Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PENDAHULUAN

Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya

masalah, sikap seseorang dalam menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan

mereka masing-masing. Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan

dengan kepercayaan atau agama. Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal

yang berbeda namun seringkali diartikan sama. Penting sekali bagi seorang

perawat memahami perbedaan antara Spiritual, keyakinan dan agama guna

menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan perawat

dengan pasien.

Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan

keperawatan yang holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan

asuhan keperawatan secara komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik

namun juga spiritualnya. Untuk itulah materi spiritual diberikan kepada calon

perawat guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan spiritual.

1
KEBUTUHAN SPIRITUAL

A. Pengertian

1. Spiritual

Berasal dari bahasa latin spiritus, yang berrti bernafas atau angin. Ini

berarti segala sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang

(McEwan, 2005).

Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan

Maha Pencipta (Achir Yani, 2000).

Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung pada

budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang

kehidupan seseorang (Mauk dan Schmidt, 2004 cit Potter Perry, 2009)

Menurut Burkhardt (1993) spiritual meliputi aspek sebagai berikut:

a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidk diketahui

b. Menemukan arti dan tujuan hidup

c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam

diri sendiri.

2. Kepercayaan (faith)

Kepercayaan artinya mempunyai kepercayaan atau komitmen terhadap

sesuatu atau seseorang (Achir Yani, 2000)

3. Agama merupakan sistem ibadah yang teratur dan terorganisasi (Achir Yani,

2000)

2
B. Karakteristik

1. Hubungan dengan diri sendiri

Kekuatan dalam dan self relience

a. Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya)

b. Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/ masa depan,

ketenangan pikiran, harmoni/ keselarasan dengan diri sendiri)

2. Hubungan dengan alam

Harmoni

a. Mengetahui tentang alam,iklim, margasatwa

b. Berkomunikasi dengan alam (berjalan kaki, bertanam), mengabdikan dan

melindungi alam

3. Hubungan dengan orang lain

Harmoni/ Suportif

a. Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik

b. Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit

c. Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat)

Tidak harmonis

a. Konflik dengan orang lain

b. Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi

4. Hubungan dengan Ketuhanan

Agamis atau tidak agamis

a. Sembahyang/ berdoa/ meditasi

b. Perlengkapan keagamaan

3
C. Perkembangan spiritual

1. Bayi dan todler (1-3 tahun)

Tahap awal perkembangan spiritual adalah rasa percaya dengan yang mengasuh

dan sejalan dengan perkembangan rasa aman, dan dalam hubungan interpersonal,

karena sejak awal kehidupan mengenal dunia melalui hubungan dengan

lingkungan kususnya orangtua. Bayi dan todler belum memiliki rasa bersalah dan

benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai meniru kegiatan ritual tanpa tau

arti kegiatan tersebut dan ikut ketempat ibadah yang mempengaruhi citra diri

mereka.

2. Prasekolah

Sikap orang tua tentang moral dan agama mengajarkan pada anak tentang apa

yang dianggap baik dan buruk.anak pra sekolah belajar dari apa yang mereka lihat

bukan pada apa yang diajarkan. Disini bermasalah jika apa yang terjadi berbeda

dengan apa yang diajarkan.

3. Usia sekolah

Anak usia sekolah Tuhan akan menjawab doanya, yang salah akan dihukum dan

yang baik akan diberi hadiah. Pada mas pubertas , anak akan sering kecewa

karena mereka mulai menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab menggunakan

cara mereka dan mulai mencari alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu

saja.

Pada masa ini anak mulai mengambil keputusan akan meneruskan atau

melepaskan agama yang dianutnya karena ketergantungannya pada orang tua.

4
Remaja dengan orang tua berbeda agama akan memutuska memilih pilihan agama

yang dianutnya atau tidak memilih satupun dari agama orangtuanya.

4. Dewasa

Kelompok dewasa muda yang dihadapkan pada pertanyaan bersifat keagamaan

dari anaknya akan menyadari apa yang diajarkan padanya waktu kecil dan

masukan tersebut dipakai untuk mendidik anakya.

5. Usia pertengahan

Usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan

agama dan berusaha untuk mengerti nilai agama yang di yakini oleh generasi

muda.

