Anda di halaman 1dari 10

KECERDASAN SPIRITUAL

Dosen pembimbing :
Tria Wahyuningrum, SSiT., M.Kes
Nama Kelompok

1. Nur Hidayah Jahro


2. Tulas Agustina Rahayu
3. Desta Wahyu Maharani
Pengertian Kecerdasan Spiritual
 Spiritual menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang berhubungan
dengan atau bersifat kejiwaan, rohani, batin. Spiritual berkenaan dengan hati, jiwa,
semangat, kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain dan alam sekitar
berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Spiritual meliputi
kesadaran suara hati, internalisasi nilai, aktualisasi, dan keikhlasan, sebagai wujud
aktualisasi hubungan dengan Tuhan.Spiritual juga disebut sebagai sesuatu yang
dirasakan tentang diri sendiri dan hubungan dengan orang lain, dapat diwujudkan
dengan sikap mengasihi orang lain, baik, ramah, menghormati dan menghargai setiap
orang untuk membuat perasaan senang seseorang.Spiritual adalah sebuah kehidupan,
tidak hanya do’a, mengenal dan mengakui Tuhan (Bown & Williams, 1993; Hamid,
1999; Nelson, 2002).
 Menurut Marsha Sinnetar kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang
bagaimana dapat merasakan semua kegiatan yang dilakukannya dengan senang hati
(ikhlas) dan selalu mengkaitkannya dengan ibadah (Zohar dan Ian Marshal, 2001)
 Kecerdasan spiritual berarti kemampuan manusia untuk dapat mengenal dan
memahami dari sepenuhnya sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari
alam semesta. Dengan memiliki kecerdasan spiritual berarti kita memahami
sepenuhnya dan hakikat kehidupan yang akan dituju.
Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual
Setiap pendidikan baik pendidikan intelektual, emosional maupun spiritual pasti
memiliki aspek-aspek tertentu sebagai dasar pijakan pendidikan. Ada tiga aspek yang
dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu :
 Sudut pandang spiritual keagamaan. Artinya,semakin harmonis relasi spiritual

keagamaan kehadirat Tuhan, maka semakin tinggi pula tingkat kualitas kecerdasan
spiritual.
 Sudut pandang relasi social keagamaan. Artinya, kecerdasan spiritual harus

direfleksikan pada sikap-sikap sosial


 Sudut pandang etika sosial, Dalam hal ini, semakin beradap etika sosial manusia

semakin berkualitas kecerdasan spiritualnya.


Sinetar (di dalam, Avita 2001:21) menuliskan beberapa aspek dalam
kecerdasan spiritual, yaitu :
 Kemampuan seni untuk memilih
Kemampuan untuk memilih dan menata hingga ke bagian-bagian terkecil
ekspresi hidupnya berdasarkan suatu visi batin yang tetap dan kuat yang
memungkinkan hidup berorganisasikan bakat.
 Kemampuan seni untuk melindungi diri
Individu mempelajari keadaan dirinya, baik bakat maupun keterbatasannya
untuk menciptakan dan menata pilihan terbaiknya.
 Kedewasaan yang diperlihatkan
Kedewasaan berarti seseorang tidak menyembunyikan kekuatan-
kekuatannya dan ketakutan.
 Kemampuan mengikuti cinta
Memilih antara harapan-harapan orang lain di mata seseorang penting atau ia
cintai.
 Disiplin-disiplin pengorbanan diri
Mau berkorban untuk orang lain, pemaaf tidak prasangka mudah untuk
member kepada orang lain dan selalu ingin membuat orang lain bahagia.
Komponen Kecerdasan Spiritual
Menurut psikolog asal Universitas of California, Davis Robert Emmons,
komponen-komponen kecerdasan spiritual itu adalah sebagai berikut :
 Kemampuan untuk menyucikan pengalaman sehari-hari. Orang yang

