Anda di halaman 1dari 15

ASKEB GADAR

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SOAP KASUS


KEHAMILAN DISERTAI TOXOPLASMOSIS

Dosen Pembimbing :
Tria Wahyuningrum, S.Sit.,M.Keb
 
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Dellavia Okta Trisdiana (201802004)
Silvi Aprilia (201802008)
Hilda Arianti (201802018)
 
LAPORAN PENDAHULUAN

 Pengertian
Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi oleh parasit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang dapat menimbulkan radang pada kulit, kelenjar
getah bening, jantung, paru, ,mata, otak, dan selaput otak.
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.Ensefalitis toksoplasma merupakan
penyebab tersering lesi otak fokal infeksi oportunistik yang paling banyak terjadi pada pasien AIDS. Ensefalitis toksoplasma muncul pada kurang lebih
10% pasien AIDS yang tidak diobati.
 Etiologi
Ensefalitis toksoplasma disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang dibawa oleh kucing, burung dan hewan lain yang dapat ditemukan
pada tanah yang tercemar oleh tinja kucing dan kadang pada daging mentah atau kurang matang. Begitu parasit masuk ke dalam sistem kekebalan,
parasit tersebut menetap di sana, sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat melawan parasit tersebut hingga tuntas, dan dapat mencegah
terjadinya suatu penyakit. Namun, pada orang pasien HIV/AIDS mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga tidak mampu melawan parasit tersebut.
Sehingga pasien mudah terinfeksi oleh parasit tersebut.
 Patofisiologi
Infeksi oportunistik dapat terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh. Infeksi tersebut dapat menyerang sistem saraf yang membahayakan fungsi
dan kesehatan sel saraf. Setelah infeksi oral, bentuk tachyzoite atau invasif parasit dari Toxoplasma gonii menyebar ke seluruh tubuh termasuk ke
otak.
Takizoit menginfeksi setiap sel berinti di otak, di mana mereka berkembang biak dan menyebabkan kerusakan. Permulaan diawali dengan adanya
peradangan di otak yang menyebabkan edema, kerusakan sel syaraf otak, dan akan membentuk abses di otak. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan
gangguan sistemik pada tubuh seperti sakit kepala yang hebat, panas tinggi, kejang, sulit menelan dan hilang kesadaran.
 