D. Konsep terkini dalam kesehatan spiritual.

1. Spiritualitas

Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih:

Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial,

keyakinan dan nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.

a. Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk

menemukan diri mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan

untuk memelihara kesehatan.

b. Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan

dorongan dari luar yang lebih besar dari individu.

c. Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan

diri sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan

5
yang tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cit

Potter & Perry, 2009)

d. Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan.

Kepercayaan selalu identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa

agama.

e. Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).

f. Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu

menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu

menghargai keindahan dan harga pemikiran, obysk dsn prilaku.(Holins,

2005; vilagomenza, 2005

g. Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian

kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif yang dibutuhkan saat membuat

keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004).

h. Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal

maupun menjelang ajal (Potter & Perry, 2009).

Ada individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya

bahwa tidak ada kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini bukan berati

bahwa spiritual bukan merupakan konsep penting bagi atheis dan agnostik, Atheis

mencari arti kehidupan melalui pekerjaan mereka dan hubungan mereka dengan

orang lain.agnostik menemukan arti hidup dalam pekerjaan mereka karena mereka

percaya bahwa tidak adanya akhir bagi jalan hidup mereka.

6
2. Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner,

1993 ):

a. Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar

b. Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan

c. Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik, dan menghadapi kematian

3. Konsep kesejahteraan spiritual ( spiritual well-being) (Gray,2006; Smith,

2006):

a. Dimensi vertikal

Hubungan positif individu dengan Tuhan atau beberapa kekuasaan tertinggi

b. Dimensi horisontal

Hubungan positif individu dengan orang lain

E. Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

1. Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi

tingkat kesehatan dan prilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:

a. menuntun kebiasaan sehari-hari

praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan

mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama

yang menetapkan diet makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.

b. sumber dukungan

pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.

sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakitnya

khususnya jika penyakit tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.

7
c. sumber konflik

Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan praktik

kesehatan. Misalnya: ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari

Tuhan

2. kepercayaan agama tentang kesehatan

Agama/ Kepercayaan Respon Penerapan pada

Budaya terhadap terhadap kesehatan dan

pelayanan penyakit perawatan

kesehatan

Hindu Menerima ilmu Dosa masa lalu Waktu untuk doa,

medis terkini menyebabkan jimat, ritual, simbol

penyakit

Shikhism Menerima ilmu Wanita Waktu untuk doa,

medis terkini diperiksa jimat, ritual, simbol

wanita

Melepaskan

pakaian dalam

merupakan

tekanan

Buddha Menerima ilmu Menolak

medis terkini pengobatan

pada hari suci

Roh non

8
manusia yang

menyerang

manusia

menyebabkan

penyakit

Islam Harus dapat Menggunakan Kesehatan dan

mempraktikkan 5 kepercayaan spiritual saling

hukum islam penyembuhan berhubungan

Terkadang Tidak Tidak

memiliki melakukan mempertimbangkan

pandangan eutanasia transplantasi organ

kesehatan yang

salah

Yahudi Mempercayai Eutanasiaa Percaya penting

kesucian hidup dilarang hidup sehat

Ibadah hari

sabath, menolak

pengobatan hari

sabath

Kristiani Menerima ilmu Menggunakan Mendukung donor

medis terkini doa, kuas organ

penyembuhan

9
F. Manifestasi perubahan fungsi spiritual

1. Verbalisasi disstress

Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritual, biasanya akan

meverbalisasikan yang dialaminya untuk mendalatkan bantuan.

2. Perubahan perilaku

Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual..

Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan

kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja sedang menderita

distress spiritual. Untuk jelasnya berikut terdapat tabel ekspresi kebutuhan

spiritual.

TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN MALLADAPTIF

Kebutuhan Tanda pola atau prilaku Tanda pola atau prilaku


adaptif maladaptive
Rasa percaya Rasa percaya terhadap diri Merasa tidak nyaman dengan

sendiri dan kesabaran kesadaran diri

Menerima bahwa yang Mudah tertipu

lain akan mampu Ketidakmampuan untuk terbuka

memenuhi kebutuhan dengan orang lain

Rasa percaya terhadap Merasa bahwa hanya orang

kehidupan walaupun tertentu dan tempat tertentu yang

terasa berat aman

10
Keterbukaan terhadap Mengharapkan orang tidak

Tuhan berbuat baik dan tidak tergantung

Ingin kebutuhan dipenuhi segera

tidak dapat menunggu

Tidak terbuka kepada Tuhan

Takut terhadap maksud Tuhan

Kemampuan Menerima diri sendiri dan Merasa penyakit sebagai suatu

memberi orang lain dapat berbuat hukuman

maaf salah Merasa Tuhan sebagai

Tidak mendakwa atau penghukum

berprasangka buruk Merasa maaf hanya diberikan

Memandang penyakit berdasar prilaku

sebagai sesuatu yang Tidak menerima diri sendiri

nyata Menyalahkan diri sendari atau

Memaafkan diri sendiri orang lain.

Memaafkah orang lain

Menerima pengampunan

Tuhan.

Pandangan yang realistik

terhadap masa lalu

11
TABEL EKSPRESI KEBUTUHAN SPIRITUAL ADAPTIF DAN

MALLADAPTIF

Kebutuhan Tanda pola atau Tanda pola atau prilaku


prilaku adaptif maladaptive
Mencintai dan Mengekspresikan Takut akan tergantung dengan

ketertarikan perasaan dicintai oleh orang lain

orang lain atau Tuhan Menolak bekerja sama dengan

Mampu menerima tenaga kesehatan

bantuan Cemas berpisah dengan keluarga

Menerima diri sendiri Menolak diri sendiri serta angkuh

Mencari kebaikan dari dan mementingkan diri sendiri

orang lain Tidak mampu untuk mempercayai

diri sendiri dicintai oleh Tuhan,

tidak punya hubungan rasa cinta

dengan Tuhan

Merasa tergantung dan hubungan

bersifat magik dengan Tuhan.

Merasa jauh dengan Tuhan.

Keyakinan Ketergantungan dengan Mengekspresikan perasaan

anugerah Tuhan ambivalens terhadap Tuhan

Termotifasi untuk Tidak percaya terhadap kekuasaan

tumbuh Tuhan

Mengekspresikan Takut kematian

12
kepuasan dengan Merasa terisolasi dari kepercayaan

menjelaskan kehidupan masyarakat sekitar

setelah kematian Merasa pahit, frustasi dan marah

Mengekspresikan terhadap Tuhan

kebutuhan untuk Nilai, keyakinan dan tujuan hidup

memasuki kehidupan dan yang tidak jelas

ataui memahami Konflik nilai

kehidupan manusia Tidak mempunyai komitmenm

dengan wawasanyang

lebih luas

Mengekspresikan

kebutuhan ritual

Mengekspresikan

kehidupan untuk merasa

berbagi keyakinan

Kebutuhan Tanda pola atau prilaku Tanda pola atau prilaku

adaptif maladaptive

Kreatifitas dan Meminta informasi Mengekspresikan perasaan takut

harapan tentang kondisi kehilangan kendali diri

Membicarakan Mengekspresikan kebosanan diri

kondisinya secara Tidak mempunyai visi alternatif

realistik yang memungkinkan

13
Menggunakan waktu Takut terhadap terapi

selama dirawat inap Putus asa

secara konstruktif Tidak dapat menolong ayau

Mencari cara untuk menerima diri sendiri

mengekspresikan diri Tidak dapat menikmati apapun

Mencari kenyamanan Telah menunda pengambilan

batin daripada fisik keputusan.

Mengekspresikan

harapan tentang masa

depan

Terbuka terhadap

kemungkinan

mendapatkan kedamaian

Arti dan Mengekspresikan Mengekspresikan tidak ada alasan

tujuan kepuasan hidup bertahan hidup

Menjalani kehidupan Tidak dapat menerima arti

sesuai dengan sistem penderitaan yang dialami

nilai Mempertanyakan arti kehidupan

Menggunakan Mempertanyakan tujuan penyakit

penderitaan sebagai cara Tidak dapat merumuskan tujuan

memahami diri dan tidak mencapai tujuan

Mengekspresikan arti Telah menunda pegambilan

kehidupan/ kematian keputusan yang penting.

