Anda di halaman 1dari 19

MELAKUKAN PEMBINAAN AKSEPTOR KB

(KONDOM, PIL, SUNTIK)

Dosen Pembimbing:
Ariu Dewi Yanti., SST.,M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Eka Nurrohmawati (201802003)
2. Hilda Arianti (201802018)
3. Risalatus Zainiah (201802016)
4. Nanda Vicha Laila (201802025)
5. Al Izzah Filisyati (201802031)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


PRODI D3 KEBIDANAN
1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
dengan judul “Melakukan Pembinaan Akseptor KB”.
Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Ariu Dewi Yanti., SST.,M.Kes. Selaku
dosen mata kuliah Kesehatan Reproduksi KB yang telah membimbing dan memberikan
kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini saya susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Kesehatan Reproduksi KB dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
diri kami dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan
kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................... 3

BAB.1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 4


1.3 Tujuan Penulisan................................................................................. 5

BAB. II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrasepsi......................................................................... 6

2.2 Pembinaan Akseptor KB Melalui Konseling....................................... 6

2.3 Praktek Pembinaan Akseptor .............................................................. 8

BAB. III PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................... 15

B. Saran..................................................................................................... 15

Daftar Pustaka....................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri


untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga
Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan
kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Dan
dalam paradigma baru program ini misinya sangat menekankan pentingnya
upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam
meningkatkan kualitas keluarga. Karena keluarga adalah salah satu diantara
kelima matra kepentingan kependudukan yang sangat mempengaruhi
perwujudan penduduk yang berkualitas. Berdasarkan visi dan misinya
program Keluarga Berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam
upaya peningkatan kualitas penduduk. Salah satu kunci dalam rencana
strategi nasional Indonesia 2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus
merupakan kehamilan yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah, adalah sebagai
berikut :
4
A. Pengertian Kontrasepsi
B. Macam-macam kontrasepsi
C. Efek samping dan keuntungan kontrasepsi

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah, sebagai berikut :


1. Mampu menjelaskan pengertian kontrasepsi.
2. Mampu menjelaskan macam-macam alat-alat kontrasepsi.
3. Mampu menjelaskan efek samping yang akan timbul dari penggunaan
kontrasepsi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrasepsi


Asal kata “kontra” berarti mencegah atau melawan dan “konsepsi” yang
berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi usaha-usaha untuk mencegah kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Efektivitas kontrasepsi adalah keunggulan cara kontrasepsi tertentu dalam
mencegah kehamilan dalam kenyataan penggunaan sehari-hari daya guna
kontrasepsi terdiri atas daya gunateoritis atau fisiologik (theoretical
effectiveness), daya guna pemakaian (use effectiveness) dan dayaguna
demografik (demografic effectiveness). Akseptor Keluarga Barencana (KB)
adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat
kontrasepsi (BKKBN, 2007). Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis
yang timbul akibat dari penggunaan alat/obat kontrasepsi, tetapi tidak
berpengaruh serius terhadap kesehatan klien (BKKBN, 2002).

2.2 Pembinaan Akseptor KB melalui Konseling


Penyuluhan KB adalah kegiatan penyampaian informasi untuk tujuan
pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat guna mewujudkan
keluarga berkualitas. Tugas penyuluhan KB meliputi persiapan penyuluhan,
pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan generasi muda. Dalam penyuluhan KB
terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar mampu mengubah

6
perilaku kelompok sasaran. Di dalam program KB dikenal istilah Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) yang merupakan proses penyampaian dan
penerimaan pesan dalam rangka meningkatkan dan memanfaatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat, dan mendorongnya agar secara
sadar menerima program KB. KIE yang responsif gender adalah salah satu
pendekatan dalam komunikasi yang bertujuan mempercepat perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku. Perlunya KIE terutama bagi perempuan
disebabkan banyak dari mereka yang masih belum paham tentang hal-hal
penting yang terkait dengan kesehatan mereka. Jenis pendekatan lain yang sering
digunakan dalam program KB adalah Komunikasi Inter Personal/Konseling
(KIP/K). KIP/Konseling merupakan suatu bentuk tatap muka dua arah antara
klien dan petugas yang dilakukan dengan sengaja dan bertujuan membantu
kliennya mengambil keputusan sesuai keinginannya secara sadar dan sukarela.
Untuk itu, petugas seyogyanya peka gender dalam proses konseling, klien
merasa puas dan tidak merasa diabaikan. Melalui proses KIE dan konseling
yang berkeadilan gender, diharapkan tumbuh kerjasama di antara laki-laki dan
perempuan dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas dan berkeadilan
dengan penyuluhan KB juga perlu memperhatikan dan melibatkan para suami.
Selain pendekatan dalam komunikasi, juga diperlukan pelayanan KB yang
merupakan kegiatan pemberian fasilitas kepada keluarga dan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya dalam mewujudkan keluarga berkualitas. sedangkan
tugas pelayanan KB mencakup persiapan pelayanan, pelaksanaan pelayanan
dan pengembangan model pelayanan.

7
2.3 Praktek Pembinaan Akseptor KB
Pembinaan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana program KB agar peserta
tetap menggunakan kontrasepsi. Dalam rangka pembinaan peserta KB, kegiatan yang
dilakukan adalah pemeriksaan ulang secara berkala sesuai dengan jenis kontrasepsi
termasuk KIE.

1. Kondom
Macam pemeriksaan: keluhan.
Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan kalau ada:
1) Masalah dalam penggunaan kondom dann kepuasan klien dalam menggunakannya.
2) Masalah yang timbul karena kekurangtahuan dalam cara penggunaan sebaiknya
informasi diulangi kembali kepada klien dan pasangannya.
3) Masalah menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan dalam menggunakan
kondom sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.

a. Cara Pemakaian
Sarungkan pada alat kelamin laki – laki saat dalam keadaan tegang, baru
kemudian dilakukan hubungan kelamin.
b. Keuntungan
1. Mencegah kehamilan
2. Dapat dipakai sendiri
3. Mudah didapat
4. Praktis
5. Murah
6. Memberi perlindungan terhadap penyakit – penyakit akibat hubungan
seks.
7. Dapat diandalkan karena cukup efektif 
c. Kerugian
1. Ada kemungkinan bocor, sobek dan tumpah yang
menyebabkan kondom gagal dipakai sebagai alat kontrasepsi.
2. Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas
hubungan seks guna memakai kondom.
3. Perlu dipakai secara konsisten, hati  –  hati dan terus
menerus pada setiap senggama.
d. Tempat memperoleh kondom
1. Apotik 
2. Klinik KB
3. Puskesmas
4. BPS / RB
5. Warung – warung atau kedai tertentu
e. Cara pembuangan kondom yang benar 
1. Jangan dibuang kedalam toilet
2. Jangan dibuang ke dalam selokan atau got/ parit
3. Jangan dilempar ke halaman
4. Dibakar bersama sampah
5. Bersihkan dulu (cuci), bungkus, ikat lalu masukkan ke
tempat sampah

2. PIL
Pil KB berisi zat yang berguna untuk mencegah lepasnya sel telur
dari indung telur wanita. Ada 2 macam kemasan pil, yaitu :
1. Kemasan berisi 21 Pil
2. Kemasan berisi 28 Pil
Sebelum meminum pil KB, Kesehatan ibu perlu diperiksa terlebih
dahulu. Jika menurut hasil pemeriksaan ibu bisa memakai pil KB
barulah ibu dapat mulai minum pil KB. Untuk kemasan berisi 21
pil, tablet pertama diminum setiap hari ke lima haid. Untuk
kemasan berisi 28 pil, tablet pertama diminum pada setiap hari
pertama haid, mulai dari tanda panah.
1. Macam pemeriksaan
 Keluhan.
 Berat badan.
 Tekanan darah.
2. Jadwal pemeriksaan
 Dua bulan pertama dilaksanakan tiap bulan.
 Tiap dua bulan.
 Jika ada keluhan.
3. Jadwal pemeriksaan ulang peserta KB

Hari 1 Hari 2 2 4

Tiap 2bulan

a. Cara pemakaian

Pil KB diminum setiap hari satu tablet secara teratur, tidak boleh
lupa. Hanya dengan meminum pil secara teratur dapat diperoleh
manfaat pil KB sebagai cara mencegah kehamilan.
b. Keuntungan
1) Pil KB manjur untuk mencegah kahamilan bila dipakai
sesuai petunjuk, diminum setiap hari secara teratur.
2) Bila ingin mempunyai anak lagi, maka ibu bisa hamil
kembali setelah pemakaian pil dihentikan.
3) Siklus haid teratur, banyaknya darahhaid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
4) Mudah dihentikan setiap saat
c. Kerugian
1) Mahal dan membosankan karena harus
menggunakannya setiap hari.
2) Pusing
3) Nyeri payudara
4) Mual, terutama pada 3 bulan pertama
5) Berat badan naik sedikit
6) Tidak mencegah IMS, HIV, PMS, HBV
d. Tempat memperoleh Pil KB
1) Apotik 
2) Klinik KB
3) Puskesmas
4) BPS / RB
5) Warung – warung atau kedai tertentu
e. Penting untuk diingat
1) Bila sudah hampir habis segeralah minta kepada tempat
pelayanan, supaya tidak tertunda.
2) Jangan lupa, pil KB harus diminum setiap hari secara
teratur.
3) Apabila lupa, minumlah saat itu juga 1 tablet dan
malamnya minum 1 tablet
4) Apabila 2 hari lupa minum pil, pergilah ke klinik
beritahukan kepada dokter atau bidan (jika sering lupa
minum pil KB bisa terjadi kehamilan)
5) Apabila merasa pusing atau mual pil KB tetap diminum
6) Apabila tidak cocok memakai pil KB pergilah ke
tempat pelayanan untuk minta dibantu dokter atau bidan.
Mungkin perlu ganti cara KB lainnya
7) Bagi aseptor yang cocok, pil KB bisa dipakai dalam
jangka waktu cukup lama

3. Suntik
Kontarasepsi suntikan di Indonesia merupakan salah satu
kontrasepsi yang populer. Kontrasepi suntikan yang digunakan
adalah long-acting progestin, yaitu Noretisteron enantat
(NETEN) dengan nama dagang Noristrat dan Depomedroksi
progesteron acetat (DMPA) dengan nama dagang Depoprovera.
Tekhnik penyuntikan ialah seca intramuskulus dalam, di daerah
muskulus gluteus maksimus atau deltoideus.
1. Macam pemeriksaan.
 Keluhan.
 Berat badan.
 Tekanan darah.
2. Jadwal pemeriksaan
a) Depoprovera
 Akhir bulan pertama
 Akhir bulan ketiga
 Selanjutnya tiap 3 bulan atau jika ada keluhan.
b) Noristerat
 Akhir bulan pertama
 Akhir bulan kedua
 Akhir bulan keempat
 Selanjutnya tiap tiga bulan atau jika ada kesalahan
a. Keuntungan
1) Praktis kaena tidak perlu mengingat-ingat setiap har
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik 
b. Kerugian
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid sering
memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
atau tidak terjadi haid sama sekali.
2) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
4) Perubahan berat badan
5) Tidak menjamin pencegahan penularan penyakit menular
seksual HBV, atau HIV/ AID
6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian
7) Sakit kepala
8) Timbulnya jerawat
c. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan
1) Perempuan usia reproduksi
2) Perempuan nulipara atau yang sudah mempunyai anak 
3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang
dan yang memiliki efektivitas tinggi
4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan
5) Perempuan dengan tekanan darah kurang dari 180/ 110
mmHg
6) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
d. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
1) Perempuan yang hamil atau dicurigai hamil
2) Perempuan yang mengalami perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya.
3) Perempuan penderita hipertensi.
e. Penting untuk diingat
1) Suntikan KB diberikan saat ibu sedang haid, terutama
2) Sebelum diberi suntikan KB, kesehatan ibu harus diperiksa dulu,
yaitu vital signnya
3) Suntikan KB dapat diberikan sambil duduk atau be rbaring
4) Setelah disuntik, ibu dapat melakukan kegiatannya seperti biasa,
misalnya berkebun, mencuci, mengetik, berolahraga, dan lain
sebagainya.
5) Jika suami pergi selama satu bulan hingga tiga bulan atau lebih, ibu
tetap harus mendapat suntikan KB secara teratur 
6) Terdapat kemungkinan ibu mengalami gangguan seperti nyeri
pada perut , hal ini adalah efek samping dari pemakaian suntikan
KB. Pergilah ketempat pelayanan kesehatan, minta nasihat atau
bantuan bidan atau dokter 
7) Kemungkinan siklus haid ibu menjadi tidak teratur, hal ini juga
merupakan efeksamping pemakaian suntikan KB, pergilah ke
tempat pelayanan kesehatan untuk membicarakannya dengan bidan
atau dokter 
f. Tempat untuk memperoleh suntikan KB
1) Klinik KB
2) Puskesmas
3) BPS/RB
4) Dokter Obsgyn
5) Rumah sakit

14
g. Deteksi dini pada pemakaian KB suntik
1) Gangguan haid tidak teratur atau tidak datang lama sekali.
2) Keluar darah sedikit-sedikit
3) Perdarahan banyak
4) Merasa mual setelah suntikan
5) Merasa pusing
6) Merasa bertambah gemuk
h. Tindakan Pengayoman pada KB suntik
1) Dapat menganggap sebagai gangguan sementara dan dapat kembali normal
seperti semula.
2) Dapat menganggap bukan gangguan serius.
3) Pertolongan sementara berbaring dengan kepala lebih rendah.
4) Tidak boleh jalan-jalan.
5) Kompres es diatas perut.
6) Tidur dengan posisi kepala lebih rendah dari badan.
7) Pakailah pembalut.
8) Mengatur cara makan.
9) Kurangi makanan yang berlemak dan banyak karbohidrat.
10) Meningkatkan aktivitas fisik (olahraga)

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asal kata “kontra” berarti mencegah atau melawan dan “konsepsi” yang
berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan. Macam- macam kontrasepsi
1. Alat Kontarsepsi Berupa Pil
2. Alat Kontarsepsi Berupa Kondom
3. Alat Kontarsepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik).
Alat Kontrasepsi Berupa Pil KB Efek samping yang timbul antara lain:
Gangguan Haid
Perubahan Berat Badan
Pusing dan Sakit Kepala

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun
banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan  –  kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
16
Setyaningrum, Erna dan Zulfa, Aziz. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta Timur: CV Trans Info Media.

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai