Anda di halaman 1dari 8

Diagnosa Keperawatan Konstipasi

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

 Definisi : NOC NIC


Penurunan pada frekwensi  Bowel elimination Constipation/ Impaction
defakasi yang disertai oleh  Hydration Managemet
kesulitan atau pengeluaran  Monitor tanda dan gejala
tidak lengkap fases/atau Kriteria Hasil konstipasi
pengeluaran fases yang kering,  Mempertahankan  Monitor bising usus
keras, dan banyak. bentuk feses  Monitor feses: frekuensi,
 Lunak setiap 1-3 hari konsistensi dan volume
 Batasan Karakteristik  Bebas dari  Konsultasi dengan
 Nyeri abdomen ketidaknyamanan dan dokter tentang
 Nyeri tekan abdomen konstipasi penurunan dan
dengan teraba resistensi otot  Mengidentifikasi peningkatan bising usus
 Nyeri tekan abdomen tanpa indikator untuk  Mitor tanda dan gejala
teraba resistensi otot mencegah konstipasi ruptur usus/ peritonitis
 Anoraksia  Feses lunak dan  Jelaskan etiologi dan
 Penampilan tidak khas pada berbentuk rasionalisasi tindakan
lansia (mis. Perubahan pada terhadap pasien
status mental, inkontinensia  Identifikasi faktor
urunarius, jatuh yang tidak penyebab dan kontribusi
penyebabnya, peningkatan konstipasi
suhu tubuh)  Dukung intake cairan
 Borbogirimi  Kolaborasikan
 Darah merah pada feses pemberian laksatif
 Perubahan pada pola  Pantau tanda-tanda dan
defekasi gejala impaksi
 Penurunan frekwensi  Memantau gerakan usus,
 Penurunan volume feses termasuk konsistensi
 Distensi abdomen frekuensi, bentuk,
 Rasa rektal penuh volume, dan warna
 Rasa tekanan rectal  Memantau bising usus
 Keletihan umum  Konsultasikan dengan
 Feses keras dan berbentuk dokter tentang
 Sakit kepala penurunan/ kenaikan
 Bising usus hiperaktif frekuensi bising usus dan
 Bising usus hipoaktif / atau peritonitis
 Peningkatan tekanan  Jelaskan etiologi
abdomen masalah dan pemikiran
 Tidak dapat makan, Mual untuk tindakan untuk
pasien
 Rembesan feses cair
 Menyusun jadwal
 Nyeri pada saat defekasi
ketoilet
 Massa abdomen yang dapat
 Mendorong
diraba
meningkatkan asupan
 Adanya feses lunak, seperti
cairan, kecuali
pasta didalam rektum
 Perkusi andomen pekak dikontraindikasikan
 Sering flatus  Evaluasi profil obat
 Mengejan oada saat untuk efek samping
defekasi gastrointestinal
 Tidak dapat mengeluarkan  Anjurkan
feses pasien/keluarga untuk
 Muntah mencatat warna, volume,
frekuensi, dan
 Faktor yang berhubungan konsistensi tinja
 Fungsional  Ajarkan pasien/keluarga
 Kelemahan otot abdomen bagaimana untuk
 Kebiasaan mengabikan menjaga buku harian
dorongan defekasi makanan
 Ketidakadekuat tolleting  Anjurkan
(mis. Batasan waktu, pasien/keluarga pada
posisi untuk defekasi, penggunaan obat
privasi) pencahar
 Kurang aktivitas fisik  Anjurkan
 Kebiasaan defekasi tidak pasien/keluarga pada
teratur hubungan asupan diet,
olahraga, dan cairan
 Perubahan lingkungan
sembelit/impaksi
saat ini
 Menyarankan pasien
untuk berkonsultasi
 Psikologis
dengan dokter jika
 Depresi, stres emosi
sembelit atau impaksi
 Konfusi mental terus ada
 Menginformasikan
 Farmakologis pasien prosedur
 Antasida mengandung penghapusan manual
aluminium dari tinja, jika perlu
 Antikolinergik,  Lepaskan impaksi tinja
Antikonvulsan secara manual, jika perlu
 Antidepresan  Timbang pasien secara
 Agens antilipemik teratur
 Garam bismuth  Ajarkan pasien atau
 Kalsium karbonat keluarga tentang proses
 Penyekat saluran kalsium perencanaan yang
 Diuretik, Garam besi normal
 Penyalahgunaan laktasif  Ajarkan pasien/keluarga
 Agens antiinflamasi non tentang kerangka waktu
steroid untuk resolusi sembelit
 Opiate, Fenotiazid,
Sedative
 Simpatomimemik
 Mekanis
 Ketidakseimbangan
elektrolit
 Kemoroid
 Penyakit Hirschsprung
 Gangguan neurologist
 Obesitas
 Opstruksi pasca-bedah
 Kehamilan
 Pembesaran prostat
 Abses rectal
 Fisura anak rektal
 Struktur anak rectal
 Prolaps rectal, Ulkus
rectal
 Rektokel, Tumor