14
Mengekspresikan

komitmen dan orientasi

hidup

Jelas tentang apa yang

penting

G. Intervensi dalam kesehatan spiritual

Tehnik dalam kesehatan spiritual adalah dengan tehnik meditasi

Tehnik Meditasi:

Tujuan: klien dapat mengungkapkan perasaan relaksasi dan trandensi diri setelah

meditasi

Strategi pengajaran:

1. Berikan informasi singkat mengenai pengajaran / cara meditasi

2. Bantu klien mengidentifikasi ruangan dalam rumah yang tenang dan mempunyai

gangguan minimal

3. Jelaskan bahwa musik yang tenang dan bunyi yang mendesing dapat mengganggu

meditasi

4. Ajarkan langkah-langkah meditasi, duduk dalam posisi yang nyaman dengan

punggung lurus; bernafas perlahan; dan fokus pada suara, doa atau gambar

5. Anjurkan pasien untuk melakukan meditasi selama 10-20 menit dua kali sehari

6. Jawab pertanyaan klien dan perkuat informasi selama diperlukan

Evaluasi:

Ijinkan klien menggambarkan perasaan setelah melakukan meditasi

15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

SPIRITUAL

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif

Spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk individu

yang berbeda pula (Mcsherry dan ross, 2002)

Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah

1. Alifiasi nilai

a. Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidak

b. Jenis partisipasi dalam kegiatan agama

2. Keyakinan agama dan spiritual

a. Praktik kesehatan : diet, mencari dan menerima ritual atau upacara agama

b. Strategi koping

Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi:

a. Tujusn dan arti hidup

b. Tujuan dan arti kematian

c. Kesehatan dan arti pemeliharaan

d. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain

B. Diagnosa

1. Distress spiritual

2. Koping inefektif

3. Ansietas

16
4. Disfungsi seksual

5. Harga diri rendah

6. Keputusasaan

C. Perencanaan

1. Distress spiritual b.d anxietas

Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari seseorang

yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis

NOC :

a. Menunjukkan harapan

b. Menunjukkan kkan kesejahteraan spiritual:

- Berarti adlam hidup

- Pandangan tentang spiritual

- Ketentraman, kasih sayang dan ampunan

- Berdoa atau beribadah

- Berinteraksi dengan pembimbing ibadah

- Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan kenyataan

c. Klien tenang

NIC :

- Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama

- Tentukan konsep ketuhanan klien

- Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasisien

- Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan

- Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan

17
- Kolaborasi dengan pastoral

2. Koping inefektif b.d krisis situasi

Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor,

pilihan respon untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan

menggunakan sumber yang tersedia

NOC:

- Koping efektif

- Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif

- Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku kompulsif

- Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan

informasi

NIC :

- Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya

- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal

- Peningkatan koping:

mènilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri

mènilai dampak situasi kehidupan terhadap peran

mengevaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan

menganjurkan klien menggunakan tehnik relakssi

memberikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai

- Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian pelayanan

kesehatan

18
D. Pelaksanaan

Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan

E. Evaluasi

Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum tujuan

tercapai apabila klien ( Achir Yani, 1999)

1. Mampu beristirahat dengan tenang

2. Menyatakan penerimaan keputusan moral

3. Mengekspresikan rasa damai

4. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka

5. Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas

6. Menunjukkan prilaku lebih positif

7. Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya

19
DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, J. M and Bulecheck, G. M., 2004, Nursing Interventions Clasification

(NIC), Mosby: St. Louis, Missouri

Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C., Rencana Asuhan

Keperawatan, EGC: Jakarta

Hamid, Achir Yani, 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya

medika: Jakarta

Intansari Nurjanah, 2010, Intan’s Screening Diagnoses Assesment

(ISDA), Mocomedia: Yogyakarta

Intansari Nurjanah, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia:

Yogyakarta

NANDA, 2007, Nursing Diagnoses: Definitions and Clasification 2007-2008,

Philadelphia

NANDA, 2010, Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009-2010, EGC:

Jakarta

Potter, P. A., Perry, A. G., Fundamental Keperawatan, Salemba medika: Jakarta

Sue Moorhead., Johnson, M., Mass. M., 2004, Nursing Outcomes Clasification

(NOC), Mosby: St. Louis, Missouri

Taylor, Lilis, Lemone, Lyn, 2011, Fundamental of Nursing The art and Sience of

Nursing Care, lippincott

20

Anda mungkin juga menyukai