ILEUS OBSTRUKTIF
Ileus obstruktif adalah hambatan pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau sumbatan
di dalam lumen usus. (Sjamsuhidayat, 2005). Ileus obstruksi adalah
gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus pada traktus
intestinal (Price & Wilson, 2007). Ileus obstruktif adalah suatu
penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang
sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007).
1.2 Etiologi
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian
menurut jenis obstruksi usus, yaitu:
1.2.1 Mekanis
Terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan
pada usus, contohnya adalah intrasusepsi, tumor dan neoplasma,
stenosis, striktur, perlekatan (adhesi), hernia dan abses
1.2.2 Fungssional
muskulator usus tidak mampu mendorong isisepanjang usus.
(Brunner and Suddarth, 2002)
Akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus juga dapat menyebabkan
terjadinya obstruksi komplet sehingga gelombang peristaltik dapat
berbalik arah dan menyebabkan isi usus terdorong ke mulut,keadaan ini
akan menimbulkan muntah-muntah yang akan mengakibatkan dehidrasi.
Muntah-muntah yang berlebihan dapat menyebabkan kehilangan ion
hidrogen & kalium dari lambung serta penurunan klorida dan kalium
dalam darah, hal ini merupakan tanda dan gejala alkalosis metabolik.
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu :
PK : asidosis metabolik, nyeri akut, retensi urinarius, pola nafas tak
efektif, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko
kekurangan volume cairan.
PK : alkalosis metabolic
1.6 Komplikasi
Menurut Brunner and Suddarth, (2001), komplikasi yang mungkin
terjadi pada ileus obstruksi adalah:
1.6.1 Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium
sehinnga terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra
abdomen.
1.6.2 Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama
pada organ intra abdomen.
1.6.3 Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani
dengan baik dan cepat.
1.6.4 Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan
volume plasma.
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan pola napas (00032)
2.3.2 Tujuan Dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit pola
nafas dalam batas normal, dengan kriteria:
1. Memiliki pola nafas dan frekuensi dalam batas normal
2. Kepatenan jalan nafas adekuat
3. Status tanda-tanda vital dalam batas normal
2.3.3 Intervensi keperawatan
1. Kaji pucat, sianosis dan saturasi oksigen
Rasional: Hipoksia dapat diindikasikan dengan adanya pucat
dan sianosis
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
Rasional: agar kebutuhan oksigen terpenuhi dan frekuensi
nafas dalam batas normal
3. Auskultasi suara nafas, ada/tidaknya bunyi nafas tambahan
Rasional: Crackels mengindikasikan komplikasi sistem
pernafasan.
4. Kaji bising usus pasien
Rasional: Berkurangnya/hilangnya bising usus menyebabkan
terjadi distensi abdomen sehingga mempengaruhi pola nafas.
5. Posisikan pasien dengan semi fowler
Rasional: Posisi supine meningkatkan resiko obstruksi jalan
nafas oleh lidah, bila dimiringkan maka pasien akan
mengalami aspirasi. Semi fowler adalah pilihan yang tepat
untuk kenyamanan, pengembangan ekspansi paru yang
optimal, menghindari aspirasi.
6. Pantau terapi oksigen.
Rasional: Menjaga status pernapasan klien agar tetap optimal,
memberikan terapi sesuai yang dibutuhkan klien. Terapi
oksigen dilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan
pengambilan oksigen.
(.................................................) (..................................................)