 Fisiologis
 Perubahan pola makan
 Perubahan makanan
 Penurunan motilitas
traktus gastrointestinal
 Dehidrasi
 Ketidakadekuatan
higiene oral
 Asupan serat tidak cukup
 Asupan cairan tidak
cukup
 Kebiasan makan buruk

Sumber :

Huda, Amin Nurarif,dkk.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan Nanda Nic-Noc.hlm: 303.Jakarta: Mediaction.
Diagnosa Keperawatan : Konstipasi yang berhubungan dengan asupan diet berserat yang
tidak adekuat dan terbatasnya asupan cairan.

Definisi : Konstipasi adalah suatu keadaan, ketika individu mengalami perubahan dalam
kebiasaan normal defekasi yang dikarakteristikkan oleh penurunan frekuensi defekasi dan/
atau keluarnya feses yang keras dan kering (Kim, McFarland, Mclane, 1995).

Tujuan Hasil yang Diharapkan Intervensi Rasional


 Klien memahami  Klien  Instruksikan klien  Makanan yang
dan menelan mendeskripsikan untuk lebih banyak mengandung tinggi
makanan serta sumber makanan mengonsumsi serat meningkatkan
cairan yang yang tinggi serat makanan yang peristaltik dan
dibutuhkan untuk  Klien menjelaskan menstimulasi membantu
meningkatkan asupan cairan peristaltik menggerakkan isi
pengeluaran feses normal untuk (gandum, roti, usus didalam saluran
yang lunak dan meningkatkan apel, selada, GI, dengan
berbentuk defekasi seledri, aprikot meningkatkan masa
 Klien menyiapkan feses dan kandungan
menu untuk 24 jam, cairannya (Brown,
termasuk makanan Everett, 1990)
yang tinggi serat
dan cairan  Asupan cairan yang
 Klien meminum  Berikan cairan 6 adekuat membantu
1400-2000 ml cairan sampai 8 gelas mempertahankan
per hari (lebih baik jus materi feses tetap
jeruk dan jus lunak (Swartz,
anggur) setiap hari 1989)

 Klien memiliki  Klien mengeluarkan  Dorong klien  Refleks gastrokolik


jadwal defekasi feses yang mengambil waktu paling sensitif pada
yang teratur berbentuk dan lunak untuk defekasi 30 pagi hari dan setalah
tanpa mengedan sampai 60 menit makan (Goldfinger,
secara berlebihan setelah sarapan 1991)

 Minta klien  Kontrak tentang


mengatakan perilaku yang
komitmennya dilakukan antara
untuk berupaya klien dan perawat
melakukan memperhatikan
defekasi dalam 5 keberhasilan
menit setelah modifikasi perilaku
merasakan (Gilpatrick, 1989)
keinginan untuk
defekasi

Sumber : Perry, Potter.2005.Fundamental Keperawatn.Edisi 4.hlm: 1765.Jakarta:EGC


Definisi : Konstipasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan kebiasaan
BAB yang normal yang ditandai dengan menurunnya frekuensi dan/atau keluarnya feses
yang keras, kering.

 Faktor-faktor yang berhubungan


 Asupan yang kurang
 Asupan dikit dan serat bulk yang kurang
 Aktivvitas fisik atau mobilisasi yang kurang
 Kebiasaan individu
 Obat-obatan
 Penggunaan kronik dari obat-obatan atau enema
 Lesi obstruktif gastrointestinal
 Kelainan neuromuskular
 Kelainan muskuloskeletal
 Nyeri pada saat defekasi
 Tindakan-tindakan diagnostik
 Kurangnya privacy
 Lemahnya otot-otot abdomen
 Kehamilan
 Status emosional

 Penentuan sifat/ karakteristik


 Frekuensinya kurang dari pola yang biasa
 Bentuk feses yang keras
 Teraba massa
 Melaporkan tentang rasa penuh pada anus/rektum
 Feses yang terbagi-bagi
 Menurunnya bunyi usus
 Melaporkan tentang adanya rasa penuh atau tekanan pada abdomen atau rektum
 Jumlah feses yang kurang dari biasanya
 Mual

 Penentuan sifat/ karakteristik yang mungkin lainnya


 Nyeri abdomen
 Nyeri punggung
 Sakit kepala
 Gangguan dalam kegiatan sehari-hari
 Penggunaan laksatif
 Menurunnya nafsu makan
 Gangguan nafsu makan
 Diagnosa Keperawatan

Konstipasi
Faktor-faktor yang berhubungan : Tidak adekuatnya cairan dan serat dalam didit; menelan
obat-obatan untuk konstipasi setiap hari.
Tujuan/ Hasil yang Diharapkan Intervensi dan Rasional
 Mengalami insiden konstipasi yang
lebih sedikit yang ditunjukkan oleh hal-
hal berikut ini :
 Mencapai penyembuhan dengan segera  Gunakan lubrikan, sarung jari untuk
menghancurkan massa besar dari feses
yang keras. Ikuti dengan enema air
tinggi atau masukan dulkolaks
supositoria dalam 1 jam setelah sarapan
pagi untuk mendapatkan keuntungan
refleks gastrokolik.
 Hindari sarapan yang mengandung asam
lemak. Asam lemak memperlambat
rangsangan refleks dan memperlambat
pencernaan.

