Anda di halaman 1dari 37

REMAJA

72
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu

masyarakat, mereka memiliki peran yang sama pentingnya dengan struktur

organisasi di masyarakat yang ada seperti kelompok kerja kesehatan lainnya

(Lestari,2008). Oleh karena itu remaja sangat diperlukan untuk ikut membangun

dan mengembangkan kemajuan masyarakat, salah satu contoh bentuk

keikutsertaan remaja dalam masyarakat yaitu organisasi karang taruna. Fase

remaja merupakan peralihan dari fase anak ke fase dewasa, pada fase ini

merupakan fase pencarian jati diri dimana jika tidak diarahkan secara benar maka

akan terjadi pemahaman jati diri yang salah. Karang taruna merupakan wadah

yang positif untuk mengembangkan jati diri remaja di lingkungan masyarakat.

Aktivitas manusia juga mempengaruhi kesehatan sistem lingkungan. Selain dari

aspek organisasi dan sosialisasi maka aspek kesehatan remaja juga sangat penting,

melalui karang taruna kita sebagai tenaga kesehatan dapat masuk untuk

memberikan pelayanan kesehatan demi tercapainya kesehatan remaja yang

optimal. Kondisi karang taruna di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo sebagian

besar mengalami kevakuman, sudah terbentuk stuktur namun hanya aktif saat

terdapat kegiatan 17 Agustus saja. Kondisi karang taruna yang demikian

mempersulit implementasi yang akan diberikan tenaga kesehatan.

Jumlah remaja usia 16-21 tahun di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo

sebesar 69 remaja dari 220 KK yang telah dikaji, jumlah itu mewakili 31% dari

jumlah keseluruhan warga RW VI. Berdasarkan hasil kuesioner door to door pada

73
220 KK, anggota keluarga yang memiliki remaja sejumlah 31%, kegiatan remaja

di RW VI sebanyak 76 % keagamaan, 14 % adalah olah raga, 9% bimbingan

belajar, 1% kumpul dengan teman sebaya. Kebiasaan remaja untuk mengisi waktu

50% berkumpul bersama teman luang, 27% belajar, 23% menonton TV, kemudian

kebiasaan buruk remaja antara lain 7,5% merokok dan beberapa remaja diketahui

memiliki kebiasaan minum minuman keras namun jumlah pastinya tidak terkaji.

Anggota Karang taruna RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo sebenarnya telah

terbentuk sejak lama, namun mengalami kevakuman. Kevakuman itu disebabkan

beberapa hal diantaranya adalah karena kesibukan masing-masing remaja,

kurangnya kepedulian terhadap lingkungan, kurangnya pengetahuan remaja

mengenai pentingnya dan manfaat karang taruna, serta tidak adanya regenerasi

penerus (kaderisasi) dari kepengurusan sebelumnya ke remaja yang lebih muda.

Pada tahun lalu telah dilakukan kaderisasi oleh mahasiswa Unair yang sedang

Kuliah Kerja Nyata, akan tetapi dari ketua karang taruna menyatakan tidak ada

kegitan rutin yang dilakukan oleh remaja di RW VI. Kurangnya kepedulian

remaja terhadap lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

pentingya kesehatan lingkungan di sekitarnya serta dampaknya terhadap

kesehatan diperlukan upaya untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan di

RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya.

Beberapa masalah kesehatan seperti kebiasaan merokok dan minuman keras

dianggap sebagai masalah yang lumrah atau sudah sewajarnya. Kegiatan

kesehatan bagi remaja berjalan apabila ada pihak pendukung yang

melaksanakannya seperti mahasiswa keperawatan.

74
Dengan semakin canggihnya tehnologi dan semakin maraknya media

sosial membuat remaja lebih tertarik ke pergaulan bebas dibandingkan untuk ikut

kegiatan karangtaruna. Melihat kondisi tersebut perlu diberikan sosialisasi pada

remaja karangtaruna tentang bahaya dan dampak dari pergaulan bebas, dengan

harapan remaja dapat lebih berhati-hati terhadap pergaulannya dan mau

mengalihkan kegiatannya ke hal-hal yang positif, salah satunya dengan aktif

dalam kegiatan karangtaruna.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas

yang berhubungan dengan kelompok kerja kesehatan remaja serta memotivasi

remaja dalam meningkatkan hidup sehat.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa Program Profesi Keperawatan Komunitas, mampu:

1. Mengaktifkan kembali kegiatan karang taruna di RW 6 Kelurahan

Dukuh Sutorejo Kecamatan Mulyorejo Surabaya.

2. Mengidentifikasi masalah kesehatan pada remaja di wilayah RW 6

Kelurahan Dukuh Sutorejo Kecamatan Mulyorejo Surabaya.

3. Memberikan asuhan keperawatan secara profesional pada remaja di

wilayah RW 6 Kelurahan Dukuh Sutorejo Kecamatan Mulyorejo

Surabaya.

75
1.3 Manfaat Kesehatan

1.3.1 Manfaat bagi mahasiswa:

1) Dapat mengaplikasikan konsep keperawatan kesehatan komunitas

pada remaja.

2) Mampu mangaplikasikan model profesional dalam menerapkan

asuhan keperawatan komunitas pada remaja.

3) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis dan bijaksana

dalam memberikan asuhan keperawatan pada remaja.

4) Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal.

1.3.2 Manfaat bagi remaja:

1) Mengaktifkan kembali dan mengetahui manfaat yang diperoleh dari

kegiatan karang taruna.

2) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

3) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah

pengetahuan tentang kesehatan pada remaja.

4) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

1.3.3 Manfaat bagi Pendidikan:

1) Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

76
Program Profesi khususnya di bidang keperawatan kesehatan

komunitas.

2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktik keperawatan kesehatan komunitas di masa yang akan datang.

1.3.4 Manfaat bagi Profesi:

1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi

secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas

sehingga profesi mampu mengembangkannya.

3) Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penulisan proposal ini kami memberikan asuhan keperawatan

kesehatan komunitas di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo Kecamatan Mulyorejo

Surabaya dalam masalah kesehatan dan aktivitas remaja.

1.5 Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang dilakukan adalah metode pendekatan pada

remaja karang taruna yang masih aktif melalui asuhan keperawatan profesional

yang meliputi biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural secara mandiri

maupun kolaborasi lintas sektor.

1.6 Sistematika Penulisan

Sitematika penulisan dimulai dengan pengkajian data keperawatan,

analisis data, penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan,

rencana keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan simpulan.

77
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas

2.1.1 Definisi Komunitas

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan

sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/ agregat

dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah remaja yang tergolong

kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait

perilaku tidak sehat. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan,

terdapat berbagai definisi tentang remaja yaitu:

1) Menurut WHO, dikatakan remaja bila mencapai umur 10-19 tahun.

2) Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, dianggap remaja bila cukup matang

untuk menikah yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk

laki-laki.

3) Menurut UU perburuhan, dikatakan remaja bila telah mencapai umur 16-18

tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.

4) Menurut UU No 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah

individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.

2.1.2 Deskripsi wilayah Komunitas

Komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat remaja di RW I

Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Surabaya pada tanggal 21

Oktober 2013 sampai 06 Desember 2013.

78
2.1.3 Besarnya Komunitas

Komunitas agregat remaja yang menjadi sasaran pengkajian adalah remaja

setaraf usia anak dan remaja sekolah SD, SLTP, SMU, dan penduduk dengan

umur 13-21 tahun yang belum menikah berjumlah 225 orang remaja (Data

monografi kelurahan, April 2013).

2.2 Remaja Sebagai Kelompok Risiko

Remaja didefinisikan sebagai seseorang yang berusia antara 11-24 tahun

dan belum menikah (Lestari, 2008). Masa remaja disebut juga sebagai masa

pubertas yaitu masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja dan mulai

tertarik kepada lawan jenisnya (Kusmiran, 2011).

Remaja merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan

dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit (AIHW, 2000 dalam

Mc Murray, 2003 hal 142). Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut

ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya

sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.

Remaja merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

Pertama, remaja sebagai calon penerus yang menjadi aset bangsa sangat

perlu untuk diperhatikan, karena pada tahap perkembangan remaja cukup rawan

sehingga perlu antisipasi dengan cara mencegah timbulnya berbagai masalah baik

individu, keluarga maupun kelompok.

Kedua, tahap remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan

dewasa. Masa remaja sering disebut sebagai masa storm dan stress karena

banyaknya goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa sebelumnya.

Karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba

79
sesuatu hal yang baru, ingin mencari identitas diri, inilah yang sering membuat

remaja gagal menemukan identitas yang sebenarnya.

Ketiga, faktor usia menjadi salah satu faktor risiko, dikatakan remaja

menurut WHO bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun. Usia muda kadang

menjadi faktor pemicu terjadinya masalah kesehatan, jika ditinjau dari sudut fisik

terjadinya perubahan secara biologis ditandai dengan kematangan organ seks

primer maupun organ seks sekunder, adanya perubahan fisik seperti kegemukan,

munculnya acne dan lainnya, kadang membuat remaja menjadi tidak percaya diri.

Perubahan dari psikologik, remaja masih labil dan terkadang ambivalen dalam

memutuskan sesuatu. Perubahan dari sudut kognitif, remaja berada pada tahap

operasi formal yang ditandai dengan berpikir abstrak, idealistik dan logika,

sebenarnya ini dapat dijadikan sebagai faktor yang menguntungkan karena remaja

mulai belajar dan berpikir sistematis. Perubahan moral, remaja berada pada tahap

morality of autonomy moral principles yang ditandai dengan adanya konflik

antara terstandar nilai moralitas dengan pertimbangan prinsip kebenaran,

kejujuran dan keadilan. Sebenarnya remaja telah mampu menentukan penilaian

secara moral, hanya saja faktor lingkungan seringkali membuat remaja menjadi

ambivalent.

Keempat, besarnya pengaruh lingkungan fisik, sosial dan ekonomi

terhadap perkembangan remaja. Dampak negatif globalisasi menyebabkan

perubahan yang berpengaruh pada politik, sosial, ekonomi dan budaya. Sebagai

contoh banyaknya jumlah keluarga miskin di Indonesia yang jumlahnya

diperkirakan 15,5 juta keluarga (Sumber : BPS, 2003), berdampak luas terhadap

kehidupan termasuk remaja. Banyak remaja putus sekolah, menjadi pekerja

80
dibawah umur, dan bahkan sampai menjadi pekerja seks tersembunyi. Semua ini

terjadi karena kurangnya kontrol lingkungan pada remaja, karena alasan ekonomi

banyak remaja yang ikut menjerumuskan dirinya kedalam perilaku maladaptif.

Selain faktor ekonomi dan sosial, buruknya lingkungan fisik sangat berpengaruh

pada perkembangan remaja, seperti contoh angka pemerkosaan dan pelecehan

seksual justru sering terjadi di perumahan kumuh dan padat. Hal ini terjadi karena

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku seks yang aman dan

kurangnya privacy bagi remaja itu sendiri. Perubahan gaya hidup remaja yang

serba instant dan glamour cenderung membuat remaja mengabaikan norma yang

berlaku, kondisi ini diperberat oleh tayangan media cetak maupun elektronik yang

memudahkan remaja mendapatkan informasi negatif. Kelima, sistem pelayanan

kesehatan di Indonesia belum menyediakan pelayanan khusus untuk remaja.

Selama ini remaja sering dikategorikan dalam pelayanan orang dewasa, padahal

dari kebutuhannya sendiri jelas berbeda. Adanya pelayanan khusus remaja, akan

sangat membantu remaja mendeteksi dini permasalahan yang ada serta

penyelesainnya (Depkes, 2011).

2.3 Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat remaja

menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (remaja)

digambarkan sebagai inti (core) mencakup demografi, suku bangsa, nilai dan

keyakinan dengan subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan

fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, transportasi, politik dan pemerintahan,

komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin,

2002). Subsistem yang dikaji seperti berikut:

81
1) Pengkajian

Data inti komunitas, terdiri dari:

(1) Demografi, merupakan jumlah remaja keseluruhan, jumlah remaja

menurut jenis kelamin dan golongan umur.

(2) Etnis, meliputi suku bangsa, budaya, status perkawinan, tipe keluarga.

(3) Nilai, kepercayaan, dan agama, merupakan nilai dan kepercayaan yang

dianut oleh remaja berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut,

fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan

keagamaan yang dikerjakan oleh remaja.

2) Data subsystem

Subsitem yang dikaji sebagai berikut:

(1) Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan rumah tempat remaja tinggal, kebersihan

lingkungan, data dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan remaja dari tokoh

masyarakat, kader remaja (karang taruna) melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan remaja yang kurang baik bagi

perkembangan remaja, aktifitas remaja di lingkungannya.

(2) Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus remaja, bentuk

pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi

remaja melalui wawancara.

(3) Keamanan dan transportasi.

82
a. Keamanan, seperti kebiasaan merokok, minum-minuman keras,

narkoba, tawuran, perilaku kekerasan, perilaku seks bebas dan “trek-

trekan”, sikap orang tua terhadap kebiasaan yang dilakukan remaja.

b. Transportasi, merupakan jenis transportasi yang dapat digunakan

remaja

(4) Politik dan pemerintahan

Keikutsertaan remaja dalam organisasi sosial dan politik di

masyarakat, kebutuhan remaja terhadap terbentuknya organisasi remaja untuk

mencegah terjadinya masalah pada remaja, kebijakan pemerintah tentang

remaja.

(5) Komunikasi

Media komunikasi yang digunakan oleh remaja untuk memperoleh

informasi pengetahuan tentang seksualitas, narkoba, perubahan-perubahan

yang terjadi pada remaja baik secara fisik dan psikologis dan masalah-

masalah lain yang lazim terjadi pada remaja. Keikutsertaan remaja pada

pertemuan resmi/ seminar yang membahas masalah remaja dan keinginan lagi

untuk mengikuti kegiatan serupa.

(6) Pendidikan

Status pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh remaja.

(7) Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan remaja, tempat sarana penyaluran

bakat remaja seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu

penggunaan (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

83
2.4. Kebijakan Umum Kesehatan Reproduksi Remaja

Kebijakan umum kesehatan reproduksi diantara yaitu :

1. Menempatkan upaya reproduksi menjadi salah satu prioritas

Pembangunan Nasional

2. Melaksanakan percepatan upaya kesehatan reproduksi dan pemenuhan

hak reproduksi ke seluruh Indonesia

3. Melaksanakan upaya kesehatan reproduksi secara holistik dan terpadu

melalui pendekatan siklus hidup

4. Menggunakan pendekatan keadilan dan kesetaraan gender di semua

upaya kesehatan reproduksi

5. Menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas bagi keluarga

miskin

2.5 Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS


1. Penanggulan dilaksanakan dengan memutuskan mata rantai penularan
yang terjadi melalui hubungan seks yang tidak terlindungi, penggunaan
jarum suntik tidak steril pada pengguna Napza suntik, penularan dari ibu
yang hamil dengan HIV (+) ke anak/bayi
2. Kerjasama lintas sektoral dengan melibatkan organisasi profesi,
masyarakat bisnis, LSM, organisasi berbasis masyarakat, pemuka agama,
keluarga dan para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
3. Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang benar
tentang HIV/AIDS
4. Setiap ODHA dilindungi kerahasiaannya
5. Kesetaraan gender dalam pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS
6. Adanya hak memperoleh pelayananan pengobatan perawatan dan
dukungan tanpa diskriminasi bagi ODHA
84
7. Pemerintah berkewajiban memberi kemudahan untuk pelayanan
pengobatan, perawatan dan dukungan terhadap ODHA dan
mengintegrasikan ke dalam sistem kesehatan yang telah tersedia.
8. Prosedur untuk diagnosis HIV harus dilakukan dengan sukarela dan
didahului dengan memberikan informasi yang benar, pre dan post test
konseling.
9. Setiap darah yang ditransfusikan, serta produk darah dan jaringan
transplan harus bebas dari HIV

2.6 Peran Perawat Komunitas Terkait Remaja

1) Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis

pelayanan keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat

mengambiltanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad

kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit,

peningkatan dan mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama

perawat CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan

kelompok populasi daripada individu dan keluarga.

2) Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Remaja

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat remaja

antara lain :

(1) Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral

dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk

menyelesaikan masalah remaja. Seperti halnya perawat melakukan

85
kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru,

kepolisian, psikolog, dokter, LSM, NGO, BKKBN, PKBI dan sebagainya.

