Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa
dan Maha Pencipta. Spiritual juga disebut dengan sesuatu yang dirasakan tentang diri sendiri dan hubungan dengan orang lain, yang dapat diwujudkan dengan sikap mengasihi orang lain, baik dan ramah terhadap orang lain, menghormati setiap orang untuk membuat perasaan senang seseorang. Spiritual adalah kehidupan, tidak hanya doa, mengenal dan mengakui Tuhan (Nelson, 2002 dalam Padali, 2013).
Kesehatan spiritual merupakan definisi spiritual terkait kesehatan yang
sering digunakan dalam penelitian keperawatan yang berarti kemampuan untuk menemukan makna/kedamaian hidup dan keyakinan terhadap kepercayaan yang dianut (Burkhardt, 1989 dalam Young & Koopsen, 2011).
Konsep spiritual
1. Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan
dorongan dari luar yang lebih besar dari individu. 2. Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal (dengan yang tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Potter & Perry, 2009). 3. Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan selalu identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa agama. 4. Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup). 5. Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga pemikiran, obyek dan perilaku . (Holins, 2005; Vilagomenza, 2005). 6. Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif yang dibutuhkan saat membuat keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004). 7. Spritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal maupun menjelang ajal (Potter & Perry, 2009). Aspek dan Karakteristik Spiritual
Menurut Burkhardt dalam Hamid (2013) spiritual meliputi aspek sebagai berikut:
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam
kehidupan. 2. Menemukan arti dan tujuan hidup 3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri 4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.
Adapun karakteristik dari spiritual yaitu meliputi:
1. Hubungan dengan diri sendiri
Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri sendiri. Kekuatan yang timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas (Kozier,erb, Blaiss & wilkinson, 2010). 2. Hubungan dengan orang lain Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik, mengasuh anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini kehidupan dan kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis mencakup konflik dengan orang lain dan resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi, serta keterbatasan asosiasi (Kozier,erb, Blaiss & wilkinson, 2010). 3. Hubungan dengan alam Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut (Kozier,erb, Blaiss & wilkinson, 2010). Rekreasi merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenagan dan kepuasan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup seperti nonton televisi, dengar musik, olah raga dan lain-lain (Puchalski, 2013). 4. Hubungan dengan Tuhan Meliputi agama maupun tidak agamais. Keadaan ini menyangkut sembahyang dan berdoa. Keikutsertaan dalam kegiatan ibdah, perlengkapan keagamaan, serta bersatu dengan alam (Kozier,erb, Blaiss & wilkinson, 2010). Dapat disimpulkan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan spiritual apabila mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaanya didunia/kehidupan, mengembangkan arti penderitaan serta meyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan, menjalin hubungan yang positif dan dinamis, membina integritas personal dan merasa diri berharga, merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid, 2009) DAFTAR PUSTAKA
Azis, Ahmad Alimul Hidayat. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta:
Salemba Medika
Krentzman, A. R. (2013). What Is Spirituality. Takingcharge.csh.umn.edu .
Good, Jenifer J. 2010. Desertasi. Integration of spirituality and cognitifbehavioral
Therapy for the Treatment of Depression. PCOM. Psycology Disertation. Paper 5