Anda di halaman 1dari 9

G.

Asuhan Keperawatan
1. Pengakajian, meliputi :
a. Identitas klien
1) Nama
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Suku bangsa
5) Pekerjaan
6) Pendidikan
7) Alamat
8) Tanggal MRS
9) Diagnosis
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS.
Biasanya klien mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah
dan lain-lain.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan
faktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan
sehingga dibawa ke Rumah Sakit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Megkaji apakah klien pernah sakit seperti yang
dirasakan sekarang dan apakah pernah menderita HT
atau penyakit keturunan lainnya yang dapat
mempengaruhi proses penyembuhan klien.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah
penyakit keturunan atau menular.
d. Pola- pola fungsi kesehatan
1) Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan
kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan diri.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri
sehingga tidak toleran terhadap makanan dan klien
selalu ingin muntah.
3) Pola eliminasi
Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap
makanan sehingga terjadi konstipasi.
4) Pola aktivitas dan latihan
Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
5) Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.
6) Pola sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic
abdomen yang berulang.
7) Pola reproduksi dan seksual
Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi
dan seksual.
8) Pola hubungan peran
Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama
klien sakit sehubungan dengan proses penyakitnya.
9) Pola penanggulangan stress
Bagaimana cara klien mengatasi masalahnya.
10) Pola tata nilai dan kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan
kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses
penyakitnya.
2) Sistem respirasi
Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan
kemungkinan tidak terjadi sesak tapi jika derajat
nyerinya hebat / meninggi akan terjadi sesak.
3) Sistem kardiovaskuler
Bisa terjadi takikardi, brodikardi dan disritmia atau
penyakit jantung lainnya.
4) Sistem persyarafan
Nyeri abdumen, pusing/sakit kepala karena sinar.
5) Sistem gastrointestinal.
Pada sistem gastrointestinal didapatkan intoleran
terhadap makanan / nafsu makan berkurang, muntah.
6) Sistem genitourinaria/eliminasi
Terjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan.
f. Analisa Data
1) Data 1
Ds : Nyeri pada perut
Do : Ekspresi wajah penderita, postur
tubuh, berhati-hati dengan abdomen,
respon autonomik misalnya
perubahan tanda vital.
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri akut
kronik).
Etiologi : Proses penyakitnya.
2) Data 2
Ds : Nyeri perut
Do : Muntah, intoleran terhadap makanan,
mual.
Masalah : Resiko gangguan pemenuhan nutrisi
Etiologi : Anoreksia (proses penyakitnya)

3) Data 3
Ds : Klien terlihat gelisah
Do : Perubahan tanda vital, perilaku
menyerang, panik, kurang kontak
mata, ekspresi
wajah.
Masalah : Ansietas / cemas
Etiologi : Perubahan status kesehatan
(ancaman
kematian)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Data 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan
dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut,
ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan
abdomen, respon autonomik.
b. Data 2
Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan
(ancaman kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah,
perubahan tanda vital, prilaku menyerang, panik, kurang
kontak mata, ekspresi wajah penderita.
c. Data 3
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan
anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual,
nyeri perut, intoleran terhadap makanan.

3. Perencanaan
a. Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan
dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut,
ekspresi wajah penderita, postur tubuh, berhati-hati dengan
abdomen, respon autonomik.
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil :
- Klien menyatakan nyeri mulai berkurang
- Ekspresi wajah klien tidak menyeringai

Rencana tindakan
1) Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi lamanya.
2) Observasi TTV klien.
3) Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan
nyeri.
4) Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk
pasien.
5) Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan
ketidaknyamanan.
6) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.

Rasional :
1) Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus
dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya
dimana dapat membantu siagnosa.
2) Untuk mengetahui perkembangan klien.
3) Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan
terapi.
4) Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga
menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit
mencegah distensi dan haluaran gastrin.
5) Makanan khusus yang menyebabkan distress
bermacam-macam antara individu. Penelitian
menunjukkan merica dan kopi berbahaya dapat
menimbulkan dispepsia.
6) Untuk mempercepat proses penyembuhan.

b. Diagnosa 2
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan
anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual,
nyeri perut, intoleran terhadap makanan.
Tujuan : Klien tidak merasa nyeri perut
Kriteria hasil :
- Klien tidak merasa mual dan muntah.
- Klien toleran terhadap makanannya.

Rencana tindakan
1) Kaji dan observasi TTV klien.
2) Dorong klien untuk makan makanannya sedikit demi
sedikit.
3) Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi
pasien.
4) Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit.
Rasional
1) Untuk mengetahui keadaan / perkembangan klien.
2) Agar isi dalam lambung tidak kosong atau
memperbaiki keadaan sistem pencernaan klien.
3) Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga
menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit
mencegah distensi dan haluaran gastrin.
4) Melakukan fungsi independen perawat.

c. Diagnosa 3
Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan
(ancaman kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah,
perubahan tanda vital, prilaku menyerang, panik, kurang
kontak mata, ekspresi wajah penderita.
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria hasil :
- Menunjukkan rileks
- Klien tidak terlihat gelisah
- Menunjukkan pemecahan masalah

Rencana tindakan
1) Awasi respon fisiologis seperti takipnea, palpitasi.
2) Catat petunjuk prilaku seperti gelisah, mudah
terangsang, kurang kontak mata.
3) Dorong pernyataan takut dan ansietas : berikan umpan
balik.
4) Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.
5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Rasional
1) Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami
pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi
fisik.
2) Indikator derajat takut yang dialami pasien,misal :
pasien akan merasa tak terkontrol terhaap situasi atau
mencapai status panik.
3) Membantu pasien menerima perasaan dan memberikan
kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep.
4) Membantu menurunkan takut melalui pengalaman
menakutkan menjadi seorang diri.
5) Untuk mempercepat proses penyembuhan dan
memberikan rasa tenang pada klien.

4. Pelaksanaan / implementasi
Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana
perawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
secara optimal.

5. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan
pasien dan tenaga kesehatan lain.
https://id.scribd.com/doc/214523258/Asuhan-Keperawatan-Pada-Klien-
Dengan-Kolik-Abdomen

Anda mungkin juga menyukai