JIWA
Disusun oleh :
Nama : Brigita
Tingkat : 2B
Jika dilihat dari perubahan sosioemosional yang dialami remaja, yaitu lebih
mementingkan teman sebayanya dan muncul permasalahan pada orang tuanya
(Santrock, 2007). Hal ini menyebabkan masa remaja relatif bergejolak dibandingkan
dengan masa perkembangan lainnya. Hal tersebut menyebabkan masa remaja menjadi
sangat penting untuk diperhatikan. Tahapan yang sangat penting dilalui oleh remaja
yaitu ketika pada masa remaja tengah. Hal tersebut dikarenakan pada masa ini remaja
berada pada tahap masa pencarian identitas diri, sangat membutuhkan peran teman
sebaya, berada dalam kondisi kebingungan karena belum mampu menentukan aktivitas
yang bermanfaat serta memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap berbagai hal yang
belum diketahuinya (Sarwono, 2011). Pada penggunaan media sosial, remaja usia
tengah cenderung menggunakannya untuk memenuhi keingintahuan terhadap berbagai
hal yang terdapat di media sosial dan juga remaja menggunakan media sosial karena
media sosial sedang menjadi trend di kalangan teman sebayanya. Hal tersebut didukung
oleh penelitian Andarwati (2016) terkait penggunaan media sosial pada siswa kelas XI
SMA Negeri 9 Yogyakarta tergolong tinggi, yaitu sebanyak 76% siswa berada pada
kategori tinggi pemakaian media sosial. Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan
bahwa lebih dari sebagian responden pada remaja tengah (siswa SMA) yaitu sebanyak
43 orang (50,6%) berada pada kategori tinggi dalam pemakaian media sosial (Ariani,
Elita & Zulfitri, 2009).
Kebanyakan dari remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media sosial,
maka mereka akan semakin dianggap keren dan gaul. Sedangkan, remaja yang tidak
memiliki media sosial biasanya dianggap kurang gaul atau ketinggalan jaman (Suryani
& Suwarti, 2014). Padahal remaja sebagai salah satu pengguna media sosial masih
belum mampu memilah aktivitas yang bermanfaat. Mereka juga cenderung mudah
terpengaruh terhadap kehidupan sosial yang ada di media sosial, tanpa memikirkan
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari aktivitasnya (Ekasari & Dharmawan,
2012). Penggunaan media sosial membawa dampak positif yaitu memberikan banyak
kemudahan bagi remaja, seperti sebagai media sosialisasi dan komunikasi dengan
teman, keluarga ataupun guru, media diskusi terkait tugas di sekolah dengan teman dan
mendapatkan informasi terkait kesehatan secara online (O’Keeffe et al., 2011).
Sedangkan menurut Oetomo (2007) media sosial memfasilitas remaja untuk dapat
belajar berbisnis dalam mencari uang melalui e-commerce.Media sosial memang
memberikan banyak dampak positif bagi remaja, tetapi juga memberian dampak negatif
bagi kehidupan remaja. Hal tersebut dikarenakan remaja tidak mampu dalam
mengontrol penggunaan media sosial (Daviz, 2001). Jika remaja tidak mampu dalam
mengontrolnya, maka waktu dalam penggunaannya akan meningkat dan dapat
menyebabkan kecanduan terhadap media sosial (Thakkar, 2006).
Perawat kesehatan jiwa memiliki peran sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung.
Peran yang pertama adalah memberikan tindakan keperawatan pada keluargadan
penderita. Perawat kesehatan jiwa menyatakan pernah memberikan tindakan
keperawatan kepada keluarga dan penderita. Namun, tindakan ke- perawatan yang
diberikan tidak setiap hari atau bersifat situasional dikunjungi. Contoh tindakan
keperawatan yang dilakukan perawat adalah mengajak keluarga untuk memandikan
penderita, mengajarkan penderita cara menangani halusinasi, mengarahkan keluarga
agar tidak membiarkan penderita sendirian, memberikan penderita kesibukan serta
memberikan arahan kepada keluarga untuk memberikan obat secara teratur kepada
penderita.
Sebagai pendidik, peran perawat yang pertama adalah dengan memberikan pendidikan
kesehatan jiwa kepada keluarga. Berdasarkan hasil FGD, perawat kesehatan jiwa
memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada keluarga seperti menyarankan keluarga
agar memperlakukan penderita dengan baik, mengarahkan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan dasar penderita, misalnya mandi, makan, mengajak penderita untuk
berkomunikasi, mengajak penderita bersosialisasi ke lingkungan sekitar penderita,
mengajak penderita untuk berkomunikasi, atau memberikan kesibukan pada penderita
DAFTAR PUSTAKA
[2/3 23.24] Vithalia Bar2: Muna, R.F., & Astuti, T.P. (2014). Hubungan antara kontrol
diri dengan kecenderungan kecanduan media sosial pada remaja akhir. Empati-E
Journal UNDIP, 3(4), 1–9.
Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id