Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Tahun 2020/2021
Kejang pada BBL secara klinis adalah perubahan proksimal dari fungsi neurologik
(misalnya perilaku, sensorik, motorik, dan fungsi autonom sistem syaraf yang terjadi
pada bayi berumur sampai dengan 28 hari. (Kosim, Soleh:2008)
Kejang dapat timbul sebagai gerakan involunter klonik atau tonik pada satu atau lebih
anggota gerak. (Lissauer,Tom:2006)
Kejang adalah suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan berelaksasi secara
cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas elektrik di otak,
yaitu terjadi loncatan – loncatan listrik karena bersinggungannya ion (+) dan ion (-) di
dalam sel otak.
Kejang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai.
Kejang yang terjadi pada bayi baru lahir adalah kejang yang terjadi pada bayi baru
lahir sampai dengan usia 28 hari. Kejang pada BBL merupakan keadaan darurat
karena kejang merupakan suatu tanda adanya penyakit sistem saraf pusat (SSP),
kelainan metabolik atau penyakit lain. Kejang pada bayi baru lahir sering tidak
dikenali karena berbeda dengan kejang pada anak dan dewasa. Hal ini disebabkan
karena ketidakmatangan organisasi korteks pada bayi baru lahir.
Kejang umum tonik – klonik jarang pada bayi baru lahir. Pada prinsipnya, setiap
gerakan yang tidak biasa apabila berlangsung berulang-ulang dan periodik,harus
dipikirkan manifestasi kejang. Kejang yang berulang menyebabkan berkurangnya
oksigenisasi, ventilasi dan nutrisi otak.
Semua jenis infeksi yang bersumber di luar susunan saraf pusat yang menimbulkan
demam dapat menimbulkan kejang demam. Penyakit yang paling sering menimbulkan
kejang demam antara lain: infeksi saluran pernapasan atas, otitis media akut,
pnemonia, gastroenteritis akut, exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran
kemih.
Dalam Buku Ajar Neonatologi, mekanisme dasar terjadinya kejang akibat loncatan
muatan listrik yang berlebihan dan sinkron pada otak atau depolarisasi otak yang
mengakibatkan gerakan yang berulang. Terjadinya depolarisasi pada syaraf akibat
masuknya natrium dan repolarisasi terjadi karena keluarnya kalium melalui membrane
sel. Untuk mempertahankan potensial membrane memerlukan energi yang berasal dari
ATP dan tergantung pada mekanisme pompa yaitu keluarnya Natrium dan masuknya
Kalium.
Dalam keadaan norma, membran sel neuron dapat dilalui oleh ion K, ion Na, dan
elektrolit seperti Cl. Konsentrasi K+ dalam sel neuron lebih tinggi daripada di luar sel,
sedangkan konsentrasi Na+ di dalam sel lebih rendah daripada di luar sel. Karena
perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan
potensial membran.
a. Bayi diletakan dalam tempat hangat, pastikan bayi tidak kedinginan, suhu
dipertahankan 36,5-37ᴼC
b. Jalan nafas dibersihkan dengan tindakan penghisapan lendir diseputar mulut, hisung
dan nasofaring
c. Pada bayi apnea, pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat Bag to Mouth Face
Mask
d. Infus Obat antispasmodik/anti kejang : diazepam 0,5 mg/kg/supp/im setiap 2 menit
sampai kejang teratasi dan luminal 30 mg im/iv
e. Memberikan terapi dumin 125 mg per oral
f. Memberikan injeksi antibiotika cetafoxim 3x1/3 gr
g. Nilai kondisi bayi tiap 15 menit
h. Bila kejang teratasi berikan cairan infus dextrose 10% dengan tetesan 60ml/kgBB/hr
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
KASUS
Pada Tanggal 13 Februari 2018 Ny. “L” melahirkan di BPM KASIH IBU dengan By ”K”,
lahir spontan pervaginam dengan keluhan kejang, tubuhnya gemetar, mata berkedip terus –
menerus, tangan kaku, mulut mecucu. BB : 2800 gr, PB : 50 cm, denyut jantung : 98 x/menit.
Ibu mengatakan ibu menderita penyakit diabetes mellitus.
1. Identitas bayi
Nama : Bayi “ K “
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir: Mojokerto, 13 Februari 2018
Anak Ke- : 1 ( satu )
Alamat : Jabon, Mojokerto
Catatan medis : Spontan, Aterm
2. Identitas Orang tua
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. T
Umur : 22 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jabon, Mojokerto Alamat : Jabon, Mojokerto
A. Keluhan Utama
Ibu mengatakan By ”K”, lahir spontan pervaginam dengan keluhan kejang, tubuhnya
gemetar, mata berkedip terus-menerus, tangan kaku, mulut mecucu. BB : 2800 gr,
PB : 50 cm, S: 36,5°C, N : 132 x/menit. Lingkar kepala : 35 cm, Lingkar dada: 30,
LILA : 9,5 cm , Ibu mengatakan ibu menderita penyakit diabetes mellitus.
DATA OBJEKTIF (O)
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Apatis
TTV: S : 36,5°C
N : 132x/menit
RR : 63x/menit
a. Riwayat Persalinan
Persalinan ditolong oleh : Bidan
Jenis persalinan : Spontan pervaginam
Tempat persalinan : BPM Kasih Ibu
Lama persalinan :
Kala I: 10 jam 30 menit
Kala II: 30 menit
Kala III: 30 menit
Kala IV: 2 jam
Masalah yang terjadi selama persalinan : tidak ada
Keadaan air ketuban : jernih
Keadaan umum bayi : kelahiran tunggal, usia kehamilan saat melahirkan +
40 minggu
Pemeriksaan Fisik
1. Nilai apgar
No Asfek Yang 0 1 21 Waktu
Dinilai 1 5
Jumlah 5 8
2. Antropometri
a. Berat badan : 2800 gr
b. Panjang badan : 50 cm
c. Lingkar kepala : 35 cm
d. Lingkar dada : 30
e. Lila : 9,5 cm
3. Mata : simetris kanan dan kiri, tampak berputar-putar, konjungtiva pucat,
sclera ikterik, mata berkedip terus-menerus.
4. Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung
5. Bibir dan mulut : bibir pucat, mulut mencucu
6. Dada : Asimetris, terdapat penarikan intercoste, denyut jantung teraba dengan
cepat, tidak terdengar bunyi ronchi dan wheezing
7. Abdomen : terdapat bising usus, distensi abdomen
8. Ekstermitas : tangan kaku
9. Reflek
DAFTAR PUSTAKA