(2) Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan

remaja, menetapkan penyedia pelayanan untuk remaja.

(3) Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada

agregat remaja menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi

potensial kasus penyakit dan risiko pada remaja.

(4) Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan remaja, merancang rencana perawatan

untuk memenuhi kebutuhan remaja, mengawasi pelaksanaan pelayanan

dan mengevaluasi dampak pelayanan.

(5) Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak

remaja di masyarakat dan remaja di institusi formal, memberikan

pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan

kesehatan.

(6) Konselor

Membantu remaja mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,

membantu remaja mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

(7) Peneliti

Merancang riset terkait remaja, mengaplikasikan hasil riset pada

remaja, mendesiminasikan hasil riset.

86
(8) Caregiver

Mengkaji status kesehatan komunitas remaja, menetapkan diagnosa

keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan

rencana tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.

(9) Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi remaja,

menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus remaja terhadap

pengambil keputusan, mempersiapkan remaja untuk mandiri.

87
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI RW I KELURAHAN DUKUH SUTOREJO
KECAMATAN MULYOREJO

Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk

memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat secara sistematis dan

rasional yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah masyarakat. Pengkajian

merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan yang berperan penting dalam

menentukan masalah kesehatan. Penerapan ilmu dan kiat asuhan keperawatan

komunitas yang ada di masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan

untuk dapat mencapai tujuan yang kita harapkan. Pelaksanaan kegiatan

mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Kesehatan Komunitas

dan Keluarga di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo Kecamatan Mulyorejo Kota

Surabaya dilakukan selama tujuh minggu dari tanggal 24 Maret s.d 9 Mei 2014.

Dari pengkajian yang dilakukan terhadap warga RW VI, ketua RT, RW

dan kader dari masing-masing pokja di Kelurahan Dukuh Sutorejo Kecamatan

Mulyorejo Kota Surabaya oleh Ners Muda Keperawatan Komunitas didapatkan

data dari pengamatan melalui komponen Windshield Survey sebagai berikut:

88
Tabel 3.3 Tabel Winshield Survey

ELEMEN DESKRIPSI
Perumahan dan 1. Bangunan
lingkungan (daerah) Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen
terbuat dari tembok, hanya ada 13 rumah yang
merupakan bangunan semi permanen dimana
terdapat beberapa bagian dari rumah yang masih
menggunakan papan kayu sedangkan bangunan
lainnya menggunakan tembok. Namun, didapatkan
juga 16 rumah yang tidak permanen dimana seluruh
dindingnya menggunakan papan kayu.
2. Arsitektur
Arsitektur rumah bermacam-macam antara satu
rumah dengan yang lainnya. Mayoritas rumah telah
menggunakan tegel, ada 45 rumah yang
menggunakan semen dan 12 rumah yang lantainya
masih berupa tanah. Rata-rata rumah memiliki
pencahayaan yang cukup dan jendela tiap kamar,
namun pada 35 rumah yang dikaji didapatkan rumah
tersebut tidak ada jendela hanya sebuah ventilasi
kecil sehingga memiliki pencahayaan yang kurang.
Rumah yang tidak memiliki jendela rata-rata
merupakan rumah kecil ukuran 5x5 m2 yang bersatu
dengan beberapa rumah yang serupa dan lokasinya
di sudut-sudut gang kecil. Sehingga akses cahaya
sangat kurang.
3. Keunikan lingkungan
Lingkungan RW VI merupakan lingkungan yang
sangat padat penduduk, cukup dekat dengan pasar
dan jalan raya oleh karena itu memiliki banyak
penduduk pendatang.
Lingkungan terbuka 1. Luas
Luas wilayah RW VI+ 21016,59 m².
2. Kualitas
Ruang lingkungan yang cukup terbuka di RW VI
tidak banyak dimanfaatkan oleh warganya. Hal ini
dibuktikan bahwa dari 220 rumah sebenarnya 175
rumah memiliki halaman, namun dari 175 rumah
yang memiliki halaman ternyata hanya 15% saja
yang memanfaatkan halamnanya sebagai kebun,
kolam maupun kandang. Di lingkungan RW VI
tidak didapatkan lahan terbuka yang dimanfaatkan
sebagai area penanaman toga, mayoritas rumah
sangat minim tanaman hijau. Didapatkan pula
beberapa gang yang terdiri dari beberapa rumah
kecil, minim sekali tempat pembungan sampah
sementara yang tertutup dan memadai untuk
89
menampung sampah dari sekian rumah terutama di
wilayah RT 1. Akibatnya banyak warga yang
membuang sampah sembarangan.
Batas Batas wilayah
Barat :Kelurahan Mulyorejo, Timur : RW 7, Utara :
RW 9, Kompleks Sutorejo Prima, Selatan : RW 4
Tingkat sosial Tingkat Sosial ekonomi
ekonomi Tingkat sosial ekonomi masyarakat RW VI sebagian
besar tingkat menengah ke bawah dengan mata
pekerjaan sebagai pegawai swasta (pegawai pabrik,
pedagang,kuli bangunan, tukang batu, pegawai toko,
bengkel, satpam, sales).
Penghasilan rata-rata mayoritas warga adalah > Rp.
1.000.000
Kebiasaan 1. Dewasa-tua
Pada pagi dan sore hari sebagian warga bekerja. Dan
pada malam hari warga mempunyai kegiatan rutin
mengadakan pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu di
rumah secara bergilir (tiap minggu atau tiap bulan
sekali).
2. Anak-anak
Pada pagi mayoritas pergi ke sekolah, siang hari
bermain dengan teman sebaya dan sore hari
mayoritas mengikuti kegiatan keagamaan dengan
mengaji di TPA dan bermain sepak bola.
3. Remaja
Di RW VI karang taruna hanya aktif pada saat
perayaan kemerdekaan di bulan Agustus saja.
Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari tidak ada.
Sehingga sebagian besar remaja di RW VI
memanfaatkan waktu luang dengan nongkrong dan
merokok di warung-warung kopi, dan remaja pada
beberapa RT terdapat sebagian mengkonsumsi
alkohol.
Transportasi 1. Transportasi menggunakan kendaraan pribadi
(motor, sepeda, mobil) selain itu juga menggunakan
mobil angkutan umum, ataupun jalan kaki.
2. Situasi jalan beraspal, paving dan jalanan cukup
ramai pada jam-jam pagi dan sore hari sampai
malam.
Fasilitas umum 1. Kesehatan
Terdapat dokter praktik umum dan Puskesmas
Pembantu.
2. Sekolah
Di wilayah RW VI Terdapat SD, SMP dan SMA
Muhamadiyah Surabaya. Selain itu juga terdapat
Universitas Muhamadiyah Surabaya.
3. Agama
90
Masjid : 2
Musholla : 8 buah
4. Ekonomi
Di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo terdapat
banyak pedagang dan terdapat 4 buah bengkel
sederhana.
5. Pelayanan umum
Tidak terdapat fasilitas umum seperti Bank, pasar
tradisional, maupun kantor pos di wilayah RW VI
Pusat belanja Terdapat banyak toko yang menjual kebutuhan sehari –
hari serta pedagang kelontong keliling
Suku bangsa Mayoritas penduduk dari suku Jawa.
Agama Mayoritas beragama Islam
Kesehatan dan Penyakit terbanyak yang sering terjadi pada warga RW
morbiditas VI adalah batuk pilek yaitu sebanyak 83% atau 182 KK
dari 220 KK sedangkan pada lansia terdapat 3 jenis
penyakit tersering yaitu DM sebanyak 39% atau 18
orang, Rematik sebanyak 36% atau 17 orang, 5 orang
atau sekitar 11% mengalami katarak sedangkan lainnya
memiliki jenis penyakit yang bermacam-macam antara
lain asma, ISPA, dan hernia.
Sarana Penunjang 1. Rata-rata warga mempunyai televisi dan radio,
sebagian kecil mempunyai telepon.
2. Media cetak yang dibaca oleh sebagian besar
masyarakat adalah Jawa Pos dan Surya.
3. Sudah ada sumber air bersih yaitu PDAM yang
digunakan untuk mandi dan cuci serta memasak,
sebagian rumah menggunakan air sumur untuk
mandi dan cuci. Hanya sedikit yang menggunakan
air mineral isi ulang untuk air minum
4. Sumber penerangan menggunakan PLN