cerdas secara spiritual memiliki kemampuan untuk member makan sacral


atau illahi pada berbagai aktivitas, peristiwa dan hubungan sehari-hari.
 Kemampuan untuk mengalami kondisi-kondisi kesadaran puncak. Orang

yang cerdas spiritual mengalami ekstase spiritual. Mereka sangat


perspektif terhadap pengalaman mistis.
 Kemampuan untuk menggunakan potensi-potensi spiritual untuk

memecahkan berbagai masalah. Transformasi spiritual sering kali


mengarahkan orang-orang untuk memprioritaskan ulang berbagai tujuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang
(Taylor.1997.Craven & Hirnle, 1996; Hamid, 2000) antara lain :
 Tahap Perkembangan

Perkembangan bahasa, sifat dan ciri kepribadian telah dimulai sejak berfungsinya
panca indera. Sejak bayi dilahirkan apa yang didengar, dicium, dan diraba akan
disimpan dalam memori dan akan terus berkembang dalam menjalani tahap
tumbuh kembang berikutnya. Konsep baik buruk, boleh atau tidak, pantas atau
tidak, sudah dipelajari pada fase ini, termasuk konsep spiritual seseorang.
 Peran Keluarga Penting dalam Perkembangan Spiritual Individu

Setiap manusia menginginkan anak dan keturunannya menjadi lebih unggul dari
dirinya.
Ada begitu bayak yang diajarkan keluarga tentang Tuhan, kehidupan beragama,
berperilaku kepada orang lain, bahkan kehidupan untuk diri sendiri dari. Oleh
karena itu keluarga merupakan lingkungan terdekat dan dunia pertama dimana
individu mempunyai pandangan, pengalaman terhadap dunia yang diwarnai oleh
pengalaman dengan keluarganya.
Lanjutan….
 Latar belakang Etnik dan Budaya
Etnik adalah seperangkat keadaan atau kondisi spesifik yang dimiliki oleh sekelompok
masyarakat tertentu. Budaya merupakan suatu yang kompleks, menyeluruh dari unsur
pengetahuan, seni, kepercayaan, moral, hukum, maupun adat istiadat. Budaya ini akan
dijalani dan diajarkan kepada generasi berikutnya.
Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakan etnik dan sosial budaya. Pada
umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar
pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan
peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan.
 Pengalaman Hidup Sebelumnya

Pengalaman adalah guru terbaik. Peristiwa dalam kehidupan seseorang dapat dianggap
sebagai suatu cobaan, ujian atau bahkan hukuman dari segala amal perbuatan yang telah
dilakukan. Ketika seseorang merasa sudah berhati-hati, sudah beribadah dengan baik,
hidup sesuai perintah dan larangan, tetapi masih juga mendapatkan penderitaan. Mungkin
ini adalah ujian dari Tuhan agar kita dapat menjadi manusia yang lebih baik, taat, dan
meningkatkan amal ibadah. Setiap yang akan naik kelas pasti akan ada ujian. Semakin
tinggi derajat kedudukan, semakin berat pula ujian yang harus dijalani.
Lanjutan…
 Krisis dan Perubahan
Krisis dan perubahan dapat menguatkan atau bahkan melemahkan keadaan spiritual
seseorang. Tergantung sikap positif atau negatif yang biasa dikembangkan. Krisis sering
dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan
dan bahkan kematian.
 Terpisah dan Ikatan Spiritual

Menderita sakit terutama yang bersifat akut, seringkali membuat individu merasa
terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup
sehari-hari juga berubah, antara lain tidak dapat menghadiri secara resmi, mengikuti
kegiatan keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang
bisa memberikan dukungan setiap saat diinginkan.
 Isu Moral terkait dengan Terapi

Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk
menunjukkan kebesaran-Nya, walaupun ada juga yang menolak intervensi pengobatan.
Keyakinan ini akan membangun sebuah model kepercayaan kesehatan, menentukan upaya
mencari pengobatan, dan semangat untuk membangun pola hidup sehat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai