan agama, pengalaman spiritual adalah hal unik bagi tiap individu. 4) Pengalaman hidup sebelumnya Pengalaman hidup, baik yang positif maupun pengalama negative dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya, juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian atau pengalaman tersebut. 5) Krisis dan perubahan Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual seseorang. Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan kematian, khususnya pada klien dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. 6) Terpisah dari ikatan spiritual Menderita sakit terutama yang bersifat akut, sering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Klien yang dirawat merasa terisolasi dalam ruangan yang asing baginya dan merasa tidak aman. 7) Isu moral terkait dengan terapi Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukkan kebesarannya walaupun ada juga yang menolak intervensi pengobatan. Prosedur medic sering kali dapat 10 diperngaruhi oleh pengajaran agama, misalnya sirkumsisi, transplantasi organ, pencegahan kehamilan, dan sterilisasi. 8) Asuhan keperawatan yang kurang sesuai Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan peka terhadap kebutuhan spiritual klien, tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk memberi asuhan spiritual