Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN VIDEO RECITATION LEARNING SEBAGAI MODEL BELAJAR DI RA

RAUDLATUL HASAN

Putri Wulandari1,
Endah Tri Wisudaningsih2, Terza Travelancya dp3
Email:
P58032788@gmail.com
endahtriwisudaningsih@gmail.com
travelancya@gmail.com
Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Universitas Islam Zainul Hasan
Genggong, Kraksaan Probolinggo

Abstract:

Learning in the current technological era must use a lot of creative and innovative
learning methods and models, one of which is the use of this recitation learning video
learning model, it requires assistance from technology and media in delivering
learning material, especially at the early childhood education level where the learning
process really needs direct guidance. teacher intensive. Video ecitation learning is a
medium that can be chosen by educators at the early childhood education level. The
purpose of this research is to identify and obtain information related to the use of
video recitation learning as a learning model in early childhood. This study uses a type
of qualitative research. Qualitative methods are used to analyze descriptively the
results of interviews and observations that have been conveyed by the respondents,
who are at RA Raudlatul Hasan. The results of the study show that the use of video
recitation learning is considered as an alternative learning media for early childhood,
because it can increase students' motivation and understanding regarding the material
presented.

Keywords: Video recitation learning, Learning Model, Application.


Abstrak:

Pembelajaran di era tekhnologi saat ini haruslah banyak menggunakan metode dan
model pembelajaran kreatif dan inovatif., salah satunya adalah penggunaan model
pembelajaran video recitation learning ini, dibutuhkannya bantuan dari teknologi dan
media dalam penyampain materi pembelajaran, khususnya pada jenjang PAUD yang
proses pembelajarannya sangat membutuhkan bimbingan secara intensif dari pendidik.
Video recitation learning merupakan media yag dapat dipilih oleh pendidik saat ini
pada jenjang PAUD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan informasi terkait penggunaan video recitation learning sebagai model
pembelajaran pada anak usia dini . Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisa deskriptif terhadap hasil
wawancara dan observasi yang telah disampaikan oleh para responden. Yang ada di
RA Raudlatul Hasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Video
recitation learning dinilai sebagai salah satu alternative media pembelajaran bagi anak
usia dini, karena dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik terkait
materi yang disampaikan.

Kata kunci : Video recitation learning, Model Belajar, Penerapan.

PENDAHULUAN

Pada saat ini peserta didik lebih akrab dengan gadget dibandingkan dengan buku teks.
Dengan adanya perkembangan revolusi industri 4.0 tersebut membawa perubahan, dimana
peserta didik dapat memanfaatkan kemajuan teknologi pada revolusi ini dengan cara
mengakses internet untuk mencari sumber belajar baik melalui web/BlogSpot maupun
YouTube. Peserta didik juga dapat melakukan kegiatan belajar kapanpun dan dimanapun.
Dengan demikian media pembelajaran berbasis video dapat mendukung proses pembelajaran
pada era revolusi industri 4.0 ini. Sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada bidang
teknologi dan sosial budaya, aktivitas menonton video saat ini dapat dinikmati dan dilakukan
oleh semua kalangan baik orang dewasa maupun anak-anak.

Teknologi dan berkembangnya ilmu pengetahuan, perubahan masyarakat, pemahaman


cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya member arti
tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya
pendidikan menggunakan pendekatan tekhnologis dalam pengelolaan pendidikan dan
pembelajaran (Munadi, 2008).

Dalam hal kaitannya dengan tekhnologi Allah SWT juga berfirman dalam alquran
yang terdapat dalam surat Al hadid Ayat 25 :

ِ ِ َ ‫ات وَأْنزلْنَا معهم الْ ِكتَاب والْ ِميزا َن لِي ُقوم النَّاس بِالْ ِقس ِط ۖ وَأْنزلْنَا احْل ِد‬
ِ ِ
ٌ ‫يد فيه بَْأ‬
‫س‬ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ‫لََق ْد َْأر َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بالَْبِّين‬
ِ ‫صرهُ ور ُسلَهُ بِالْغَْي‬
ٌّ ‫ب ۚ ِإ َّن اللَّهَ قَ ِو‬
‫ي َع ِز ٌيز‬ ِ ِ ‫ش ِدي ٌد ومنافِع لِلن‬
ُ َ ُ ُ ‫َّاس َولَي ْعلَ َم اللَّهُ َم ْن َيْن‬ ُ ََ َ َ

Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang
padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya
mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa (Al-Qur’an, 27:25).

