Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Makalah KB dan KIA (Kelompok Peminatan Ibu dan Anak). Terimakasih kami
ucapkan kepada Elies Meilinawati S.B., SST., S.Psi., M.Keb selaku dosen yang
membimbing mata kuliah Askeb Komunitas sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang materi., Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak terjadi kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa berguna untuk kedepannya , dan jika ada kata-kata yang
kurang berkenan kami mohon maaf . Terimakasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. TUJUAN.......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.................................................................................................6
3. MACAM-MACAM KONTRASEPSI....................................................10
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
KESIMPULAN..................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi. Indonesia juga telah mengalami kemajuan yang
signifikan dalam upaya penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade
terakhir. Pada tahun 1960, Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah
128 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini turun menjadi 68 per 1.000
kelahiran hidup pada 1989, 57 pada 1992 dan 46 pada 1995. Pada dekade
1990-an, rata-rata penurunan lima persen per tahun, sedikit lebih tinggi
daripada dekade 1980-an sebesar empat persen per tahun. Walaupun
pencapaian telah begitu menggembirakan, tingkat kematian bayi di Indonesia
masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota
ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari
Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand.
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) Indonesia
masih tertinggi di Asia. Tahun 2002 kematian ibu melahirkan mencapai 307
per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5 kali
dari Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari indeks Filipina. Angka kematian ibu
merupakan indikator utama yang membedakan suatu negara digolongkan
sebagai negara maju atau negara berkembang. Rata-rata AKI di dunia dari
100.000 kelahiran tingkat kematian ibu mencapai 400. Di negara maju indeks
AKI mencapai 20 kematian per 100.000 kalahiran. Sedangkan rata-rata di
negara berkembang 440 kematian ibu per 100.000 kelahiran, Target
pemerintah adalah untuk menurunkan AKI dari 390 per 100.000 kelahiran
hidup (SDKI 1994) menjadi 225 per 100.000 pada tahun 1999, dan
menurunkannya lagi menjadi 125 per 100.000 pada tahun 2010.
Berbagai usaha untuk menurunkan AKI telah dilakukan, di antaranya
program Safe Motherhood pada tahun 1988, Gerakan Sayang Ibu pada tahun
1996, Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy
Saver (PMS). Selain itu, atas kerjasama POGI, IDAI, IDI, Ikatan Bidan
Indonesia, dan Departemen Kesehatan pada tahun 2002, oleh Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo telah diterbitkan buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Buku ini diharapkan dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh setiap insan kesehatan (bidan, dokter,
dokter spesialis obstetrik dan ginekologi) di seluruh pelosok tanah air.
4
Tetapi pada kenyataannya AKI hanya berhasil diturunkan menjadi 334
per 100.000 pada tahun 1997 dan menjadi 307 per 100.000 pada tahun 2003
menurut survei demografi kesehatan Indonesia. Berbagai faktor penyebab
seringkali dijumpai secara bersamaan dan tumpang tindih turut menyebabkan
angka kematian ibu yang terjadi, diantaranya status gizi, higiene, sanitari,
kesadaran hidup sehat, dan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan. Status
ekonomi, pendidikan, ketidaktahuan, tradisi sosial budaya, dan geografis.
Status reproduksi seperti kehamilan risiko tinggi yang tidak disadari
masalahnya oleh ibu hamil.
Tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah
pendarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan
(preeklampsia) 13%. Sisanya terbagi atas penyebab partus macet, abortus
yang tidak aman, dan penyebab tidak langsung lainnya (SKRT, 1995).
Indonesia berharap dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi dari 69
menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita 97
menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dalam rangka
memenuhi MDGs 2015. Seorang dokter umum sebagai dokter layanan primer
dalam penyelenggaraan kesehatan sudah sepatutnya berpartisipasi aktif dalam
mendukung pencapaian target MDGs 2015 ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk kesehatan ibu
dan anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pentingnya Kesehatan Ibu dan
Anak
c. Mahasiswa mengerti indicator yang ada dalam KIA
d. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kontrasepsi
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
kesehatan keluarga, Desa Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan
sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, Desa
Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di sekolah TK.
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3
kali, Polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi.
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk
macam-macam penyakit ringan.
7
D. Sistem Kesiagaan Di Bidang KIA di Tingkat Masyarakat
Sistem kesiagaan di bidang KIA di tingkat masyarakat terdiri atas:
1. Sistem pencatatan-pemantauan
2. Sistem transportasi-komunikasi
3. Sistem pendanaan
4. Sistem pendonor darah
5. Sistem Informasi KB
8
E. Manajemen Kegiatan KIA
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah
Setempat – KIA (PWS-KIA). Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah
alat untuk pengelolaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan
komunikasi kepada sektor lain yang terkait dan dipergunakan untuk
pemantauan program KIA secara teknis maupun non teknis, yaitu :
1. Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan
kesehatan yang terdiri dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indikator Neonatal.
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per
desa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral
untuk menunjukkan desa-desa mana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak
lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan
penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang
9
diperlukan.
1. PROGAM KB
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat
dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
(Depkes,1999).
3. MACAM-MACAM KONTRASEPSI
A. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
10
Macam KBA
C. Senggama Terputus
D. Metode Barier
a) Kondom
Selubung tipis dari karet, vinil atau produk alamiah yang diberi
spermisida untuk perlindungan tambahan. Selubung itu
dipasangkan pada penis pada saat penis ereksi. Kondom berbeda-
beda kualitasnya tergantung bentuk, warna, lubrikasi/ pelumasan,
ketebalan, tekstur dan penambahan spermisidanya (biasanya
nonoxynol-9).
b) Diafragma
c) Spermisida
Jenis-Jenis:
11
a. Jenis KKO :
b. Suntikan Kombinasi
F. Kontrasepsi Progestin
a. Suntikan Progestin
a) Depo-ProveraÒ (DMPA): 150 mg depot-medroxyprogesterone
acetate yang diberikan setiap 3 bulan
b) NoristeratÒ (NET-EN): 200 mg norethindrone enanthate yang
diberikan setiap 2 bulan
b. Mini pil
a) Kemasan 35-pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg norethindrone
b) Kemasan 28-pil: 75 µg norgestrel
c. Implan
a) NORPLANT
Terdiri dari 6 kapsul
Mengandung 36 mg levonorgestrel
Lama kerja: 5 tahun
b) INDOPLAN/JEDE
Terdiri dari 2 batang kapsul
Mengandung 75 mg levonorgestrel
12
Lama kerja 3 tahun
c) IMPLANON
Terdiri dari 1 batang kapsul
Mengandung 68 mg 3-keto-desogestrel
Lama kerja 3 tahun
MACAM-MACAM AKDR
Mengandung logam
13
GAMBAR JENIS AKDR
H. Kontrasepsi Mantap
b. Vasektomi
c. Tubektomi
14
d. Rekanalisasi
15
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh
dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi
(telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-
pemantaun dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta
pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
17
DAFTAR PUSTAKA
18