 Makan makanan yang mengandung  Rekomendasikan untuk menggunakan


serat sehari sekali bahan makanan yang mengandung serat
 Melaporkan tentang telah kembali pada sehari sekali sementara itu tingkatkan
pola eliminasi yang biasa: setiap 1-2 penggunaan obat-obatan konstipasi 2
hari. kali sehari bila diperlukan.

 Mengungkapkan pemahaman tentang  Ajarkan pada pasien tentang efek-efek


efek-efek terhadap konstipasi dari obat- dari obat yang menyebabkan konstipasi
obatan yang dipilih. seperti kodein.

 Meningkatkan konsumsi cairan dan


makanan yang kaya zat serat seperti
yang ditunjukkan oleh hal-hal berikut:
 Makan bran muffin atau roti setiap hari.  Ajarkan pasien untuk mencatat semua
 Makan sayuran dengan kadar tinggi asupan untuk 48 jam
serat setiap hari.  Lakukan analisa pola makan dengan
pasien
 Rekomendasikan perubahan diit untuk
meningkatkan bulk dalam diit

 Mengungkapkan peningkatan asupan  Rekomendasikan untuk meminum air 8


cairan 8-10 gelas sehari gelas setiap hari

Sumber :
Ja, Mi Kim,dkk.1994.Diagnosa Keperawatan.Edisi 5.hlm:33,34,269.Jakarta:EGC
 Definisi :
Konstipasi : Keadaan dimana individu mengalami stasis usus besar, yang mengakibatkan
eliminasi jarang dan/atau keras, feses kering.

 Batasan Karakteristik
Mayor (Mungkin Terdapat, Satu atau Lebih)
 Feses keras dan berbentuk dan/atau
 Defekasi kurang dari tiga kali seminggu

Minor (Mungkin Terdapat)

 Penurunan bising usus menurun


 Mengeluh perasaan rektal penuh
 Mengeluh perasaan tekanan pada rektum
 Mengejan dan nyeri pada saat defekasi
 Impaksi yang dapat diraba
 Perasaan pengosongan yang tidak adekuat

 Faktor-Faktor yang Berhubungan


Patofisiologis
Berhubungan dengan defek stimulus saraf, otot dasar pelviks lemah, dan
imobilitas sekunder akibat :
 Lesi medula spinalis
 Cedera medula spinalis
 Spina bifida
 Demensia
 CSV, stroke
 Penyakit neurologis (sklerosis multipel SM, Parkinson)
Berhubungan dengan penurunan frekuensi metabolik sekunder akibat :
 Obesitas
 Feokromositoma
 Neuropati diabetik
 Hipopituitarisme
 Uremia
 Hipotiroidisme
 Hiperparatiroidisme
Berhubungan dengan penurunan respons terhadap dorongan defekasi
sekunder akibat :
 Gangguan afektif
Berhubungan dengan nyeri pada saat defekasi (mis., hemoroid,cedera
punggung)
Berhubungan dengan peristalsis sekunder akibat hipoksia (jantung,
pulmonal)
 Tindakan yang Berhubungan
Berhubungan dengan efek samping (uraikan):
 Antasid (kalsium, aluminium)
 Besi
 Barium
 Aluminium
 Fenotiazin
 Kalsium
 Antikolinergis
 Anestetik
 Narkotik (kodein, morfin)
 Diuretik
 Agens antiparkinson

Berhubungan dengan efek anestesi dan manipulasi bedah pada peristalsis

Berhubungan dengan kebiasaan penggunaan laksatif

Berhubungan dengan mukositis sekunder akibat radiasi

 Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional
Individu akan :  Intervensi Generik
1. Menggambarkan program defekasi 1. Ajarkan pentingnya diet seimbang
terapeutik a. Tinjau ulang daftar makanan
2. Melaporkan atau menunjukkan tinggi bulk :
eliminasi yang membaik  Buah segar dengan kulitnya
3. Menjelaskan rasional intervensi  Sekam
 Kacang dan biji-bijian
 Roti gandum dan sereal
 Buah dan sayuran yang
dimasak
 Jus buah
b. Cakupkan kira-kira 800 g buah
dan sayuran (kira-kira empat
potong buah segar dan slad
besar) untuk defekasi normal
harian
c.

Anda mungkin juga menyukai