Anda di halaman 1dari 51

KONSEP KESEHATAN SPIRITUAL

Ns. Resti Utami, M.Kep


Preambule

• Kesehatan rohani dipandang sebagai salah satu aspek


kunci dari kesehatan
• kesehatan spiritual mengarah ke peningkatan kesehat
an mental (Hilton JM, Child SL., 2014), dan berhubun
gan positif untuk kesehatan fisik, misalnya, dapat me
mbantu pasien mengalami rasa sakit yang lebih renda
h (Hematti S.,2015)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIV. MUHAMMADIYAH


JEMBER
Agenda

1 Pengertian Spiritualitas

2 Aspek Spiritualitas

3 Komponen Spiritual

4 Macam-Macam Kebutuhan Spiritual

5 Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas Pasien

6 Keterkaitan spiritualitas dengan proses


penyembuhan
Definisi Sehat

Organisasi Kesehatan Dunia mengidentifikasi kesehatan


sebagai "keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial
yang lengkap", dan memandang spiritualitas (fungsi jiw
a) sebagai faktor penting dalam kualitas hidup dan kesej
ahteraan individu terlepas dari afiliasi agama
Definisi Spiritualitas

Spiritualitas adalah pandangan pribadi dan perilaku yang menge


kspresikan rasa keterkaitan ke sesuatu yang lebih besar dari diri
(Asy’arie, 2012)

“spiritualitas” berasal dari kata Latin "spiritus" (berarti nafas, ke


beranian, kekuatan, atau jiwa) yang berarti “meniup” atau “ber
nafas” (Ghaderi, Ahmad., et al (2018).
Spiritualitas mengacu pada bagaimana menjadi manusia yan
g mencari makna melalui hubungan intra-, inter-, dan transp
ersonal (Reed,1991 dalam Kozier dkk., 2010).
Karakteristik Spiritualitas

Lima karakteristik spiritualitas meliputi:


1. makna,
2. nilai,
3. transendensi,
4. menghubungkan (dengan diri sendiri, orang lai
n, Tuhan/kekuatan tertinggi dan lingkungan),
5. pertumbuhan dan kemajuan dalam hidup
Definisi Spiritualitas

Spiritual adalah suatu yang dipercayai oleh seseorang dalam


hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang
menimbulkan suatu kebutuhan atau kecintaan terhadap Tuhan,
dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang telah
dilakukan (Hidayat, 2006)
Dimensi Spiritual

VERTIKAL

SPIRITUALITAS
(DUA DIMENSI)

HORIZONTAL

(Stoll, 1989; dikutip dari Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995)
Dimensi Spiritual

SOSIOLOGIS
PSIKOLOGIS

FISIOLOGIS

Potter & Perry, 2005


Karakteristik Spiritual
a.Hubungan dengan diri sendiri

FAITH

MAINING
HOPE
OF LIVE
Next..
b. Hubungan dengan orang lain

HARMONIS

HUB. DENGAN • FORGIVENESS

• LOVE AND SOCIAL


ORANG LAIN SUPPORT

TIDAK
HARMONIS
c. Hubungan dengan alam

HARMONI

JOY PEACE
d. Hubungan dengan
Tuhan

Menyangkut sembahyang dan berdoa,


keikutsertaan dalam kegiatan ibadah,
perlengkapan keagamaan, serta bersatu
dengan alam.
Spiritualitas
Spiritualitas ≠≠ agama
agama (religion)
(religion)

Spiritualitas merupakan sesuatu yang personal dan


universal, sedangkan agama lebih berkaitan dengan
budaya (culture) dan masyarakat ( society)
(Lim,JW., & Yi, J, 2009).
Spiritualitas
Spiritualitas ≠≠ agama
agama (religion)
(religion)

Spiritualitas merupakan bagian inti dan essensial dari individu,


lebih dari sekedar keyakinan dan praktik beragama.
Spiritualitas juga berkontribusi terhadap keunikan individu dan
menghubungkan jalinan pikiran, tubuh, emosi, hubungan
dengan orang lain dan dengan sesuatu di luar diri.
Kesehatan spiritual adalah tentang hubungan dengan diri sendiri
(dimensi pribadi), orang lain (dimensi sosial), alam (lingkungan)
dan Tuhan (transendental). dimensi)
Karakteristik dasar spiritual kesehatan

Karakteristik dasar spiritual kesehatan adalah sebagai berikut:


1. gaya hidup yang tepat,
2. koneksi dengan orang lain,
3. bertanya tentang arti dan tujuan kehidupan,
4. transendensi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIV. MUHAMMADIYAH


JEMBER
Komponen Kesehatan Spiritual
Iranmensh et al (2011)

Individu sebagai seorang


02
Individu sebagai seseorang
manusia yang memilik arti manusia dalam hal
dan harapan. hubungan (makhluk sosial)
01
03
Individu sebagai seorang Individu sebagai manusia
yang beragama dengan otonomi
04
Kebutuhan Spiritual
Hamid, (2008)

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan


untuk mempertahankan atau mengembalikan
keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta
kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau
pengampunan, mencintai dan dicintai, menjalani
hubungan penuh rasa percaya pada Tuhan
7 Konsep Kebutuhan Spiritual
Galek et al (2005)
Cinta/ kebersamaan/ rasa hormat

Keimanan/ keyakinan

Hal positif/ bersyukur/ berharap/ kedamaian

Makna dan tujuan hidup

Moral dan etika

Penghargaan pada keindahan

Pemecahan masalah/ kematian


Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas Pasien
Dwidianti, (2008)

Pertimbangan tahap perkembangan


anak-anak dengan agama
yang berbeda ditemukan mempunyai
persepsi yang berbeda tentang Tuhan
dan cara sembahyang yang berbeda

Keluarga
Peran orang tua sangat menentukan
dalam perkembangan spiritual anak

Latar belakang, etnik dan budaya


Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi
oleh latar belakang etnik dan social
budaya. Seseorang akan mengikuti tradisi
agama dan spiritual keluarganya. .
Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif
maupun yang negatif dapat
mempengaruhi tingkat spiritual
Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas Pasien
Dwidianti, (2008)

Krisis dan perubahan


Krisis dan perubahan dapat menguatkan
kedalaman spiritual
seseorang.

Terpisah dari ikatan spiritual


Menderita sakit terutama yang bersifat
akut, seringkali individu terpisah atau
kehilngan kebebasan pribadi dan sistem
dukungan sosial.

Isu moral terkai dengan terapi


Kebanyakan agama, proses
penyembuhan dianggap sebagai cara
Tuhan untuk menunjukan kebesaran-Nya.

Asuhan keperawatan yang kurang sesuai


Ketika memberikan ashuan keperawatan
kepada klien, perawat diharapkan untuk
peka terhadap kebutuhan spiritual klien
Perkembangan Aspek Spiritual
Tahap perkembangan
manusia dimulai dari lahir
sampai meninggal dunia

Perkembangan spiritual manusia dapat dilihat dari


tahap perkembangan mulai dari bayi, anak-
anak, pra sekolah, usia sekolah, remaja,
desawa muda, dewasa pertengahan, dewasa
akhir, dan lanjut usia
Perkembangan Aspek Spiritual

Secara umum tanpa memandang aspek


tumbuh-kembang manusia,
proses perkembangan aspek spiritual
dilihat dari kemampuan kognitifnya dimulai
dari pengenalan, internalisasi, peniruan,
aplikasi dan dilanjutkan dengan instropeksi.
Perkembangan Aspek Spiritual Berdasar Usia

Bayi Perkembangan spiritual bayi merupakan


 Mempunyai kebutuhan yang dasar untuk perkembangan spiritual
spesifik (fisik, psikologis, sosial, selanjutnya.
dan spiritual) yang berbeda dengan
orang dewasa
 Masih bergantung pada orang
Bayi memang belum memiliki moral
dewasa dan lingkungan,
untuk mengenal arti spiritual.
artinya membutuhkan lingkungan
yang dapat memfasilitasi dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya dan
untuk belajar mandiri (Larson,
2009). Keluarga yang spiritualnya baik
merupakan sumber dari terbentuknya
perkembangan spiritual yang baik pada
bayi.
Perkembangan Aspek Spiritual Berdasar Usia

Toddler Toddler
 Anak sudah mengalami  Observasi kehidupan spiritual anak
peningkatan kemampuan kognitif. dapat dimulai dari kebiasaan yang
 Mulai berlatih untuk berpendapat sederhana seperti cara berdoa
dan menghormati acara-acara sebelum tidur dan berdoa sebelum
ritual dimana mereka merasa makan, atau cara anak memberi
tinggal dengan aman. salam dalam kehidupan sehari-hari
 Anak akan lebih merasa senang
jika menerima pengalaman
pengalaman baru, termasuk
pengalaman spiritual
(Hamid, 2000).
Pra Sekolah

 Kondisi psikologis dominannya yaitu super ego.


 Mulai memahami kebutuhan sosial, norma, dan har
apan, serta berusaha menyesuaikan dengan norma
keluarga.
 Membandingkan norma yang dimiliki keluarganya d
engan norma keluarga lain.
 Kebutuhan spiritual ini harus diperhatikan karena
anak sudah mulai berfikiran konkrit.
 Sulit menerima penjelasan mengenai Tuhan yang a
bstrak, bahkan mereka masih kesulitan membedak
an Tuhan dan orang tuanya (Hamid, 2000).
Anak usia sekolah

 Berfikir secara konkrit


 Mereka sudah dapat menggunakan konsep abstrak untuk memahami gambaran
dan makna spriritual dan agama mereka
 Minat anak sudah mulai ditunjukan dalam sebuah ide
 Anak dapat diajak berdiskusi dan menjelaskan apakah keyakinan
 Orang tua dapat mengevaluasi pemikiran sang anak terhadap dimensi spiritual m
ereka (Hamid, 2000).
Remaja

individu sudah mengerti akan arti dan tujuan hidup


Menggunakan pengetahuan misalnya untuk mengambil keputusan saat ini dan y
ang akan datang
Kepercayaan berkembang dengan mencoba dalam hidup
Menguji nilai dan kepercayaan orang tua mereka dan dapat menolak atau mener
imanya
mereka dapat bingung ketika menemukan perilaku dan role model yang tidak ko
nsisten
Remaja

Kepercayaan pada kelompok paling tinggi perannya daripada keluarga


Keyakinan yang diambil dari orang lain biasanya lebih mirip dengan keluarga
Bagi orang tua ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab
Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja

 (Hamid, 2000).
Dewasa Muda

Individu menjalani proses perkembangannya dengan melanjutk


an pencarian identitas spiritual
Memikirkan untuk memilih nilai dan kepercayaan mereka yang
dipelajari saat kanak-kanak berusaha melaksanakan sistem kep
ercayaan mereka sendiri.
Spiritual bukan merupakan perhatian utama pada usia ini, mer
eka lebih banyak memudahkan hidup walaupun mereka tidak
memungkiri bahwa mereka sudah dewasa
(Hamid, 2000)
Dewasa Pertengahan

Dewasa pertengahan merupakan tahap perkembangan spiritual yang sud


ah benar-benar mengetahui konsep yang benar dan yang salah
Mereka menggunakan keyakinan moral, agama dan etik sebagai dasar dar
i sistem nilai
Mereka sudah merencanakan kehidupan, mengevaluasi apa yang sudah d
ikerjakan terhadap kepercayaan dan nilai spiritual

(Hamid, 2000)
Dewasa Akhir

Digunakan untuk instropeksi dan mengkaji kembali dime


nsi spiritual
Kemampuan introspeksi ini sama baik dengan dimensi y
ang lain dari diri individu tersebut
Kebutuhan ritual spiritual meningkat

(Hamid, 2000)
Lanjut usia

 Membayangkan kematian mereka banyak menggeluti spiritual sebagai isu yang menari
k
 Faktor yang mempengaruhi kebahagian dan rasa berguna bagi orang lain
 Agamanya tidak baik menunjukkan tujuan hidup yang kurang, rasa tidak berharga, tida
k dicintai, ketidakbebasan dan rasa takut mati
 lansia yang spiritualnya baik ia tidak takut mati dan dapat lebih mampu untuk menerim
a kehidupan
 Merasa cemas terhadap kematian disebabkan cemas pada proses bukan pada kematia
n itu sendiri
(Hamid, 2000)
– Kesehatan spiritual adalah aspek kesejahteraan yang mengatur nilai-nilai, hubun
gan, dan makna serta tujuan hidup.
– Kesehatan spiritual sebagai dasar untuk kesehatan fisik dan kesejahteraan.
– Dalam mempelajari etiologi penyakit, penyedia layanan kesehatan harus memer
iksa masalah sosial yang mendasari hari itu: kekerasan, perceraian, penganggura
n, dan sejumlah faktor lain yang mengarah pada disintegrasi hubungan.
Spiritualitas dalam Keperawatan

Spiritualitas dalam
keperawatan adalah konsep
yang luas meliputi nilai, makna dan
tujuan, menuju inti manusia seperti
kejujuran, cinta, peduli, bijaksana,
penguasaan diri dan rasa kasih;
sadar akan adanya kualitas otoritas
yang lebih tinggi, membimbing spirit
yang penuh dengan kebatinan,
mengalir dinamis dan menimbulkan
kesehatan tubuh-pikiran-spirit.
Keterkaitan Spiritualitas dengan Proses Penyembuhan

Keterkaitan spiritualitas dengan proses


penyembuhan dapat dijelaskan dengan
konsep holistik dalam keperawatan.

Konsep holistik merupakan sarana


petugas kesehatan dalam membantu
proses penyembuhan klien secara
keseluruhan.

Pelayanan holistik yang dimaksud


adalah, dalam memberikan pelayanan
kesehatan semua petugas harus
memperhatikan klien dari semua
komponen seperti biologis, psikologis,
sosial, kultural bahkan spiritual
Hubungan Spiritual dengan Keperawatan
PROFESIONAL

BIO-PSIKO-
SOSIOCULTURAL PELAYANAN
DAN PERAWAT KOMPREHENSIF
SPIRITUAL

KDM KLIEN SCR


HOLISTIK
Asuhan Keperawatan

Pengkajian
Persiapan Penilaian Spiritual
1. Penilaian spiritual atas diri sendiri
2. Membangun relasi positif antara perawat dan pasien
3. Menentukan Waktu yang tepat untuk membicarakan Spirit
ualitas

Teknik Pengkajian Spiritual


Pertanyaan spiritual harus disesuaikan dengan latar belakang
kultural dan pendidikan.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIV. MUHAMMADIYAH


JEMBER
Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian data subjektif


– Konsep tentang ketuhanan
– Sumber kekuatan harapan
– Praktik agama dan ritual
– Hubungan antara keyakinan spiritual dan
kondisi kesehatan
b. Pengkajian data objektif
– Pengkajian afek dan sikap
– Perilaku
– Verbalisasi
– Hubungan interpersonal
– Lingkungan
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIV. MUHAMMADIYAH
JEMBER
Asuhan Keperawatan

Diagnosis Keperawatan
1. Distres spiritual (spiritual distress),
2. Risiko distress spiritual (risk for spiritual distress)
3. Kesiapan meningkatkan kesejahteraan spiritual

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIV. MUHAMMADIYAH


JEMBER
Diagnosis Keperawatan
1. Distres spiritual
Definisi:
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan merasakan makna
dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan atau Tuh
an.
Penyebab:
a. Menjelang ajal
b. Kondisi penyakit kronis
c. Kematian orang terdekat
d. Perubahan pola hidup
e. Kesepian
f. Pengasingan diri
g. Pengasingan sosial
h. Gangguan sosio-kultural
i. Peningkatan ketergantungan pada orang lain
j. Kejadian hidup yang tidak diharapkan
Gejala dan tanda mayor

Subjektif Objektif
– Mempertanyakan makna/ tuju – Mengungkapkan kurangnya m
an hidupnya akna kehidupan
– Menyatakan hidupnya terasa k – memilih untuk tidak melakuka
urang/ tidak bermakna n ritual keagamaan yang biasa
– Merasa menderita/ tidak berd dilakukan;
aya – Marah pada Tuhan
Gejala dan tanda minor

Subjektif Objektif
– Menyatakan hidupnya terasa k – mengekspresikan marah, dend
urang/ tidak tenang am, ketakutan, melebihi arti k
– Mengeluh tidak dapat meneri ehidupan, penderitaan dan ke
ma (kurang pasrah) matian;

– Merasa bersalah – meminta menemui pemimpin


keagamaan
– Merasa terasing
– Tidak berminat pada alam/lite
– Menyatakan telah diabaikan
ratur spiritual
Kondisi klinis terkait

Penyakit kronis
Penyakit terminal
Retardasi mental
Kehilangan bagian tubuh
Kelahiran mati, kematian jani
n, keguguran
Kemandulan
Gangguan psikiatrik
PERENCANAAN

Intervensi spiritual yaitu ;


1. Membangun hubungan saling percaya;
2. Memberikan dan memfasilitasi lingkungan yang mendukung; mena
nggapi keyakinan pasien;
3. Mengintegrasikan spiritualitas ke dalam rencana jaminan mutu; da
n perawat sebagai kunci dalam perawatan kesehatan
(Wright, LM, 2005)
PERENCANAAN

1. Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhannya me


lalui berdoa dan beribadah secara rutin;
2. Membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melaku
kan ibadah;
3. Hadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagai konflik key
akinan dan alternatif pemecahannya;
4. Kurangi dan hilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan d
engan keyakinannya dan cari alternatif pemecahannya;
5. Mendorong untuk mengambil keputusan dalam melakukan ritual;
6. Membantu klien dalam memenuhi kewajiban agamanya, percaya diri,
dan memahami saat sekarang ( dalam situasi sakit ).
PERENCANAAN

7. membantu pasien untuk mengambil nilai –nilai ke dalam dirinya dan


menggunakan sumber –sumber dalam dirinya secara lebih efektif unt
uk memenuhi situasi dalam keadaan sakit ini;
8. membantu pasien memelihara atau membangun hubungan personal y
ang dinamis dengan yang maha tinggi dalam menghadapi situasi yang
tidak menyenangkan;
9. membantu pasien menemukan makna atau arti tentang situasi yang a
da; meningkatkan harapan; memberikan sumber –sumber spiritual jik
a tersedia.
NIC
1. Bimbingan antisipasif
2. Peningkatan koping
3. Konseling
4. Dukungan pengambilan krputusan
5. Perawatan kondisi akhir kehidupan
6. Fasilitasi pengembangan spiritual
7. Dukungan emosional
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN SPIRITU
AL

1. Pendampingan
2. Dukungan Praktik Keagamaan
3. Membantu Berdoa atau Mendo’akan
4. Merujuk Pasien untuk konseling spiritual
Thank you

Anda mungkin juga menyukai