 
 Patofisiologi Toksoplasma Cerebral
Toksoplasma gondii

Masuk Jaringan Otak

Peradangan Otak

Pembentukan Transudat & Eksudat

Edema Otak

Kerusakan Perfusi Jaringan Kerusakan Sel-Sel Syaraf

Abses Otak
 Tanda dan Gejala
Gejala termasuk ensefalitis, demam, sakit kepala berat yang tidak respon terhadap pengobatan,lemah pada satu
sisi tubuh, kejang, kelesuan, kebingungan yang meningkat, masalah penglihatan,pusing, masalah berbicara dan
berjalan, muntah dan perubahan kepribadian.
Tidak semua pasien menunjukkan tanda infeksi. Nyeri kepala dan rasa bingung dapat menunjukkan adanya
perkembangan ensefalitis fokal dan terbentuknya abses sebagai akibat dari terjadinya infeksi toksoplasma.
Infeksi toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Semua orang bisa
terkena infeksi toxoplasma. Yang menjadi sumber infeksi toxoplasma adalah:
1. Tinja / kotoran kucing
2. Hewan potong yang terinfeksi
3. Ibu yang terinfeksi saat hamil
4. Organ / donor yang terinfeksi
Seseorang dapat terinfeksi toxoplasma jika :
1. Makan sayuran / buah yang terkontaminasi tinja kucing yang terinfeksi
2. Makan daging mentah / kurang matang
3. Penularan dari ibu ke janin
4. Transplantasi organ
5. Tranfusi darah
 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Serologi :didapatkan seropositif dari anti-T.gondii IgG dan IgM.
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal: menunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuklear predominan dan elevasi protein.
3. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) : mendeteksi DNA T.gondii. PCR untuk T.gondii dapat juga positif pada cairan
bronkoalveolar dancairan vitreus atau aquos humor dari penderita toksoplasmosis yang terinfeksi HIV.
4. CT scan : menunjukkan fokal edema dengan bercak-bercak hiperdens multiple disertai dan biasanyaditemukan lesi berbentuk cincin.
5. Biopsi otak : untuk diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi otak.
 Komplikasi
1. Penurunan kesadaran dan mental
2. Penurunan fungsi pengelihatan dan pendengaran
3. Kematian
 Penatalaksanaan Medis
1. Toksoplasmosis otak diobati dengan kombinasi pirimetamin dan sulfadiazin. Kedua obat ini dapat melalui sawar-darah otak.
2. Toxoplasma Gondii membutuhkan vitamin B untuk hidup. Pirimetamin menghambat pemerolehan vitamin B oleh tokso. Sulfadiazin
menghambat penggunaannya.
3. Kombinasi pirimetamin 50-100 mg perhari yang dikombinasikan dengan sulfadiazin 1-2 g tiap 6 jam.
4. Pasien yang alergi terhadap sulfa dapat diberikan kombinasi pirimetamin 50-100 mg perhari dengan clindamicin 450-600 mg tiap 6 jam.
5. Pemberian asam folinic 5-10 mg perhari untuk mencegah depresi sumsum tulang.
6. Pasien alergi terhadap sulfa dan clindamicin, dapat diganti dengan Azitromycin 1200 mg/hr, atau claritromicin 1 gram tiap 12 jam, atau
atovaquone 750 mg tiap 6 jam. Terapi ini diberikan selam 4-6 minggu atau 3 minggu setelah perbaikan gejala klinis.
7. Terapi anti retro viral (ARV) diindikasikan pada penderita yang terinfeksi HIV dengan CD4 kurang dari 200 sel/mL, dengan gejala (AIDS)
atau limfosit total kurang dari 1200. Pada pasien ini, CD4 42, sehingga diberikan ARV.
 Penatalaksanaan Keperawatan
 Pengkajian
 Aktivitas / istirahat
Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktifitas, kelelahan.
Tanda : kelemahan otot, nyeri otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhadap aktifitas.
 Sirkulasi
Gejala : demam, proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera.
Tanda : suhu tubuh meningkat, berkeringat, takikardia, mata cekung, anemis, perubahan tekanan darah postural, volume nadi perifer
menurun, pengisian kapiler memanjang.
 Integritas ego
Gejala : merasa tidak berdaya, putus asa, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, dan depresi.
Tanda : cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang. 
 Eliminasi
Gejala : diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih.
Tanda : feces encer disertai mucus atau darah, nyeri tekan abdominal, lesi pada rectal, ikterus, perubahan dalam jumlah dan warna
urin.
 Makanan/cairan
Gejala : tidak ada nafsu makan, mual, muntah, sakit tenggorokan.
Tanda : penurunan BB yang cepat, bising usus yang hiperaktif, turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput
putih/perubahan warna mukosa mulut.
 Hygiene
Tanda : tidak dapat menyelesaikan ADL( Activity of Daily Living), mempeliahtkan penampilan yang tidak rapi.
 Neurosensorik
Gejala : pusing, sakit kepala, photofobia.
Tanda : perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi, kelemahan otot, tremor, penurunan
visus, bebal, kesemutan pada ekstrimitas.
 Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri umum atau lokal, sakit, nyeri otot, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri dada pleuritis,
nyeri abdomen.
Tanda : pembengkakan pada sendi, hepatomegali, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.
 Pernapasan
Tanda : terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non, sesak pada dada, takipneu, bunyi napas
tambahan, sputum kuning.
 Keamanan
Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka lambat proses penyembuhan.
Tanda : demam berulang.
 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronik berhubungan dengan adanya proses infeksi atau inflamasi.
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan penyakit.
3. Kekurangan volume caiaran berhubungan dengan tidak adekuat masukan makanan dan cairan.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot.
 Rencana Keperawatan
 Nyeri kronik berhubungan dengan adanya proses infeksi atau inflamasi.
 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, rasa nyeri berkurang.
 Kriterian hasil :
1. Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
2. Klien tampak rileks.
3. Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
 Intervensi :
1. Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi
2. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri.
3. Letakkan kantong es pada kepala, pakaian dingin diatas mata.
4. Berikan latihan rentang gerak aktif / pasif secara tepat dan masase otot daerah leher / bahu.
 Kolaborasi : berikan obat analgesik.

 
Lanjutan..
 Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme dan penyakit.
 Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
 Kriteria hasil :
1. Terjadi penurunan suhu
2. Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
3. Peningkatan tingkat pernapasan
 Intervensi :
1. Pantau suhu pasien
2. Pantau suhu lingkungan, batasi linen tempat tidur sesuai dengan indikasi
3. Berikan kompres hangat, hindari penggunaan alcohol
4. Berikan selimut pendingin
 Kolaborasi : berikan Antipiretik :Mis: Aspirin, asetaminofen
Lanjutan…

 Kekurangan volume caiaran berhubungan dengan tidak adekuat masukan makanan dan cairan.
 Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
 Kriteria hasil:
1. Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
2. Tanda – tanda vital dalam batas normal
3. Nadi ferifer teraba
4. Haluaran urine adekuat
5. Membrane mukosa lembab
6. Turgor kulit baik
 Intervensi :
1. Awasi tanda-tanda vital, status membrane mukosa dan turgor kulit
2. Ukur atau catat keluaran urine
3. Pantau tekanan darah atau denyut jantung
4. Palpasi denyut perifer
5. Kaji membrane mukosa kering, turgor kulit yang kurang baik dan rasa haus
 Kolaborasi : berikan cairan IV
ASUHAN KEBIDANAN NY.”A” G1P0A0 UMUR 27 TAHUN
USIA KEHAMILAN 8 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN TOXOPLASMOSIS

 KASUS
Pada tanggal 25 Februari 2019, Ny.A umur 27 tahun, dengan usia kehamilan 8 minggu
datang ke bidan dengan keluhan merasa lemas, sering lelah, mual, muntah, tenggorokan sakit,
sesak, nyeri, demam tinggi, dan sakit kepala. Ibu mengatakan bahwa ibu sering memakan
daging sapi yang dimasak setengah matang dan saat diperiksakan ke dokter ibu terdeteksi
penyakit toxoplasma sehingga ibu cemas dengan kehamilannya sekarang. Dari hasil
pemeriksaan bidan, diketahui Td : 100/60 mmHg, N : 77 x/menit, S : 39º C dan RR : 25
x/menit.
 Tanggal Pengkajian: 25 Februari 2019
 DATA SUBYEKTIF (S)
1. Identitas
 Istri Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. D
Umur : 23 thn Umur : 25 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan: Wiraswasta
Alamat : Kutorejo, Mojokerto Alamat : Kutorejo, Mojokerto
 2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
 3. Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa lemas, sering lelah, mual, muntah, tenggorokan sakit, sesak, nyeri, demam
tinggi, dan sakit kepala
Lanjutan..

 4. Riwayat menstruasi
 Menarche : mulai umur 13 tahun Siklus : 28 hari
 Lama : 7 hari Teratur : ya
 Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada
 5. Riwayat Obstetrik
 G1P0A0
 6. Riwayat Kontrasepsi
 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi
 8. Riwayat kehamilan sekarang
 HPHT : 01 Januari 2019
 HPL : 08 September 2019
 b. ANC pertama pada umur kehamilan : 3 minggu
 c. Kunjungan ANC
 Trimester I
 Frekuensi : 1 kali
 Keluhan : mual-muntah
 Komplikasi : tidak ada
 d. Imunisasi TT : 1 kali
Lanjutan…
6. Riwayat kesehatan
 Penyakit yang pernah/sedang diderita
Ibu menderita penyakit Toxoplasma
 Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak sedang menderita penyakit apapun
7. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan nafsu makan menurun
a. Input Makanan : 1-2 x/hari dengan porsi kecil
b. Input Cairan : 6 gelas/hari
8. Pola Eliminasi
a. BAB
 Ibu mengatakan fesesnya encer dan disertai darah
 b. BAK
 Ibu mengatakan urinnya berwarna kuning, dan bau khas
 DATA OBJEKTIF (O)
 Pemeriksaan Umum
K/U : Lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV:
TD : 100/60 mmHg
Nadi: 77 x/menit
Suhu : 39o C
RR : 25 x/menit
TB : 160cm
BB saat hamil : 55 kg
BB sebelum hamil : 63 kg
 Pemeriksaan Fisik
Muka : Wajah pucat
Abdomen: Simetris
 ANALISA
Ny. “A" Umur 27 tahun G1P0A0 UK 8 minggu dengan kehamilan toxoplasmosis
 PENATALAKSANAAN
 Bidan:
1. Meminta ibu untuk menghindari daging yang dimasak setengah matang dan ibu harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi matang
2. Meminta ibu saat memasak daging agar di masak sampai benar-benar matang.
3. Menganjurkan ibu untuk pemeriksaan lab di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut
 Kolaborasi :
1. Menganjurkan ibu tes serologi sebulan sekali sebagai tindakan pencegahan penularan penyakit toxoplasmosis dari ibu ke janin.
2. Memberikan terapi kombinasi pirimetamin 50-100 mg perhari yang dikombinasikan dengan sulfadiazin 1-2 g tiap 6 jam.

Anda mungkin juga menyukai