Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

MANAJEMEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


BIDANG KESEHATAN DI RT07 DAN 08 KELURAHAN SENGKOTEK
KECAMATAN LOA JANAN ILIR KOTA SAMARINDA

Disusun Oleh:

2211018040 Ratna Wati


2211018042 Safriansyah Al Banjari
2211018046 Dyah Rahmawaty
2211018048 Nahara Isnani
2211018056 Khumairotul Zahroh Al Ahmadi
2211018061 Refryana Karina

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASAYARAKAT
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia

dan kekuatan dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Laporan

kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ini. Shalawat dan salam

kepada Rasulullah SAW sebagai sosok teladan ummat dalam segala perilaku

keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.

Tujuan dari penulisan Proposal Laporan ini sendiri adalah untuk memenuhi

tugas pada mata kuliah Manajemen Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

Kesehatan, dan juga sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan di masyarakat

Tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada

kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena

itu dengan lapang dada dan tangan terbuka, kami membuka selebar-lebarnya bagi

pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga dapat

memperbaiki laporan ini kedepannya

Samarinda, 26 Mei 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia,

masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak–kanak ke

masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Usia

remaja biasanya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22

tahun. Sedangkan menurut WHO remaja merupakan individu yang sedang

mengalami masa peralihan yang secara berangsur–angsur mencapai

kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa anak–anak menjadi

dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan

menjadi relatif mandiri. Ada dua aspek pokok dalam perubahan pada remaja,

yakni perubahan fisik atau biologis dan perubahan psikologis.

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak–kanak dan masa

dewasa. Masa transisi seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan

pada situasi yang membingungkan, disatu pihak masih kanak–kanak dan dilain

pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Hal ini dapat

menimbulkan konflik dalam diri remaja yang sering menimbulkan banyak

tingkah laku yang aneh, canggung, dan kalau tidak dikontrol akan

menimbulkan kenakalan pada remaja salah satunya berupa risiko perilaku

seksual berisiko. Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku

manusia yang sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang.


Secara umum terdapat 4 (empat) faktor yang berhubungan dengan kesehatan

reproduksi adalah faktor sosial ekonomi demografi, budaya, lingkungan,

psikologis dan biologis.

Data World Health Organization (WHO), tahun 2018 menunjukkan angka

kehamilan remaja di dunia dengan rentang usia 15 sampai 19 tahun sebanyak

16 juta dan 2,5 juta di antaranya merupakan anak perempuan di bawah usia 16

tahun yang melahirkan di daerah berkembang. Remaja Indonesia pertama kali

pacaran pada usia 12 tahun dan 92% remaja berpegangan tangan saat pacaran,

82% melakukan ciuman, 63% melakukan rabaan atau petting. Perilaku tersebut

akan memicu remaja melakukan hubungan seksual yang akan berdampak pada

kehamilan remaja sebelum menikah (Ekasari, 2019).

Terkait dengan kasus kehamilan remaja, Indonesia menempati urutan ke

37 dari 158 negara di dunia, sedangkan pada tingkat Association of South East

Asia Nations (ASEAN), Indonesia menempati urutan ke dua setelah negara

Kamboja (WHO, 2018). Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia

tergolong tinggi yaitu 48 per 1000 perempuan, sedangkan target penurunan

kehamilan remaja dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah

Nasional (RPJMN) yaitu sebesar 38 per 1000 perempuan (RPJM, 2015).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,

terutama yang terkait dengan kesehatan reproduksi remaja menunjukkan

perilaku pacarana menjadi titik masuk pada praktik perilaku berisiko yang

menjadikan remaja rentan mengalami kehamilan di usia dini, kehamilan di luar


nikah, kehamilan tidak diinginkan, dan terinfeksi penyakit menular seksual

hingga aborsi yang tidak aman. Tingkat pengetahuan remaja mengenai

kesehatan reproduksi mempengaruhi perilaku remaja dalam mempertahankan

kesehatan reproduksinya (Nurjanah, 2013).

Kesehatan reproduksi remaja di Kota Samarinda khususnya di Kelurahan

Sengkotek masih memerlukan perhatian khusus dari tenaga kesehatan. Jumlah

remaja yang berada di wilayah RT 07 dan 08 kelurahan Sengkotek sebanyak

96 orang. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan dengan bantuan

enumerator didapatkan hasil yaitu sebesar 65% remaja tidak pernah

mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi, 74% remaja tidak pernah

melakukan deteksi dini SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Kemudian

didapatkan informasi bahwa ada tiga remaja yang hamil di luar nikah.

Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat masih kurang dan belum

terbentuk mengenai pentingnya pendampingan orang tua terhadap anak dengan

cara yang benar. Kemudian, dengan kecanggihan teknologi saat ini

memudahkan siapa saja termasuk remaja hingga anak-anak dapat mengakses

segala informasi hanya dalam genggaman yaitu dengan Handphone. Hal ini

membuat kalangan remaja mudah terpapar oleh situs-situs yang berbau seks,

situs porno saat ini mudah sekali untuk didapatkan sehingga banyak terjadinya

perilaku seks bebas di kalangan remaja yang mengakibatkan banyaknya

kejadian hamil di luar nikah.


Berdasarkan hal tersebut, diperlukan kegiatan untuk meningkatkan peran

serta masyarakat (remaja) dalam mengatasi kenakalan remaja berperilaku seks

bebas dan meningkatkan pemahaman terkait kesehatan reproduksi remaja.

Kegiatan yang dilakukan merupakan implementasi dari strategi kesehatan yang

meliputi penyegaran dan sosialisasi kepada para kader posyandu remaja

dengan memberdayakaan masyarakat (kader remaja), serta kemitraan.

Memberikan sosialisasi terkait pengetahuan kesehatan reproduksi remaja

setiap 3 bulan sekali serta memberi pelatihan kepada remaja untuk membuat

media informasi kesehatan remaja.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum kegiatan pemberdayaan ini bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi

yang sehat serta membuat remaja menjadi lebih aktif untuk memberikan

informasi terkait kesehatan remaja.

2.2.1 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan pengetahuan remaja dengan memberikan penyegaran

kader remaja terkait pemahaman kesehatan reproduksi remaja dan

pendampingan orang tua kepada anak remajanya.

2. Terberdayakannya Kader Posyandu remaja sebagai promotor

penggerak remaja yang sehat di wilayah sengkotek RT 07 dan RT 08.

3. Terjalinnya kerjasama antara akademisi dari Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Mulawaraman dan Politeknik Kesehatan


Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur melalui penandatangan

MOU sebagai narasumber tetap dan pelaksanaan Tri Darma Perguruan

Tinggi.

4. Meningkatnya pengetahuan dan sikap remaja tentang Kesehatan

Reproduksi remaja di wilayah Sengkotek RT 07 & RT 08.

5. Remaja dapat mendesign poster media kesehatan serta dapat

menghasilkan produk media yang menarik.

1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Masyarakat
Mendapatkan informasi dan mengetahui kondisi permasalahan kesehatan

yang ada di masyarakat, peningkatan kemampuan dan pengetahuan

masyarakat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan

perubahan perilaku masyarakat menuju hidup yang lebih sehat dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya kesehatan

reproduksi.

1.3.2 Bagi Mahasiswa


1. Melatih kemampuan dalam memahami, menganalisis serta

mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada pada masyarakat di

wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa

Janan Ilir.

2. Meningkatkan kemampuan dalam menemukan solusi untuk masalah

yang terdapat di masyarakat.

3. Melatih dan menumbuhkan jiwa sosialisasi pada mahasiswa agar dapat


berinteraksi dengan baik dengan masyarakat serta memperoleh

pengetahuan berupa teori dan praktik lapangan.

1.3.3 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman


1. Mencapai visi dan misi Fakultas Kesehatan Masyarakat

2. Memahami sejauh mana kemampuan yang dimiliki mahasiswaselama

mengikuti perkuliahan.

3. Mampu menyediakan sumber daya manusia yang telah terlatih secara

langsung di bidang kesehatan masyarakat.

4. Mampu memberikan tenaga professional di bidang kesehatan

masyarakat yang berkualitas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan


2.2.1 Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk danbersama masyarakat,

agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan

kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat

dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi

kesehatan merupakan revitalitas Pendidikan Kesehatan. Menurut Becker

dalam Notoatmodjo, 2011 perilaku kesehatan adalah hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya termasuk juga diantaranya tindakan-tindakan

untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih sanitasi

makanan, dan sebagainya.

Dalam piagam Ottawa Charter Promosi Kesehatan didefinisikan

sebagai proses yang memungkinkan individu mengendalikan dan

memperbaiki kesehatannya. Untuk mencapai kesehatan jasmani, rohani dan

sosial yang sempurna, seseorang atau kelompok harus mampu


mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan,

mampu mengubah atau beradaptasi dengan lingkungan. Oleh karena itu

petugas kesehatan perlu dibekali ilmu promosi kesehatan dengan harapan

dapat membantu pemerintah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Derajat kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain lingkungan dan perilaku. Mengubah perilaku masyarakat

yang tidak tahu menjadi tahu tentang kesehatan menjadi perilaku yang

sehat, tidak semudah yang dibayangkan. Oleh sebab itu sangat diperlukan

kerja keras dan kerja cerdas dari para promotor kesehatan.

2.2.1 Masyarakat
Menurut Koentjaraningrat (2009) menyebutkan bahwa masyarakat

adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain

yakni saling berinteraksi, sedangkan menurut Soetomo (2009) menjelaskan

bahwa masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah dan hidup

karena adanya proses masyarakat. Masyarakat terbentuk melalui hasil

interaksi yang berkesinambungan antar individu, sehingga dalam

kehidupan bermasyarakat cenderung untuk saling mempengaruhi. Selain

itu, menurut Soekanto (1983) menjelaskan bahwa masyarakat umumnya

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Adapun menurut Koentjaraningrat (1990) menyebutkan bahwa

karakteristik masyarakat Indonesia dibagi menjadi :

1. Masyarakat Desa

a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat luas


b. Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai

organisasi sosial

c. Percaya pada kekuatan gaib

d. Tingkat melek huruf relatif rendah

e. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual

f. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat

kuat.

2. Masyarakat Tengah

a. Hubungan keluarga masih kuat dan hubungan masyarakat masih

kurang

b. Adat istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka

oleh pengaruh dari luar

c. Rasionalisme pada cara berpikir, sehingga kepercayaan pada

kekuatan gaib berkurang dan masih akan timbul putus asa

d. Tingkat melek huruf mulai meningkat

e. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah pada produksi pasar

f. Lembaga pendidikan formal dalam masyarakat ada terutama

pendidikan dasar dan menengah.

3. Masyarakat Modern

a. Hubungan antara manusia atas kepentingan pribadi.

b. Hubungan antara masyarakat dilakukan secara terbuka dalam


suasana saling mempengaruhi.

c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuandan

teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

d. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.

e. Hampir seluruh kegiatan ekonomi pasar didasarkan atas

pengunaan uang dan alat pembayaran lainnya.

2.2.1 Pemberdayaan
Pemberdayaan menurut Kartasasmita (1996) ialah upaya untuk

membangun daya dalam diri manusia dengan mendorong, memotivasi dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya

untuk mengembangkan. Kata berdaya dalam kamus bahasa Indonesia

(Poerwadarmita, 1976) diartikan (1) berkemampuan, bertenaga (2)

mempunyai akal cara dan sebagainya untuk mengatasi sesuatu.

Menurut (Sumodiningrat, 1999), bahwa pemberdayaan masyarakat

merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan

potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan

masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu

masyarakat sebagai pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang

memberdayakandalam (Kartasasmita, 1996).

Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan

pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat

diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia (di pedesaan),


penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya

dapat menciptakan dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk

pemberdayaan ekonomi rakyat.

Partisipasi masyarakat dapat didefinisikan sebagai keterlibatan dan

pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan

dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program

pembangunan. Dan juga Adisasmita mengatakan peningkatan partisipasi

masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social

empowerment) secara aktif yang berorintasi pada pencapaian hasil

pembangunan yang dilakukan dalam masyarakat.

2.2 Urgensi dan Manfaat Kesehetan Reproduksi Remaja


2.2.1 Kesehatan Reproduksi Remaja
Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan

manusia, Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

kanak–kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis,

dan sosial. Usia remaja biasanya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir

pada usia 18–22 tahun. Sedangkan menurut WHO remaja merupakan

individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-

angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa

anak–anak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari

ketergantungan menjadi relatif mandiri. Ada dua aspek pokok dalam


perubahan pada remaja, yakni perubahan fisik atau biologis dan perubahan

psikologis.

Masa remaja juga adalah masa transisi antara masa kanak–kanak dan

masa dewasa. Masa transisi seringkali menghadapkan individu yang

bersangkutan pada situasi yang membingungkan, disatu pihak masih kanak–

kanak dan dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Hal ini

dapat menimbulkan konflik dalam diri remaja yang sering menimbulkan

banyak tingkah laku yang aneh, canggung, dan kalau tidak dikontrol akan

menimbulkan kenakalan pada remaja salah satunya berupa risiko perilaku

seksual berisiko.

Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang

sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Secara umum

terdapat 4 (empat) faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

adalah factor sosial ekonomi demogrofi, budaya, lingkungan, psikologis dan

biologis.

Informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah

diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-

kebiaasaan tidak sehat seperti merokok, minum minuman berakohol,

penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja atau

tawuran (Iskandar, 1997). Pada akhirnya, secara kumulatif kebiasaan-

kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif serta

mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko


tinggi, karena kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat

mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses

terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk

kontrasepsi.

Banyak masalah yang akan timbul akibat mengabaikan kesehatan

reproduksi. Masalah-masalah yang timbul akibat kurangnya pengetahuan

terhadap kesehatan reproduksi yaitu Kehamilan yang Tidak Diinginkan

(KTD), aborsi, perkawinan dan pernikahan dini, IMS atau PMS dan

HIV/AIDS (Marmi, 2013). Kemudian, sebanyak 340 kasus dispensasi nikah

untuk remaja dengan alasan hamil diluar nikah. Tahun 2018, angka

pernikahan dini di Yogyakarta sekitar 240 kasus, dengan alasan kehamilan

tidak diinginkan (KTD).

Sementara itu, sepanjang tahun 2019 terdapat 74 kasus kehamilan tidak

diinginkan (KTD), dengan usia remaja dibawah 18 tahun (Setiawan dan

Hafil, 2019). Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka–

angka tersebut adalah dengan melakukan edukasi-edukasi kesehatan

mengenai cara perawatan organ reproduksi, edukasi mengenai perkembangan

remaja saat pubertas, edukasi mengenai pendewasaan usia pernikahan

dengan melibatkan peran Pemerintah, orang tua, dan juga peer group dengan

melakukan kegiatan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan

pengetahuan remaja, sehingga dapat meningkatkan kesadaran remaja akan

pentingnya masalah kesehatan reproduksi. Dan menekan angka kejadian


kasus–kasus kesehatan reproduksi remaja.

BAB III

METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Pengumpulan Data


3.1.1. Lokasi
Kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dilaksanakan

pada masyarakat di wilayah di RT 07 dan 08 Kelurahan Sengkotek

Kecamatan Loa Janan Ilir, sebagai tempat pemberdayaan kepada

mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di masyarakat dan

berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

3.1.2. Waktu Pengumpulan Data


Pelaksanaan kegiatan dimulai pada Pengenalan Masyarakat, Pengenalan

Masalah, Social Mapping, Survey Mawas Diri sampai dengan membentuk

kegiatan pemberdayaan di masyarakat wilayah di RT 07 dan 08 Kelurahan

Sengkotek Kecamatan Loa Janan Ilir pada tanggal 9 April sampai dengan
26 Mei 2023.

3.1.3 Tahapan Kegiatan


Tahapan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu :

1. Koordinasi ke Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan Kader

2. Pengenalan Masyarakat dan Situasi Lingkungan dengan Pelaksanaan

Survei

3. Membuat Laporan Hasil Survei

4. Focus Group Discussion (FGD) dengan Kader dan Tokoh Masyarakat :

a. Memaparkan Hasil Survei

b. Menggali permasalahan

c. Social Mapping

d. Menentukan Prioritas Masalah

e. Membuat Perencanaan Penyelesaian Masalah

5. Focus Group Discussion dengan Kader Remaja

6. Pembuatan Proposal Perencanaan Program

7. Presentasi Program

8. Implementasi Program

a. Penyegaran Program Posyandu Remaja ke Kader, Tokoh Masyarakat,

dan Kader Remaja

b. Penandatanganan MoU antara Posyandu Remaja dengan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman dan Poltekkes

Kemenkes Kaltim

c. Peningkatan Pengetahuan Kader Remaja


d. Peningkatan Keterampilan Kader Remaja

9. Evaluasi Program

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dapat dilihat pada Time Table sebagai berikut:
Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

Bulan

No Kegiatan Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Koordinasi ke Kelurahan,

1. Puskesmas, Tokoh

Masyarakat dan Kader

Pengenalan Masyarakat dan

2. Situasi Lingkungan dengan

Pelaksanaan Survei

Membuat Laporan Hasil


3.
Survei

Focus Group Discussion

(FGD) dengan Kader dan

Tokoh Masyarakat :

a. Memaparkan Hasil

4. Survei

b. Menggali

permasalahan

c. Social Mapping

d. Menentukan Prioritas
Bulan

No Kegiatan Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Masalah

e. Membuat

Perencanaan

Penyelesaian Masalah

Focus Group Discussion

5. (FGD) dengan Kader

Remaja

Pembuatan Proposal
6.
Perencanaan Program

7. Presentasi Program

8. Implementasi Program

Penyegaran Program

Posyandu Remaja ke

Kader, Tokoh Masyarakat,

dan Kader Remaja

Koordinasi MoU antara

Posyandu Remaja dengan

Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas
Bulan

No Kegiatan Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Mulawarman, Poltekkes

Kemenkes Kaltim, dan

UPTD Puskesmas Trauma

Center

Peningkatan Pengetahuan

Kader Remaja

Peningkatan Keterampilan

Kader Remaja

Penandatanganan MoU

antara Posyandu Remaja

dengan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas

Mulawarman dan Poltekkes

Kemenkes Kaltim

9. Evaluasi Program

Kegiatan ini dimulai dengan koordinasi ke Kelurahan, Puskesmas Trauma

Center, Tokoh Masyarakat dan Kader yang dilakukan pada tanggal 2 Maret 2023

dengan melakukan kunjungan ke Lurah Sengkotek, Puskesmas Trauma Center,


Ketua RT 07 dan 08 untuk mengajukan permohonan ijin melakukan kegiatan di

lokasi tersebut dan mengetahui keadaan masyarakat secara singkat baik itu sosial,

budaya, suku dan ras.

Tahap kedua yakni pengenalan keadaan masyarakat dan lingkungan

dilakukan melalui survei yang dibantu oleh enumerator pada tanggal 3–6 Maret

2023 dilanjutkan pembuatan laporan hasil survei pada tanggal 7-10 Maret 2023.

Dari hasil survey diketahui data-data terkait keadaan masyarakat terutama status

kesehatan masyarakat.

Langkah selanjutnya yaitu FGD ke kader dan tokoh masyarakat tanggal 11

Maret 2023 diawali dengan pemaparan hasil survey, menggali permasalahan, social

mapping, menentukan prioritas masalah, hingga membuat perencanaan

penyelesaian masalah untuk mengetahui permasalahan dan potensi apa saja yang

ada di RT 07 dan 08. Pada tahap ini juga menerima rekomendasi program dari

masyarakat. Dari hasil FGD didapatkan oleh kelompok bahwa sasaran program

adalah remaja, sehingga direncanakan untuk melanjutkan kegiatan FGD dengan

remaja.

FGD pada kader remaja dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2023 untuk

berdiskusi dengan para remaja terkait dengan sasaran program yaitu remaja. Pada

tahap FGD dengan remaja selain mengenal tentang remaja di RT 07 dan 08, juga

mendengarkan curahan dari remaja sehingga diketahui apa yang diinginkan oleh

para remaja.

Tahap selanjutnya yaitu pembuatan proposal dan perencanaan program


tanggal 13-17 Maret 2023 dimana program ini bertujuan meningkatkan kapasitas

remaja dan mengaktifkan kembali Posyandu remaja yang diprakarsai oleh remaja

di RT 07 dan 08. Aplikasi whatsapp digunakan pada kegiatan pemberdayaan

masyarakat ini untuk lebih mengetahui dan memantau kegiatan remaja.

Presentasi proposal dilaksanakan pada 18 Maret 2023, dimana dalam

presentasi ini dipaparkan hasil koordinasi dengan pimpinan wilayah dan tokoh

masyarakat setempat, pengenalan masyarakat dan situasi lingkungan, hasil FGD,

dan perencanaan program selanjutnya. Implementasi program dilakukan pada

tanggal 8 April sampai dengan 13 Mei dengan terbagi beberapa kegiatan.

Dilanjutkan evaluasi program pada tanggal 26 Mei 2023 bersamaan dengan

penandatanganan MoU antara Posyandu Remaja dengan Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur dan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Mulawarman. Presentasi hasil kegiatan dilakukan pada 27 Mei 2023.


POA (Planning of Action)

Kebutuhan Indikator
Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat PJ
Dana Alat Tenaga Keberhasilan

Pemegang

1. Penyegaran Program Mensosialisasikan Program Tersampaikanny


Kampung
Posyandu Remaja ke kembali program - Microphone Remaja a informasi
KB RT 07 Kader
Kader, Tokoh bagi remaja Remaja 8 April 2023 - - Kabel UPTD mengenai
& 08 Remaja
Masyarakat, dan khususnya Puskesmas Posyandu
Sengkotek
Kader Remaja Posyandu Remaja Trauma Remaja

Center

2. Koordinasi MoU Menciptakan FKM Adanya

antara Posyandu kerjasama antara 14 April s.d Unmul, Kader kesepakatan


Akademisi - Draft MoU Fasilitator
Remaja dengan Posyandu Remaja 26 Mei 2023 Poltekkes Remaja secara lisan

Fakultas Kesehatan dengan Institusi Kaltim bahwa pihak


Masyarakat Kesehatan dan terkait bersedia

Universitas Pendidikan menjalin

Mulawarman, sebagai pembina kerjasama

Poltekkes Kemenkes serta pemateri dengan

Kaltim, dan UPTD Posyandu

Puskesmas Trauma Remaja untuk

Center menjadi

pemateri

3. Peningkatan - LCD Bidan Dini Meningkatnya


Meningkatkan
Pengetahuan Kader Kampung - Proyekt perwakilan pengetahuan
pengetahuan
Remaja dengan 29 April KB RT 07 or dari Kader remaja dalam
remaja terkait Remaja -
Sosialisasi terkait 2023 & 08 - Laptop Poltekkes Remaja memahami
kesehatan
Kehamilan Tidak Sengkotek - Microp Kemenkes kesehatan
reproduksi remaja
Diinginkan hone Kaltim reproduksi
- Kabel remaja yang

dapat diketahui

dari hasil pre

pre test dan post

test

Adanya media
- LCD
yang dibuat oleh
Meningkatkan - Proyekt
Edy remaja
keterampilan Kampung or
4. Peningkatan Gunawan menggunakan
remaja dalam KB RT 07 - Laptop Kader
Keterampilan Kader Remaja 13 Mei 2023 - dari Dinkes aplikasi Canva
membuat media & 08 - Microp Remaja
Remaja Propinsi dengan
informasi Sengkotek hone
Kaltim memanfaatkan
kesehatan - Kabel
gadget yang
- HP peserta
dimiliki
5. Penandatanganan

MoU antara Posyandu

Remaja dengan Terjalinnya kerja Tertandatangani


Kampung
Fakultas Kesehatan sama antara Remaja Kader MoU Posyandu
KB RT 07 - MoU
Masyarakat Posyandu Remaja RT 07 dan 26 Mei 2023 - remaja Fasilitator Remaja dan
& 08 - ATK
Universitas dengan institusi RT 08 institusi
Sengkotek
Mulawarman dan kesehatan kesehatan

Poltekkes Kemenkes

Kaltim
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengenalan Masyarakat
4.1.1.1 Keadaan Geografi
Kegiatan pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

dilaksanakan di wilayah Sengkotek, Jalan Cipto Mangunkusumo, Gang.

Trakindo RT. 07 dan RT 08 Kota Samarinda. Sengkotek adalah salah

satu kelurahan di kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Provinsi

Kalimantan Timur, Indonesia. Luas wilayah administrasi Kelurahan

Sengkotek Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda ± 592,21 km²

(lebih kurang lima ratus sembilan puluh dua koma dua puluh satu kilo

meter persegi). Di kelurahan ini terdapat Jembatan Mahakam Ulu yang

menghubungkan kecamatan Loa Janan Ilir dengan kecamatan Sungai

Kunjang. Kelurahan ini merupakan salah satu kawasan terpadat di Kota

Samarinda sehingga menjadi daerah rawan kebakaran. Batas wilayah

kelurahan Sengkotek bagian Utara ialah sungai Mahakam, bagian Timur

berbatasan dengan kelurahan Harapan Baru, bagian Selatan berbatasan

dengan kelurahan Simpang Tiga dan sebelah Barat berbatasan dengan

sungai Mahakam.
4.1.1.2 Keadaan Monografi
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di wilayah RT 07 dan RT

08. Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin di

RT 08 ialah sebanyak 36% laki-laki berusia 20-45 tahun dan sebanyak

35% perempuan berusia 20-45 tahun. Hampir setengah penduduk bekerja

di perusahaan Swasta yaitu sebesar 44%. Distribusi Pendidikan sebanyak

30% penduduk merupakan lulusan perguruan tinggi. Jumlah populasi

remaja di wilayah tersebut sebanyak 52% usia 16-20 tahun (remaja akhir).

4.1.1.3 Keadaan Sosial Budaya


a. Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan keseluruhan kegiatan untuk

mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada

pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai

kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Pekerjaaan masyarakat di

wilayah RT.07 dan RT. 08 mayoritas pekerjaannya adalah sebagai

karyawan swasta dan wiraswasta.

b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu hal yang berperan penting dalam

kehidupan seseorang karena tingkat Pendidikan yang dapat

mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup individu. Masyarakat di

RT 07 dan RT 08 mayoritas telah menamatkan pendidikannya tingkat

SMU/MA/Sederajat.

c. Sosial dan Budaya


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan,

warga RT 07 dan RT 08 memiliki organisasi/komunitas dan kegiatan

warga. Pada wilayah tersebut memiliki organisasi yang bernama

GEMUSE (Gerakan Pemuda Sengkotek). Selain itu, pada wilayah

tersebut juga memiliki Posyandu Remaja, namun Posyandu remaja

tersebut belum berjalan dengan maksimal dan juga wilayah tersebut

merupakan kampung KB yang sangat aktif. Warga di wilayah tersebut

juga sangat aktif dalam kegiatan seperti gotong-royong kebersihan

lingkungan, pertemuan warga seperti pertemuan bulanan kader

posyandu dan lain lain.

Lingkungan wilayah RT 07 & RT 08 mayoritas masyarakatnya

memiliki tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) di pekarangan

halaman rumahnya. Sehingga lingkungannya kelihatan sangat asri

penuh dengan tanaman yang tersusun rapi. Masyarakat sudah cukup

lama membudidayakan tanaman obat, namun dalam pemanfaatannya

masih untuk pribadi. Diharapkan kedepannya wilayah tersebut dapat

membuat usaha dari tanaman obat keluarga untuk meningkatkan

perekonomian keluarga.

Pada wilayah RT 07 dan RT 08 memiliki beragam macam suku,

seperti Kutai, Jawa, Banjar dan suku-suku lainnya. Beragam suku

yang ada di wilayah tersebut membuat keharmonisan dalam

bermasyarakat karena saling menghargai dan menghormati sesama


warga sekitar. Agama yang dianut oleh warga juga beragam, dengan

mayoritas agama yang paling banyak ialah Islam sebanyak 90%.

Warga setempat juga aktof dan antusias ketika ada kegiatan yang

menyangkut agama dan sosial budaya. Adapun penyebaran informasi

tersebut dilakukan dengan menyebar undangan tertulis ataupun

melalui grup whatsapp.

4.1.1.4 Status Kesehatan


1. Lingkungan
Dari hasil observasi di Wikayah RT. 07 dan RT. 08 Gang

Trakindo, mayoritas masyarakat memiliki rumah kayu dan jarak

antar rumah warga yang cukup rapat. Sebagian besar rumah

penduduk berlantai tagel/keramik. Masyarakat yang mempunyai

tampungan air di rumah sebesar 99% sudah tertutup, sehingga

meminimalisirkan adanya genangan air terbuka yang menimbulkan

nyamuk berkembang biak. Selain itu masyarakat di wilayah tersebut

mengolah sampah dengan baik, yaitu dengan mengumpulkan

sampah-sampah warga di satu tempat yang dinamakan Pos Sampah,

kemudian akan di bawa ke Bank Ramli (Ramah Lingkungan) dan

sampah akan diolah disana.

2. Perilaku Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan, terdapat

beberapa kegiatan warga yang rutin dilaksanakan setiap minggu

yaitu melakukan kegiatan royong di wilayah RT. 07 dan RT. 08 dan


juga terdapat kegiatan senam yang dilakukan oleh ibu-ibu setiap hari

minggu di kampung KB. Selain itu, banyak ibu-ibu yang memiliki

kegiatan mengupas bawang untuk mengisi waktu luang di saat tidak

memiliki pekerjaan lain, bawang sudah di kupas akan di

distribusikan ke pasar segiri untuk di jual.

3. Pelayanan Kesehatan
Pada wilayah Sengkotek terdapat beberapa pelayanan kesehatan

yang biasanya digunakan warga untuk berobat yaitu Puskesmas

Trauma Center, Praktek Dokter Umum, Praktek Dokter Gigi,

Puskesmas Pembantu, Posyandu Remaja Genre Sejahtera, dan

Posyandu Pipit.

Perilaku pencarian pelayanan kesehatan warga ada yang

memilih menggunakan asuransi kesehatan pemerintah seperti BPJS,

dan ada pula yang lebih memilih menggunakan biaya pribadi untuk

berobat di praktik dokter umum, dan masih terdapat warga yang

menerapkan obat tradisional, seperti membuat ramuan jamu-jamuan

dari rempah-rempah yang di tanam sendiri di perkarangan rumah

atau biasa disebut dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) untuk

pencegahan dan mengobati penyakit.


4.1.2 Hasil Pengenalan Masalah
Pada pengenalan masalah yang dilakukan dengan Focus Group

Discussion di wilayah RT 07 dan RT 08 Gang Trakindo, Kelurahan

Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir ini diperoleh masalah antara lain adalah:

1. Permasalah Cekcok yang terjadi pada Warga


Permasalah ini timbul tidak lain di sebabkan oleh seseorang yang

memiliki karakter yang temperamental sehingga sangat mengganggu

ketenangan warga di wilayah RT 07 dan RT 08 kelurahan Sengkotek.

2. Tingginya Penyakit Hipertensi dan Kolesterol


Warga menyampaikan bahwa di wilayah tersebut warga dengan

usia di atas 35 tahun melakukan pemeriksaan di Puskesmas memiliki

keluhan tekanan darah yang diatas normal serta terdapat indikasi

kolesterol di atas batas normal pula.

3. Permasalah Perekonomian
Warga di wilayah tersebut sebagian besar bekerja di bidang swasta,

sumber pendapat warga di peroleh dari berdagang, membuka usaha di

rumah dengan berjualan toko sembako, ada pula beberapa warga yang

mengupas bawang sesuai pesanan dari pedagang besar.

4. Permasalahan Kurangnya Lapangan Kerja


Wilayah RT. 07 merupakan wilayah yang berada di bantaran

sungai Mahakam dan penduduk di wilayah tersebut bukan merupakan

penduduk tetap, artinya beberapa warga hanya sifatnya kontrak di wilayah

tersebut untuk mencari lapangan pekerjaan atau mencoba peruntungan.

5. Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja


Beberapa orang tua menyampaikan anak-anaknya perlu mendapat

pencerahan dari pengetahuan kesehatan reproduksi, orang tua

menganggap pula bila orang tua sebagai seseorang yang tidak ahli

dibidang merasa kebingungan saat memulai pembicaraan masalah

kesehatan reproduksi. Dari hasil survey sebelum dilakukan FGD

diperoleh pula data bahwa 74% remaja di wilayah Sengkotek yang belum

mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.

6. Permasalahan Gadget pada Remaja


Pendapat orang tua dari remaja lebih banyak menghabiskan waktu

di rumah dengan gadget, sehingga kurang komunikasi antara orang tua

dan remaja tersebut.

7. Permasalahan BAB Cemplung, IPAL Bermasalah


Warga menyampaikan di beberapa titik lokasi yang rumah warga

masih berada di bantaran sungai masih buang air besar langsung ke sungai.

Hal ini sebenarnya telah di lakukan upaya dari pihak kelurahan untuk

membuat IPAL Septic Tank, namun terjadi kerusakan dan program tidak

berhasil karena pipa yang digunakan belum tepat dengan kondisi

gelombang sungai Mahakam yang dilalui oleh kapal besar berulang kali

memecahkan Pipa IPAL tersebut.

8. Pelihara ayam lepas (merusak tanaman, kotoran berceceran) sehingga


dapat mengakibatkan permasalahan zoonosis
Terdapat warga yang memelihara ayam yang di lepas bebaskan. Hal

ini telah di tegur oleh warga lain, namun warga yang bersangkutan tidak

mengindahkan peringatan tersebut.


9. Terdapat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Adanya ODGJ yang meresahkan wilayah dan mengganggu

ketenangan. ODGJ masih di anggap mengganggu lingkungan

dikarenakan keadaan emosional yang tidak stabil sehingga warga

terkadang merasa takut dan khawatir terhadap keselamatan diri dan

keluarga.

10. Terdapat beberapa warga dengan disabilitas (8 Orang di RT 08 dan 2


orang di RT 07)
Disabilitas merupakan cacat seperti, tuli, bisu, buta, gila dan idiot

ini tidak dapat menggunakan inderanya dengan maksimal. Menurut warga

ini dapat menjadi hambatan dan kesulitan dalam berpartisipasi secara

penuh dan efektif. Selain itu, masyarakat menganggap fasilitas Kesehatan

yang masih minim dalam mendukung atau menyediakan sarana dan

prasarana bagi kaum disabilitas.

4.1.3 Hasil Penyadaran Masalah


Penyadaran Masalah dilakukan di Kampung KB RT 07 dan RT 08, teknik

penyadaran masalah dalam pemberdayaan ini dilakukan dengan FGD (Focus

Group Discussion) bersama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat

diantaranya ialah Ketua RT, kader Posyandu, Kelurahan, dan warga

masyarakat sejumlah 15 orang. Kegiatan penyadaran masalah dilaksanakan

pada tanggal 11 Maret 2023, selama 3 jam pukul 09.00 sampai dengan 12.00

WITA.
Diskusi dilakukan dengan terlebih dahulu menjelaskan hasil pengenalan

masalah yang sudah dilakukan, kemudian ditanyakan kepada peserta apakah

permasalahan yang dipaparkan sudah sesuai dengan yang dirasakan atau tidak.

Hal ini juga dilakukan sebagai bentuk informasi bahwasanya masalah-

masalah tersebut ada di lingkungan RT 07 dan RT 08 yang perlu diselesaikan

secara bersama-sama.

Selanjutnya dilanjutkan dengan penentuan prioritas masalah bersama

dengan peserta, metode penentuan prioritas masalah dilakukan dengan

metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan pemberian skor 1-5.

Adapun hasilnya sebagai berikut :

Tabel Prioritas Masalah

Penilaian Rangking
No Masalah Total
U S G

1 Cekcok Warga 2 1 1 4

2 Penyakit Tekanan Darah dan Kolesterol 2 3 2 7

3 Perekonomian 3 2 3 8

4 Kurangnya lapangan Kerja 3 3 3 9 3

5 Kesehatan Reproduksi Remaja 5 5 5 15 1

6 Permasalahan Gadget 3 4 4 11 2

7 BAB Cemplung, IPAL bermasalah 3 2 3 8


8 Gangguan hewan peliharaan ayam yang 2 3 2 7

seperti dapat merusak tanaman serta kotoran

yang tersebar di perkarangan rumah warga

9 Gangguan ODGJ di wilayah RT 07 dan RT 2 2 2 6

08

10 Anak dengan Disabilitas 2 2 2 6

Berdasarkan hasil diskusi analisis masalah menggunakan perhitungan

USG bersama tim kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 3

masalah dengan jumlah nilai yang besar yaitu permasalahan kesehatan

reproduksi remaja menempati urutan pertama, permasalahan gadget

menempati urutan kedua, dan yang terakhir permasalahan kurangnya

lapangan kerja. Dalam penentuan prioritas masalah, tim kelompok sepakat

untuk mengambil satu permasalahan terbesar yaitu permasalahan kesehatan

reproduksi remaja yang selanjutnya akan dipecahkan dengan pemberdayaan

masyarakat.

Kegiatan FGD dengan kader dan tokoh masyarakat dilanjutkan dengan

FGD bersama kader remaja pada tanggal 12 Maret 2023 pukul 16.00 sampai

dengan 17.00 wita yang diikuti oleh 12 orang terdiri dari remaja, kader

Posyandu, dan Fasilitator. Pada FGD ini disampaikan hasil FGD sebelumnya

bersama kader dan tokoh masyarakat. Kader remaja dan fasilitator saling
berdiskusi mengenai kegiatan yang selanjutnya akan dilaksanakan untuk

menghidupkan kembali Posyandu Remaja Genre Sejahtera.

4.1.4 Hasil Perencanaan Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil perencanaan didapatkan alternatif program yang

akan dilaksanakan. Perencanaan pemecahan masalah ini dilakukan bersama

warga wilayah RT 07 dan RT 08 yang dimana penentuan permasalahan ini

ditentukan sendiri oleh warga. Adapun program yang dilaksanakan ialah

terbentuknya kerjasama antara Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Mulawarman, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan

Timur Prodi Kebidanan dan Puskesmas Trauma Center dengan

menandatangani MoU untuk menangani pemasalahan kesehatan reproduksi

remaja dengan memberikan sosialisasi terkait permasalahan tersebut secara

rutin dan akan menjadi program yang keberlanjutannya. Kegiatan berikutnya

memberikan penyegaran serta sosialisasi tentang kesehatan reproduksi

remaja dengan materi kehamilan pada remaja. Selain itu, memberikan materi

tambahan yaitu pelatihan membuat desain media poster kesehatan untuk

mewujudkan remaja yang aktif.

Perencana program pemberdayaan masyarakat menggunakan

pendekatan dengan fishbone atau tulang ikan untuk menganalisis penyebab

masalah. Berdasarkan masalah yang didapatkan maka analisis penyebab

masalah adalah sebagai berikut :


Lingkungan Manusia

Metode Dana

1. Manusia
Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi pada remaja masih sangat

kurang, karena ada 3 remaja yang mengalami MBA (Married By Accident)

yaitu menikah karena hamil duluan atau bisa dikatakan sebagai hamil di luar

pernikahan.

2. Lingkungan
Kurangnya komunikasi yang efektif antara orang tua dengan remaja dalam

membahas mengenai kesehatan reproduksi.

3. Metode
Edukasi kesehatan khususnya kesehatan reproduksi masih jarang

didapatkan karena masyarakat merasa hal ini bersifat tabu untuk diberi tahu

kepada anaknya.

4. Dana
Tidak adanya iuran dan sumber pendanaan untuk mengundang narasumber

yang akan memberikan sosialisasi kesehatan.


4.1.5 Hasil Implementasi Program
4.1.5.1 Kegiatan Penyegaran Kader Remaja
Kegiatan penyegaran kader remaja dilaksanakan di Kampung KB

Sumba 78 Asri kelurahan Sengkotek. Kegiatan ini dilaksanakan pada

tanggal 08 April 2023, pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WITA yang

dihadiri sebanyak 16 orang kader remaja dan didampingi oleh 7 orang tua

yang juga merupakan penggerak posyandu, serta dihadiri pula oleh 2 orang

perwakilan dari kelurahan Sengkotek. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim

kelompok pemberdayaan masyarakat dengan metode ceramah, diskusi dan

tanya jawab yang dimana sebagai fasilitator untuk memberikan pemahaman

bahwa adanya permasalahan terkait kesehatan reproduksi remaja yang di

wilayah mereka tinggal dan tentang pentingnya permasalahan tersebut

untuk diselesaikan, serta peran dan tugas kader dalam Posyandu Remaja.

Pada saat keberlangsungan kegiatan ini, remaja terlihat sangat

antusias untuk membahas permasalahan tersebut karena mereka belum

banyak menerima informasi untuk permasalahan kesehatan reproduksi dan

ada beberapa remaja yang tidak tahu bahwa kasus hamil pada usia remaja

itu berkaitan dengan permasalahan kesehatan reproduksi. Dari hasil

kegiatan ini, para remaja bisa mengetahui permasalahan-permasalahan apa

saja yang termasuk dalam permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja.

Metode evaluasi ini menggunakan sesi tanya jawab remaja terkait


permasalahan kesehatan reproduksi remaja, untuk melihat sejauh mana

pemahaman remaja terkait permasalahan tersebut.

Gambar 1. Kegiatan Penyegaran Kader Remaja di Kampung KB Sumba 78

Asri

4.1.5.2 Kegiatan Koordinasi MoU antara Kelurahan Sengkotek, Posyandu


Remaja, UPTD Puskesmas Trauma Center dengan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Mulawarman dan Politeknik Kesehatan
Kalimantan Timur
Kegiatan Kedua yaitu melakukan koordinasi MoU antara Kelurahan

Sengkotek yang mengayomi Posyandu Remaja Sejahtera dengan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Poltekkes Kemenkes

Kaltim, dan UPTD Puskesmas Trauma Center. Kegiatan ini bertujuan untuk

menciptakan kerjasama antara Posyandu Remaja dengan Institusi

Kesehatan dan Pendidikan sebagai pembina serta narasumber.


Koordinasi terkait kerjasama ini melibatkan pihak kelurahan

sengkotek yaitu Bapak Novi Kurnia Putra, S.Sos selaku Lurah Sengkotek

dan Kesra Sengkotek yaitu Bapak Raharja. Adapun draft dari kerjasama

tersebut di konsultasikan kepada pimpinan dari instansi Pendidikan yaitu

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman dan Poltekkes

Kemenkes Kaltim melalui fasilitator. Penggerak kader juga berkoordinasi

terkait kerjasama ini dengan lintas mitra yaitu fasilitas kesehatan di wilayah

kelurahan Sengkotek yaitu UPTD Puskesmas Trauma Center.

Gambar 2. Koordinasi dengan Lurah Sengkotek

Gambar 3. Koordinasi dengan Puskesmas Trauma Center


4.1.5.3 Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Kegiatan Ketiga yaitu peningkatan pengetahuan kader remaja

dimana kegiatan ini diisi materi tentang permasalahan kesehatan reproduksi

yang khususnya pada kehamilan remaja. Materi sosialisasi ini diberikan

oleh Bidan Dini dari Poltekkes Kemenkes Kaltim sebagai narasumber. Pada

kegiatan yang dilaksanakan tanggal 29 April 2023 ini dihadiri oleh 13

remaja dengan 3 kader posyandu remaja, 1 penggerak kader, ibu RT 08,

pemateri dari Poltekkes Kemenkes Kaltim dan fasilitator.

Sebelum kegiatan pemberian sosialisasi ini, remaja yang hadir

diberikan soal pre-test untuk mengukur seberapa tingkat pengetahuan

sebelum diberikan materi. Selanjutnya remaja diharuskan untuk

mengumpulkan soal pre-test tersebut. Setelah itu, ibu Bidan Dini langsung

memberikan materi dan remaja sangat antusias dalam memperhatikan.

Banyak remaja yang masih belum mengerti tentang kesehatan reproduksi,

sehingga pada saat ditanya oleh narasumber para remaja hanya berdiam diri.

Di saat materi telah selesai disampaikan oleh narasumber, remaja

diharuskan mengisi soal post-test yang dimana soal ini digunakan untuk

mengukur pengetahuan sesudah diberikan materi.

Berdasarkan nilai yang didapatkan dari hasil soal pre-test dan post-

test terdapat peningkatan pengetahuan. Pengetahuan sebelum diberikan

materi rata-rata mendapatkan nilai 56,92 dan pengetahuan sesudah

diberikan materi rata-rata mendapatkan nilai 86,15.


Gambar 4. Penyampaian Materi dari Gambar 5. Pengisian Pre Test dan
Poltekkes Kemenkes Kaltim Post Test

Kegiatan keempat yaitu peningkatan keterampilan yang

disampaikan oleh Bapak Edi Gunawan SKM yang merupakan alumni dari

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Pada kegiatan

yang dilaksanakan 26 Mei 2023 ini remaja yang menghadiri sejumlah 15

orang dan di beri pelatihan untuk membuat media kesehatan berupa poster

dengan menggunakan aplikasi Canva. Setelah pelaksanaan kegiatan

tersebut dilakukan evaluasi dengan meminta remaja untuk mengisi form

google pada link berikut “https://forms.gle/pZpawUtkMGn9Uimt7“,

kemudian peningkatan kemampuan remaja dilihat dari hasil media yang

dibuat oleh Remaja.

Gambar 6. Penyampaian Materi Gambar 7. Hasil Desain oleh Kader


dari Dinkes Propinsi Kaltim Remaja
Kegiatan terakhir yaitu penandatangan Perjanjian Kerjasama yang

dilakukan oleh Posyandu Remaja dengan pihak FKM Unmul, Poltekkes

Kemenkes Kaltim dan UPTD. Puskesmas Trauma Center. Kegiatan ini

dilaksanakan tanggal 26 Mei 2023 dan dihadiri 25 orang yang terdiri dari

fasilitator, perwakilan instansi yaitu kelurahan sengkotek, FKM Unmul,

Poltekkes Kaltim, Posyandu Trauma Center, dan penggerak Posyandu.

Program ini bertujuan untuk menjalin Kerjasama antara Posyandu Remaja

dengan Institusi Pendidikan guna meningkatkan pengetahuan remaja terkait

kesehatan Reproduksi dengan memberikan sosialisasi tentang kesehatan

remaja yang akan disampaikan oleh narasumber dari FKM Unmul dan

Poltekkes Kaltim secara berkelanjutan.

Gambar 8. Penandatanganan MoU antara Posyandu Remaja, Kelurahan Sengkotek,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman dan Poltekkes Kemenkes

Kaltim
4.1.6 Rencana Tindak Lanjut

Dari kegiatan diatas maka di susunlah Rencana tindak lanjut dari kegiatan pemberdayaan masyarakat kader posyandu remaja RT. 07 dan

RT 08 Kelurahan Sengkotek sebagaimana berikut:

RENCANA WAKTU TEMPAT PIHAK TERKAIT KETERANGAN KEGIATAN

KEGIATAN

Penerbitan SK Minggu ke 2 Kelurahan - Lurah Sengkotek - Pembaharuan Pengurus kader Posyandu

pengurus kader Bulan Juni 2023 Sengkotek - Penggerak Posyandu Remaja

Posyandu Remaja - fasilitator

Terlaksananya Di laksanakan Aula - Pemegang Program Kesehatan - Pemeriksaan HB remaja

Posyandu Remaja setiap bulan Kampung Remaja Puskesmas Trauma - Pemeriksaan tekanan darah remaja oleh

setiap bulan pada minggu ke KB Centre pihak puskesmas

3 - Penggerak Posyandu - Refresh kemampuan remaja dalam

- Kader Posyandu pemeriksaan Kesehatan

Pengayaan Di laksanakan Aula - Pemegang Program Kesehatan - Edukasi materi tentang kesehatan
Pengetahuan setiap 2 bulan Kampung Remaja Puskesmas Trauma

Remaja terkait sekali KB Centre

Kesehatan - Penggerak Posyandu

- Kader Posyandu Remaja

- Pemberi Materi dari FKM Unmul

atau Poltekes

Pengayaan Di laksanakan Aula - Program Kesehatan Remaja - Monitoring kemampuan remaja dalam

keterampilan setiap 2 bulan Kampung Puskesmas Trauma Centre menggunakan gadget untuk mendesain

Remaja KB - Penggerak Posyandu media Kesehatan

- Kader Posyandu Remaja - Mengakomodir keinginan anggota posyandu

- Pemberi Materi dari FKM Unmul Remaja

atau Poltekes

Penyusunan Awal juni Aula - Kader Posyandu Remaja - tersusunnya jadwal kegiatan posyandu

jadwal Kampung - Penggerak Posyandu untuk pelaksanaan bulan Juni s.d Desember

perencanaan KB - fasilitator 2023

kegiatan bulanan - penyusunan kegiatan bulanan selanjutnya


posyandu akan di laksanakan bulan januari 2024

minggu I
4.1.7 Evaluasi

a. Dari kegiatan penyegaran kader di peroleh peningkatan keterlibatan

kader posyandu remaja. Remaja yang selama 1 tahun 6 bulan vakum

kini dapat kembali mengikuti kegiatan posyandu dan memahami

permasalahan terkait Kesehatan reproduksi.

b. Koordinasi Kerja Sama antara kelurahan Sengkotek, Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Politeknik

Kesehatan Kalimantan Timur dan UPTD Puskesmas Trauma Center

berjalan dengan baik. Telah di tuangkan dalam MoU dan telah di

tandatangani oleh pihak kelurahan, FKM dan Politeknik, dan

menyusul untuk penandatanganan kerja sama Puskesmas Trauma

Centre.

c. Pengetahuan remaja tentang Kesehatan semakin meningkat pada

pelaksanaan Materi 1 dapat di simpulkan hasil soal pretest dan post

test terdapat peningkatan pengetahuan sebelum di berikan materi

rata-rata dengan nilai 56,92 dan pengetahuan setelah diberikan

materi rata-rata mendapatkan nilai 86,15.

d. Peserta posyandu remaja yang mengikuti pelatihan Media dan

mampu menghasilkan desain dengan mengirimkan hasil desainnya

pada grub WA Posyandu Remaja Sejahtera Kel. Sengkotek.

49
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk perbaikan masyarakat, yakni

mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Mendapatkan informasi dan

mengetahui kondisi permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat,

peningkatan kemampuan dan pengetahuan masyarakat, sehingga diharapkan

dapat meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat menuju

hidup yang lebih sehat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Setelah

pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di dapatkan hasil:

1. Adanya pemberdayaan masyarakat khususnya dibidang kesehatan pada

Posyandu Remaja Genre Sejatera sebagai promotor penggerak kesehatan

Reproduksi di RT 07 dan RT 08.

2. Berdasarkan hasil advokasi bersama Puskemas Trauma Center, Unmul

dan Poltekkes, Kasi Kesra, Ketua RT, Tokoh Msyarakat disepakati untuk

menjalin Kerjasama di Bidang Kesehatan yang tertuang dalam MoU

Kerjasama antara Posyandu Remaja Genre Sejatera dengan Fakultas

Kesehatan Masyarakat (FKM) Unmul dan Poltekes Kemenkes Kaltim

dalam penyedian Narasumber rutin setiap bulan.

3. Hasil kesepakan bersama dengan masyarakat yakni adanya jadwal rutin

pemberian materi kesehatan dari kedua Perguruan Tinggi bergantian

setiap bulan bersama dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu.

50
4. Pelaksanaan Pemeriksaan kesehatan dan pemberian informasi kesehatan

dari Narasumber telah dilaksanakan remaja seabagi agen kesehatan

melalui media komunikasi.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil pemberdayaan yang kami lakukan di Rt 07 dan 08

Sengkotek, pada dasarnya masyarakat sangat berperan aktif begitu pula oleh

kerjasama dari lintas sektoral yaitu Puskemas Trauma Center dan Kelurahan

Sengkotek. Kami juga menyadari masih terdapat keterbatasan proses

pemberdayaan ini, namun dengan kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang bermanfaat.

Bagi masyarakat RT 07 dan 08 khususnya remaja dan Posyandu Remaja

Genre Sejatera diharapkan dari pemberdayaan ini memberikan masukan dan

ilmu kesehatan dan mampu menyampaikan informasi tersebut kepada khalayak

umum. Pertahakan sebagai agen kesehatan “Remaja Peduli Sehat”.

Perlunya pendampingan dari Pemegang Program Remaja PKM Trauma

Center untuk mengevaluasi pelaksanaan Posyandu Remaja yang optimal.

Kerjasama yang telah terjalin dengan Akademisi (Unmul dan Poltekkes)

dengan masyarakat Sengkotek perlu ditingkatkan secara intens sehingga

permasalahan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi dapat efektif dan

berkelanjutan.

Bagi pelaksana pemberdayaan selanjutnya faktor penghambat seperti

sulitnya mencari waktu karena bertepatan dengan bulan puasa dan lebaran

51
sehingga diharapkan agar lebih konsisten dan kegiatan pemberdayaan

diupayakan tidak bertepatan atau berdekatan dengan momentum ramadhan

atau lebaran karena sulit mencari waktu masyarakat.

52
LAMPIRAN I : DAFTAR HADIR PESERTA KEGIATAN

Daftar hadir 1. FGD bersama Masyarakat

Daftar hadir 2 Penyegaran Kader


Daftar hadir 3. Penyuluhan Kesehatan

Daftar hadir 4. Peningkatan Keterampilan dan Penandatangan MoU

54
LAMPIRAN II: HASIL FGD BERSAMA MASYARAKAT

FGD 1. Sosial Mapping

FGD 2. Penyadaran akan masalah dan sharing solusi

55
LAMPIRAN III DOKUMENTASI KEGIATAN

56
57
58
59
60
61
62

Anda mungkin juga menyukai