91
Hasil pengolahan data yang berasal dari data primer akan disajikan sebagai

berikut:

1.1 Data Sekunder dari Kuisioner

1) Jumlah remaja dalam keluarga

Jumlah remaja

31%
Ada Remaja
68%
Tidak Ada

Gambar 3.15 Jumlah Remaja di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo pada


tanggal 24–26 Maret 2014

Berdasarkan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa dari 220 KK terdapat 31%

keluarga dengan remaja dan 68% tidak mempunyai remaja.

2) Kegiatan anak diluar sekolah

kegiatan diluar rumah


9% 1%
14%
mengaji
olahraga
76%
les
bermain

Gambar 3.16 Kegiatan anak diluar sekolah di RW VI Kelurahan Dukuh


Sutorejo pada tanggal 24–26 Maret 2014

92
Diagram pie diatas menunujukkan bahwa kegiatan anak diluar sekolah

yang paling banyak dilakukan oleh remaja adalah kegiatan keagamaan yaitu

sebesar 76% dan yang paling sedikit adalah bermain yaitu sebesar 1%.

3) Penggunaan waktu luang anak dan remaja

waktu luang remaja

23% 27% belajar

bermain
50%

Gambar 3.17 Penggunaan waktu luang anak dan remaja di RW VI


Kelurahan Dukuh Sutorejo pada tanggal 24–26 Maret 2014

Dari diagram pie diatas penggunaan waktu luang terbanyak yang

dilakukan remaja yaitu bermain sebanyak 50%, belajar 27%, dan 23% yang

memanfaatkan waktu untuk belajar.

4) Kebiasaan buruk yang dilakukan remaja di masyarakat

Data Kebiasaan Buruk Remaja


7.50%

Merokok
92.50%
Tidak Merokok

Gambar 3.18 Kebiasaan Buruk Remaja di RW VI Kelurahan Dukuh Sutorejo


pada tanggal 24–26 Maret 2014

93
Berdasarkan gambar 3.3 dapat diketahui bahwa hanya sebanyak 7,5%

remaja dengan kebiasaan buruk merokok. Sebenarnya terdapat beberapa remaja

yang memiliki kebiasaan minum minuman keras namun data pasti sulit terkaji

karena kelompok remaja yang melakukan hal tersebut cenderung menghindar dari

lingkungan sekitar saat melakukannya.

1.2 Data Sekunder dari FGD

Data sekunder tentang karang taruna diperoleh dari hasil FGD yang

dilakukan pada tanggal 1 April 2014 yang dihadiri oleh karang taruna dan Ketua

RT 2 yang dulu pernah menjabat sebagai wakil ketua Karang Taruna. Hasil

diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil FGD dengan Pengurus Karang Taruna RW VI


Pertanyaan Nama Pernyataan
1. Bagaimanakah bentuk remaja Pak Hari Kalau yang mengaji itu
menyalurkan minat dan bakat Ketua biasanya anak sekolahan, ya SD
yang dimiliki di lingkungan Karang sampai SMP, diatas itu
masyarakat?... (organisasi, Taruna pemudanya pasif. Dulu Karang
seni, olah raga, keagamaan) (lama) Taruna itu pernah dibentuk
susunan kepengurusannya oleh
KKN mahasiswa Unair
beberapa tahun yang lalu
namun hanya membentuk saja
sedangkan kelanjutan program
kerjanya tidak ada jadi sekarang
Karang tarunanya seperti mati
suri, dank arena sudah lama,
seharusnya kepengurusannya
sudah dilakukan regenerasi lagi.
2. Bagaimanakah pelaksanaan M. Zainul Pasif,pemuda pemudi nya tidak
kegiatan remaja Ketua RT 2 mau bila diajak harus berpikir
tersebut?...(fasilitas, (dulu wakil bagaimana, mereka mau
keaktifan/keterlibatan, KarTAr) menyiapkan tenaga saja, jadi
pembinaan RW) mereka terlibat hanya saat
Agustusan, selebihnya mereka
pasif untuk mengikuti Karang
Taruna
3. Bagaimanakah bentuk Pak Hari Sebenarnya kalau bicara tentang
kebiasaan negatif kelompok Ketua kebiasaan negati remaja itu
94
remaja?... (merokok, Karang setiap tempat pasti ada, dan
minuman keras, narkoba, Taruna kami mengakui kalau ada
tawuran, kekerasan, (lama) beberapa kelompok pemuda
seksualitas) yang suka minum-minum. Tapi
sebenarnya mereka tidak
mengganggu masyarakat
sekitar, oleh karena itu kami
sedang melakukan pendekatan
ke mereka untuk diikutkan ke
Karang Taruna
4. Bagaimanakah keterlibatan M. Zainul Ada yang bergabung jadi
remaja dalam kegiatan Ketua RT 2 panitia pemilu
politik?... (terlibat parpol, (dulu wakil
pemilihan umum, pemilihan KarTAr)
ketua RW, dll)
5. Bagaimana upaya Pak Hari Ya intinya kami ingin tahu arah
pengembangan kelompok Ketua mbak mas mahasiswa selama
kesehatan remaja yang Karang disini itu bagaimana, nanti
diharapkan?... Taruna silakan rencana kegiatan bisa
(lama) didiskusikan lagi sehingga kami
bisa member saran, kaena
kegiatan seperti itu belum ada.

95
BAB 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH RW VI KELURAHAN SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA

Sebelum ditentukan diagnosa keperawatan komunitas, maka data yang didapat dari hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 26-28

Maret 2014, data-data tersebut dianalisa untuk kemudian dilakukan penapisan untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan yang akan

ditindak lanjuti.

4.1 ANALISA DATA

Dari hasil pendataan, maka data-data yang ada di analisa sebagai berikut :

DIAGNOSA
No DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1. 1. Ketua RW mengatakan bahwasannya karang Pengakajian observasi yang didapatkan dari Defisit sistem dukungan
taruna RW VI sudah tidak aktif lagi. lingkungan RW VI bahwasannya kegiatan yang tidak komunitas pada remaja di
2. Pengurus karang taruna yang lama berjalan yaitu karang taruna RT 1-4 RW VI Kelurahan
mengatakan saat ini masih dalam proses Sutorejo Kecamatan
mencari anggota pengurus yang baru Mulyorejo Surabaya bd
3. Ketua karang taruna yang lama mengatakan kurangnya kesadaran
bahwa acara rutin karang taruna sudah tidak masyarakat terhadap peran
jalan lagi dan kegiatan terakhir yang remaja
dilakukan yaitu kegiatan memperingati 17
Agustus

96
2. 1. Kader dan beberapa warga mengatakan Berdasarakan pengkajian yang diadapatkan Defisit kesehatan
bahwasannya ada pemuda yang biasanya bahwasannya didaptakan terdapat 7,5 % remaja yang komunitas pada remaja di
minuman keras dan merokok merokok di RW VI RT 1-4 RW VI Kelurahan
2. Pengurus karang taruna mengatakan bahwa Sutorejo Kecamatan
ada pemuda yang biasanya minum minuman Mulyorejo Surabaya bd
keras sebesar kurang lebih 5-10 orang kurangnya pengetahuan
3. Pengurus karang taruna mengatakan bahwa remaja terhadap kesehatan
pemuda sudah biasa untuk merokok
4. Pengurus karang taruna mengatakan bahwa
masih ada remaja yang putus sekolah

3. 1. Ketua karang taruna yang lama mengatakan Berdasarakan pengkajian yang diadapatkan Defisit kesehatan
bahwa acara rutin karang taruna sudah tidak bahwasannya didaptakan terdapat 8 rumah di RW VI komunitas pada remaja di
jalan lagi dan kegiatan terakhir yang masih terdapat jentik RT 1-4 RW VI Kelurahan
dilakukan yaitu kegiatan memperingati 17 Sutorejo Kecamatan
Agustus Mulyorejo Surabaya bd
2. Ketua karang taruna mengatakan butuh kurangnya pengetahuan
kegiatan yang bisa menghidupkan karang remaja terhadap kesehatan
taruna di RW VI
3. Ketua RW mengatakan sebagian warga masih
menggunakan air sumur untuk keperluan
mandi, mencuci dll yang kadang masih ada
jentik-jentik.

97
4.2 PENAPISAN MASALAH

Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun

penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Perhatian
Kemungkinan
Masalah Masyarakat Poin Prevalensi Tingkat Bahaya Total
untuk dikelola

Defisit sistem dukungan komunitas pada remaja


di RT 1-4 RW VI Kelurahan Sutorejo Kecamatan 2 2 3 3 2x2x3x3 = 36
Mulyorejo Surabaya

Defisit kesehatan komunitas pada remaja di RT


1-4 RW VI Kelurahan Sutorejo Kecamatan 2 2 4 1 2x2x4x1 = 16
Mulyorejo Surabaya

98
4.3 PRIORITAS MASALAH

No. Diagnosis Keperawatan Jumlah


Prioritas
1. Defisit sistem dukungan komunitas pada remaja di RT 36
1-4 RW VI Kelurahan Sutorejo Kecamatan Mulyorejo
Surabaya

99
BAB 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW VI KELURAHAN DUKUH SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA

Langkah selanjutnya setelah melakukan penyusunan diagnosa keperawatan menurut prioritas adalah menyusun perencanaan

keperawatan bersama dengan tokoh masyarakat di RW VI Kelurahan Sutorejo, Kecamtan Mulyorejo yang telah berhasil dilaksanakan pada

Jumat dan Sabtu 11-12 April 2014. Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut:

Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi PJ Waktu Tempat Metode Media
Keperawatan
1 Defisit sistem Jangka Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi Maryanti Ketua Jumat, Balai RW 1) Brainstorming LCD
dukungan Panjang: tindakan dengan kartar 11 VI Kel. Papan
pengurus kartar lama Sutorejo 2) Diskusi Tulis
komunitas Melakukan keperawatan April
pada remaja di perubahan remaja selama 7 lama untuk 2014 Kec. penyamaan
RT 1-4 RW peran minggu para menyiapkan Jam Mulyorejo
remaja calon 18.30 visi misi
VI Kelurahan remaja remaja dapat:
pengurus kartar
Sutorejo Karang baru.
Kecamatan Taruna 1. Mempunyai 2. Mengadakan
Mulyorejo organisasi perkumpulan
Surabaya b.d karang taruna pengurus
kurangnya Jangka yang aktif karang taruna
kesadaran Pendek: berjalan. lama dan calon
masyarakat a. Remaja 2. Mempunyai karang taruna
terhadap aktif dalam kegiatan 3. Pembuatan
perannya karang rutinan yang Struktur
remaja taruna dapat

100
dilakukan Organisasi
b. dengan aktif karang taruna
terbentuk RW VI
struktur 4. Membuat
baru jadwal
karang kegiatan
taruna rutinan
2. Defisit Jangka Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi Beny Ketua Jumat, Balai RW 1) Sosialisasi dan LCD
kesehatan Panjang: tindakan dengan Wahyu kartar 25 VI Kel. edukasi
komunitas Melakukan keperawatan pengurus kartar baru April Sutorejo 2) Diskusi
pada remaja di perubahan selama 7 minggu baru untuk 2014 Kec.
RT 1-4 RW dan diharapkan para menyiapkan Jam Mulyorejo
anggota
VI Kelurahan perilaku remaja di RW VI 18,30
pengurus kartar
Manyar remaja Kelurahan baru. WIB
Sabrangan tentang Sutorejo 2. Memberikan
Kecamatan HIV/AIDS memahami: penyuluhan
Mulyorejo dan 1) Pengertian berupa materi
Surabaya b.d NAPZA HIV/AIDS napza, HIV
kurangnya 2) Penularan dari dan bahaya
pengetahuan Jangka HIV/AIDS merokok
remaja Pendek: 3) Pencegahan 3. Diskusi
terhadap a. Remaja terhadap 4. Pembentukan
kesehatan memahami HIV/AIDS remantik
HIV/AIDS 4) Bahaya
dan konsumsi
NAPZA napza bagi
b. Remaja kesehatan
memahami

101
penularan
HIV/AIDS
dan
NAPZA

c. Remaja
memahami
pencegahan
HIV/AIDS
dan
NAPZA

d. Remaja
memahami
bahaya
HIV/AIDS
dan
NAPZA

102
BAB 6

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN)


DI RW VI KELURAHAN DUKUH SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA

Dalam kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas, implementasi yang berhasil kami laksanakan sesuai dengan hasil

kesepakatan pada perencanaan antara warga di RW I Kelurahan Manyar Sabrangan dengan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya adalah sebagai berikut:

Diagnosa Kegiatan Waktu/Tempat Peserta Pelaksana Hambatan Solusi


Defisit sistem Penyuluhan Rabu, 16 April Remaja di Mahasiswa Hambatan dalam Membagiakan
dukungan Organisasi dan 2014 RW VI Profesi pelaksanaan terkait langsung undangan
komunitas pada Revitalisasi angkatan dengan jumlah peserta dengan kader
karang taruna serta
remaja di RT 1-4 Karang Taruna 2009 FKp yang diundang tidak
Pukul 18.30 menjemput bola
RW VI UNAIR semua bisa hadir dalam
Kelurahan WIb Surabaya kegiatan penyuluhan
Sutorejo
Kecamatan
Mulyorejo
Surabaya b.d
kurangnya

103
kesadaran
masyarakat
terhadap
perannya remaja

Defisit kesehatan Penyuluhan Jumat, 25 April Karang Mahasiswa Hambatan dalam Membagiakan
komunitas pada NAPZA dan 2014 Taruna RW Profesi pelaksanaan terkait langsung undangan
remaja di RT 1-4 Pencegahan VI Dukuh angkatan dengan jumlah peserta dengan kader
Balai RW VI karang taruna serta
RW VI HIV/AIDS Sutorejo 2009 FKp yang diundang tidak
Dukuh Sutorejo menjemput bola
Kelurahan UNAIR semua bisa hadir dalam
Manyar Surabaya kegiatan penyuluhan
Sabrangan
Kecamatan
Mulyorejo
Surabaya b.d
kurangnya
pengetahuan
remaja terhadap
kesehatan

104
BAB 7
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN)
DI RW VI KELURAHAN DUKUH SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA

Diagnosa Strength Weakness Opportunity Threathened Tindak Lanjut

Defisit sistem Terdapat dukungan 1. Banyak pemuda 1. Kegiatan Banyak terdapat Pemanfaatan sumber daya
dukungan komunitas penuh dari pengurus yang jarang aktif penyuluhan pemuda di RW VI pemuda karang taruna
pada remaja di RT RT/RW serta kader- dalam kegiatan merupakan kegiatan namun banyak yang sebagai penggerak
kader untuk karang masyarakat positif yang dapat tidak aktif dalam pemuda lain dan warga
1-4 RW VI
taruna 2. Belum ada mengisi waktu kegiatan RW RW VI
Kelurahan Sutorejo kegiatan positif remaja untuk
Kecamatan pemuda yang ada berkumpul
Mulyorejo Surabaya di RW VI silaturahmi bersama
b.d kurangnya 2. Pembentukan
kesadaran pengurus baru
masyarakat terhadap penting untuk
mengoptimalkan
perannya remaja
peran remaja
Defisit kesehatan 1. Terdapat balai RW 1. Pengurus karang 1. Kegiatan 1. Banyak terdapat 1. Pembuatan kegiatan
dan rumah kader taruna lama penyuluhan Napza pemuda di RW positif kepada karang
komunitas pada
karang taruna mengatakan dan pencegahan VI namun taruna pemuda RW VI
remaja di RT 1-4 pengurus lama karang taruna HIV/AIDS belum banyak yang 2. Sosialisasi penyuluhan
untuk tempat sudah lama tidak pernah dilkasakan tidak aktif dalam tentang NAPZA dan
RW VI Kelurahan
berkumpul karang berjalan di RW VI kepada kegiatan RW pencegahan HIV/AIDS
Dukuh Sutorejo taruna. kegiatannya pemuda 2. Banyak pemuda 3. Pengembangan sumber
2. Terdapat 4 2. Pengurus taruna 2. Kegiatan yang merokok daya pemuda karang
105
Kecamatan pengurus lama banyak yang sudah penyuluhan dapat namun jarang taruna sebagai
karang taruna yang tidak aktif dan dukungan penuuh terdapat penggerak kegiatan
Mulyorejo Surabaya
masih aktif dan menghilang dari pengurus penyuluhan kesehatan yang positif
berkenan untuk 3. Banyak pemuda RT/RT dan ibu-ibu kepada remaja untuk mempromosikan
menghidupkan lagi yang jarang aktif kader RW VI 3. Banyak kegiatan kepada pemuda yang
karang taruna dalam kegiatan 3. Kegiatan yang terdapat di lain
3. Terdapat masyarakat penyuluhan RW VI tetapi
dukungan penuh 4. Belum ada merupakan kegiatan kegiatan positif
dari pengurus kegiatan positif positif yang dapat bagi pemuda
RT/RW serta pemuda yang ada mengisi waktu belum ada
kader-kader untuk di RW VI remaja untuk
karang taruna berkumpul
silaturahmi bersama

106
BAB 8

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Praktik profesi keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep

perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan

masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.

Dalam program profesi keperawatan dibidang keperawatan komunitas

harus mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan

menggunakan suatu metode pendekatan ilmiah dalam melaksanakan proses

keperawatan tersebut, dalam hal ini praktik klinik keperawatan komunitas yang

dilaksanakan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga harus disesuaikan dengan konsep dan dasar

ilmiah yang ada.

Praktik klinik keperawatan komunitas terdapat beberapa kegiatan yang

harus dilakukan, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas, praktik klinik

keperawatan keluarga, gerontik dan praktik klinik di puskesmas.

Dalam pelaksanaan praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep

proses keperawatan yaitu pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan,

intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.

Kegatan praktik profesi keperawatan komunitas di RW VI kelurahan

Dukuh Sutorejo yang dilaksanakan dibagi menjadi beberapa bidang salah

satunya yaitu bidang Kesehatan remaja. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
107
pokjakes Remaja antara lain adalah, Revitalisasi Karang Taruna dan Sosialisasi

HIV/AIDS serta NAPZA.

Secara umum, kegiatan praktik profesi komunitas di RW VI Dukuh

Sutorejo telah berjalan sangat baik. Antusias remaja dan warga dalam

melaksanakan tindakan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan para

remaja telah meningkat, terbukti dengan banyaknya warga yang mengikuti

kegiatan- kegiatan tersebut.

8.2 Saran

Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak

adalah :

1. Motivasi dan dukungan kepada remaja memungkinkan remaja RW VI

Dukuh Sutorejo untuk lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan dan

peningkatan kesehatan remaja.

2. Perlu dilakukan kegiatan seperti LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)

untuk remaja demi terbentuknya organisasi kesehatan remaja yang

optimal.

3. Perlunya motivasi dan dukungan kepada remaja untuk mengadakan

kegiatan- kegiatan karang taruna di RW VI Dukuh Sutorejo sehingga ada

wadah yang positif untuk remaja.

108

Anda mungkin juga menyukai