DEFINISI
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan
kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat ringan sampai yang
bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2001) Obtruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).
ETIOLOGI
MANISFESTASI KLINIS
Gejala yang sering munculpada penderita colic abdomen adalah munculnya rasa
nyeri yang hebat, terutama nyeri tekan di area perut. Nyeri ini dapat disertai
dengan mual, muntah, dan kenaikan suhu tubuh penderitanya. Jika colic abdomen
disebabkan karena gangguan lain, maka penderita mungkin jugaakan
menampakkan gejala dari gangguan utamanya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
1. (Farmakologis)
a. Obat prokinetik, untuk mempercepat peristaltik saluran gastrointestinal.
Ex. Betanekol, metoklopramid, domperiden dan cisaride.
b. Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan menurunkan jumlah
sekresi lambung. Pada umumnya tergolong antagonis reseptor H2 (ARH2).
Ex. Simetidine, rantidine dan famatidin
c. Antasida
d. Obat pelindung mukosa
Ex. Sukralfat.
2. (Nonfarmakologis)
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
b. Terapi Na+, K+, komponen darah
c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan
pasien berbaring miring ke kanan.
f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi.
h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
KOMPLIKASI
1. Pengkajian
Pengakajian, meliputi :
a. Identitas klien : Nama, Umur, Jenis kelamin, Suku bangsa, Pekerjaan,
Pendidikan, Alamat, Tanggal MRS, Diagnosis.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien
mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah dan lain-lain.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang
mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah
Sakit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Megkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan
apakah pernah menderita HT atau penyakit keturunan lainnya yang
dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit
keturunan atau menular.
e. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya.
2) Sistem respirasi.
Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan
tidak terjadi sesak tapi jika derajat nyerinya hebat / meninggi akan
terjadi sesak.
3) Sistem kardiovaskuler
Bisa terjadi takikardi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung
lainnya.
4) Sistem persyarafan
Nyeri abdumen, pusing/sakit kepala karena sinar.
5) Sistem gastrointestinal.
Pada sistem gastrointestinal didapatkan intoleran terhadap makanan /
nafsu makan berkurang, muntah.
6) Sistem genitourinaria/eliminasi
Terjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan.
2. Analisa Data
a. Data 1
Ds : Nyeri pada perut
Do : Ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan
abdomen, respon autonomik misalnya perubahan tanda vital.
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri akut / kronik).
Etiologi : Proses penyakitnya.
b. Data 2
Ds : Klien terlihat gelisah
Do : Perubahan tanda vital, perilaku menyerang, panik, kurang
kontak mata, ekspresi wajah.
Masalah : Ansietas / cemas
Etiologi : Perubahan status kesehatan (ancaman kematian)
c. Data 3
Ds : Nyeri perut
Do : Muntah, intoleran terhadap makanan, mual.
Masalah : Resiko gangguan pemenuhan nutrisi
Etiologi : Anoreksia (proses penyakitnya)
3. Diagnosa
a. Data 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses
penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur
tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik.
b. Data 2
Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman
kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda vital,
prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita.
c. Data 3
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
(proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran
terhadap makanan.
4. Intervensi
a. Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses
penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur
tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik.
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil :
- Klien menyatakan nyeri mulai berkurang
- Ekspresi wajah klien tidak menyeringai
Rencana tindakan
Rasional :
- Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala
nyeri pasien sebelumnya dimana dapat membantu siagnosa.
- Untuk mengetahui perkembangan klien.
- Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
- Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan
kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran
gastrin.
- antara individu. Penelitian menunjukkan merica dan kopi berbahaya
dapat menimbulkan dispepsia.
- Untuk mempercepat proses penyembuhan.
b. Data 2
Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman
kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda vital,
prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita.
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria hasil :
- Menunjukkan rileks
- Klien tidak terlihat gelisah
- Menunjukkan pemecahan masalah
Rencana tindakan
- Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat
juga berhubungan dengan kondisi fisik.
- Indikator derajat takut yang dialami pasien,misal : pasien akan merasa
tak terkontrol terhaap situasi atau mencapai status panik.
- Membantu pasien menerima perasaan dan memberikan kesempatan
untuk memperjelas kesalahan konsep.
- Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan
menjadi seorang diri.
- Untuk mempercepat proses penyembuhan dan memberikan rasa tenang
pada klien.
c. Diagnosa 3
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
(proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran
terhadap makanan.
Tujuan : Klien tidak merasa nyeri perut
Kriteria hasil :
- Klien tidak merasa mual dan muntah.
- Klien toleran terhadap makanannya.
Rencana tindakan:
Rasional: