3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Kolelitiasis merupakan batu pada kandung empedu yang banyak terjadi pada individu yang
berusia di atas 40 tahun dan semakin meningkat pada usia 75 tahun. Dan wanita mempunyai
resiko 3 kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan pria.
1. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya
keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, dan mual
muntah.
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau
provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana
nyeri/gatal dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu nyeri/gatal menjalar kemana, Safety (S) yaitu
posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal atau klien merasa nyaman dan Time
(T) yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri/gatal tersebut.
Klien sering mengalami nyeri di ulu hati yang menjalar ke punggung , dan bertambah berat
setelah makan disertai dengan mual dan muntah.
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat sebelumnya.
Klien memiliki Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi
kolelitiasis. Ini karenakan dengan tingginya BMI maka kadar kolesterol dalam kandung empedu
pun tinggi.
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit kolelitiasis. Penyakit
kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini menyerang sekelompok manusia yang memiliki
pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang dengan riwayat keluarga kolelitiasis
mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan tanpa riwayat keluarga.
1. Riwayat psikososial
Pola pikir sangat sederhana karena ketidaktahuan informasi dan mempercayakan sepenuhnya
dengan rumah sakit. Klien pasrah terhadap tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit asal cepat
sembuh. Persepsi diri baik, klien merasa nyaman, nyeri tidak timbul sehubungan telah dilakukan
tindakan cholesistektomi.
1. Riwayat lingkungan
1. Keadaan Umum
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu. Biasanya pada penyakit ini kantung
empedu dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena terjadi pembengkakan pada kandung
empedu.
1. Nutrisi
1. Aktivitas
Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas dan anjuran bedrest
1. Aspek Psikologis
Kaji tentang emosi, Pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati.
1. Aspek penunjang
1. Hasil pemeriksaan Laboratorium (bilirubin,amylase serum meningkat).
2. Obat-obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter
Aliran balik cairan empedu ke
hepar
Infeksi
Nyeri
DS : - Penurunan peristaltik karena Penurunan volume cairan
efek kolelitiasis
DO : pasien lemah, mata
cowong, turgor kulit buruk
Mual / muntah
Mual / muntah
Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis: obstruksi/spasme duktus, proses inflamasi,
iskemia jaringan/nekrosis.
Intervensi Rasional
Observasi dan catat lokasi, beratnya
(skala 0-10) dan karakter nyeri
(menetap, hilang timbul, kolik). Membantu membedakan penyebab
Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien nyeri dan memberikan informasi
melakukan posisi yang nyaman. tentang kemajuan/perbaikan penyakit,
Kolaborasi : Pertahankan status puasa, terjadinya komplikasi, dan keefektifan
masukan / pertahankan penghisapan NG intervensi.
sesuai indikasi. Meningkatkan istirahat, memusatkan
kembali perhatian, dapat meningkatkan
Kolaborasi : Berikan obat sesuai koping.
indikasi; antikolinergik. Tirah baring pada posisi fowler rendah
menurunkan tekanan intraabdomen.
Membuang secret gaster yang
merangsang pengeluaran kolesistokinin
dan kontraksi kandung empedu.
Menghilangkan reflex
spasme/kontraksi otot halus dan
membantu dalam manajemen nyeri.
Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah, distensi, dan
hipermotilitas gaster.
Intervensi Rasional
Pertahankan masukan dan haluaran akurat, Memberikan informasi tentang status
perhatikan haluaran kurang dari masukan, cairan/volume sirkulasi dan kebutuhan
peningkatan berat jenis urine. Kaji membrane penggantian.
mukosa/kulit, nadi perifer, dan pengisian
kapiler. Muntah berkepanjangn, aspirasi gaster, dan
Awasi tanda / gejala peningkatan/berlanjutnya pembatasan pemasukan oral dapat
mual/muntah, kram abdomen, kelemahan, menimbulkan deficit natrium, kalium dan
kejang, kejang ringan, kecepatan jantung tak klorida.
teratur, parestesia, hipoaktif atau tak adanya
bising usus, depresi pernapasan. Menurunkan sekresi dan motilitas gaster.
Risiko tinggi perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan memaksa diri
atau pembatasan berat badan sesuai aturan; mual/muntah.
Intervensi Rasional
Kaji distensi abdomen, sering bertahak, Tanda non-verbal ketidaknyamanan berhubungan
berhati-hati, menolak bergerak. dengan gangguan pencernaan, nyeri gas.
Kolaborasi : Konsul dengan ahli diet/tim Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi
pendukung nutrisi sesuai indikasi. individual melalui rute yang paling tepat.