Lumsdaine (1964) dalam Romiszoswki (1981: 12) menyebutkan bahwa penggunaan


istilah teknologi pada pendidikan memiliki keterkaitan dengan konsep produk dan proses.
Konsep produk berkaitan dengan perangkat keras atau hasil-hasil produksi yang
dimanfaatkan dalam proses pengajaran.

Mengingat hal tersebut, pendidik perlu memiliki inovasi dalam proses pelaksanaan
pembelajaran yang mana saat ini diselenggarakan dengan berbasis tekhnologi. Salah satu
inovasi yang dapat pendidik terapkan pada pembelajaran berbasis teknologi yaitu penggunaan
media pembelajaran yang mampu menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik secara
menarik, efektif dan menyenangkan. Media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu untuk
menyalurkan materi atau bahan pembelajaran dari pendidik terhadap peserta didik, yang
mana dengan penggunaan media pembelajaran ini dapat merangsang pikiran serta perasaan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Allah SWT juga berfirman dalam al-quran menyuruh manusia untuk mengajak atau
menagajar dalam hal kaitannya dengan media pendidikan menyarankan untuk memberikan
pengajaran yang baik dan juga penuh kehikmatan, hal ini tercantum dalam ayat al-quran surat
an-nahl ayat 125:

ۖ ‫ض َّل َعن َسبِيلِ ِهۦ‬


َ ‫َأعلَ ُم مِب َن‬
ْ ‫ك ُه َو‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ك بِٱحْلِك‬
ْ ‫ْمة َوٱلْ َم ْوعظَة ٱحْلَ َسنَة ۖ َو َٰجدهْلُم بِٱلَّىِت ه َى‬
َ َّ‫َأح َس ُن ۚ ِإ َّن َرب‬ َ َ ِّ‫ْٱدعُ ِإىَل ٰ َسبِ ِيل َرب‬

‫ين‬ ِ ِ
َ ‫َأعلَ ُم بٱلْ ُم ْهتَد‬
ْ ‫َو ُه َو‬

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Al-Qur’an, 16: 125).

Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur perlatan atau
perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (massage/ software). Pada
proses pembelajaran berbasis tekhnologi tentunya membutuhkan media pembelajaran yang
efektif dan efisen sebagai perantara antara pendidik dan peserta didik . Saat ini banyak sekali
media pembelajaran yang ditawarkan, dari media berupa audio , visual, teks, dan audio-visual
yang dapat membantu pendidik dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang dapat
digunakan untuk menunjang pembelajaran berbasis tekhnologi untuk anak usia dini ialah
video recitation learning. video recitation learning merupakan salah satu trend teknologi
pendidikan pada era revolusi 4.0 yang mana konsep dari media ini memanfaatkan sedikitnya
dua elemen yaitu visual dan audio dalam menyampaikan suatu bahan ajar kepada para
peserta didik.

Keuntungan yang akan didapatkan saat menggunakan video dalam pembelajaran,


diantaranya, mampu meningkatkan kemampuan motorik peserta didik, tingkat keefektifan
video sangatlah baik karena dapat diputar kapan saja dan dimana saja sesuai dengan situasi
dan kondisi, memungkinkan para peserta didik untuk mengamati fenomena yang mungkin
saja terlalu berbahaya untu dilihat secara langsung, membentuk sikap personal dan sosial,
dan dapat membangun dasar kesamaan pengalaman untuk membahas sebuah isu secara
efektif.
Setiap pendidik dijenjang yang berbeda tentu harus memiliki suatu kecakapan khusus,
tak terkecuali pada pendidik dalam jenjang pendidikan anak usia dini. Berikut merupakan
kecakapan yang dinilai harus dimiliki oleh guru PAUD:

1. Guru harus cepat beradaptasi dengan teknologi informasi.


2. Guru PAUD juga dituntut kreatif dan inovatif. Seperti menggunakan sampah untuk
kerajinan tangan yang dapat diterapkan peserta didik dan orangtuanya di rumah.
3. Guru PAUD harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan orang tua
murid. Peran orang tua murid sangat dibutuhkan sebagai penghubung antar peserta
didik dan pendidik dalam membantu kelancaran proses belajar-mengajar (Dewi &
Rimpiati, 2015).
Pendidikan anak usia dini atau dikenal dengan PAUD adalah salah satu pembinaan
yang ditujukan kepada anak didik sejak lahir hingga menginjak usia enam tahun, yang
dilakukan melalui memberikan rangsangan atau stimulus untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani serta rohani anak guna mempunyai kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI).

Adanya Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mempersiapkan anak mencapai
kedewasaannya serta mengembangkan potesni- potensi yang dimiliki dan diminati oleh anak,
baik yang sudah ada dalam dirinya maupun yang belum terdapat dalam diri anak. Dalam hal
ini anak usia dini masih membutuhkan dorongan serta bimbingan yang baik dari pendidik
karena sejatinya anak usia dini masih belum mengetahui apa-apa kecuali tentang dirinya,
keluarganya serta hal-hal kecil yang terjadi disekitarnya.

Pernyataan diatas senada dengan hadi rosul bahwasanya seorang anak dilahirkan suci
dan tidak tau apa-apa adapun hadisnya adalah sebagai berikut :

ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُولَ ُد َعلَى ْالف‬


‫ط َر ِة فََأبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َأوْ يُنَصِّ َرانِ ِه َأوْ يُ َم ِّج َسانِ ِه َك َمثَ ِل ْالبَ ِهي َم ِة تُ ْنتَ ُج ْالبَ ِهي َمةَ هَلْ تَ َرى فِيهَا‬
‫َج ْدعَا َء‬

Artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kemudian kedua orang
tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi
sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah
kalian melihat ada cacat padanya?," (HR Bukhari)

Dari beberapa pemaparan yang sudah dijelaskan di atas, peneliti merasa tertarik
supaya dapat mengkaji secara mendalam tentang “Penerapan Video Recitation Learning
Sebagai Model Belajar di RA Raudlatul Hasan” peneliti ingin mengkaji lebih lanjut terkait
penerapan Video Recitation sebagai model belajar di RA Raudlatul Hasan. Bagaimana bentuk
video pembelajaran yang diberikan dan bagaimana penerapannya dalam anak usia dini.
Keadaan lapangan RA Raudlatul Hasan, menggunakan video sebagai media pembelajaran.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif digunakan


untuk menganalisa deskriptif terhadap hasil wawancara dan observasi yang telah
disampaikan oleh para responden.
data lapangan dalam rangka pencapaian suatu kesimpulan yang mewakili keadaan
yang terjadi dilapangan. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di RA Raudatul Hasan
Probolinggo. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, 4 orang guru kelas, dan 40
siswa-siswa di RA Raudatul Hasan. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Tehnik pengumpulan data dengan
menggunakan observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan video
recitation learning.
Menurut (Riyanto, 2010) Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini
bentuk observasi yang peneliti gunakan adalah melalui Non participation observer,
observasi yang dilakukan dengan turun langsung, maka peneliti akan melakukan observasi
non partisipan dengan tidak terlibat langsung pada kegiatan sumber data.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi
langsung antara penyelidik dengan subjek atau responden (Riyanto, 2010). dalam penelitian
ini sasaran wawancara adalah kepala sekolah, guru kelas, siswa-siswi RA Raudatul Hasan
Dokumentasi yang peneliti peroleh adalah data – data sekolah, perangkat
pembelajaran, foto maupun video kegiatan pembelajaran daring, dan juga lembar kerja anak
sebagai bahan mengukur pemahaman anak terhadap video pembelajaran daring yang
diberikan guru dan juga bisa digunakan sebagai bahan evaluasi media pembelajaran yang
digunakan.
Uji Keabsahan data dalam penelitian ini didasarkan dengan menggunakan triangulasi
sumber, triangulasi tehnik, dan triangulasi waktu. Tehnik triangulasi sumber adalah
pengecekan ulang dengan wawancara kepada sumber lain dengan pertanyaan yang sama.
Triangulasi tehnik yaitu membandingkan hasil wawancara pertama dengan hasil wawancara
selanjutnya untuk menguji kredibilitas suatu data. Sedangkan triangulasi waktu yaitu
pengujian data berulang kali untuk menemukan data yang relevan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan media video dalam pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dapat dilakukan pada pembelajaran di PAUD dimasa tehnologi
sekarang ini. Karena pembelajaran yang dilakukan bukan hanya sebatas meningkatkan
kemampuan akademik namun juga sangat mengutamakan untuk meningkatkan berbagai
aspek perkembangan anak serta melatih kemandirian anak sejak dini. Aspek perkembangan
anak usia dini menurut peraturan Menteri Pendidikan kebudayaan Republik Indonesia
nomor 137 tahun 2013 adalah nilai agama dan moral, fisik – motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, dan seni. Keenam aspek ini harus berkembang secara optimal agar anak bisa
melangkah ke perkembangan selanjutnya tanpa kekurangan sesuatu apapun, perlu diingat
bahwa setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda, namun jika anak sedikit terlambat
perkembangannya, orang tua tidak perlu khawatir, sebaiknya orang tua harus meningkatkan
intesitas stimulasi yang diberikan kepada anak.
Menurut (Hayati, 2015) pada masa usia dini anak mengalami masa – masa the
golden years yang merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima
berbagai rangsangan. Masa peka pada masing – masing anak berbeda, seiring dengan laju
pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa
kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletakan dasar untuk mengembangkan
kemampuan aspek perkembangan anak. Hal ini memungkinkan anak menggunakan interaksi
dengan orang dewasa sebagai dasar pembelajaran.
Beberapa nilai karakter yang harus dikembangkan kepada peserta didik dalam
pembelajaran menggunakan media video diantaranya adalah religious, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dan lain-lain. Kesemua nilai karakter ini dapat
dilakukan atau distimulasi melalui tugas yang diberikan guru menggunakan media video
yang dapat dilakukan di rumah melalui peran keluarga dalam proses pendidikan anak usia
dini. Pendidikan anak usia dini justru dimulai dari kelarga di rumah yang merupakan
lembaga pendidikan yang utama. Kebutuhan baik biologis, psikologis, kesehatan, dan
kebahagian akan senantiasa disediakan dalam keluarga di rumah termasuk dalam perawatan
dan pendidikan. Keluarga diharapkan mampu melahirkan generasi yang dapat tumbuh
menjadi pribadi yang berkualitas, serta mampu menyesuaikan diri di tengah kehidupan
masyarakat dan penuh tantangan dalam hidup. Menurut Selo Soemarjan dalam jurnal
(Pramana, 2020) keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab keluarga adalah masyarakat
pendidikan pertama dan bersifat alamiah.
Dalam mengguanakan model pembelajaran video recitation lerning ini kegiatan
belajar mengajar dilakukan di whatsapp group, guru mengirim kegiatan yang dilakukan anak
– anak pada hari itu hanya dengan mengirim pesan teks di whatsapp group namun terkadang
guru juga melakukan video call kepada siswa. Seiring bertambahnya waktu, guru RA
Raudlatul Hasan Probolinggo melakukan pengembangan media pembelajaran ke
pembelajaran melalui media video. Adapun tujuan pemanfaatan media video dalam
pembelajaran daring pada anak usia dini di RA Raudlatul Hasan Probolinggo sebagai berikut
: Menurut (UNNES, 2013) secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah
membantu guru dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pelajaran kepada siswanya,
agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa.
Sedangkan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan : (1) Memberikan
pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk
belajar, (2) Menumbuhkan sikap dan keterampilan anak, (3) Menciptakan situasi belajar
yang tidak mudah dilupakan oleh siswa, (4) Untuk mewujudkaan situasi belajar yang efektif,
(5) Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Adapun beberapa perencanaan penerapan pemanfaatan media video dalam pembelajaran
anak usia dini :
Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama dalam perencanaan


pembelajaran. Merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas
guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai anak setelah ia belajar. Dalam
perencanaan media pembelajaran, pendidik melakukan identifikasi terkait kebutuhan dan
karakteristik siswa. Suatu perencanaan pembelajaran harus dimulai dengan tujuan yang jelas,
sesuai dengan tahap perkembangan anak yang sudah di atur dalam (PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2009 TENTANG
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI). Tujuan Pembelajaran biasanya dirumuskan oleh
guru dengan mengacu pada kemampuan anak.
Materi Pembelajaran
Materi atau bahan yang akan diajarkan harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
materi yang diberikan sesuai dengan tema setiap minggunya, melalui tema akan memudahkan
anak dalam mengembangkan konsep aspek perkembangan anak yang ada di lingkungan anak.
Penyajian materi di PAUD berpusat pada tema yang mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak mencangkup perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik dan
motorik. Tema yang dipilih sesuai dengan kebutuhan, peristiwa yang terjadi di lingkungan
anak atau hal – hal yang menarik minat anak. Penyampaian materi melalui video dalam
pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan meteri sesuai dengan kurikulum, akan
tetapi ada hal lain yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi minat peserta didik
dalam belajar. Hal tersebut berupa pengalaman atau berhubungan dengan tema kemudian
dibawakan kedalam materi pelajaran yang disampaikan melalui video. Selain itu juga dalam
pelajaran peserta didik akan lebih mudah melakukan apa yang dilihatnya dalam video.
Kegiatan seperti ini akan memudahkan peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar
dari rumah. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan guru membuat materi video
pembelajaran dimulai dengan tahap – tahap diantaranya : persiapan yakni menyiapkan RPPH
dan bahan ajar lain sebagai pendukung seperti gambar, maupun lembar kerja anak, guru
membuat video dengan materi kegiatan sesuai tema yang ingin diberikan. Isi dari video
pembelajaran tersebut sesuai dengan tema pada hari itu, setelah itu anak akan melakukan
kegiatan setelah melihat video pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran
Rancangan kegiatan belajar untuk anak usia dini harus sesuai dengan kebutuhan anak
dan perkembangan anak. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru dan anak pada saat
proses belajar mengajar yang dilakukan dengan menggunakan model video recitation learning
adalah :
1) Guru memberikan salam kepada siswa , pembacaan doa sebelum belajar
2) Guru memberikan materi sesuai dengan tema yang akan di pelajari.
3) Kemudian guru memberikan tugas yang akan dilakukan di rumah dengan menggunakan
media video yang akan dilakukan anak di rumah
4) Guru memberi batasan waktu dalam satu minggu untuk anak melakukan tugas sesuai
dengan instruksi yang diberikan kemudian anak mengumpulkan tugas menggunakan foto
atau video yang dikirim ke whatsap group
5) Guru kemudian membuat laporan penilaian hasil kerja anak
Media atau Sumber Belajar
Media atau sumber belajar merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan pembelajaran. Media dan sumber belajar yang dipilih harus sesuai dengan
kegiatan yang berhubungan dengan tema dan dapat memberikan pengalaman yang cocok bagi
anak. Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan media dan sumber belajar yaitu
bagaimana media tersebut dapat memberikan pengalaman dan dukungan terhadap proses
belajar anak. dan untuk media yang digunakan di RA Raudatul Hasan berupa benda – benda
disekitar lingkungan siswa, yang mudah dicari dan dijadikan sumber belajar, seperti misalnya
mencap menggunakan garpu atau botol bekas, atau pelepah pisang. Anak dapat memilih
benda yang akan digunakan sesuai dengan kondisi yang ada di rumah.
Dalam penerapan model video recitation learning di RA Raudlatul Hasan Probolinggo,
guru mengimplementasikan videonya guru membagikan video pada jam sekolah atau jam
anak belajar dari rumah. Setelah video pembelajaran dibagikan, anak – anak akan belajar
dari rumah bersama orang tua. Kemudian saat anak sudah selesai mengerjakan tugas hasil
belajar dikirim ke whatsapp group dalam bentuk video atau foto. Guru tidak memaksakan
kehendak anak dalam belajar, guru dan orang tua bekerjasama jika anak sedang tidak mau
mengerjakan maka ditunggu hingga anak mau mengerjakan dan memberinya motivasi seperti
misalnya saat video call guru dapat memberikan motivasi untuk siswa agar semangat
mengerjakan tugas yang akan diberikan. Dalam hal pengumpulan tugas siswa dalam bentuk
foto atau rekaman video kegiatan belajar anak tidak ada batasan waktu yang singkat, orang tua
diberikan kelonggaran dan guru memberikan waktu dalam satu minggu untuk anak
mengumpulkan tugas sesuai dengan minat anak.
Pengaruh media video akan lebih cepat masuk kedalam diri manusia daripada media
yang lainnya. Karena penayanggannya berupa cahaya titik fokus, sehingga dapat
mempengaruhi fikiran dan emosi manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar, fokus dan
mempengaruhi emosi psikologi anak didik sangat diperlukan. Karena dengan hal tersebut
peserta didik akan lebih mudah memahami pelajarannya. Tentunya media video yang akan
diberikan kepada anak didik harus bersangkutan dengan tujuan pembelajaran (Yudianto,
2017).
Dengan menggunakan video pembelajaran sebagai media pembelajaran memiliki
banyak manfaat bagi anak, anak akan lebih mudah memahami pelajaran, karena dalam
penyampaiannya guru nampak hadir meskipun melalui video, sehingga anak – anak tertarik
dengan adanya guru. Isi video pembelajaran pun harus rinci dan jelas sehingga anak maupun
wali murid memahami materi yang disampaikan guru dengan baik.
SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran video
recitation learning untuk anak usia dini dapat digunakan dan diterapkan di RA Raudlatul
Hasan berpengaruh terhadap antusias anak dalam belajar. Sebelum memutuskan penggunaan
video pembelajaran sebagai model pembelajaran, maka hal utama yang dilakukan
perencanaan terlebih dahulu baru dilakukan penerapannya. Video pembelajaran dapat
menyita perhatian anak dalam belajar, sehingga anak – anak tertarik untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan isi video yang guru kirimkan melalui whatsapp group. Dalam
penelitian ini video pembelajaran yang diberikan berisi durasi yang tidak terlalu lama
sehingga anak tidak bosan untuk memperhatikan video dan tidak menimbulkan kebingungan
atau komunikasi yang kurang jelas antara guru dengan anak, maupun antara guru dengan
orang tua dalam mendampingi anak belajar. Akan tetapi dengan belajar jarak jauh tentu
dirasakan sangat beda bila dibandingkan dengan belajar di sekolah, baik dari segi proses
pembelajaran, materi pelajaran dan kesehatan mental sosial. Saran peneliti semoga
penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam
pemanfaatan media video untuk pembelajaran untuk anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an.

Dewi, L. M. I., & Rimpiati, N. L. (2015). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Video
Interaktif Dengan Seting Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Pada Anak Usia Dini. JEPUN: Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura,
1(1).

Fahri, M. U. (2020). Pemanfaatan video sebagai media pembelajaran.

Hadi, S. (2017). Efektivitas penggunaan video sebagai media pembelajaran untuk siswa sekolah
dasar. Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran Dan Pendidikan Dasar 2017, 96–102.

Margiani, V. (2014). Penerapan Strategi Pembelajaran Melalui Bermain Pada Anak Usia Dini Di
Taman Penitipan Anak Al-Fitroh Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman [Skripsi].
Universitas Negeri Yogyakarta.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Era Baru. Pustaka CV Press.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58


TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.
http://repository.radenfatah.ac.id/432/7/PERMENDIKNAS 58.pdf

Putry, H. M. E., Nuzulul’Adila, V., Sholeha, R., & Hilmi, D. (2020). Video based learning
sebagai tren media pembelajaran di era 4.0. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah, 5(1),
1–24.

Riyanto, Y. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Suryani, L., & Seto, S. B. (2020). Penerapan Media Audio Visual untuk Meningkatan Perilaku
Cinta Lingkungan pada Golden Age. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 900–908.

Watini, S. (2019). Implementasi model pembelajaran sentra pada TK Labschool STAI Bani saleh
Bekasi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 110–123.

Widyastuti, A., Tentrem Mawati, A., Yuniwati, I., Simarmata, J., Fernando Pakpahan, A., Putu
Yudhi Ardiana, D., Gandasari, D., & Nur Inayah, A. (2020). Pengantar Teknologi
Pendidikan (Cetakan 1). Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai