Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“MELENA” DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD BANYUMAS

Oleh :

Vatin Ashari Rahmawati

2011040145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN MELENA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam disebabkan oleh
adanya perdarahan saluran makan bagian atas.
Melena merupakan suatu keadaan ketika tinja menjadi berwarna gelap atau
kehitaman yang disebabkan karena adanya perdarahan pada saluran cerna bagian atas.
Saluran cerna bagian atas meliputi organ kerongkongan (esofagus), lambung (gaster),
hingga usus 12 jari (duodenum). Setidaknya sekitar 50 ml darah keluar dari saluran cerna
saat melena terjadi.
Melena yang berlangsung secara terus menerus atau sesekali namun dalam jumlah
yang masif dapat menimbulkan keadaan gawat darurat, yakni terjadinya kondisi syok akibat
kekurangan cairan dalam tubuh (syok hipovolemik). 
2. Etiologi
a. Adanya luka atau pendarahan di lambung atau usus.
b. Tukak lambung .
c. Wasir.
d. Disentri.
e. Minuman beralkohol.
3. Tanda dan gejala
a. Syok(denyut Jantung, SuhuTubuh),
b. Penyakit hati kronis(sirosis hepatis),
c. Demam ringan 38-39°C,
d. Nyeridiperut,
e. Hiper peristaltik,
f. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa jam,
g. Peningkatan kadar urea darah setelah24-48 jamkarena pemecahan protein darah oleh
bakteri usus.
4. Patofisiologi
Pada melena,dalam perjalanannya melalui usus,darah menjadi berwarna merah gelap
bahkan hitam. Perubahan warna ini disebabkan oleh HCL lambung,pepsin,dan warna hitam
inididuga karena adanya pigmen porfirin. Kadang-kadang pada perdarahan saluran cerna
bagian bawah dari usus halus ( kolon asenden ), feses dapat berwarna merah, terang /
gelap.Diperkirakan darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan tertahan pada
salurancerna sekitar 6-8 jamuntuk merubah warna feses menjadi hitam. Paling sedikit
perdarahansebanyak 50-100cc baru akan dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna
hitam seperti ter selama 48-72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini bukan berarti keluarnya
feses yang berwarnahitam tersebut menandakan perdarahan massif berlangsung. Darah
yang tersembunyi terdapat pada feses selama 7-10 hari setelah episode perdarahan tunggal.
5. Pathway

Riwayat Penyakit gastritis

Iritasi mukosa lambung

Erosi dan ulresasi

Kerusakan vaskular pada Nyeri di abdominal


mukosa lambung

Peningkatan asam lambung Nyeri akut

Mual, anoreksia
Melena

Nafsu makan menurun


Eosinofil turun

Intake nutrisi tidak adekuat


Resiko infeksi

Risiko defisit nutrisi


6. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
a. Laboratorium (pemeriksaan darah)
 Hitung darah lengkap
 Elektrolit: penurunan kalium serum, peningkatan natrium, glukosa serum
dan laktat

b. Radiologi
 Barrium Foloow through.
 Barrium enema.

c. Colonoscopy
Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.

7. Penatalaksanaan
a. Pengaturan diet
Bila terjadi konstipasi berikan makan dengan makanan tinggi serat. Dianjurkan untuk
menghindari susu., dan dianjurkan untuk diiet makanan lunak
b. Tirah baring
c. Pemberian obat-obatan hemotatik seperti vitamin K, pemberian cairan infus

8. Komplikasi
a. Encelofati
b. Asites
c. Sirosis Hepatis

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1.Pengkajian Keperawatan
a. Anamnese
1) Identitas klien.
2) Riwayat keperawatan.
3) Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali
dengan konsistensi encer.
4) Riwayat kesehatan masa lalu.
5) Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
6) Riwayat psikososial keluarga
7) Kebutuhan dasar.
 Pola eliminasi
Perubahan BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
 Pola nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.
 Pola istirahat dan istirahat
Terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak
nyaman.
 Pola hygiene
Kebiasaan mandi setiap harinya.
 Pola aktivitas
Terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi
abdomen.
b. Pemerikasaan fisik
1) Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis
sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
2) Pemeriksaan sistematik :
 Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, anus kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap.
2. Diagnosa keperawatan
a. Hipervolemia berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake asupan yang tidak adekuat.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
d. Ansietas berhubungan dengan sakit kritis.
e. Gangguan Pola Nafas

3. Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan & KH Kode In


Keperawatan SIKI
1. Hipervolemia Tujuan: L.03098 Fluid Management
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
output cairan yang selama 3x24 jam volume cairan  Observasi ta

berlebihan. seimbang.  Observasi ta

Kriteria Hasil:  Hitung inpu


SLKI : Fluid Balance  Kolaborasi
 Tanda-tanda dehidrasi tidak ada. therapi ca
 Mukosa mulut dan bibir lembab. elektrolit.
 Balace cairan seimbang  Kolaborasi
cairan renda
2. Gangguan nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan l.03119 Nutritional Ma
kurang dari kebutuhan selama 3x24 jam nutrisi seimbang dan  Kaji pola
tubuh b.d anoreksia adekuat. terjadi.
mual muntah. Kriteria Hasil:  Timbang be
NOC :Nutritional Status  Kaji faktor
 Nafsu makan meningkat nutrisi.
 Tidak terjadi penurunan BB  Lakukan pe
 Masukan nutrisi adekuat perkusi, dan
 Menghabiskan porsi makan  Berikan die
 Mual, muntah tidak ada. kecil tapi se
 Kolaborasi
diet klien.
3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan asuhan keperawatan l.08238 Managemen Ny
nyeri berhubungan selama 3x24 jam nyeri dapat teratasi.
dengan distensi Kriteria Hasil:  Observas

abdomen. SLKI : Kontrol nyeri  Kaji ting

- Nyeri dapat berkurang hilang  Atur pos


-Ekspresi wajah tenang.  Beri kom
 Pasien mampu menggerakan kakinya  Kolabora
dengan nyaman terapi analgeti

4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan L.08900 Circulatory Ca


dengan sakit kritis. selama 3x24 jam cemas dapat teratasi.
Kriteria Hasil:  Kaji rasa ce

SLKI: Circulation Status  Berikan mo

 Membran mukosa merah muda sembuh.

 Conjunctiva tidak anemis  Berikan pen


pasien.
 Akral hangat
 Ciptakan s
 TTV dalam batas normal.
pasien
 Tidak ada edema

5. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1.01026 Terapi Oksigen


gas b.d selama 3x24 jam diharapkan pertukaran 1. Monitor al
ketidakseimbangan gas dapat adekuat dengan ekspektasi pastikan fra
ventilasi perfusi membaik. 2. Monitor tan
SLKI : Pertukaran Gas 3. Monitor ting
Kriteria Hasil 4. Pertahankan
- Dispnea 5. Kolaborasi
- Pusing dan atau tidu
- Napas cuping hidung
- Sianosis

DAFTAR PUSTAKA

Bakta, I Made & I Ketut Suastika,. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
2019

Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing Clinical Management for
Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier inc. 2015

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing Intervention
Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2018.

Dongoes. 2010. DiagnosaKeperawatan. Edisi 8. Jakarta :EGC.

Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC. 2012.

http://hidayat2.wordpress.com/download-askep/ diakses tanggal 25 Januari 2021.

http://yandrifauzan.blogspot.com/ diakses tanggal 25 Januari 2021 pukul 19.10.

Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby Elsevier. 2018.

Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2012

Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2 Edisi 8.
Jakarta : EGC. 2011

Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2016

Anda mungkin juga menyukai