72
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
(Lestari,2008). Oleh karena itu remaja sangat diperlukan untuk ikut membangun
remaja merupakan peralihan dari fase anak ke fase dewasa, pada fase ini
merupakan fase pencarian jati diri dimana jika tidak diarahkan secara benar maka
akan terjadi pemahaman jati diri yang salah. Karang taruna merupakan wadah
aspek organisasi dan sosialisasi maka aspek kesehatan remaja juga sangat penting,
melalui karang taruna kita sebagai tenaga kesehatan dapat masuk untuk
besar mengalami kevakuman, sudah terbentuk stuktur namun hanya aktif saat
sebesar 69 remaja dari 220 KK yang telah dikaji, jumlah itu mewakili 31% dari
jumlah keseluruhan warga RW VI. Berdasarkan hasil kuesioner door to door pada
73
220 KK, anggota keluarga yang memiliki remaja sejumlah 31%, kegiatan remaja
belajar, 1% kumpul dengan teman sebaya. Kebiasaan remaja untuk mengisi waktu
50% berkumpul bersama teman luang, 27% belajar, 23% menonton TV, kemudian
kebiasaan buruk remaja antara lain 7,5% merokok dan beberapa remaja diketahui
memiliki kebiasaan minum minuman keras namun jumlah pastinya tidak terkaji.
mengenai pentingnya dan manfaat karang taruna, serta tidak adanya regenerasi
Pada tahun lalu telah dilakukan kaderisasi oleh mahasiswa Unair yang sedang
Kuliah Kerja Nyata, akan tetapi dari ketua karang taruna menyatakan tidak ada
74
Dengan semakin canggihnya tehnologi dan semakin maraknya media
sosial membuat remaja lebih tertarik ke pergaulan bebas dibandingkan untuk ikut
remaja karangtaruna tentang bahaya dan dampak dari pergaulan bebas, dengan
Surabaya.
75
1.3 Manfaat Kesehatan
pada remaja.
interpersonal.
76
Program Profesi khususnya di bidang keperawatan kesehatan
komunitas.
remaja karang taruna yang masih aktif melalui asuhan keperawatan profesional
yang meliputi biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural secara mandiri
77
BAB 2
TINJAUAN TEORI
dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah remaja yang tergolong
kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait
untuk menikah yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk
laki-laki.
78
2.1.3 Besarnya Komunitas
setaraf usia anak dan remaja sekolah SD, SLTP, SMU, dan penduduk dengan
umur 13-21 tahun yang belum menikah berjumlah 225 orang remaja (Data
dan belum menikah (Lestari, 2008). Masa remaja disebut juga sebagai masa
pubertas yaitu masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja dan mulai
Mc Murray, 2003 hal 142). Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut
ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya
sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.
Pertama, remaja sebagai calon penerus yang menjadi aset bangsa sangat
perlu untuk diperhatikan, karena pada tahap perkembangan remaja cukup rawan
sehingga perlu antisipasi dengan cara mencegah timbulnya berbagai masalah baik
Kedua, tahap remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan
dewasa. Masa remaja sering disebut sebagai masa storm dan stress karena
banyaknya goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa sebelumnya.
Karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba
79
sesuatu hal yang baru, ingin mencari identitas diri, inilah yang sering membuat
Ketiga, faktor usia menjadi salah satu faktor risiko, dikatakan remaja
menurut WHO bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun. Usia muda kadang
menjadi faktor pemicu terjadinya masalah kesehatan, jika ditinjau dari sudut fisik
primer maupun organ seks sekunder, adanya perubahan fisik seperti kegemukan,
munculnya acne dan lainnya, kadang membuat remaja menjadi tidak percaya diri.
Perubahan dari psikologik, remaja masih labil dan terkadang ambivalen dalam
memutuskan sesuatu. Perubahan dari sudut kognitif, remaja berada pada tahap
operasi formal yang ditandai dengan berpikir abstrak, idealistik dan logika,
sebenarnya ini dapat dijadikan sebagai faktor yang menguntungkan karena remaja
mulai belajar dan berpikir sistematis. Perubahan moral, remaja berada pada tahap
secara moral, hanya saja faktor lingkungan seringkali membuat remaja menjadi
ambivalent.
perubahan yang berpengaruh pada politik, sosial, ekonomi dan budaya. Sebagai
diperkirakan 15,5 juta keluarga (Sumber : BPS, 2003), berdampak luas terhadap
80
dibawah umur, dan bahkan sampai menjadi pekerja seks tersembunyi. Semua ini
terjadi karena kurangnya kontrol lingkungan pada remaja, karena alasan ekonomi
Selain faktor ekonomi dan sosial, buruknya lingkungan fisik sangat berpengaruh
seksual justru sering terjadi di perumahan kumuh dan padat. Hal ini terjadi karena
kurangnya privacy bagi remaja itu sendiri. Perubahan gaya hidup remaja yang
serba instant dan glamour cenderung membuat remaja mengabaikan norma yang
berlaku, kondisi ini diperberat oleh tayangan media cetak maupun elektronik yang
Selama ini remaja sering dikategorikan dalam pelayanan orang dewasa, padahal
dari kebutuhannya sendiri jelas berbeda. Adanya pelayanan khusus remaja, akan
digambarkan sebagai inti (core) mencakup demografi, suku bangsa, nilai dan
81
1) Pengkajian
(2) Etnis, meliputi suku bangsa, budaya, status perkawinan, tipe keluarga.
(3) Nilai, kepercayaan, dan agama, merupakan nilai dan kepercayaan yang
2) Data subsystem
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan remaja yang kurang baik bagi
82
a. Keamanan, seperti kebiasaan merokok, minum-minuman keras,
remaja
remaja.
(5) Komunikasi
yang terjadi pada remaja baik secara fisik dan psikologis dan masalah-
masalah lain yang lazim terjadi pada remaja. Keikutsertaan remaja pada
pertemuan resmi/ seminar yang membahas masalah remaja dan keinginan lagi
(6) Pendidikan
Status pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh remaja.
(7) Rekreasi
83
2.4. Kebijakan Umum Kesehatan Reproduksi Remaja
Pembangunan Nasional
miskin
antara lain :
(1) Kolaborator
85
kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru,
(2) Koordinator
(5) Pendidik
kesehatan.
(6) Konselor
(7) Peneliti
86
(8) Caregiver
(9) Pembela
87
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI RW I KELURAHAN DUKUH SUTOREJO
KECAMATAN MULYOREJO
merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan yang berperan penting dalam
Surabaya dilakukan selama tujuh minggu dari tanggal 24 Maret s.d 9 Mei 2014.
88
Tabel 3.3 Tabel Winshield Survey
ELEMEN DESKRIPSI
Perumahan dan 1. Bangunan
lingkungan (daerah) Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen
terbuat dari tembok, hanya ada 13 rumah yang
merupakan bangunan semi permanen dimana
terdapat beberapa bagian dari rumah yang masih
menggunakan papan kayu sedangkan bangunan
lainnya menggunakan tembok. Namun, didapatkan
juga 16 rumah yang tidak permanen dimana seluruh
dindingnya menggunakan papan kayu.
2. Arsitektur
Arsitektur rumah bermacam-macam antara satu
rumah dengan yang lainnya. Mayoritas rumah telah
menggunakan tegel, ada 45 rumah yang
menggunakan semen dan 12 rumah yang lantainya
masih berupa tanah. Rata-rata rumah memiliki
pencahayaan yang cukup dan jendela tiap kamar,
namun pada 35 rumah yang dikaji didapatkan rumah
tersebut tidak ada jendela hanya sebuah ventilasi
kecil sehingga memiliki pencahayaan yang kurang.
Rumah yang tidak memiliki jendela rata-rata
merupakan rumah kecil ukuran 5x5 m2 yang bersatu
dengan beberapa rumah yang serupa dan lokasinya
di sudut-sudut gang kecil. Sehingga akses cahaya
sangat kurang.
3. Keunikan lingkungan
Lingkungan RW VI merupakan lingkungan yang
sangat padat penduduk, cukup dekat dengan pasar
dan jalan raya oleh karena itu memiliki banyak
penduduk pendatang.
Lingkungan terbuka 1. Luas
Luas wilayah RW VI+ 21016,59 m².
2. Kualitas
Ruang lingkungan yang cukup terbuka di RW VI
tidak banyak dimanfaatkan oleh warganya. Hal ini
dibuktikan bahwa dari 220 rumah sebenarnya 175
rumah memiliki halaman, namun dari 175 rumah
yang memiliki halaman ternyata hanya 15% saja
yang memanfaatkan halamnanya sebagai kebun,
kolam maupun kandang. Di lingkungan RW VI
tidak didapatkan lahan terbuka yang dimanfaatkan
sebagai area penanaman toga, mayoritas rumah
sangat minim tanaman hijau. Didapatkan pula
beberapa gang yang terdiri dari beberapa rumah
kecil, minim sekali tempat pembungan sampah
sementara yang tertutup dan memadai untuk
89
menampung sampah dari sekian rumah terutama di
wilayah RT 1. Akibatnya banyak warga yang
membuang sampah sembarangan.
Batas Batas wilayah
Barat :Kelurahan Mulyorejo, Timur : RW 7, Utara :
RW 9, Kompleks Sutorejo Prima, Selatan : RW 4
Tingkat sosial Tingkat Sosial ekonomi
ekonomi Tingkat sosial ekonomi masyarakat RW VI sebagian
besar tingkat menengah ke bawah dengan mata
pekerjaan sebagai pegawai swasta (pegawai pabrik,
pedagang,kuli bangunan, tukang batu, pegawai toko,
bengkel, satpam, sales).
Penghasilan rata-rata mayoritas warga adalah > Rp.
1.000.000
Kebiasaan 1. Dewasa-tua
Pada pagi dan sore hari sebagian warga bekerja. Dan
pada malam hari warga mempunyai kegiatan rutin
mengadakan pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu di
rumah secara bergilir (tiap minggu atau tiap bulan
sekali).
2. Anak-anak
Pada pagi mayoritas pergi ke sekolah, siang hari
bermain dengan teman sebaya dan sore hari
mayoritas mengikuti kegiatan keagamaan dengan
mengaji di TPA dan bermain sepak bola.
3. Remaja
Di RW VI karang taruna hanya aktif pada saat
perayaan kemerdekaan di bulan Agustus saja.
Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari tidak ada.
Sehingga sebagian besar remaja di RW VI
memanfaatkan waktu luang dengan nongkrong dan
merokok di warung-warung kopi, dan remaja pada
beberapa RT terdapat sebagian mengkonsumsi
alkohol.
Transportasi 1. Transportasi menggunakan kendaraan pribadi
(motor, sepeda, mobil) selain itu juga menggunakan
mobil angkutan umum, ataupun jalan kaki.
2. Situasi jalan beraspal, paving dan jalanan cukup
ramai pada jam-jam pagi dan sore hari sampai
malam.
Fasilitas umum 1. Kesehatan
Terdapat dokter praktik umum dan Puskesmas
Pembantu.
2. Sekolah
Di wilayah RW VI Terdapat SD, SMP dan SMA
Muhamadiyah Surabaya. Selain itu juga terdapat
Universitas Muhamadiyah Surabaya.
3. Agama
90
Masjid : 2
Musholla : 8 buah
4. Ekonomi
Di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo terdapat
banyak pedagang dan terdapat 4 buah bengkel
sederhana.
5. Pelayanan umum
Tidak terdapat fasilitas umum seperti Bank, pasar
tradisional, maupun kantor pos di wilayah RW VI
Pusat belanja Terdapat banyak toko yang menjual kebutuhan sehari –
hari serta pedagang kelontong keliling
Suku bangsa Mayoritas penduduk dari suku Jawa.
Agama Mayoritas beragama Islam
Kesehatan dan Penyakit terbanyak yang sering terjadi pada warga RW
morbiditas VI adalah batuk pilek yaitu sebanyak 83% atau 182 KK
dari 220 KK sedangkan pada lansia terdapat 3 jenis
penyakit tersering yaitu DM sebanyak 39% atau 18
orang, Rematik sebanyak 36% atau 17 orang, 5 orang
atau sekitar 11% mengalami katarak sedangkan lainnya
memiliki jenis penyakit yang bermacam-macam antara
lain asma, ISPA, dan hernia.
Sarana Penunjang 1. Rata-rata warga mempunyai televisi dan radio,
sebagian kecil mempunyai telepon.
2. Media cetak yang dibaca oleh sebagian besar
masyarakat adalah Jawa Pos dan Surya.
3. Sudah ada sumber air bersih yaitu PDAM yang
digunakan untuk mandi dan cuci serta memasak,
sebagian rumah menggunakan air sumur untuk
mandi dan cuci. Hanya sedikit yang menggunakan
air mineral isi ulang untuk air minum
4. Sumber penerangan menggunakan PLN
91
Hasil pengolahan data yang berasal dari data primer akan disajikan sebagai
berikut:
Jumlah remaja
31%
Ada Remaja
68%
Tidak Ada
Berdasarkan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa dari 220 KK terdapat 31%
92
Diagram pie diatas menunujukkan bahwa kegiatan anak diluar sekolah
yang paling banyak dilakukan oleh remaja adalah kegiatan keagamaan yaitu
sebesar 76% dan yang paling sedikit adalah bermain yaitu sebesar 1%.
bermain
50%
dilakukan remaja yaitu bermain sebanyak 50%, belajar 27%, dan 23% yang
Merokok
92.50%
Tidak Merokok
93
Berdasarkan gambar 3.3 dapat diketahui bahwa hanya sebanyak 7,5%
yang memiliki kebiasaan minum minuman keras namun data pasti sulit terkaji
karena kelompok remaja yang melakukan hal tersebut cenderung menghindar dari
Data sekunder tentang karang taruna diperoleh dari hasil FGD yang
dilakukan pada tanggal 1 April 2014 yang dihadiri oleh karang taruna dan Ketua
RT 2 yang dulu pernah menjabat sebagai wakil ketua Karang Taruna. Hasil
95
BAB 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH RW VI KELURAHAN SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA
Sebelum ditentukan diagnosa keperawatan komunitas, maka data yang didapat dari hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 26-28
Maret 2014, data-data tersebut dianalisa untuk kemudian dilakukan penapisan untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan yang akan
ditindak lanjuti.
Dari hasil pendataan, maka data-data yang ada di analisa sebagai berikut :
DIAGNOSA
No DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1. 1. Ketua RW mengatakan bahwasannya karang Pengakajian observasi yang didapatkan dari Defisit sistem dukungan
taruna RW VI sudah tidak aktif lagi. lingkungan RW VI bahwasannya kegiatan yang tidak komunitas pada remaja di
2. Pengurus karang taruna yang lama berjalan yaitu karang taruna RT 1-4 RW VI Kelurahan
mengatakan saat ini masih dalam proses Sutorejo Kecamatan
mencari anggota pengurus yang baru Mulyorejo Surabaya bd
3. Ketua karang taruna yang lama mengatakan kurangnya kesadaran
bahwa acara rutin karang taruna sudah tidak masyarakat terhadap peran
jalan lagi dan kegiatan terakhir yang remaja
dilakukan yaitu kegiatan memperingati 17
Agustus
96
2. 1. Kader dan beberapa warga mengatakan Berdasarakan pengkajian yang diadapatkan Defisit kesehatan
bahwasannya ada pemuda yang biasanya bahwasannya didaptakan terdapat 7,5 % remaja yang komunitas pada remaja di
minuman keras dan merokok merokok di RW VI RT 1-4 RW VI Kelurahan
2. Pengurus karang taruna mengatakan bahwa Sutorejo Kecamatan
ada pemuda yang biasanya minum minuman Mulyorejo Surabaya bd
keras sebesar kurang lebih 5-10 orang kurangnya pengetahuan
3. Pengurus karang taruna mengatakan bahwa remaja terhadap kesehatan
pemuda sudah biasa untuk merokok
4. Pengurus karang taruna mengatakan bahwa
masih ada remaja yang putus sekolah
3. 1. Ketua karang taruna yang lama mengatakan Berdasarakan pengkajian yang diadapatkan Defisit kesehatan
bahwa acara rutin karang taruna sudah tidak bahwasannya didaptakan terdapat 8 rumah di RW VI komunitas pada remaja di
jalan lagi dan kegiatan terakhir yang masih terdapat jentik RT 1-4 RW VI Kelurahan
dilakukan yaitu kegiatan memperingati 17 Sutorejo Kecamatan
Agustus Mulyorejo Surabaya bd
2. Ketua karang taruna mengatakan butuh kurangnya pengetahuan
kegiatan yang bisa menghidupkan karang remaja terhadap kesehatan
taruna di RW VI
3. Ketua RW mengatakan sebagian warga masih
menggunakan air sumur untuk keperluan
mandi, mencuci dll yang kadang masih ada
jentik-jentik.
97
4.2 PENAPISAN MASALAH
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
Perhatian
Kemungkinan
Masalah Masyarakat Poin Prevalensi Tingkat Bahaya Total
untuk dikelola
98
4.3 PRIORITAS MASALAH
99
BAB 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW VI KELURAHAN DUKUH SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
Langkah selanjutnya setelah melakukan penyusunan diagnosa keperawatan menurut prioritas adalah menyusun perencanaan
keperawatan bersama dengan tokoh masyarakat di RW VI Kelurahan Sutorejo, Kecamtan Mulyorejo yang telah berhasil dilaksanakan pada
Jumat dan Sabtu 11-12 April 2014. Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut:
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi PJ Waktu Tempat Metode Media
Keperawatan
1 Defisit sistem Jangka Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi Maryanti Ketua Jumat, Balai RW 1) Brainstorming LCD
dukungan Panjang: tindakan dengan kartar 11 VI Kel. Papan
pengurus kartar lama Sutorejo 2) Diskusi Tulis
komunitas Melakukan keperawatan April
pada remaja di perubahan remaja selama 7 lama untuk 2014 Kec. penyamaan
RT 1-4 RW peran minggu para menyiapkan Jam Mulyorejo
remaja calon 18.30 visi misi
VI Kelurahan remaja remaja dapat:
pengurus kartar
Sutorejo Karang baru.
Kecamatan Taruna 1. Mempunyai 2. Mengadakan
Mulyorejo organisasi perkumpulan
Surabaya b.d karang taruna pengurus
kurangnya Jangka yang aktif karang taruna
kesadaran Pendek: berjalan. lama dan calon
masyarakat a. Remaja 2. Mempunyai karang taruna
terhadap aktif dalam kegiatan 3. Pembuatan
perannya karang rutinan yang Struktur
remaja taruna dapat
100
dilakukan Organisasi
b. dengan aktif karang taruna
terbentuk RW VI
struktur 4. Membuat
baru jadwal
karang kegiatan
taruna rutinan
2. Defisit Jangka Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi Beny Ketua Jumat, Balai RW 1) Sosialisasi dan LCD
kesehatan Panjang: tindakan dengan Wahyu kartar 25 VI Kel. edukasi
komunitas Melakukan keperawatan pengurus kartar baru April Sutorejo 2) Diskusi
pada remaja di perubahan selama 7 minggu baru untuk 2014 Kec.
RT 1-4 RW dan diharapkan para menyiapkan Jam Mulyorejo
anggota
VI Kelurahan perilaku remaja di RW VI 18,30
pengurus kartar
Manyar remaja Kelurahan baru. WIB
Sabrangan tentang Sutorejo 2. Memberikan
Kecamatan HIV/AIDS memahami: penyuluhan
Mulyorejo dan 1) Pengertian berupa materi
Surabaya b.d NAPZA HIV/AIDS napza, HIV
kurangnya 2) Penularan dari dan bahaya
pengetahuan Jangka HIV/AIDS merokok
remaja Pendek: 3) Pencegahan 3. Diskusi
terhadap a. Remaja terhadap 4. Pembentukan
kesehatan memahami HIV/AIDS remantik
HIV/AIDS 4) Bahaya
dan konsumsi
NAPZA napza bagi
b. Remaja kesehatan
memahami
101
penularan
HIV/AIDS
dan
NAPZA
c. Remaja
memahami
pencegahan
HIV/AIDS
dan
NAPZA
d. Remaja
memahami
bahaya
HIV/AIDS
dan
NAPZA
102
BAB 6
Dalam kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas, implementasi yang berhasil kami laksanakan sesuai dengan hasil
kesepakatan pada perencanaan antara warga di RW I Kelurahan Manyar Sabrangan dengan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
103
kesadaran
masyarakat
terhadap
perannya remaja
Defisit kesehatan Penyuluhan Jumat, 25 April Karang Mahasiswa Hambatan dalam Membagiakan
komunitas pada NAPZA dan 2014 Taruna RW Profesi pelaksanaan terkait langsung undangan
remaja di RT 1-4 Pencegahan VI Dukuh angkatan dengan jumlah peserta dengan kader
Balai RW VI karang taruna serta
RW VI HIV/AIDS Sutorejo 2009 FKp yang diundang tidak
Dukuh Sutorejo menjemput bola
Kelurahan UNAIR semua bisa hadir dalam
Manyar Surabaya kegiatan penyuluhan
Sabrangan
Kecamatan
Mulyorejo
Surabaya b.d
kurangnya
pengetahuan
remaja terhadap
kesehatan
104
BAB 7
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN)
DI RW VI KELURAHAN DUKUH SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA
Defisit sistem Terdapat dukungan 1. Banyak pemuda 1. Kegiatan Banyak terdapat Pemanfaatan sumber daya
dukungan komunitas penuh dari pengurus yang jarang aktif penyuluhan pemuda di RW VI pemuda karang taruna
pada remaja di RT RT/RW serta kader- dalam kegiatan merupakan kegiatan namun banyak yang sebagai penggerak
kader untuk karang masyarakat positif yang dapat tidak aktif dalam pemuda lain dan warga
1-4 RW VI
taruna 2. Belum ada mengisi waktu kegiatan RW RW VI
Kelurahan Sutorejo kegiatan positif remaja untuk
Kecamatan pemuda yang ada berkumpul
Mulyorejo Surabaya di RW VI silaturahmi bersama
b.d kurangnya 2. Pembentukan
kesadaran pengurus baru
masyarakat terhadap penting untuk
mengoptimalkan
perannya remaja
peran remaja
Defisit kesehatan 1. Terdapat balai RW 1. Pengurus karang 1. Kegiatan 1. Banyak terdapat 1. Pembuatan kegiatan
dan rumah kader taruna lama penyuluhan Napza pemuda di RW positif kepada karang
komunitas pada
karang taruna mengatakan dan pencegahan VI namun taruna pemuda RW VI
remaja di RT 1-4 pengurus lama karang taruna HIV/AIDS belum banyak yang 2. Sosialisasi penyuluhan
untuk tempat sudah lama tidak pernah dilkasakan tidak aktif dalam tentang NAPZA dan
RW VI Kelurahan
berkumpul karang berjalan di RW VI kepada kegiatan RW pencegahan HIV/AIDS
Dukuh Sutorejo taruna. kegiatannya pemuda 2. Banyak pemuda 3. Pengembangan sumber
2. Terdapat 4 2. Pengurus taruna 2. Kegiatan yang merokok daya pemuda karang
105
Kecamatan pengurus lama banyak yang sudah penyuluhan dapat namun jarang taruna sebagai
karang taruna yang tidak aktif dan dukungan penuuh terdapat penggerak kegiatan
Mulyorejo Surabaya
masih aktif dan menghilang dari pengurus penyuluhan kesehatan yang positif
berkenan untuk 3. Banyak pemuda RT/RT dan ibu-ibu kepada remaja untuk mempromosikan
menghidupkan lagi yang jarang aktif kader RW VI 3. Banyak kegiatan kepada pemuda yang
karang taruna dalam kegiatan 3. Kegiatan yang terdapat di lain
3. Terdapat masyarakat penyuluhan RW VI tetapi
dukungan penuh 4. Belum ada merupakan kegiatan kegiatan positif
dari pengurus kegiatan positif positif yang dapat bagi pemuda
RT/RW serta pemuda yang ada mengisi waktu belum ada
kader-kader untuk di RW VI remaja untuk
karang taruna berkumpul
silaturahmi bersama
106
BAB 8
8.1 Kesimpulan
keperawatan tersebut, dalam hal ini praktik klinik keperawatan komunitas yang
satunya yaitu bidang Kesehatan remaja. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
107
pokjakes Remaja antara lain adalah, Revitalisasi Karang Taruna dan Sosialisasi
Sutorejo telah berjalan sangat baik. Antusias remaja dan warga dalam
8.2 Saran
adalah :
optimal.
108